Anda di halaman 1dari 3

Kelompok 22

 SKI
Asal Muasal Tumpeng di Tanah Jawa
Tradisi tumpeng telah ada sebelum masuknya islam ke Pulau Jawa, tradisi
tumpeng pada perkembangannya diadopsi dan dikaitkan dengan filosofi islam
Jawa, dan dianggap sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Yang
Maha Kuasa.
Sejarahbahwa Jawa pada waktu itu beragama Hindu. Hindu itu berprinsip
yang boleh biacara agama adalah orang Brahmana, kasta yang sudah tidak
membicarakan dunia. Dibawah Brahmana ada kasta Ksatria (sekarang Guburnur /
Bupati) lalu dibawahnya lagi ada Wesya, laluadapetani, pedagang, dans audagarini
dinamakan kasta Sudra ( kastai ini juga tidak boleh bicara tentang agama). Jadi,
jika ada yang berkata bahwa islam dibawa oleh saudagar, itu tidak bisa diterima
oleh akal.
Akhirnya para ulama ingin mencoba mengislamkan warga yang tinggal di
tempat begitu bagusnya yakni, Jawa. Ulama-ulama dikirim kesini, namun mereka
menghadapi masalah, karena orang-orang di Jawa mau memakan manusia.
Manusia Jawa yang mau memakan manusia itu namanya aliran Bhirawa (sebuah
aliran yang muncul dari Syiwa). Sebab orang Brahma matinya harus moksa atau
murco. Untuk moksa harus melakukan upawasa. Upawasa yaitu tidak makan, tidak
minum, kemudian badannya menyusut menjadi kecil dan menghilang. Kadang ada
yang sudah menyusut menjadi kecil, tidak bisa hilang / gagal moksa karena
teringat kambingnya / hartanya. Ini terus menjadi jenglot atau batara karang.
Pada akhirnya ada yang mencari ilmu yang lebih mudah, namanya ilmu
ngrogoh sukmo. Sementara sekian tahun berikutnya, sebagian pengamal ngrogoh
sukmo yang lari ke Bali, sebagian lari ke Kediri, mereka menyembah Patung Totok
Kerot, mendengar masih adanya pengamal ngrogoh sukmo, cucu dari Mbah
Ibrahim yang dikenal dengan nama Sunan Bonang, hingga akhirnya pengamal
ngrogoh sukmo menyerah kepada Sunan Bonang. Setelah menyerah,
olehSunanBonang tradisi amalan para pengamal ngrogo sukmo yang sebelumnya
melingkar dengan kondisi telanjang tetap dibiarkan tetapi oleh Sunan Bonang
dilarang telanjang, sedangkan arak diganti air biasa, kopi, atau teh di sisi lain untuk
ingkung manusia diganti dengan ingkung ayam, mantra ngrogoh sukmo diganti
kalimat tauhid: laailaahaillallah.
Dan dari situlah tradisi tumpengan itu ada di tanah Jawa dengan cara islam
sebagaimana yang telah Sunan Bonang tinggalkan hingga saat ini. Namun ada juga
yang memahami tumpeng menurut tradisi islam Jawa, “Tumpeng” merupakan
akronim dalam Bahasa Jawa : yen metu kudu seng mempeng ( bila keluar harus
dengan sungguh-sungguh ). Lengkapnya, ada satu unit makanan lagi namanya,
“Buceng” yang dibuat dari ketan akronim dari “Yen mlebu kudu kenceng ( bila
masuk harus sungguh-sungguh ). Sedangkan lauk pauknya tumpeng, berjumlah 7
macam, angka 7 bahasa Jawa 7 maksudnya pitulungan ( pertolongan ). Maka jika
ada seseorang berhajatan dengan menyajikan tumpeng, maksudnya adalah
memohon pertolongan kepada Yang Maha Kuasa agar kita dapat memperoleh
kebaikan dan terhindar dari keburukan, serta memperoleh kemuliaan yang
memberikan pertolongan. Dan itu semua akan kita dapatkan bila kita mau berusaha
dengan sungguh-sungguh.

Nama Anggota Kelompok 22


1. Ayunda Dwi Maharani (6) 6. Muhammad Alif Aryanto (23 )
2. Azrul Rafi Arrizal (7) 7. Nadia Syifa Aulia Mahdhani (28)
3. Darin Tsabita (10) 8. Rayhan Aprilianda Zaki Mukti (33)
4. Gaung Prada Kaffa Angkasa (17) 9. Retno Dwi Rahmawati (35)
5. Mahardika Ardiansyah (22) 10. Risma Izzati Apriliana (37)

Anda mungkin juga menyukai