Anda di halaman 1dari 29

TUNARUNGU

PERTEMUAN 6
1 Pengertian dan Kategorisasi Tunarungu

2
AGENDA
Karakteristik Tunarungu

3 Penyebab Tunarungu

4 Aspek Perkembangan Tunarungu

Pengaruh Pendengaran pada


5 Perkembangan Bicara dan Bahasa

6 Proses Identifikasi Tunarungu

7 Intervensi Pendidikan Tunarungu

8 Pengembangan Anak Tunarungu

9 Masalah dan Dampak Ketunarunguan


“Keadaan kehilangan pendengaran yang
Pengertian TUNARUNGU mengakibatkan seseorang tidak dapat
menangkap berbagai rangsangan terutama
melalui indera pendengarannya”.

Andrea Dwidjosumarto (1990)


“Seseorang yang tidak atau kurang
mampu mendengar suara dikatakan
tunarungu”

Mufti Salim (1984)


“Anak tunarungu adalah anak yang memiliki
kekurangan atau kehilangan kemampuan
mendengar disebabkan oleh kerusakan atau
tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat
pendengaran sehingga menghambat
perkembangan bahasanya.”

Tunarungu mencakup mereka yang kehilangan


pendengaran baik sebagian maupun seluruhnya
yang menyebbakan pendengarannya tidak
memiliki nilai fungsional di dalam kehidupan
sehari-hari.
Tunarungu
adalah
Mereka yang pendengarannya tidak
berfungsi sehingga membutuhkan
pelayanan pendidikan khusus.

Bagi anak yang tipe gangguan


pendengaran lebih ringan dapat diatasi
dengan alat bantu dengar dan dapat
sekolah biasa di sekolah formal.
Ketulian VS Gangguan Pendengaran
(Hallahan dan Kauffman, 2006)

Ketidakmampuan mendengarnya
KETULIAN menghambat keberhasilan memproses
informasi bahasa melalui pendengaran,
dengan ataupun tanpa alat bantu
dengar

Gangguan pendengaran baik yang


GANGGUAN permanen maupun berfluktuasi namun
PENDENGARAN Tidak tuli
Kategorisasi Ketulian Kualitatif
Berdasarkan waktu mulainya terjadi ketulian dibagi menjadi 2 :

Prelingual deafness
Ketulian sudah ada sejak lahir atau sebelum
dimulainya perkembangan bicara dan bahasa

Postlingual deafness

Mengalami ketulian setelah ia menguasai wicara


atau bahasa
Kategorisasi Ketulian Kuantitatif (Taraf)
Audiometri merupakan alat yang dapat mengukur
seberapa jauh seseorang bisa mendengar atau seberapa
besar hilangnya pendengaran.

Mampu berkomunikasi dengan menggunakan pendengarannya (ambang


MARGINAL (30-40 db)
1
batas antara orang yang sulit mendengar dengan orang normal)
SEDANG (40-60 db)
RINGAN (20-30 db)

BERAT (60-75 db)

PARAH > (75 db)


Sering mengalami kesulitan mengikuti suatu pembicaraan pada jarak
2
beberapa meter

3 Dengan alat bantu dengar atau bantuan mata, orang ini masih bisa
belajar berbicara

Orang ini tidak bisa belajar berbicara tanpa menggunakan teknik


4
khusus. (TULI EDUKATIF)

Tidak dapat belajar bahasa dengan mengandalkan telinga meskipun


5 telah didukung dengan alat bantu dengar
Catatan …

Kesulitan dalam berbicara akan


semakin bertambah sejalan dengan semakin
bertambahnya kesulitan pendengaran.

Misalnya pada gangguan


pedengaran yang parah, seseorang harus
mengandalkan mata daripada telinganya.

