Modul Kemeja
Modul Kemeja
LEMBAR PENGESAHAN
Modul Pembuatan Busana Industri untuk Kompetensi Keahlian Tata Busana Kelas
XI telah mendapat pertimbangan dari Kepala Sekolah dan Teman sejawat, dinyatakan
Ditetapkan di : Purwodadi
Segala puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Alloh SWT. Alhamdulillahi Robbil
’Aalamin atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan modul
Pembuatan Busana Industri kompetensi keahlian Tata Busana untuk kelas XI.
Tujuan penyusunan modul ini agar dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar
pada tahun pelajaran 2019/2020. Dalam penyusunan modul ini penulis berusaha secara
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
dalam penyusunan modul ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan modul ini.
Terlepas dari semua itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki modul ini.
Akhir kata kami berharap semoga modul ini dapat memberikan manfaat untuk
sekolah pada umumnya dan peserta didik khususnya Kompetensi Keahlian Tata Busana
kelas XI.
Modul
Pembuatan Busana Industri
(Kemeja)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul
Modul Busana Industri adalah salah satu bahan ajar yang disusun guna mendukung
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan pelatihan di SMK Tata Busana, terlebih untuk
program pembelajaran berbasis Teaching Factory (TEFA) di sekolah yang ditunjuk untuk
mejadi sekolah rujukan program tersebut. Modul Busana Industri dapat memberikan
kemudahan bagi pengajar dan siswa-siswi untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai
dengan kompetensi lulusan yang diharapkan.
Dalam modul Busana Industri ini terdapat beberapa materi yang diambil dari kompetnsi
dasar yaitu:
3.6 menganalisis perhitungan harga jual 4.6 menghitung harga jual Kemeja
Kemeja
Modul ini membahas materi tentang pembuatan kemeja secara industri dimulai
dari pembuatan pola hingga bagaimana menentukan harga jual dari kemeja tersebut.
Melalui modul pembelajaran busana industri yang dirancang ke dalam urutan yang
logis dan sistematis yang telah disesuaikan atau disamakan dengan dunia Industri di era
sekarang. Diharapkan modul ini akan mempermudah peserta didik menerapkan dan
memberi gambaran sistem kerja secara industri terutama di Garmen, nantinya
diharapkan lulusan SMK lebih siap secara ilmu dan mental untuk terjun ke dunia kerja
Industri.
1. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang
pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif
sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Otomatisasi dan Tata Kelola
Perkantoran pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional,
dan internasional.
KI 4 : Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
dengan bidang kerja Tata Busana. Menampilkan kinerja di bawah
bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
2. Kompetensi Dasar, Materi dan Kegiatan Pembelajaran
Kompetensi Dasar Materi Kegiatan
Pembelajaran Pembelajaran
Semester 1
2. Keterampilan
Kompetensi
No Indikator Peserta Didik
Sudah Belum
4.1. Memmbuat pola kemeja secara manual dan digital
4. Sikap
Kompetensi
No Indikator Peserta Didik
Sudah Belum
Apakah anda sudah menerapkan sikap tangguh dalam
1
belajar dan mengerjakan pembuatan kemeja?
Apakah anda sudah menerapkan sikap optimis dalam
2
belajar dan mengerjakan pembuatan kemeja?
Apakah anda sudah menerapkan sikap pemberani dalam
3
belajar dan mengerjakan pembuatan kemeja?
Apakah anda sudah menerapkan sikap maniri dalam
4
belajar dan mengerjakan pembuatan kemeja?
TINDAK LANJUT
B. Deskripsi
Pembelajaran tentang ruang lingkup pembuatan busana secara industri adalah materi
yang akan membahas proses kerja atau tahapan-tahapan pembuatan busana secara
industri, karena proses pengerjaan busana tersebut sesuai dengan yang diterapkan di
dunia industri. Semua materi tentang ruang lingkup pembuatan busana industri adalah
materi awal yang diperlukan dalam membuat busana secara industri.
C. Kegiatan Belajar
Kegiatan belajar 1 “ruang lingkup pembuatan busana secara industri”
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1, diharapkan peserta didik dapat :
Sebelum masuk materi pembuatan busana kemaja, terlebih dahulu mengetahui alur
proses pembuatan busana dengan sistem industri yaitu:
1. Marker Layout
Setelah pola sudah dibuat dengan sistem digital yaitu menggunakan software
Richpiece maka langkah selanjutnya adalah mengatur Layout
Marker Layout adalah adalah rancangan bahan busana dengan meperkirakan
banyaknya bahan yang dibutuhkan pada proses pemotongan, rancangan bahan
diperlukan sebagai pedoman ketika memotong bahan.
Tujuan dari marker layout adalah:
a. Merencanakan layout yang ekonomis
b. Memotong semua lembaran pola sesuai dengan lembar kerja dan arah serat
yang benar
c. Mempunyai sisa bahan yang lebih banyak apabila memungkinkan
Teknik Pembuatan Marker Layout
Tahapan dalam merancang bahan yaitu:
1. Patren Making
Patren making adalah pembuatan pola oleh tukang pola, pola yang dibuat sesuai
dengan permintaan buyers.
2. Sample Making
Sample mmaking yaitu pembuatan contoh busana yang akan diproduksi.
