Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL USAHA JASA LAUNDRY

(MISS LAUNDRY)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Proyek dengan dosen pengampu :

Achma Hendra Setiawan, S.E., M.Si.

Maal Naylah, S.E., M.Si.

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Afarina Azatil Isma (12020119130071)

2. Alvina Putri Ayu K (12020119120021)

3. Citra Dian Ningrum (12020119120009)

4. Farah Amalia Putri (12020119120017)

5. Nadya Zay (12020119120037)

6. Syafira Aulia (12020119120003)

ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2021

1
DAFTAR ISI

RINGKASAN EKSEKUTIF ........................................................................................... 4

A. Deskripsi Proyek ........................................................................................................... 4

B. Makna Logo ................................................................................................................... 5

C. Tagline, Visi, Misi.......................................................................................................... 5

D. Latar Belakang ............................................................................................................... 6

E. Tujuan Proyek ............................................................................................................... 6

BAB I – ASPEK TEKNIS ................................................................................................ 7

1.1 Perizinan Proyek ........................................................................................................... 7

1.2 Lokasi Proyek ............................................................................................................... 11

1.3 Konstruksi, Tata Ruang, dan Instalasi Energi ............................................................... 11

1.4 Tampilan Usaha ............................................................................................................ 12

1.5 Peralatan dan Perlengkapan .......................................................................................... 13

1.6 Proses produksi dan kapasitas produksi ........................................................................ 13

BAB II – ASPEK MANAJEMEN .................................................................................. 14

2.1 Struktur Organisasi ....................................................................................................... 14

2.2 Alur Proses Kerja Pada Miss Laundry .......................................................................... 17

2.3 Rekruitment Personalia ................................................................................................. 17

2.4 Pengawasan dan Pelaporan ........................................................................................... 18

BAB III – ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL ....................................................... 19

3.1 Sumber Pendanaan ........................................................................................................ 19

2
3.2 Pajak ............................................................................................................................. 19

3.3 Kontrak Pembelian/Penjualan/Pemasaran .................................................................... 20

3.4 Resiko Usaha ................................................................................................................ 26

3.5 Kriteria Investasi ........................................................................................................... 27

BAB IV – ASPEK SOSIAL ............................................................................................. 30

4.1 Dampak Mikro .............................................................................................................. 30

4.2 Dampak Makro ............................................................................................................. 30

4.3 Dampak Lingkungan ..................................................................................................... 30

4.4 Dampak Sosial Lainnya ................................................................................................ 30

BAB V – REKOMENDASI .............................................................................................. 31

5.1 Keputusan untuk Menerima atau Menolak Proposal Proyek ........................................ 31

5.2 Saran dan Usulan Rencana Proyek Baru ...................................................................... 31

3
RINGKASAN EKSEKUTIF

“MISS LAUNDRY”

A. Deskripsi Proyek

Miss Laundry berasal dari kata “Miss” dan “Laundry” yang berarti seorang
perempuan yang terampil dalam bidang pencucian dan penyetrikaan baju. Bisnis Miss
Laundry berkomitmen menjadi salah satu jasa laundry premium dan ramah lingkungan
terbaik di Kota Semarang dalam aspek kepuasan konsumen melalui hasil pengerjaan dan
pelayanan dari seluruh karyawan yang kompeten.

Nama Proyek : Miss Laundry

Nama Pendiri : Afarina Azatil Isma

Alvina Putri Ayu K

Citra Dian Ningrum

Farah Amalia Putri

Nadya Zay

Syafira Aulia

Nomor Telepon : 082-241-644-973

Email : Misslaundry09@yahoo.com

Jenis Usaha : Jasa binantu menurut KBLI no S96200

4
B. Makna Logo

Tulisan Miss Laundry : menjelaskan bahwa usaha ini bergerak di bidang jasa
pencucian dan penyetrikaan baju atau sering disebut
laundry.

Logo seorang perempuan : menjelaskan bahwa usaha ini didirikan oleh perempuan
yang profesional dalam usaha pencucian dan
penyetrikaan baju.

Logo Mesin Cuci : usaha laundry sangat identik dengan mesin cuci.
Pemilihan logo mesin cuci memiliki makna bahwa bisnis
ini ingin memberikan pelayanan mencuci pakaian
dengan menggunakan teknologi modern sehingga
diperoleh hasil yang cepat dan memuaskan.

Warna Orange : Miss laundry memiliki komitmen melayani konsumen


dengan ramah dan sopan. Oleh karena itu warna orange
dipilih karena memiliki makna kuat, hangat, energik,
ramah, optimis, dan percaya diri.

C. Tagline, Visi, dan Misi

• Tagline

SOLUSI CEPAT BAGI YANG TIDAK SEMPAT

• Visi
Menjadi laundry dengan konsep premium dan ramah lingkungan serta
memberikan layanan terbaik untuk pelanggan dan dikelola secara professional.
• Misi

1. Memberikan layanan antar-jemput pakaian dengan respon cepat

2. Memelihara berhubungan baik dengan pelanggan-pelanggan Miss Laundry

3. Menghadirkan pelayanan prima dengan mesin cuci teknologi terkini

4. Menggunakan detergen dan softener yang ramah lingkungan

5. Memberikan pilihan parfum baju yang beragam dan harum

5
D. Latar Belakang

Miss Laundry adalah bisnis yang bergerak di bidang jasa pencucian dan
penyetrikaan baju. Pemilihan bisnis ini didasarkan karena laundry merupakan kebutuhan
bagi hampir semua orang. Beberapa orang berhadapan dengan bajunya yang kotor tetapi
tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencuci baju kotor tersebut. Oleh karena itu
Miss Laundry hadir sebagai solusi praktis untuk menyediakan jasa pencucian dan
penyetrikaan baju. Miss Laundry memiliki perbedaan dengan bisnis laundry lainnya.
Perbedaan tersebut diantaranya adalah ketepatan waktu, harga yang terjangkau, proses
pencucian dipisah dengan konsumen lain (tidak dicampur), memberikan pilihan pewangi
pakaian, penggunaan detergen ramah lingkungan, dan penggunaan mesin cuci teknologi
terkini. Miss Laundry melakukan promosi dengan cara menyebarkan brosur di daerah
area sekitar, melakukan penyebaran informasi melalui word of mouth, serta spanduk
yang dibentangkan didepan toko.