Jadi meskipun dipaksakan untuk


berkomunikasi secara oral, keterbatasan itu
akan memaksa mereka untuk mengandalkan
bagian tubuh yang lain seperti: mata,
gerakan tubuh, wajah, isyarat tangan.
Karakteristik Anak Tunarungu
Keterlambatan perkembangan bahasa Pengetahuan terbatas
karena kurangnya exposure (paparan) Memiliki kemampuan karena kurangnya
terhadap bahasa lisan, khususnya untuk membaca exposure terhadap
tunarungu saat lahir atau terjadi
pada awal kahidupan
gerak bibir bahasa lisan

Mahir dalam bahasa Bahasa lisan tidak Mengalami isolasi sosial,


sandi (bahasa isyarat berkembang dengan keterampilan sosial yang
atau pengejaan baik; kualitas bicara terbatas, dan kurangnya
dengan jari) agak monoton atau kemampuan mempertimbangkan
perspektif orang lain
kaku
PENYEBAB
TUNARUNGU
Graham (2004), 75% tunarungu disebabkan oleh abnormalitas
genetik, bisa dominan atau resesif. Beberapa kondisi genetik
menyebabkan kondisi ketunarunguan sebagai abnormalitas
primer; dan sekitar 30% kasus tunarungu adalah bagian dari
abnormalitas fisik dan menjadi sebuah sindrom, seperti
Waardenburg syndrome atau Usher syndrome.

Infeksi seperti cytomegalovirus (CMV), toxoplasma, dan


syphilis. Selain itu, lahir prematur juga menjadi penyebab
signifikan tunarungu dan sering dihubungkan dengan kelainan
fisik lain, masalah kesehatan, dan kesulitan belajar.
SAAT KELAHIRAN (NEONATAL)

PENYEBAB  Ibu mengalami kesulitan sehingga persalinan dibantu


dengan penyedotan (tang)

LAINNYA  Prematuritas, bayi yang lahir sebelum waktunya

SEBELUM DILAHIRKAN (PRENATAL) SETELAH KELAHIRAN (POSTNATAL)

 Salah satu atau kedua orang tua menderita tunarungu  Infeksi, misal :infeksi pada otak (meningitis), infeksi
atau memounyai gen sel pembawa sifat abnormal (misal : umum seperti : difteri, morbili, dan lain-lain
dominat genes, recesive gen, dan lain-lain
 Pemakaian obat-obatan ototoksi pada anak-anak
 Karena penyakit terutama pada saat tri semester pertama,
yaitu pada saat pembentukan ruang telinga. Penyakit ini  Kecelakaan, mengakibatkan kerusakan alat pendengaran
adalah rubella, moribili, dan lain-lain bagian dalam, misal : jatuh

 Keracunan obat, Ibu meminum banyak obat, kecanduan


alkohol, atau tidak menghendaki kehadira anak sehingga
meminum obat penggugur kandungan
Perkembangan Kognitif Tunarungu
Sangat dipengaruhi oleh Aspek intelegensi yang
bahasa sehingga hambatan bersumber dari penglihatan dan
pada bahasa akan berupa motorik berkembang
menghambat perkembangan lebih cepat/ tidak terhambat
intelegensinya

Penyebab tingkat Ada beberapa ahli ilmu jiwa yang


intelegensi rendah karena menyatakan bahwa kemampuan
tidak memiliki kesempatan kognitif sangat erat
untuk berkembang hubungannya dengan bahasa.
Ada pula yang menyatakan
bahwa anak tunarungu tidak
harus lebih rendah taraf
Aspek intelegensi yang
intelegensinya dari anak normal.
terhambat yaitu verbal :
- Merumuskan pengertian
menghubungkan
- Menarik kesimpulan
- Meramalkan kejadian
Perkembangan Emosi Tunarungu
Kekurangan akan pemahaman bahasa lisan
atau tulisan seringkali menyebabkan
tunarungu menafsirkan sesuatu secara
negatif atau salah yang menjadi tekanan bagi
emosinya.

Tekanan emosi menghambat perkembangan


kepribadian dengan menampilkan sikap
menutup diri, agresif, atau menampakan
kebimbangan.

Emosi selalu bergolak karena kemiskinan


bahasa dan pengaruh dari luar. Bila ditegur
oleh orang yang tidak dikenal akan menjadi
gelisah.
Penilaian dari lingkungan memberikan pengaruh besar
terhadap perkembangan fungsi sosial. Jika terhambat
akan berakibat pada minimnya penguasan bahada dan
kecenderungan menyendiri

Seluruh anggota keluarga, guru, dan masyarakat berusaha


mempelajari dan memahami keadaan anak tunarungu
sehingga menghambat perkembangan kepribadian negatif

Anak tunarungu banyak dihinggapi kecemasan karena


lingkungan yang beraneka ragam komunikasinya dan
membingungkan  konflik, kebingungan dan ketakutan