Panduan Merencanakan Layout
a. Lakukan pemeriksaan pola untuk menyakinkan semua lembaran pola sudah ada
b. Pisahkan lembaran pola yang hanya membutuhkan satu potongan saja
c. Pemeriksaan bahan tekstil secara hati-hati untuk mengetahui apabila ada hal-hal
yang tidak boleh dilakukan saat meletakkan lembaran pola, misalnya periksa
apakah memiliki tekstur atau berbulu. Bahan tekstil mungkin juga mempunyai
motif yang besar, sehingga perlu perencanaan untuk penempatan lembaran pola.
d. Lembaran pola ditempatkan dengan urutan sebagai berikut:
- Paling besar
- Paling rumit
- Lembaran yang melengkung diletakkan pada tempat yang paling
memungkinkan
- Lembaran yang kecil diletakkan diantara bagian-bagian yang besar
e. Pertama-tama letakkan potongan pola pada kain dengan arah serat mengarah ke
pinggir bahan. Uji coba dengan berbagai kombinasi letak pola dan coba kombinasi
yang berbeda dengan lipatan bahan yang berbeda untuk mendapatkan layout
yang paling ekonomis. Yakinkan posisi garis serat pola sama dengan pinggiran
bahan, pada sudut yang tepat ke pinggiran bahan atau 90’ ke pinggiran bahan
(pada serat menyilang)
f. Semua potongan pola harus selesai diletakkan sebelum merekatkan pola ke bahan
atau menjiplak pola dengan kapur ke kain.
Mencocokkan Kain Bergaris dan Berkotak
a. Apabila potongan pola tidak akurat dari awal, bahan bergaris atau bahan berkotak
tidak cocok saat dilebarkan, maka pada saat dijahitpun tidak akan cocok
b. Bahan bergaris dan bahan berkotak harus dicocokkan pada garis sambungan,
Bukan pada garis potong. Pada saat meletakkan bahan, tunggal atau llapis dua,
yakinlah bahwa garis dari kedua lapisan itu berada langsung diatasnya. Untuk
menghindari pergeseran, beri pemberat pada bahan atau gunakan jarumpentul
c. Letakkan bagian kain yang baik menghadap keatas sehingga motifnya terlihat
jelas untuk dapat dicocokkan.
Bahan:
No Nama Bahan Spesifikasi Jumlah Kegunaan
1. Kertas Payung Warna kuning Sesuai Digunakan
kecokelatan kebutuhan sebagai bahan
kain untuk
merancang
2. Kertas Doorslag Merah/Biru 1 lembar Menjiplak pola
3. Karton Manila atau 1 buah Tempat untuk
dupleks menjiplak pola
4. Plastik Plastik 2 lembar Gradding pola
c. Mesin potong pita (Band Knife), hasil potong pisau ini sangat akurat, terutama
dipakai untuk pemotongan pola-pola kecil atau yang berbetuk aneh. Caranya:
lapisan kain digerakkan kearah pisau yang berputar, sedangkan sendiri diam
d. Alat potong cetak (Dil Cutting), bentuk alatnya sama dengan pola dan bila tumpul
tidak bisa dipakai lagi. Pemakaian bahan agak boros dan biasanya untuk
memotong kerah, kaos, maset dan sebagainya.
e. Alat pemotong yang dikendalikan dengan komputer. Cara ini lebih akurat dan
cepat disini tidak perlu marker karena susunan pola telah tertata didalam
komputer.
2. Proses Memotong Kain
Dalam industri busana, pakaian diproduksi dalam jumlah besar sehingga hampir
semua bagian produksi menerapkan proses masal, termasuk bagian cutting.
Umumnya dalam sekali pemotongan, bentangan kain yang di potong. Memuat
beberapa set pakaian, misalnya : 1 set ukuran lengan L, 2 set ukuran M, dan 1 set
ukuran L, 20 set ukuran M dan 10 set ukuran S.
Apabila spreading telah selesai langkah selanjutnya adalah meletakan kertas
marker (rancangan bahan) atau kain yang telah digambari pola/rancangan bahan, lalu
digunting secara bersamaan (masal) dengan mesin potong.
4. MEMBERI TANDA PADA KOMPONEN BUSANA SECARA INDUSTRI
1. Macam-macam Alat dan Bahan Pemberi Tanda
a. Alat
- Bor Kain (Cloth Drill)
- Gunting Kain
b. Bahan
- Kapur Jahit
- Pensil Kapur
2. Macam-maca Teknik Memberi Tanda Jahitan pada Komponen Busana Secara
Industri
a. Memberi tanda tempat kupnat dan tempat saku dengan alat bor kain (cloth
drill) bor kain digunakan untuk memberi tanda berupa lubang kecil pada bahan
komponen bagian tengah sesuai tanda-tanda pola, seperti tempat kupnan dan
tempat saku. Penggunaan bor kain tidak menimbulkan kerusakan pada baan
karena menembus di antara anyaman kain.
b. Dengan di gunting kecil pada batas kampuh
c. Mesin penakin (Electrical Cloth Notcher)
Digunakan untuk memberikan tanda takik pada komponen sesuai dengan
tanda-tanda pada pola yang berbentuk V atau garis yang diberikan pada
bagian pinggir komponen yang nantinya akan digabung, seperti bagian
pinggul, lipatan depan dan lain sebagainya
3. Teknik Memberi Tanda Jahitan pada Komponen Busana secara Industri
Bagian yang memerlukan penanda (misal : lokasi saku, batas belahan dan
sebagainya) sebelum di loading ke lini ahit (sewing) bagian tersebut dibubuhi
penanda sesuai dengan tanda-tanda pada marker yang bersangkutan.
5. MEMBUAT TIKET DAN LABEL KOMPONEN BUSANA SECARA INDUSTRI
1. Alat dan Bahan Membuat Tiket dan Label
a. Alat
Gambar
b. Bahan
Untuk membuat tiket bisa menggunakan sticker
Untuk membuat label bisa menggunakan karton manila, dupleks, plastik mika.