E. Tujuan dan Kegunaan / Manfaat Proyek

1. Menghadirkan jasa laundry untuk solusi semua orang yang tidak sempat
mencuci pakaian karena memiliki beragam kesibukan.

2. Menghadirkan laundry yang memiliki konsep premium dan ramah lingkungan


serta memberikan layanan terbaik untuk pelanggan dan dikelola secara
professional.

3. Berkontribusi untuk mendukung campaign ramah lingkungan dengan


penggunaan Detergen Biodegradable (Detergen yg dapatkan diuraikan oleh
mikroorganisme di alam menjadi zat atau senyawa yg tidak berbahaya bagi
lingkungan)

6
BAB I

ASPEK TEKNIS

1.1 Perizinan Proyek


A. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
SIUP adalah surat ijin yang dikeluarkan oleh dinas perdagangan atas suatu
badan usaha dalam pendirian usaha. Baik UD, CV, Firma, Koperasi dan badan
usaha lainnya harus memiliki SIUP sebagai bukti pengesahan dalam pendirian
usaha agar tidak dianggap illegal. Terdapat 4 jenis SIUP berdasarkan besaran modal
yang dimiliki pemilik usaha, yaitu : 1. SIUP Mikro ( dengan modal netto 50 sampai
500 juta) 2. SIUP Kecil (dengan modal netto 50-500 juta) 3. SIUP menengah
(dengan modal 500 juta-10 milyar) 4. SIUP Besar (dengan modal sebesar lebih dari
10 milyar) berdasarkan Pasal 4 ayat (1) Permendag 46/2009 terdapat pengecualian
untuk kriteria kepemilikan SIUP pada usaha mikro, yakni : usaha persekutuan,
kegiatan usaha yang dikelola oleh keluarga terdekat, memiliki kekayaan maksimum
sebesar 50 juta rupiah tanpa tanah dan bangunan.
Contoh SIUP :

PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


IZIN USAHA
(Surat Izin Usaha Perdagangan)
Lembaga OSS berdasarkan ketentuan Pasal 19 ayat (2) dan Pasal 32 Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi secara Elektronik, untuk dan atas nama menteri/kepala
Lembaga/gubernur/bupati/walikota menerbitkan Surat Izin Usaha Perdagangan
kepada:
Nama Perusahaan Miss Laundry
Nomor Induk Berusaha xxxxxxxxxxxx
Jl. Mulawarman Selatan Raya, Kec.
Alamat Perusahaan
Tembalang
Nama KBLI JASA BINANTU
Kode KBLI S96200
Barang/ Jasa Dagangan Utama Jasa Binantu

7
Lokasi Usaha
Alamat Jl. Mulawarman Selatan Raya
Desa/Kelurahan Kramas
Kecamatan Tembalang
Kabupaten / Kota Semarang
Provinsi Jawa Tengah
Izin usaha ini berlaku selama perusahaan melakukan kegiatan operasional sesuai
ketentuan perundang undangan.
Dikeluarkan tanggal : xx xx xxxx

B. Izin Pembuangan Air Limbah Cair (IPLC)


Merupakan perizinan yang dikeluarkan oleh Dinas Lingkungan Hidup dengan
tujuan untuk mengupayakan pembatasan air limbah ke pada sumber air disekitar
masyarakat. Pembatasan ini dilakukan dengan tujuan melindungi sumber air dari
pencemaran agar mampu digunakan berkelanjutan sesuai kebutuhan dan
peruntukannya. IPLC sangat penting dalam pendirian usaha yang memiliki limbah
cair.
Contoh :

Yth. Walikota Semarang


di tempat
Sifat : Penting
Lampiran : 1 (Satu) Berkas
Perihal : Permohonan Surat Izin Pembuangan Air Limbah Cair

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Afarina Azatil Isma
Jabatan : Pemilik / Direktur Utama
Alamat : Jalan Perum Ivory Park No 7

Dengan ini mengajukan permohonan Izin Pembuangan Limbah Air dari usaha :
Perusahaan : Miss Laundry

8
Alamat Perusahaan : Ruko Mulawarman Royal Cluster, Jl. Mulawarman
Selatan Raya, Kramas, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kegiatan Usaha : Jasa Binantu

Sebagai kelengkapan permohonan, bersama ini kami lampirkan :


1. Fotocopy dokumen Amdal/UKL-UPL/SPPL, ijin Lingkungan
2. Layout lokasi IPAL
3. Gambar DED/Teknis IPAL
4. Diagam alir dan diskripsi IPAL, di lengkapi data dan spesifikasi IPAL
dan Debit Air Limbah
5. Fotocopy Sertifikat hasil uji kualitas air limbah 3 bulan terakhir berturut-
turut dan memenuhi baku mutu dari laboratoriu m yang terakriditasi
6. Surat Kesanggupan mengoperasikan IPAL dengan materai Rp. 6.000,-
7. Surat kesanggupan memasang flow meter bermaterai Rp. 6.000,-
8. Surat pernyataan tidak dalam sengketa yang diketahui Lurah setempat
9. Surat keterangan dari pengelola kawasan untuk mengelola limbah cair
secara mandiri bagi pengajuan IPLC perpanjangan disertai fotocopy
Surat Keputusan Terdahulu.

C. Surat Izin Tempat Usaha.


SITU merupakan surat izin yang diberikan kepada sebuah usaha untuk
menjalankan usahanya di suatu tempat usaha dengan tujuan agar tidak
menimbulkan kegurian ataupun permasalahan dengan pihak tertentu mengenai
tempat usaha tersebut. Surat izin ini berlaku selama 5 tahun atas pertimbangan
tertentu yang telah ditetapkan.
Contoh :

Yth. Walikota Semarang


Cq. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Kota Semarang
di tempat
Sifat : Penting
Lampiran : 1 (Satu) Berkas
Perihal : Permohonan untuk mendapatkan Surat Izin Tempat Usaha (SITU)

9
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Afarina Azatil Isma
Jabatan : Pemilik / Direktur Utama
Alamat : Jalan Perum Ivory Park No 7

Dengan ini mengajukan permohonan Izin Pembuangan Limbah Air dari usaha :
Jenis Usaha : Jasa Binantu
Perusahaan : Miss Laundry
Alamat Perusahaan : Ruko Mulawarman Royal Cluster, Jl. Mulawarman
Selatan Raya, Kramas, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kelurahan : Kramas
Kecamatan : Tembalang
Kegiatan Usaha : Jasa Binantu

Sebagai kelengkapan permohonan, bersama ini kami lampirkan :

1. Surat permohonan pembuatan SITU.


2. Foto berwarna berukuran 2×3 sebanyak dua lembar.
3. Salinan kartu identitas.
4. Surat rekomendasi dari kelurahan dan kecamatan.
5. Salinan bukti pelunasan PBB terakhir.
6. Berkas lain yang diperlukan.

Demikian surat permohonan Saya buat dengan informasi yang sebenar-


benarnya. Saya mengucapkan terima kasih atas izin yang diberikan.

Pemohon,

Afarina Azatil Isma

10
1.2 Peta Lokasi Proyek

Proyek ini akan menyewa Ruko yang akan digunakan sebagai tempat produksi
dari kegiatan Laundry dan bertempat di Ruko Mulawarman Royal Cluster, Jl.
Mulawarman Selatan Raya, Kramas, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.

1.3 Konstruksi, Tata Ruang, dan Instalasi Energi.


- Konstruksi

Ruko yang akan disewa dan digunakan sebagai tempat produksi


merupakan ruko dengan luas tanah 125m persegi. Dengan 2 lantai, dimana
lantai 1 akan digunakan sebagai tempat produksi. Sementara lantai 2 digunakan
sebagai kantor operasional.

11
- Tata Ruang

Tata Ruang yang diterapkan yakni minimalis dengan tujuan menghemat ruang
dan memperhatikan sirkulasi udara dan serta mengutakan keaman para karyawan,
konsumen dan segala yang terlibat..

- Energi
Daya Listrik yang digunakan untuk usaha laundry ini sebesar 901-1300 VA
dengan pemakaian air PDAM agar menjaga kebersihan cucian.
1.4 Tampilan Usaha.

Tata ruang dari Miss Laundry mengutamakan aspek kebersihan, keamanan, dan
kerapian dengan tujuan memberikan rasa percaya dan servis yang memuaskan bagi
konsumen.

12
1.5 Peralatan dan Perlengkapan.
a. Pencucian : Mesin Cuci, ember, detergen, pewangi.
b. Pengeringan dan penjemuran : Mesin pengering, keranjang, penjepit, alat
gantung, tiang jemuran.
c. Peralatan Menyetrika : Setrika, papan setrika, parfum.
d. Administrasi : Mesin kasir, laptop, alat tulis kantor.
e. Lain-lain : Meja kasir, meja, kursi, timbangan, alat tagging,
lemari penyimpanan, plastic untuk pengemasan.
1.6 Proses produksi dan kapasitas produksi.
- Proses Produksi

Gambar diatas menunjukakn alur produksi dari kegiatan proyek ini, dimana
diawali dengan konfirmasi dan pengecekan berat cucian kering, yang dilanjut pada
pengkodean. Pada saat memilih menu pelayanan dikasir, para konsumen dapat memilih
apakah ingin mencuci-kering dan setrika, atau hanya menyetrika saja. setiap konsumen
dapat menggunakan 1 mesin cuci dan 1 pengering. Karena pada tahap pencucian dan
pengeringan ini, kami memisahkan masing masiing cucian konsumen untuk menjaga
kebersihan dan kenyaman konsumen. Pada tahap setrika dan packing, konsumen juga
dapat memilih parfum sesuai selera mereka. Setelah proses yang produksi selesai, paket
cucian dapat diantar ke rumah ataupun diambil di kasir.

- Kapasitas Produksi.
a. Jam kerja : 8-10 jam perhari. Proses pencucian 30 menit
b. Kapasitas :Mesin cuci 14 kg daya tampung maks. 8 kg dengan maksimal
hasil 135kg.
Mesin pengering 15 kg daya tamping maks 8 kgdengan
maksimal hasil 105kg.
Setrika 15 liter dengan 2 pekerja akan menghasilkan 150 kg.

13
BAB II

ASPEK MANAJEMEN

2.1 Struktur Organisasi

Pemilik : Afarina Azatil Isma

Kasir : Alvina Putri Ayu K

Divisi pengkodean : Citra Dian Ningrum

Divisi Operasional : Farah Amalia Putri

Divisi Pemasaran : Nadya Zay

Divisi Delivery : Syafira Aulia

Adapun kewenangan serta tanggungjawab daripada masing-masing struktural sebagaimana


tertera pada kolom tabel yang diatas yakni adalah sebagai berikut:

a. Pemilik

Pemilik merupakan orang yang memiliki permodalan penuh terhadap usaha Miss Laundry yang
menjadikannya sebagai pemiliki tunggal terhadap usaha tersebut dengan kewajiban dan
tanggung jawab sebagai berikut ini :

1) Menyediakan modal yang akan digunakan dalam pengoperasian usaha laundry serta
melakukan kerjasama dengan beberapa rekanan yang dibutuhkan dalam pengoperasian

14
usaha laundry yakni seperti distributor detergen dan pewangi Biodegradable dan barang
lainnya yang diperlukan oleh keberlangsungan usaha.

2) Membayar gaji kepada seluruh karwayan sesuai dengan gaji yang harus dibayarkan
sebagaimana diatur dalam kontrak kerja setiap pegawai laundry.

3) Merekrut karyawan baru maupun melakukan pemutusan hubungan kerja bagi


karyawaan yang tidak bekerja sebagaimana diatur dalam kontrak kerja .

4) Melaksanakan fungsi pengawasan atas setiap kinerja karyawan Miss Laundry dalam
melaksanakan pekerjaan mereka sebagaimana tugas yang telah diberikan

5) Memberikan teguran secara langsung maupun tidak langsung dengan cara


mengeluarkan surat teguran kepada setiap karyawaan yang tidak bekerja sebagaimana
seharusnya sesuai dengan tugas pokok masing-masing karyawaan yang ada

b. Pihak Kasir

Kasir bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan Miss Laundry dengan tugas-tugas
sebagaimana berikut :

1) Pihak yang menerima kustomer untuk pertama kalinya dan mencatat mengenai identitas
kustomer

2) Membuka nota sebagaimana sesuai dengan jumlah laundryan secara kuantitas pakaian
maupun jumlah kilo gram serta mencantumkan nominal harga laundry yang harus
dibayar oleh pelanggan

3) Setelah membukakan nota maka pihak kasir juga hendak melakukan pengarsipan nota
guna untuk dilakukan pengecekan dikemudian hari terhadap laporan pembukuan

4) Membuat laporan keuangan serta pembukan menurut periode harian, mingguan,


bulanan, dan tahunan guna untuk mempermudah pengecekan keuangan perusahaan
mengenai pemasukan maupun pengeluaran usaha;

c. Pengkodean

Pihak pengkode adalah pihak yang bertugas dan bertanggungjawab atas pengkodean
laundryan pelanggan, yang sebelumnya diterima oleh pihak kasir sesuai dengan nama
pelanggan nya masing-masing. Tugas pokok divisi pengkodean antara lain :

15
1) Memisahkan laundry setiap pelanggan yang ada sebelum dilakukan pencucian
(pemisahan ini bertujuan agar laundryan konsumen tidak saling tercampur)

2) Memastikan kembali jumlah pakaian atau unit cucian laundry serta mencantumkannya
secara jelas dinota guna untuk memantau jumlah kuantity laundryan setiap pelanggan

d. Divisi Operasional

Divisi Operasional adalah divisi yang bertanggung terhadap beroperasinya bisnis laundry. Pada
divisi ini terdapat tiga fungsi utama yaitu pencucian, penyetrika, dan packing.

Pencucian : bertanggung jawab atas kualitas pencucian dan mempunyai tugas


menentukan cara pencucian pakaian berdasarkan jenis bahan pakaian serta
menentukan jenis detergen apa saja yang akan dipakai

Penyetrika : bertanggung jawab menyetrika pakaian konsumen sesuai dengan SOP dan
memastikan pakaian yang disetrika sesuai dengan bahan kain serta
memperhatikan kerapian lipatan.

e. Divisi Pick Up & Delivery Laundry

1). Memastikan kesesuaiakan jumlah dan jenis cucian


2). Memastikan semua cucian selesai di folding & packing dan diletakkan dalam box
pengantaran
3). Memberi identitas pemilik pada tiap paket laundry agar tidak tertukar
4). Mengantarkan laundry sesuai alamat yang tertera
5). Menyerahkan tanda bukti serah/terima pengantaran
f. Divisi Pemasaran

Miss Laundry melakukan promosi dengan cara menyebarkan brosur di daerah area
sekitar, melakukan penyebaran informasi melalui word of mouth, serta spanduk yang
dibentangkan didepan toko.

16
2.2 Alur Proses Kerja Pada Miss Laundry

1. Pelanggan ataupun customer akan datang ke Miss Laundry dengan membawa sejumlah
pakaian yang akan dicuci dan pihak kasir akan melakukan penerimaan serta melakukan
penimbangan terhadap berat jumlah cucian, penghitungan terhadap jumlah kuantitas
pakaian, dan identitas pelanggan.
2. Proses pengkodean berfungsi memastikan agar setiap pakaian laundry pelanggan tidak
tertukar dikarenakan memiliki kode yang berbeda-beda serta mempermudah mengenali
pakaian-pakaian pelanggan yang ada.

3. Setelah dilakukan pengkodean maka pakaian tersebut telah siap dilakukan pencucian
dengan mengunakan mesin cuci dan setelah selesai mencuci dengan menggunakan mesin
cuci maka pakaian basah tersebut dapat dilakukan pengeringan dengan bantuan mesin
cuci dan sinar matahari.

4. Langkah selanjutnya adalah penyetrikaan dimana pakaian disetrika secara rapi serta
diberikan pewangi sebagaimana sesuai dengan permintaan pelanggan dan kemudian
dipacking dengan rapi menggunakan plastik wrap agar baju tidak kusut.

5. Pickup dan delivery adalah mengantarkan pakaian tersebut ke pelanggan sesuai identitas
pelanggan yang telah tercatat dalam kasir.

2.3 Rekruitment Personalia

Rekruitment personalia adalah proses mencari, menemukan, mengajak, dan menetapkan


sejumlah orang dari dalam maupun dari luar perusahaaan sebagai calon tenaga kerja
dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber
daya manusia. Dalam usaha Miss Laundry kami bersama-sama merekrut tenaga kerja
dan tenaga ahli untuk menunjang keberhasilan usaha dengan rincian rekruitment sebagai
berikut : Pegawai recruitment (3 orang)

17
2.4 Pengawasan dan Pelaporan

a. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu proses untuk mengawasi pelaksanaan kegiatan dengan


pedoman pada standar dan aturan yang berlaku dengan tujuan agar hasil dari kegiatan
tersebut sesuai dengan perencanaan proyek. Langkah-langkah proses pengawasan dan
pengendalian proyek sebagai berikut :

1. Menentukan sasaran,

2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran,

3. Merancang sistem informasi, pemantauan dan laporan hasil pelaksanaan pekerjaan,

4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan),

5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan,

6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standar, kriteria dan sasaran yang
telah ditentukan,

Maka dari itu proyek yang kami bangun ini tetap harus dilakukan pengawasan, agar
proyek yang kami bangun dapat sesuai dengan rencana yang telah kami buat.
Pengawasan proyek dilakukan secara langsung oleh pemilik dan para ketua divisi melalui
beberapa cara seperti observasi dan penilaian. Dengan sistem pengawasan mengawasi
satu sama lain diharapkan masing-masing karyawan dapat menjalankan tugasnya
masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsi yang telah diberikan. pengawasan ini akan
selalu dilakukan sampai pembangunan proyek selesai.

b. Pelaporan

Laporan dilaporkan dalam bentuk apapun baik tertulis maupun lisan kepada pihak yang
bersangkutan yang akan dilaksanakan pada setiap periode dan akan diadakan evaluasi
bila terjadi ketidaksesuaian dalam pengerjaan proyek yang ditugaskan. Pada usaha Miss
Laundry laporan keuangan serta pembukan dilaksanakan menurut periode harian,
mingguan, bulanan, dan tahunan untuk mempermudah pengecekan keuangan perusahaan
mengenai pemasukan maupun pengeluaran usaha.

18
BAB III

ASPEK EKONOMI DAN FINANSIAL

3.1 Sumber Pendanaan

Pada proposal proyek Miss Laundry ini menggunakan modal sendiri sejumlah
32.500.000 dengan rincian dana sebagai berikut :

Keterangan Jumlah Harga / Jumlah Harga


Biaya Satuan
Biaya Peralatan dan Perlengkapan
Mesin Cuci 2 8.000.000 16.000.000
Timbangan duduk 1 135.000 135.000
Setrika kering 2 150.000 300.000
Meja Setrika 2 130.000 260.000
Kursi 2 35.000 70.000
Meja Kasir 1 150.000 150.000
Sikat Pakaian 1 10.000 10.000
Tali Jemur Pakaian 1 20.000 20.000
Sabun Pakaian 1 60.000 60.000
Pewangi Pakaian 1 100.000 100.000
Biaya Tambahan
Sewa Tempat - - 10.000.000
Gaji Pegawai 3 orang 1.500.000 4.500.000
Beban Lain - Lain 895.000
Total 32.500.000

3.2 Pajak

Pajak yang dipakai untuk proyek laundry mengggunakan pajak perserorangan karena
proyek laundry atas nama perseorangan bukan badan usaha. Dengan tarif biaya laundry
sebesar Rp 5.000/kg maka omset yang dicapai yaitu diperkirakan setiap harinya di
asumsikan 120 kg sehingga :
Omset perbulan : 120x 5.000 x 30 : Rp18.000.000
Omset per tahun : Rp18.000.000 x 12 : Rp216.000.000

Perhitungan Pajak : Omset per tahun x 0,75 % (PPh pasal 21)

216.000.000 x 0,75 % : 1.620.000 per tahun.

19
3.3 Kontrak Pembelian/Penjualan/Pemasaran

Kontrak Sewa Ruko

KONTRAK SEWA RUKO UNTUK USAHA

PASAL 1

POKOK PERJANJIAN

PIHAK PERTAMA dengan ini setuju dan mengikatkan diri kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA dengan ini setuju dan mengikatkan diri untuk menyewa dari PIHAK
PERTAMA atas objek sewa yang letak dan luasnya serta fasilitas yang ada sebagai berikut:

a. Alamat Objek Sewa : Ruko Mulawarman Royal Cluster, Jl. Mulawarman Selatan
Raya, Kramas, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
b. Luas Objek Sewa : Tanah 125 M2 dan Bangunan 90 M2
c. Listrik : 1300 VA
d. Air : PDAM

PASAL 2

MASA SEWA

a. Sewa – menyewa ini dilangsungkan untuk jangka waktu sepuluh tahun terhitung
mulai tanggal 1 Oktober 2021 (Tanggal Awal Sewa) dan akan berakhir pada tanggal
30 September 2031 (Tanggal Akhir Sewa), untuk selanjutnya disebut “Masa Sewa”.
b. Apabila selama Masa Sewa tidak terjadi pelanggaran atau kelalaian atas ketentuan–
ketentuan dalam perjanjian ini oleh PIHAK KEDUA, maka atas permintaan tertulis
dari PIHAK KEDUA yang harus diajukan kepada PIHAK PERTAMA selambat–
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal akhir sewa, PIHAK PERTAMA dapat
memprioritaskan PIHAK KEDUA untuk memperpanjang Masa Sewa, di mana
ketentuan dan syarat-syarat perpanjangan sewa, antara lain harga sewa akan
ditentukan dan disepakati kemudian oleh Para Pihak.

20
c. PIHAK PERTAMA menyatakan benar-benar sebagai satu-satunya pemilik yang sah,
tidak ada orang/pihak yang turut mempunyai hak atau mempunyai hak terlebih dahulu
atas ruang usaha yang disewakan dengan perjanjian ini, sehingga PIHAK PERTAMA
menjamin bahwa atas dibayarkannya uang sewa dan dilaksanakannya janji-janji
dalam sewa menyewa ini PIHAK KEDUA dapat menempati ruang usaha dan
menggunakan ruang usaha selama masa sewa.
d. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa tanah dan bangunan ruko yang disebut dalam
surat perjanjian ini adalah hak miliknya secara sah dan bebas dari semua tuntutan atau
masalah hukum dan persoalan lain yang dapat mengganggu PIHAK KEDUA selama
masa pemakaiannya.

PASAL 3

HARGA DAN PEMBAYARAN

a. Harga sewa atas Objek Sewa yang disepakati para pihak adalah sebesar
Rp.10.000.000 Per tahun atau total Rp.100.000.000 Untuk keseluruhan jangka waktu
sewa selama 10 tahun.
b. (b1). Uang tersebut akan dibrikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
bersamaan dengan penandatanganan Surat Perjanjian ini sebagai tanda pelunasan dari
seluruh jumlah uang sewa yang termaksud.
(b2). Uang tersebut akan diberikan PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA secara
BERTAHAP selama 10 (sepuluh) tahun.

PASAL 4

PENYERAHAN OBJEK SEWA DAN PEKERJAAN RENOVASI

a. Objek Sewa sebagaimana dimaksud pada perjanjian ini, akan diserahkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA pada saat Tanggal Serah Terima.
b. Terhitung sejak Tanggal Serah Terima, maka PIHAK KEDUA berkewajiban
membayar terhadap seluruh biaya – biaya yang timbul terhadap pemakaian listrik, air,
biaya iuran pengelolaan dan kebersihan lingkungan, keamanan, dan iuran-iuran yang
berkaitan dengan lingkungan yang diwajibkan bagi seluruh pemilik di area tersebut.

21
c. Apabila PIHAK KEDUA akan melaksanakan pekerjaan renovasi atas Objek Sewa,
maka sebelum pekerjaan renovasi dimaksud dilakukan, PIHAK KEDUA wajib
meminta ijin kepada PIHAK PERTAMA. Renovasi dapat dilakukan setelah
mendapat ijin dari PIHAK PERTAMA. Semua perubahan atau penambahan pada
objek sewa tersebut setelah berakhirnya masa sewa akan dikembalikan seperti
semula.
d. PIHAK KEDUA wajib memelihara dan merawat objek sewa dan fasilitas yang ada,
dan apabila ada kerusakan atas objek sewa yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib memperbaikinya dengan biaya sendiri.

PASAL 5

PERALIHAN

a. Selama jangka waktu berlakunya Perjanjian ini PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan
memindahkan Hak Penyewaan secara keseluruhan atau sebagian kepada PIHAK
KETIGA, kecuali mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK
PERTAMA.
b. Apabila PIHAK KEDUA mengakhiri Masa Sewa sebelum berakhirnya Masa Sewa,
uang sewa yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA tidak dapat dikembalikan.
c. Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan tersebut di atas termasuk point b,
maka PIHAK PERTAMA, berhak secara sepihak membatalkan perjanjian ini dengan
memperhitungkan uang yang sudah dibayarkan dan mengambil alih Objek Sewa.

PASAL 6

KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

a. Menggunakan dan memelihara Objek Sewa dengan baik sebagai ruang usaha.
b. Membayar biaya pemakaian listrik, air, dan biaya kebersihan, keamanan dan iuran-
iuran lain yang diwajibkan dilingkungan pertokoan.
c. Mengganti atau memperbaiki Objek Sewa apabila ada kerusakan, yang sifatnya kecil
seperti lampu, kran air menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA (Penyewa).

22
d. Tidak menggunakan Objek Sewa atau bagian dari Objek Sewa atau mengijinkan
untuk digunakan untuk suatu maksud yang melanggar hukum, kesusilaan dan
ketertiban umum.
e. Menjaga dan memelihara kebersihan dan kondisi Objek Sewa secara umum,
termasuk perlengkapan milik PIHAK PERTAMA sehingga Objek Sewa dan
perlengkapan tersebut tetap berada dalam kondisi bersih dan berfungsi sesuai dengan
kondisi pada saat Tanggal Serah Terima, terkecuali untuk kerusakan atau aus yang
timbul sebagai akibat dari pemakaian yang wajar dan normal yang dapat diterima
oleh PIHAK PERTAMA.
f. Setelah Masa Sewa berakhir PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kembali Objek
Sewa kepada PIHAK PERTAMA, dalam keadaan terawat dan apabila ada perubahan
pada objek sewa dikembalikan seperti semula. Bilamana ada kondisi perlengkapan
ruko yang rusak atau tidak berfungsi pada saat masa sewa berakhir, maka PIHAK
PERTAMA berwenang untuk meminta kerugian kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 7

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

a. Apabila PIHAK KEDUA terbukti secara sah tidak menggunakan Objek Sewa sesuai
dengan peruntukan yang ditentukan dalam perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA
berhak untuk memutus perjanjian ini secara sepihak dengan menyampaikan
pemberitahuan tertulis sebelumnya kepada PIHAK KEDUA.
b. Hal – hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan dibicarakan dan diselesaikan
lebih lanjut oleh masing - masing pihak.
c. Perjanjian ini tidak akan berakhir dengan dijualnya atau dipindahtangankannya tanah
dan turutannya tersebut, atau dengan meninggalnya salah satu pihak. Dalam hal-hal
tersebut perjanjian ini akan tetap diteruskan oleh ahli waris atau penerus hak dari
masing-masing pihak sampai saat berakhirnya Masa Sewa.

23
d. Perjanjian ini tidak akan berakhir dengan dijualnya atau dipindahtangankannya tanah
dan turutannya tersebut, atau dengan meninggalnya salah satu pihak. Dalam hal-hal
tersebut perjanjian ini akan tetap diteruskan oleh ahli waris atau penerus hak dari
masing-masing pihak sampai saat berakhirnya Masa Sewa.
e. Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat yang timbul di antara para pihak di dalam
menafsirkan dan atau melaksanakan perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah dan kekeluargaan untuk mencapai permufakatan.
f. Apabila mufakat tidak tercapai, maka Para Pihak akan menunjuk Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri untuk menyelesaikan dan memutus
sengketa/perselisihan yang terjadi.

Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang bermatrai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, ditandatangani kedua belah pihak di Semarang pada
Hari Kamis Tanggal 1 (satu) Bulan Oktober Tahun 2021 dan berlaku mulai tanggal tersebut
sampai dengan Tanggal 30 (Tiga Puluh) Bulan September Tahun 2031.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

(Indah Permata) (Afarina Azatil Isma)

24
Contoh Surat Kontrak

SURAT PERJANJIAN SEWA RUKO

Pada Hari Rabu tanggal 29 September 2021, di Semarang Kami yang bertanda tangan
dibawah ini :

Nama : Indah Permata


Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Mulawarman, Kec Tembalang, Kota Semarang
No. Telp : 088234542124

Selanjutnya dalam perjanjian ini akan disebut PIHAK PERTAMA

Nama : Afarina Azatil Isma


Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Jl Kenangan, Kota Semarang
No. Telp : 089543567433
Yang selanjutnya bertindak sebagai PIHAK KEDUA dalam perjanjian ini.

Kedua belah pihak diatas menyepakati untuk mengikatkan diri dalam perjanjian sewa ruko
dengan ketentuan dan aturan sebagai berikut :

1. PIHAK PERTAMA menyewakan bangunan berupa ruko kepada PIHAK KEDUA


beserta seluruh tanah, teras, dan halaman belakang. Ruko tersebut beralamat di Jalan
Mulawarman Royal Cluster, Jl. Mulawarman Selatan Raya, Kramas, Kec.
Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
2. Semua hal yang berkaitan dengan biaya perwawatan dan pemeliharaan gedung,
termasuk biaya listrik, serta air menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.
3. Apabila dikemudian hari diperlukan kesepakatan yang lebih rinci maka akan
dibahas melalui musyawarah bersama untuk mencapai kata mufakat. Dan jika
sengketa tidak terselesaikan maka akan ditempuh jalur hukum sesuai hukum yang
berlaku di Indonesia.

Surat perjanjian ini dibuat sebagai mana mestinya tanpa ada pengaruh dari pihak manapun.
Perjanjin ini dibuat rangkap dua dan bermatrai cukup serta mempunyai kekuatan hukum
serupa.

Semarang, 29 September 2021

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Indah Permata Afarina Azatil Isma

25
3.4 Resiko Usaha

Persaingan ketat Usaha laundry memiliki banyak kompetitor dikarenakan


bisnis yang paling mudah untuk ditiru. Untuk mengatasi
masalah ini, Miss Laundry memberikan serta menjaga
hubungan dengan konsumen sesuai dengan mottonya
yaitu malayani konsumen dengan ramah dan sopan,
meningkatkan kualitas cucian dan setrikaan lebih licin
dan wangi, selain itu juga memberikan bonus untuk
menarik konsumen seperti cuci 10 kali bonus 1 kali cuci.
Hambatan Cuaca Masalah yang sering dialami usaha laundry adalah ketika
musim penghujan, diman usaha ini mengandalkan panas
matahari untuk mengeringkan pakaian. Untuk itu kami
menerapkan strategi cuci tanpa jemuran, dimana hanya
menggunakan mesin pengiring pakian (dryer), dengan
menggunakan alat ini pakaian yang sudah dicuci bisa
langsung kering tanpa harus dijemur lagi.
Resiko Penyusutan Peralatan yang digunakan untuk usaha laundry ini akan
mengalami penyusutan kualitas maupun kerusakan, maka
perlu untuk dirawat dengan baik untuk mengurangi
penyusutan peralatan yang sudah ada.
Keterlambatan Jadwal Banyak usaha laundry yang menawarkan layanan antar
Pengiriman jemput, tetapi hal ini juga dapat menimbulkan resiko
keterlambatan pengiriman yang disebabkan oleh hal yang
tidak terduga yang dialami oleh pemilik laundry. Untuk
mengatasi resiko ini usaha Miss Laundry menyediakan
kurir khusus untuk delievery.
Limbah Air Cucian Dalam mengatasi limbah cucian, Miss Laundry sudah
mendapatkan Izin Pembuangan Air Limbah Cair (IPLC)
dari Dinas Lingkungan Hidup, selain itu detergen yang
digunakan adalah Detergen Biodegradable, dimana
berkontribusi mendukung campaign ramah lingkungan
dan tidak berbahaya bagi lingkungan.

26
Risiko Operasional - Jika terjadi masalah seperti listrik mati, Miss
Laundry menyediakan genset agar saat proses
pencucian dan pengeringan tidak terganggu.
- Apabila ada masalah air PDAM mati atau
mendadak kran PDAM berhenti, Untuk
mengatasinya Miss Laundry menyediakan tendon
air kapasitas yang besar
- Jika tempat usaha terjadi kebakaran, maka seluruh
asset akan ijut juga terbakar. Hal ini akan
mengakibatkan usaha ditutup sementara atau
ditutup permanen karena mengalami
kebangkrutan.
- Apabila terjadi pencurian asset, maka akan
mempengaruhi jalannya usaha laundry.
- Jika adanya kesalahan yang terjadi pada kasir saat
melakukan perhitungan jumlah pemasukan dan
pengeluaran, maka akan menimbulkan kerugian.

3.5 Kriteria Investasi

Perhitungan :

cost Benefit Net DF = PV PV NPV


Tahun ( juta) (Juta) Benefit 10% Cost Benefit (10%)
a b c d e f g
0 32,5 0 -32 1,000 32,00 0,00 -32,00
1 28 18 -10 0,909 25,45 16,36 -9,09
2 25 21 -4 0,826 20,66 17,36 -3,31
3 19 25 6 0,751 14,27 18,78 4,51
4 13 28 15 0,683 8,88 19,12 10,25
5 10 31 21 0,621 6,21 19,25 13,04
6 13 36 23 0,564 7,34 20,32 12,98
7 15 39 24 0,513 7,70 20,01 12,32
8 16 47 31 0,467 7,46 21,93 14,46
9 19 54 35 0,424 8,06 22,90 14,84
10 21 42 21 0,386 8,10 16,19 8,10
JUMLAH 211,5 341 129,5 7,145 146,63 192,23 45,60

27
a. Net Present Value ( NPV )

NPV merupakan selisih antara nilai sekarang (present value) dari laba tunai
(proceeds) dengan pengeluaran atau investasi awal (initial outlays). Jika NPV > 0
(positif) berarti proyek menguntungkan (layak dilaksanakan), sebaliknya jika NPV < 0
(negatif) berarti proyek tersebut tidak menguntungkan (tidak layak dilaksanakan).
Rumus :
𝑡=𝑛 𝑡=𝑛 𝑛
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
NPV = ∑ NPV = ∑(𝐵𝑡 − 𝐶𝑡)(𝐷𝐹) NPV = ∑( 𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)(𝐷𝐹)
(1 + 𝑖)𝑡
𝑡=0 𝑡=0 𝑘=0

Interpretasi Hasil Perhitungan :

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan mengggunakan rumus Net


Present Value, dihasilkan nilai NPV sebesar 45,6 yang terbagi menjadi NPV negatif
44,9 sebesar sedangkan NPV positif 90,49 sebesar dalam jangka waktu sepuluh tahun.
Maka berdasarkan kriteria investasi menggunakan NPV, proyek usaha menguntungkan
karena nilainya lebih dari 0 ( NPV > 0 atau 45,6 > 0).

b. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negative.
Net B/C menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) akan diperoleh dari
biaya (cost) yang dikeluarkan. Jika Net B/C > 1 berarti proyek layak dilaksanakan
karena manfaat yang diperoleh lebih dari 1 kali lipat daripada biaya yang dikeluarkan.
Rumus :

𝑡=𝑛 ∑𝑡=𝑛
∑𝑡=0 (𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)(𝐷𝐹) 𝑡=0 (𝑁𝑃𝑉 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)
Net B/C = Net B/C =
𝑡=𝑛 ∑𝑡=𝑛
𝑡=0 (𝑁𝑃𝑉 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓)
∑𝑡=0 (𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓)(𝐷𝐹)

Interpretasi Hasil Perhitungan :


Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus Net Benefit Cost
Ratio, dihasilkan nilai 2,0156. Nilai tersebut diperoleh dari NPV positif sebesar 90,49
dibagi dengan NPV negatif 44,90. Net B/C mengabaikan tanda negatif pada nilai NPV
yang digunakan, sehingga nilai Net B/C sebesar 2,0156> 1 yang artinya proyek usaha

28
ini layak dilaksanakan karena keuntungan yang diperoleh atau diterima lebih dari satu
kali lipat daripada biasa yang dikeluarkan selama 10 tahun.

c. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)

Gross B/C adalah perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV Manfaat)
dengan Jumlah Present Value Cost (PV Biaya). Jika Gross B/C > 1 maka proyek layak
dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih dari satu kali lipat daripada biaya
yang dikeluarkan.
Rumus :
𝑡=𝑛
∑𝑡=𝑛
𝐵𝑡 ∑𝑡=𝑛
𝑡=0 𝐵𝑡(𝐷𝐹) ∑𝑡=0 (𝑃𝑉(𝐵))
𝑡=0(1+𝑖)𝑡 Gross B/C = Net B/C =
Gross B/C = ∑𝑡=𝑛
𝑡=0 𝐶𝑡(𝐷𝐹)
𝑡=𝑛
∑𝑡=0 (𝑃𝑉(𝐶))
𝐶𝑡
∑𝑡=𝑛
𝑡=0 (1+𝑖)𝑡

Interpretasi Hasil Perhitungan :


Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan menggunakan rumus Gross B/C
tersebut, dihasilkan nilai 1,3109 yang diperoleh dari nilai PV Benefit sebesar 192,23
dibagi dengan nilai PV cost sebesar 146,63. Nilai yang diperoleh menunjukkan bahwa
proyek usaha ini layak dilaksanakan karena nilai Gross B/C > 1 (1,3109 > 1 ) yang
artinya keuntungan yang diperoleh lebih dari satu kali lipat dari pada biaya yang
dikeluarkan selama 10 tahun.

29
BAB IV

ASPEK SOSIAL

4.1 Dampak Mikro


Pendirian miss laundry dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
sekitar, meskipun awalnya miss laundry hanya menggunakan sedikit pekerja tapi tidak
menutup kemungkinan bisnis ini dapat berkembang dan akhirnya mampu merekrut
lebih banyak orang, tentunya lebih banyak lapangan pekerjaan akan membantu
kehidupan ekonomi masyarakat.
4.2 Dampak Makro
Pendirian miss laundry tidak hanya akan menguntungkan masyarakat sekitar tapi juga
akan menguntungkan pemerintah setempat yang dalam kasus ini adalah pemerintah
daerah Kota Semarang. Pemerintah daerah akan diuntungkan melalui pembayaran
pajak yang akan dilakukan oleh Miss Laundry setiap tahunnya. Selain itu, Miss
Laundry akan meningkatkan aktivitas ekonomi di Kota Semarang dengan pengeluaran
biaya operasional seperti pembayaran konsumsi listrik, pembelian bahan baku laundry
dan sebagainya.
4.3 Dampak Lingkungan
Bisnis laundry dalam operasionalnya tidak dapat lepas dari dampak lingkungan.
Dampak lingkungan tersebut berupa polusi air yang terjadi karena penggunaan deterjen
menghasilkan limbah air yang mengandung bahan-bahan kimia. Sama halnya dengan
bisnis laundry lain, Miss laundry juga tidak dapat menghindari dampak negatif
lingkungan tersebut namun miss laundry berusa semaksimal mungkin untuk
meminimalkan dampak negatif yang terjadi dengan cara menggunakan produk detergen
yang ramah lingkungan.
4.4 Dampak sosial lainnya
Perubahan budaya masyarakat dalam mengalokasikan waktu semakin berubah
termasuk dalam hal mengalokasikan waktu untuk mencuci. Perubahan ini juga tidak
lagi memandang gender dan umur. Karena kesibukan mereka yang padat mereka
mementingkan efisiensi dan efektivitas termasuk dalam hal mencuci pakaian.
Perubahan budaya inilah yang menginisiasi Miss laundry untuk membantu masyarakat
dalam memberikan kemudahan mencuci pakaian agar lebih efektif dan efisien.

30
BAB V

REKOMENDASI

5.1 Keputusan untuk Menerima atau Menolak Proposal Proyek

Berdasarkan pertimbangan dari:


1. Net Present Value (NPV)
Berdasarkan penghitungan Net Present Value pada bab III , yaitu NPV untuk proyek
ini sebesar 45,60 dimana nilai 45,60 > 0 sehingga berdasarkan nilai ini, proyek
“Miss Laundry” layak untuk dilaksanakan (feasible).
2. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Net Benefit-Cost Ratio
menghasilkan sebesar 2,015, dimana nilai 2,015 > 1. Sehingga, dari perhitungan
rumus ini, proyek “Miss Laundry” layak untuk dilaksanakan (feasible).
3. Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C)
Menurut penghitungan rumus Gross BC, menghasilkan nilai sebesar 1,310 > 1.
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proyek usaha ini layak untuk dilaksanakan.

5.2 Saran dan Usulan Rencana Proyek Baru

1. Kerjasama dengan vendor iklan online dan event-event yang bekerjasama dengan
brand baju terkenal.
2. Inovasi services
Kedepannya kami akan berupaya untuk terus melakukan perubahan dari segi
efisiensi waktu pengerjaan/ proses laundry.
3. Memberi hampers bagi pelanggan tetap pada hari-hari tertentu seperti Hari Raya.
4. Mengadakan diskon pada hari-hari peringatan, seperti Hari Peringatan
Kemerdekaan, Hari Bumi, dan sebagainya.
5. Mengkampanyekan transaksi non tunai, selain untuk menambah keamanan
transaksi juga mendukung program digitalisasi keuangan oleh pemerintah.

31

Anda mungkin juga menyukai