Perkembangan
Sosial
Anak Tunarungu
Perkembangan Perilaku Anak Tunarungu

Masalah penyesuaian perlu diperhatikan untuk


mengetahui bagaimana kepribadiannya

Perkembangan kepribadian banyak ditentukan oleh


hubungan antara anak dan oragn tua terutama ibu

Perkembangan kepribadian terjadi dalam pergaulan


atau perluasan pengalaman yang diarahkan pada
faktor anak

FAKTOR ANAK TUNARUNGU :


Ketidakmampuan menerima rangsang pendengaran,
kemiskinan bahasa, ketidaktetapan emosi, dan
keterbatasan intelegensi dihubungkan dengan sikap
lingkungan yang akan menghambat perkembangan
kepribadian
 Akibat terbatasnya ketajaman pendengaran, anak tunarungu tidak mampu
mendengar dengan baik.
 Tidak terjadi proses peniruan suara dan terbatas pada peniruan visual
 Memerlukan pembinaan secara khusus dan intensif sesuai kemampuan dan taraf
ketunarunguannya.

 Bahasa = alat komunikasi yang digunakan untuk mengadakan


hubungan dengan sesama
 Tanpa mengenal bahasa yang digunakan, akan sulit mengambil
bagian dalam kehidupan sosial

 Perkembangan kemampuan bahasa dan


Pengaruh komunikasi anak tunarungu terutama yang
total tidak mungkin untuk sampai pada
penguasaan bahasa, melainkan harus
Pendengaran pada melalui penglihatan atau sisa pendengaran

Perkembangan  Komunikasi pada anak tunarungu


menggunakan seluruh aspek yang ada pada
Bicara dan Bahasa dirinya
Media Komunikasi Anak Tunarungu

2 3

Menggunakan media tulisan dan 1 Bagi Anak tunarungu yang mampu Menggunakan isyarat sebagai me-
membaca sebagai sarana peneri- bicara, tetap menggunakan bicara dia
maannya sebagai media da membaca ujaran
sebagai sarana penerimaan dari pi-
hak anak tunarungu
Proses Identifikasi Tunarungu
TES BEHAVIORAL
Behavioural Observation Audiometry (BOA)
Visual Response/ Reinforcement Audiometry (VRA)
Play Audiometry

ELECTROPHYSIOLOGICAL TEST
Oto-Acoustic Emission (OAEs)
Auditory Brainstem-evoked Response Audiometry (ABR)

Electrocochleography (EcoG)
Tymanometry
Behavioural Observation Audiometry (BOA)
Untuk anak sekitar umur tujuh bulan atau lebih bila mereka tidak
01 bisa merespon suara secara intensif.
Observasi dimulai dengan respon terhadap suara, dikejutkan dengan
suara keras atau digerak-gerakkan dari tidurnya.

Visual Response/ Reinforcement


Audiometry (VRA)
Untuk anak antara tujuh bulan hingga TES BEHAV-
tiga tahun. Anak merespon suara
dengan mengarahkan kepalanya dekat
02
loudspeaker, kemudian diarahkan ke
arah kanan dan kiri mereka, dan diberi IORAL
reward berupa tampilan visual, seperti Umur yang diberikan adalah perkiraan dan
lampu berkelip, mainan yang bergerak tergantung pada tingkat perkembangan
yang ada di atas loudspeaker. anak

Play Audiometry
03 Untuk anak umur dua-tiga tahun ke atas. Ketika
suara terdengar, anak diminta bergerak atau
melakukan sesuatu seperti menaruh kelereng, atau
permainan lainnya.
ELECTROPHYSIOLOGICAL TEST
Alat ini harus dilakukan
di bawah pengaruh bius,
karena mengukur
sinyal elektro yang ada
di koklea dan saraf
pendengaran