2. Jenis-jenis Label
a. Care Label, menunjukkan cara memelihara pakaian
b. Side Label, menunjukan tentang merk pakaian atau gambar yang ada di label
c. Hand Label, merupakan label dengan tangan seperti label sticker
d. Main Label, merupakan label utama
e. Country Label, merupakan label nama negara
Memasang Tiket dan Label pada Komponen Busana secara Industri
1. Langkah-langkah kerja pengikatan dan pemberian tiket/label pada lembaran
komponen adalah:
a. Mengumpikan lembaran komponen yang akan diikat
b. Mengumpulkan semua tiket/lebel yang diperluka untuk melengkapi ikatan
c. Memeriksa enis dan jumla yang benar dari lembaran komponen sesuai dengan
gambar kerja
d. Memilah lembaran sesuai jenis ukuran, warna, apabila diperlukan
e. Memeriksa lembaran yang rusak dan melakukan tindakan perbaikan apabila
diperlukan
f. Menyusun jumlah llembaran yang diperlukan, ditumpuk diatasnya, dimullai dari
lembaran yang paling besar dan selanutnya ke lemmbaran yang paling kecil
dengan label dan aksesoris yang sesuai misalnya, ritsleting, kancing dsb
diletakkan pada bagain atas.
g. Menggulung lembaran dan mengikatnya menjadi satu agar tidak ada lembaran
yang jatuh dari ikatan
h. Menambahkan tiket identifikasi pekerjaan pada bagian luar ikatan
i. Mencatat pekerjaan yang telah selesai.
2. Prosedur pengawasan kualitas adalah:
a. Persiapan bagian-bagian komponen
b. Jenis dan jumlah lembaran yang benar sesuai dengan spesifikasi pada lembar
kerja
c. Kerusakan pada lembaran
d. Memasukkan aksesoris/hiasan pada ikatan
e. Memasukkan tiket atau label pada ikatan
f. Identifikasi ikatan yang selesai
g. Metode penyimpanan dan pencatatan.
3. Langkah-langkah Kerja Prosedur Pengawasan Kuaitas adalah:
a. Letakkan semua bagian dari potongan di atas meja pengguntingan
b. Hitung dan identifikasi lembaran yang sesuai dengan persyaratan pada lembar
kerja.
c. Periksa apakah ada komponen yang rusak.
d. Periksa apakah ada lembaran komponen yang tidak lengkap.
e. Periksa apakah tiket dan labelnya benar
f. Periksa/hitung aksesoris, misalnya, potongan tambahan, tiket atau label, dsb
sesuai persyaratan di lembar kerja
g. Periksa metode penyimpanan dan pencatatan
h. Lakukan tindakan perbaikan, jika terdapat kesulitan.
6. TEKNIK MENGIKAT KOMPONEN BUSANA
1. Tujuan Mengikat/Bundeling adalah:
a. Memperlancar proses pengiriman kebagian devisi penahitan
b. Memudahkan penjahit untuk melakukan pekeraanya
c. Mengurangi kesalahan dalam proses penjahitan
d. Menghemat waktu dan tenaga karena penjahit tidak perlu lagi memilah-milah
potongan pakaian
2. Kegagalan atau Kesalahan Proses Mengikat dapat terjadi, apabila:
a. Dalam satu ikatan/bundelan komponen tidak lengkap
b. Aksesoris tidak sesuai atau tidak lengkap
c. Salah satu komponen dalam ikatan cacat atau rusak
d. Tidak ada label atau tiket sehingga informasi proses kerja tidak jelas
e. Salah satu komponen tertukar dengan komponen ikatan yang lain
3. Persiapan Bahan baku dan alat
a. Kain yang sudah terpotong berupa komponen dari suatu pakaian dengan
berbagai ukuran dan warna.
b. Tali dipakai untuk menghemat biaya sebaiknya gunakan sisa kain seperti
potongan tepi kain
c. Lebel/tiket yang sudah dicetak dan diidi dengan informasi jumlah potongan
dan ukuran pakaian yang akan diproduksi.
4. Langkah Kerja
a. Memilah potongan-potongan kain
- Menyiapkan area kerja
Siapkan meja dan area kerja dengan memperhatikan kesehatan dan
keselamatan kerja, ruangan harus bersi dan cukup ventilasi. Meja yang akan
digunakan harus bersih, lebarnya cukup untuk melakukan kegiatan, tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek atau kurang lebih setinggi pinggang.
- Siapkan potongan-potongan kain yang berlapis-lapis, terdiri dari
bagian/komponen pakaian dengan berbagai warna dan ukuran dengan
aksesoris yang diperlukan
- Memilih potongan kain berdasarkan komponen seperti bagian badan muka dan
belakang, lengan kanan dan kiri, kerah, saku, lapisan dan lainnya berdasarkan
ukuran pakaian yang akan dibuat seperti ukuran S, M, L atau sesuai
keterangan yang tertera pada pola yang masih menempel pada potongan kain.
- Memilah aksesoris pelengkap pakaian seperti, kain keras, vleselin berdasarkan
ukuran
b. Memberi nomer dan mengikat potongan-potongan kain
- Siapkan meja untuk mengikat potongan kain sesuai standar dengan tinggi
sebatas pinggang dan bersihkan area kerja
- Kumpulkan dan letakkan potongan kain diatas meja dengan perlengkapa
aksesoris yang sesuai
- Periksa potongan-potongan kain dan perlengkapannya sesuai dengan
informasi yang tertera pada lembar kerja/jobsheet
- Periksa potongan kain, untuk mengetaui bila terjasi kerusakan pada potongan
kain sehingga dapat melakukan tindakan bila diperlukan
- Kumpulkan tiket dan lebel yang diperlukan untuk melengkapi ikatan, dan
memeriksa apakah tiket/label telah sesuai
- Mmenyusun jumah lembaran yang diperlukan, dan disusun berdasarkan
lembaran yang terkecil dengan perlengkapan/aksesoris yang dibutuhkan
seperti, kancing, tutup tarik, pita atau bisban yang diletakkan di bagian atas
potongan.
- Menggulung potongan-potongan kain sebelum diikat
- Mengikatnya menjadi satu agar tidak ada potongan// lembaran kain yang jatuh
atau terlepas dari ikatan
- Menambahkan tiket yang berisi informasi untuk melakukan pekerjaan
berikutnya yang diletakkan dibagian ikatan
- Setelah pencatatan, simpan ditempat yang aman sebelum diserahkan kebagian
yang lain
- Setelah dilakukan pencatatan, simpan ditempat yang aman sebelum
diserahkan kebagian yang lain
- Menyerahkan ikatan potongan kain pada bagian penjahitan dengan
menggunakan troli (Trolley)
7. PENGGABUNGAN KOMPONEN BUSANA SECARA INDUSTRI
1. K3 dalam Menjahit
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
a. Periksa keadaan mesin, apakah mesin layak pakai
b. Jangan meletakkan benda papaun diatas mesin jahit pada waktu mesin
dioperasikan
c. Hindari pemakaian perhiasan yang berlebihan
d. Gunakan sepatu yang datar atau tidak berhak
e. Gunakan pakaian kerja/celemek, tutup kepalla dan masker
f. Rapikan rambut, bagi yang berambut panjang harus diikat
g. Posisi bdan harus tegak saat mengoprasikan mesin jahit
h. Matikan mesin ahit saat tidak dipakai
i. Perhatikan tanda-tanda bahaya dan tanda keamanan berikut ini
c. Rangkuman
1. Proses-proses produksi Busana Industri terdiri dari : Pattern Marker, pembuatan
sample, Marker Layout, Menggelar bahan, menggunting bahan atau cutting, memberi
tanda pada komponen busana, membuat tiket dan label, mengikat komponen,
penggabungan komponen busana, sewing, finishing.
d. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan benar
1. Setela pola dibuat dengan sistem digital yaitu menggunakan software Richpiece maka
langkah selanjutnya adalah……..
2. Sebutkan macam-macam gunting potong kain……..
3. Sebutkan jenis-jenis label……………
4. Tujuan mengikat komponen busana/bundeling adalah………….
5. Teknik pengemasan busana secara industri ada 2 yaitu…………..
e. Tugas
Langkah kerja
1. Membuat bagan alur pembuatan busana secara industri
2. Memberi keterangan atau diskripsi pada setiap bagian
3. Waktu 1 hari
.
Kegiatan Belajar 2
Kemeja adalah salah satu fashion ikon yang menjadi pilihan banyak orang, baik
pria maupun wanita. Kemeja adalah pakaian dengan ciri khas berkerah, memiliki
lengan pendek ataupun panjang, berkancing dari atas hingga bawah dan memiliki
kantong dibagian sisi kiri atas atau kedua sisinya.
Kemeja dikenal pertama didaratan eropa dengan sebutan Camisa yang masih
dekat dengan bentuk aslinya, blus, dari bahasa Prasncis, terutama untuk wanita dan
Hem dari bahasa Belanda. Kemeja pada awalnya dikenal dikawasan eropa dengan ciri
khas kemja memiliki renda disepanjang dada hingga perut. Dulu kemeja hanya
berwarna putih, pada abad ke 17 di Eropa, kemeja merupakan pakaian para
bangsawan dan kemeja putih berenda menjadi pakaian kerajaan Inggris, biasanya
dipadupadankan dengan Tuxedo.
Perkembangan kemja dimuali pada Tahun 1800, dengan model ruff yaitu kemeja
dengan kerah dari bahan bulu yang tidak dapat dilipat sehingga pemakainya sulit
bergerak, namun popularitasnya meredup setelah HG Wells membuat kemeja berkerah
yang dapat dilipat dan dirasakan lebih nyaman untuk digunakan, seperti yang kita
pakai sekarang. Kehadiran kemmeja di Indonesia tahun 1918 dibawa oleh saudagar
kaya dan berkembang pada masa penjajahan Belanda. Kemeja pada saat itu
merupakan pakaian yang mewah, berkelas dan prestisius sehingga penggunaanya
sangan terbatas.
B. Jenis-Jenis Kemeja
1. Camp Shirt
3. Dinner Shirt
7. Polo Shirt
C. Bagian-bagian Kemeja
Secara garis besar, bagian-bagian dari kemeja yang perlu diketahui adalah seperti
pada gambar di bawah.
1 Kerah/Collar
Kerah collar atau kerah basic
merupakan jenis kerah yang paling
sering di temui dan dapat di kenakan
untuk hampir semua acara. Regular
point collar merupakan jenis kerah
dengan ujung runcing yang semakin
menegaskan sisi maskulin
pemakaianya dan menjadi ciri khas
a. Regular Point Collar dari gaya pekerja kantoran. Bentuk
kerah semacam ini juga dapat
dijumpai pada model kemeja kasual.
b. Button Down Collar Kerah button down collar pada
dasarnya memiliki bentuk yang sama
dengan kerah jenis regular point
pollar, hanya saja terdapat tambahan
aplikasi berupa kancing pada kedua
ujung kerahnya. Jenis kerah ini banyak
dijumpai pada kemeja kasual yang
cocok dipadukan dengan dasi untuk
tetap mempertahankan kesan formal
pada penggunaannya.
c. Spread Collar Kerah spread colllar merupakan jenis
kerah yang biasa digunakan untuk
acara formal dan memiliki bentuk lebih
lebar jika di bandingkan dengan kerah
regular. Jenis kerah ini didesain untuk
dipadukan dengan jas atau blazer,
serta dasi dengan simpul besar.
d. Pinned Collar Kerah pinned collar merupakan jenis
kancing yang memiliki lubang kecil
pada masing-masing sisinya sebagai
tempat untuk menyisipkan pin yang
berguna untuk merapatkan kerah
ketika memakai dasi. Pemakaian
kemeja ini hendaknya disertai dengan
dasi, karena akan terlihat aneh jika
kedua lubangnya tidak di sisipkan pin
dan tanpa dasi.
e. Wing Collar Wing collar merupakan jenis kerah
yang ujungnya berbentuk runcing
menyerupai sayap burung yang
dikepakkan ketika akan terbang dan
biasa dikenakan pada acara pesta
formal. Wing collar merupakan
pasangan setia tuxedo dan dasi kupu-
kupu.
4. Sleeve Placket
Sleeve placket merupakan pola
memanjang vertikal yang terletak di atas
cuff. Seperti halnya membuat lengan
penyelesaian pada bagian ini juga
memiliki tinkat kerumitan yang tinggi,
maka dari itu dalam memilih kemeja
pastikan bagian ini tidak menggelembung
ketika kancingnya dikaitkan.
5. Yoke
Yoke adalah bagian kemeja berupa bahan yang menghubungkan
kemeja bagian depan dan belakang, selain itu juga untuk menutupi
tulang bahu kita. Ada dua model yoke, yaitu one-piece yoke dan two-
piece yoke. Kemeja formal biasanya menggunakan one-piece yoke.
6. Pleat
Seperti kita ketahui, punggung seorang pria
tidaklah rata. Oleh karena itu banyak
bagian belakang kemeja yang di desain
dengan pleat yang berfungsi untuk
menyesuaikan postur punggung kita.
Ada 2 macam pleat yang bisa Anda temui,
yaitu box pleat dan side pleat. Namun
banyak juga kemeja yang di desain tanpa
pleat.
7. Saku
Bagian yang tidak kalah penting dari
sebuah kemeja adalah saku. Selain
berfungsi untuk menyimpan atau
menempatkan sebuah benda
berharga, keberadaan saku memiliki
peran cukup penting untuk membuat
sebuah kemeja tampak lebih indah.
Oleh karenanya bagian ini juga dapat dibuat dengan berbagai variasi. Bagian ini
biasanya di buat dengan berbagai tipe seperti one piece dan two piece.
c. Rangkuman
1. Kemeja adalah sebuah baju atau pakaian atas terutama untuk pria, pakaian ini
menutupi tangan, bahu, dada sampai perut, pada umumnya berkerah dan berkancing
depan.
2. Jenis-jenis kemeja yaitu : Camp Shirt, Dress Shirt, Dinner Shirt, Winchester Shirt,
Guayabera, Poet Shirt, Polo Shirt, Sleeveless Shirt.
3. Macam-macam kerah : Regular Point Collar, Button Down Collar, Spread Collar,
Pinned Collar, Wing Collar, Rounded Collar, Tab Collar, Mandarin Collar.
4. Kemeja menggunakan lengan pendek dan ada juga yang menggunkan lengan
panjang bermanset
5. Cuff adalah salah satu bagian kemeja yang terdapat dilengan yang ketika
menggunakan jas/jaket terliat biasanya untuk acara resmi
6. Placket terdapat dibagian kiri depan dengan terdapat beberapa lubang kancing
7. Sleeve Placket merupakan pola memanjang vertikall yang terletak di atas cuff
8. Yoke adalah bagian kemeja berupa bahan yang menggunakan kemeja bagian depan
dan belakang untk menutupi tulang bahu
9. Saku pada kemeja biasanya mmenggunakan saku tempel
d. Tes Formatif
Bacalah soal dengan sesakma kemudian awablah pertanyaan dengan singkat dan benar.
1. Jelaskan tentang pengertian kemeja………..
2. Jellaskan tentang sejarah kemeja………
3. Sebutkan macam-macam kemeja beserta kesempatan pemakaiannya……….
4. Sebutkan bagian-bagian dari kemeja………….
5. Sebutkan macam-macam kerah kemeja…………
6. Diskrisipsikan bentuk dari Button Down Collar…..
7. Diskripsikan bentuk dari Wing Collar………..
8. Apakah fungsi dari yoke…………..
9. Apakah fungsi dari pleat………….
10. Sebutkan 2 macam pleat……….
e. Tugas 2
Langkah kerja
1. Mengumpukan gambar macam-macam kemeja dari majalah atau sumber lainnya.
2. Gambar yang sudah terkumpul diletakkan pada format 2.1
3. Menganalisis bagian-bagin kemeja pada setiap gambar
4. Membuat kliping dari gambar macam-macam kemeja yang sudah dibuat
5. Waktu 3 hari
Format 2.1
No Gambar Keterangan
Kegiatan Belajar 3
b. Uraian Materi
Mebuat pola kemeja secara manual adalah cara membuat pola kemeja diatas
selembaran kertas dengan menggunakan alat tulis dan dibuat dengan manual.
Sebelum membuat kemeja secara manual terlebih dahulu mengambil ukuran kemeja.
Ukuran akan menentukan baik dan tidaknya kemeja tersebut ketika jadi nanti, sebelum
melakukan pengukuran terlebi dahulu pahami desain kemeja apakah ada detail yang
perlu diukur, persiapkan pula daftar ukuran, pita ukur serta model untuk diambil ukuran.
Cara mengambill ukuran kemeja adalah sebagai berikut:
Seperti yang kita ketahui sebelum membuat pola kemeja, terlebih dahulu
menyiapkan alat dan bahan supaya mudah dalam pengerjaan. Pembuatan pola manual
dan digital tentulah berbeda terlebih dari alat dan bahan.
Alat dan bahan pola manual
- Kertas pola
- Penggaris pola
- Pensil/bolpoin
- Metlin/pita ukur
Poin Pengukuran S M L XL
Panjang kemeja 62 67 75 80
Pundak 42 44 48 50
Bahu 13 15 17 19
Lengan 24 26 27 28
Lingkar Ujung Lengan 32 36 40 42
Leher 40 42 45 48
Lingkar Badan 80 86 90 94
Catatan:
- ukuran di atas berdasarkan pada standard ukuran badan pria dewasa.
- Tips : untuk ukuran yang lebih akurat, di sarankan melakukan pengukuran sendiri pada
badan orang yang akan kita buatkan kemeja, ini bertujuan agar kita lebih handal dalam
melakukan pengukuran dan bisa menentukan hasil akhir dari busana yang akan kita
jahit.
POLA KEMEJA
A – B = C – D = ½ Lingkar leher
A – C = B – D = 6 cm
A turun 1 cm
C naik 1 cm
A – B = C – D = ½ lingkar leher + 2 cm
A – C = B – D = 4 cm
Setelah membuat pola kemeja secara manual maka langkah selanutnya adalah
menggrading pola tersebut menjadi beberapa ukuran standar, agar tidak perlu membuat
ulang pola kemeja dengan ukuran yang berbeda
Grading pola adalah proses memperbesar atau memperkecil suatu pola menjadi pola-pola
dengan ukuran diluar pola asal.
Fungsi Grading
Untuk melihat pembesaran atau pengecilan pola ke nomor-nomor yang akan dibuat
tidak mengubah model aslinya, jika style yang asli memberikan efek visualisasi meninggikan
pemakaianaya, maka ukuran-ukuran lain yang di grade harus tetap memberikan efek
visualisasi yang sama dengan pola awal.
1. Apa saja ukuran yang perlu digunakan dalam pembuatan pola kemeja…….
2. Sebutkan alat dan bahan yang perllu dipersiapkan dalam pembuatan pola kemeja
secara manual…………
3. Berapakah jumlah komponen pola kemeja lengan pendek…………
4. Apakah yang dimaksud dengan grading….
Sebutkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan grading pola secara
manual….
e. Tugas
1. Buatlah desain kemeja pria
2. Kemudian analisis desain kemeja tersebut
3. Buatllah pola kemeja secara manual sesuai desain yang kalian buat dengan skala 1 : 4
dan ukuran sesungguhnya
4. Waktu 5 hari
Kegiatan Belajar 4
Setelah mempelaari tentang membuat pola kemeja secara digital, peserta didik
diharapkan mampu :
1. Menjelaskan cara membuat pola kemeja secara digital
b. Uraian Materi
compasser pleat
Transfer dart
pleat
Cut apart
flouncing
Compere length
Rotate
fortex
Yang paling sering digunakan dalam CAD yang dijelaskan tadi adalah
- Modify = tollbar yang paling sering digunakan dalam CAD
- Intelegent pen = untuk membuat garis dasar
- Rectangle = digunakan untuk alat bantu membuat pola dasar
- Divider= diguunakan untuk membagi garis
- Eraser =untuk menghapus objek
- Shrink dart = membuat kupnat
- Compere length =mengukur ukuran agar sesuai atu tidak
- Rotate= memutar balik posisi
- Forfex =memberi warna
- Add seam =memberi garis jahit atau kampuh
- Grain line untuk mengubah arah serat
Langkah membuat dasar pola dengan CAD adalah membuat garis bantu
menggunakan toolbar rectangle
Kemudian klik intelegent pen untuk membuat garis dasar pola badan cara
menggunakanya jika bentuk nya S maka hasil garisnya akan melengkung dan
untuk mengantinya caranya klik kanan hingga huruf S nya berganti dengan
huruf T yang berarti tegak lurus.
Setelah membuat pola dengan agar bias melengkung satu persatu klik modify
hingga berwarna merah dan tarik garisanya
Kemudian gunakan fortex untuk membuat warna bagian tersbut caranya kliak
setiap outline pola dasarnya hingga berubah warnanya
Bisa diperhatikan arah serat pada pola masih salah dan cara merubahnya
dengan Grainline klik grainline nya dan arahkan pada garis arah serat dan
untuk memutaranya cukup klik kanan beberapa kali
Untuk kampuhnya pengaturannya sudah otomatis dan bila akan ditambah
kampuh dengan aad seam Sudah jadi pola dasarnya
Untuk membuat garis menggunakan intelegent pen
Yang dilakupan pertama adalah membuat garis bantu menggunakan rectangle
lebarnya 104 : 4 + 1= 27 panjang 68
kemudian membuat garis leher caranya 1/6 lingkar leher 44 : 7.3 garis ke
kanan 7.3 kemudian turunya tambah1,5
Selanjutnya buat garis bahu turun 4 garis lurus ke sumbu kemudian ukur 15 cm
bahunya
Ukur garis badan dari garis kerah turun 20
Buat pola belakang caranya hampir sama dengan membuat pola belakang
bedanya dikurangi 1
Membuat beberapa bagaian kecil pada kemeja seperti saku ukuranya klepnya
13 cm x 5 cm
Langkah pertama membuat kerah buat garis bantu persegi panjang dengan
ukuran 9 cm x 22 cm
ukuran grading. Isikan data yang sesuai lalu klik (XEqual Y) atau Shift+Q.
Jika sudah disesuaikan semua bagiaan pecah pola depan dan belakang
digambungkan dengan menggunakan pattern join
3. Waktu 5 hari
Kegiatan Belajar 5
b. Uraian Materi
Jahit manset ke
Pres manset lengan kemeja
Gammbar 2.4
Langkah kerja menjahit saku:
Bentuk pas bahu bisa bermacam-macam, dari bentuk yang lurus, melengkung
atau bersudut, tetapi model pas bahu yang lurus merupakan model klasik (model yanga
berlaku sepanjang zaman). Cara pengerjaan tentu ada bedanya antara model pas bahu
yang lurus dengan model pas bahu yang bersudut. Jika model yang lurus bisa dijahit dari
bagian dalam dengan cara dibalik sehingga kampuh bahu bagian depan dan pungung
berada di dalam, sedangkan model pas bahu yang bersudut menjahitnya dari bagian luar
dengan cara ditindih/distik.
Penggunaan bahan keperluan menjahit pas bahu yaitu dua lapis bahan agar
mencapai hasil yang baik (memberi bentuk), namun dalam menjahitnya perlu kerapian
dalam meletakkan dua lapis bahan tersebut, jangan sampai kedudukannya tidak sama
sehingga mengakibatkan hasil yang diperoleh kurang baik atau tidak rapi.
5) Jahit belahan manset pada bagian lengan kanan dan kiri. Pasang ke dua lengan
tersebut pada badan kemeja, rapikan sisa jahitan bagian sambungan dengan mesin obras
benang 3. ( gambar 2.6 )
Belahan lengan panjang kemeja pria umumnya menggunakan belahan dua jalur
tidak sama lebar dan terletak pada lengan bagian belakang: lajur yang kecil berada di
bagian bawah dekat dengan garis sisi lengan dan lajur yang agak besar berada di atas
dekat dengan garis tengah lengan.
Fungsi dari belahan ini untuk memudahkan dalam pemakaian kemeja. Ukuran
belahan (panjang dan lebar) lengan panjang kemeja dewasa umumnya mempunyai
ukuran yang tidak jauh berbeda, yang penting kerapian guntingan dan jahitan sangat
mempengaruhi bentuk keseluruhan penampilan kemeja.
Adapun kancing pada bagian manset lengan panjang biasanya ada dua buah
kancing, maksudnya apabila pada kancing pertama terasa sempit, maka tinggal
memindahkan pada kancing bagian kedua atau sebaliknya. Hal ini sangat berkaitan
dengan kenyamanan saat tangan beraktifitas.
3. Menyiapkan lajur belahan bagian bawah dan bagian atas kemudian disetrika.
2. Menyetrika kain keras pelapis antara pada bahan pokok manset, kemudian
dilipat ke bagian buruk lalu disetik mesin ukuran sepatu mesin yang besar.
3. Bagian yang tidak ada kain keras dilipat sehingga bagian luar kain
berhadapan kemudian bagian kedua sisi dijahit mesin, setelah itu dibalik ke
bagian luar.
4. Disetrika.
2. Letakkan badan depan dan badan belakang yang sudah dijahit di atas meja
dengan kain bagian dalam di atas.
3. Letakkan bagian lengan di atasnya dengan kain bagian dalam berada di atas
(perhatikan belahan lengan harus berada di bagian belakang) kemudian
dijahit mesin.
6). Jahit kerah yang sudah berpengeras pada satu lembar penegak yang sudah
berpengeras. Pasangkan bagian tersebut pada kerung lengan dari bagian dalam.
Gabungkan lembar penegak satunya kepada penegak yang sudah terpasang, rapikan
bagian bawahnya. ( gambar 2.7 )
Langkah kerja menjahit kerah dengan penegak (board):
1. Menjahit kain keras pada kerah
Dua lapis kerah dan kain keras disetrika kemudian disetik bersama tidak tepat pada garis
pola kain keras. Menjahitnya menggeser sedikit demi sedikit (per mm), supaya kerah
setelah dibalik tidak melengkung. Pada sudut kerah diselipkan benang sebagai penolong
untuk membalikkan kerah supaya runcing.
2. Kampuh kerah dikecilkan, sudut kerah ditipiskan, pada garis kerah yang cekung
diberi guntingan dalam kemudian dibalik ke arah bagian baik. Kerah yang sudah
dibalik disetrika, tepi kerah disetik selebar sepatu mesin yang besar atau kecil dari
bagian baik kerah.
Letakkan kain keras penegak di atas selembar kain utama kemudian disetrika, lipatlah
kampuh bagian bawah/leher ke bagian buruk tepat pada pinggir kain keras lalu disetik
mesin selebar sepatu mesin yang besar.
a. Letakkan penegak yang tidak diberi pengeras dangan bagian baik di atas.
b. Letakkan kerah bagian baik di atas.
c. Kemudian penegak yang sudah dilapis dengan kain keras, bagian buruk di atas.
d. Perhatikan tengah-tengah kerah dan penegak harus tepat.
e. Kemudian disetik dari tengah ke kiri dan kanan sampai ke batas ujung penegak
(board) a ke b dan a ke c, dengan maksud ujung penegak sama ukurannya.
f. Pada ujung penegak, setikan diulang supaya kuat.
g. Kampuh penegak yang melengkung diberi guntingan kemudian dibalik ke bagian
luar dan disetrika.
h. Jelujurlah setikan sambungan antara kerah dan penegak.
Memasang penegak (board) pada garis leher kemeja
a. Berilah tanda tengah pada penegak yang tidak dilapis dengan kain keras dan
tanda tengah belakang pada garis leher kemeja.
b. Hubungkan tanda tengah penegak dan garis leher dengan baik, berhadapan tepat
pada garis pola. Sematkan dengan jarum pentul lalu setiklah dari tengah ke kanan
dan ke kiri sampai ke ujung garis leher.
GAMBAR 2.7 pasang kerah kemeja
c. Berilah guntingan dalam pada kampuh, kemudian penegak yang sudah dilapis
diarahkan ke bawah sehingga menutup jahitan pertama.
d. Setiklah di pinggir penegak mengikuti bentuk penegak mulai dari tengah belakang
mengelilingi penegak berakhir di tengah belakang.
10). Lipat ujung bawah kemeja 0,5 cm kearah dalam kemudian lipat lagi 2 cm kea
rah dalam lagi sehingga membentuk kelim bawah kemeja. Jahit kelim tersebut
dari bagian luar kemeja dengan mesin jahit satu jarum.
11). Setelah melalui semua tahapan tersebut, kemeja akan diperiksa oleh sub lini panel
inspection untuk dikontrol kualitasnya. Bagian yang tidak lolos pemeriksaan akan di
loading ke lini finishing untuk membuat lubang kancing, pasang kancing, penyetrikaan
dan packing.
c. Rangkuman
Alur proses pemmbuatan kemeja secara industri.
Jahit manset ke
lengan kemeja
Pres manset
a. Tes Formatif
Jawablah pertanyaan ini dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan langkah kerja menjahit saku kemeja……
2. Jelaskan langkah kerja menjahit pas bahu………
3. Jelaskan langkah kerja menjahit belahan manset…………
4. Jelaskan langkah kerja memasang lengan kemeja……….
5. Jelaskan langkah kerja memasang kerah kemmeja…….
b. Tugas
1. Menjahit kemeja sesuai prosdur
2. Buat laporan
3. Waktu 2 minggu
Kegiatan Belajar 6
b. Uraian Materi
Perhitungan :
BB = 450 X Rp. 35.000,- (arga kain permeter) = Rp. 15.750.000
BP = Benang Rp. 30.000 + benang obras Rp. 30.000 + Kancing Rp 48.000
+ viselin Rp. 60000 = 168.000
TK = Rp. 20.000 x 30 = Rp. 600.000
BOP = Rp. 3.000 x 30 = Rp. 90.000
Packaging = Rp. 1000 x 30 buah = 30.000
HPP = BB + BP + TK + BOP + Packaging
= Rp. 15.750.000 + 168.000 + 600.000 + 90.000 + 30.000
= Rp. 16.638.000
HJ = HPP + (30 % x HPP)
= Rp. 16.638.000 + (30 % x 16.638.000)
= 16.638.000 + 4.991.400
= Rp. 21.629.000,-
Harga Jual per item = Rp. 21.629.000 : 30 = 720.000
Keretangan:
HPP : HARGA POKOK PENJUALAN
BB : BAHAN BAKU
BP : BAHAN PENUNJANG
TK : TENAGA KERJA
BOP : BIAYA OPERASIONAL
PACKAGING : KEMASAN
HJ : HARGA JUAL
c. Rangkuman
1. Strategi Penentuan Harga
Penentuan harga berdasarkan biaya produksi: Biaya produksi per unit ditambah
dengan sedikit kenaikan.
A. Penilaian Sikap
1. Penilaian diri terhadap sikap
Aspek Ya Tidak
a. Mengikuti pembeajaran dengan penuh perhatian
b. Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu
c. Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami
d. Membuat catatan
e. Aktif dalam diskusi kelompok
f. Memberi tanggapan
g. Menyerahkan tugas tepat waktu
h. Mempresentasikan asil pekerjaan/laporan
i. Menjaga etika dan sopan santun dengan guru dan
sesama teman
j. Tidak mudah marah/emosi
k. jujur
2. Penilaian Antar Teman
No Nama Peduli Disipllin Menjaga Jujur Bertanggung Suka
Kebersihan Jawab Menolong
Keterangan:
Format bisa ditempel disuatu tempat, masing-masing anak menuliskan angka 1
sampai 4 di setiap nama
1 = kurang
2 = cukup
3 = baik
4 = sangat baik
3. Penialaian Jurnal
Hari/Tanggal
Nama Siswa Catatan Pengamatan Tindak Lnajut
4. Observasi
Merupakan teknik penillaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara angsung maupun tidak angsung dengan
menggunakan format observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang
diamati. Hal in dilakukan saat pembelajaran maupun dilluar pemmbellajaran
No Nama Perilaku yang diamati
Percaya Disiplin Bekerja Suka Jujur
Diri sama Menolong
Keterangan:
Berilah kriteria penilaian dengan angka dari 1 sampai 4
4 = sangat baik
3 = baik
2 = sedang
1 = kurang
B. Penilaian Pengetahuan
Jawabla pertanyaan berikut ini dengan benar:
1. Yang tercatat dalam cutting report adalah hal – hal berikut kecuali….
a. Colour
b. Marker width
c. Size
d. Total grading
e. Quantity
2. Dalam indutri busana yang dimaksud dengan numbering adalah proses
a. Membentangkan kain yang akan dipotong
b. Membersihkan lembaran kain yang dipotong
c. Memberi tanda pada potongan kain yang akan dipotong
d. Memberi warna kain yang akan dipotong
e. Memberi label
3. Untuk membersihkan sisa benang yang masih menempel pada produk kemeja
digunakan alat….
a. Guntuing zig zag
b. Gunting manual
c. Mesin potong elektrik
d. Gunting trimming
e. Computer
4. Proses mengikat potongan kain set kemeja dinamakan proses….
a. Spreading
b. Bundling
c. Numbering
d. Cutting
e. Sewing
5. Bagian panel inspection merupakan salah satu sub lini cutting yang
bertanggungjawab untuk….
a. Memeriksa hasil akhir semua potongan kain
b. Memeriksa hasil akhir semua jahitan
c. Memeriksa roll kain
d. Memeriksa kesuaian pola dengan sample
e. Memeriksa jahitan
6. Untuk memotong bahan yang sedikit dan pemotongan lurus sebaiknya
menggunakan gunting…
a. Straight knife
b. Round knife
c. Band knife
d. Dil cutting
e. komputer
7. Kemeja lengan pendek dengan saku depan dan kerah disebut…..
a. Dress Shirt
b. Dinner Shirt
c. Camp Shirt
d. Winchester Shirt
e. Guayabera
8. Kera kemeja yang ujungnya membentuk runcing menyerupai sayap burung dan
dikenakan pada acara pesta formal disebut kerah….
a. Wing collar
b. Rounded collar
c. Pinned corral
d. Tab collar
e. Mandarin collar
9. Dibawah ini yang termasuk ukuran untuk membuat pola kemeja Kecuali
adalah…
a. Lingkar badan
b. Rendah bahu
c. Lebar punggung
d. Lingkar pesak
e. Lingkar leher
10. Label yang digunakan untuk menunjukan cara memelihara pakaian adalah…
a. Care llabel
b. Side label
c. Hand label
d. Main label
e. Country label
11. Proses memperbesar atau memperkecil suatu pola menjadi pola-pola dengan
ukuran yang berbeda dari pola asli disebut….
f. Patrren Making
g. Marker Layout
h. Grading
i. Cutting
j. Bundeling
12. Fungsi dari tool richpiece yaitu Rectangle adalah…
a. Untuk membuat garis
b. Digunakan untuk alat bantu membuat pola dasar
c. Memutar balik posisi
d. Memberi warna
e. Membuat kupnat
13. Tool yang digunakan untuk memberi garis jahit atau kampuh adalah….
a. Modify
b. Add Seam
c. Forfex
d. Eraser
e. Rotate
14. Dalam menjahit saku setelah tahapan menyiapak bahan saku sesuai ukuran
maka langkah selanjutnya adaah….
a. Menyetrika kampuh saku
b. Meletakkan posisi saku pada badan kemeja
c. Memotong kampu saku
d. Mmenjahit saku
15. Karah penegak dalam kemeja disebut juga…
a. Slevee
b. Pocket
c. Board
d. Shirt
e. line
f. Ketrampilan
- Menjahit kemeja sesuai tertib kerja