Electrocochleography (EcoG) Tymanometry


Menganalisis fungsi telinga bagian tengah
dan menyediakan informasi mengenai
gangguan pendengaran konduktif.
Untuk
mengidentifikasi
fungsi sel rambut Oto-Acoustic
pada koklea Emission (OAEs) Auditory Brainstem-evoked
Response Audiometry (ABR)
Untuk menggali informasi pada aktivitas
elektikal sepanjang batang otak ke otak
dengan menggunakan electrodes yang
ditempatkan di kepala. Tes ini dilakukan saat
anak dalam keadaan tidak sadar, seperti tidur,
atau dibius.
Intervensi Pendidikan bagi Anak Tunarungu
Kurikulum sekolah reguler cukup cocok untuk siswa tunarungu (Ormrod, 2008), namun ada beberapa
penyesuaian yang dapat mendorong keberhasilan mereka bila berada di kelas pendidikan umum

Meminimalkan kebisingan. Guru berkomunikasi melalui


Agar tidak mengganggu cara yang membuat siswa
konsentrasi, maka bisa tunarungu dapat mendengar
diantisipasi dengan dan mampu membaca gerak
menggunakan bahan kedap suara bibir
pada kelas.

Lengkapi presentasi auditori Siswa lain bisa diajarkan


dengan informasi visual dan bahasa isyarat agar dapat
aktivitas konkret berkomunikasi dengan siswa
tunarungu
Santrock (2009)
“Pendekatan pendidikan yang dapat
dilakukan untuk anak dengan gangguan
pendengaran melalui pendekatan oral dan
manual. Pendekatan oral meliputi
penggunaan pembacaan gerakan bibir,
pembacaan cara bicara (mengandalkan
isyarat visual untuk mengajar membaca).
Pendekatan manual meliputi bahasa isyarat
dan pengejaan menggunakan jari.
Pengembangan Anak Tunarungu

Bimbingan untuk anak tunarungu


Dalam proses bimbingan, 3 unsur
berupa bantuan secara rutinitas
pokok yang terlibat : guru bimbingan,
dalam upaya mengoptimalisasikan
siswa (anak tunarungu), dan situasi
sikap dan pribadi.
bantuan.

Content Content
Kompetensi guru pembimbing
Here Here (Supriadi, 1997) :
- Mengetahui dan menerapkan
teknik bimbingan
- Ketrampilan sosial (empati, lemah
lembut, ramah)
Tujuan bimbingan agar anak bisa - Kelincahan dalam mengumpulkan
memahami diri sendiri, mengatasi data
kesulitan, mengambil keputusan, - Kemampuan menafsirkan isyarat
bertindak sesuai tuntutan lingkungan - Rendah hati
- Jujur
MASALAH DAN Bagi Anak Tunarungu
DAMPAK Bagi Keluarga
KETUNARUNGUAN
Bagi Masyarakat

Bagi Penyelenggara
Pendidikan
Masalah dan Dampak Bagi
Anak Tunarungu
“Sehubungan dengan karakteristik anak Tunarungu yang miskin dalam
kosakata, sulit memahami kata-kata abstrak, sulit mengartikan kata-kata
yang mengandung kiasan, adanya gangguan bicara, maka hal ini adalah
sumber masalah pokok bagi mereka”
Masalah Tunarungu bagi Keluarga
REAKSI ORANG TUA SIKAP ORANG TUA

Orang tua ingin menebus dosan dengan


jalan mencurahkan kasih sayang secara
Timbulnya rasa Bersalah berlebihan

Orang tua biasanya menolak kehadiran


anak
Kecewa karena tidak memenuhi harapan

Orang tua menyembunyikan anak atau


Malu menghadapi kenyataan bahwa anak berbeda menahannya di rumah

Orang tua bersikap realistis terhadap


anak
Menerima sebagaimana mestinya
Masalah Tunarungu bagi Masyarakat
Pada umumnya orang masih
berpendapat bahwa anak
Tunarungu tidak dapat berbuat
apapun

 Kesulitan memperoleh
pekerjaan 
KECEMASAN
 Lembaga pendidikan yang
tidak dapat berbuat
banyak dalam membantu
Masalah Tunarungu bagi Penyelenggara
Pendidikan

Persoalan terjadi ketika sekolah khusus


(SLB) jaraknya jauh dengan rumah, menyebabkan
anak tidak dapat sekolah.
Usaha lain dengan didirikannya asrama di
samping sekolah, tetapi tidak dapat diandalkan
Usaha lain dengan mengikuti pendidikan pada
sekolah normal/ biasa dan disediakan program-
program khusus bila mereka tidak mampu
mempelajari bahan pelajaran.
THANK YOU
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai