Kelompok 5 - Proposal - Miss Laundry
Kelompok 5 - Proposal - Miss Laundry
(MISS LAUNDRY)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Proyek dengan dosen pengampu :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
1
DAFTAR ISI
2
3.2 Pajak ............................................................................................................................. 19
3
RINGKASAN EKSEKUTIF
“MISS LAUNDRY”
A. Deskripsi Proyek
Miss Laundry berasal dari kata “Miss” dan “Laundry” yang berarti seorang
perempuan yang terampil dalam bidang pencucian dan penyetrikaan baju. Bisnis Miss
Laundry berkomitmen menjadi salah satu jasa laundry premium dan ramah lingkungan
terbaik di Kota Semarang dalam aspek kepuasan konsumen melalui hasil pengerjaan dan
pelayanan dari seluruh karyawan yang kompeten.
Nadya Zay
Syafira Aulia
Email : Misslaundry09@yahoo.com
4
B. Makna Logo
Tulisan Miss Laundry : menjelaskan bahwa usaha ini bergerak di bidang jasa
pencucian dan penyetrikaan baju atau sering disebut
laundry.
Logo seorang perempuan : menjelaskan bahwa usaha ini didirikan oleh perempuan
yang profesional dalam usaha pencucian dan
penyetrikaan baju.
Logo Mesin Cuci : usaha laundry sangat identik dengan mesin cuci.
Pemilihan logo mesin cuci memiliki makna bahwa bisnis
ini ingin memberikan pelayanan mencuci pakaian
dengan menggunakan teknologi modern sehingga
diperoleh hasil yang cepat dan memuaskan.
• Tagline
• Visi
Menjadi laundry dengan konsep premium dan ramah lingkungan serta
memberikan layanan terbaik untuk pelanggan dan dikelola secara professional.
• Misi
5
D. Latar Belakang
Miss Laundry adalah bisnis yang bergerak di bidang jasa pencucian dan
penyetrikaan baju. Pemilihan bisnis ini didasarkan karena laundry merupakan kebutuhan
bagi hampir semua orang. Beberapa orang berhadapan dengan bajunya yang kotor tetapi
tidak memiliki waktu yang cukup untuk mencuci baju kotor tersebut. Oleh karena itu
Miss Laundry hadir sebagai solusi praktis untuk menyediakan jasa pencucian dan
penyetrikaan baju. Miss Laundry memiliki perbedaan dengan bisnis laundry lainnya.
Perbedaan tersebut diantaranya adalah ketepatan waktu, harga yang terjangkau, proses
pencucian dipisah dengan konsumen lain (tidak dicampur), memberikan pilihan pewangi
pakaian, penggunaan detergen ramah lingkungan, dan penggunaan mesin cuci teknologi
terkini. Miss Laundry melakukan promosi dengan cara menyebarkan brosur di daerah
area sekitar, melakukan penyebaran informasi melalui word of mouth, serta spanduk
yang dibentangkan didepan toko.
1. Menghadirkan jasa laundry untuk solusi semua orang yang tidak sempat
mencuci pakaian karena memiliki beragam kesibukan.
6
BAB I
ASPEK TEKNIS
7
Lokasi Usaha
Alamat Jl. Mulawarman Selatan Raya
Desa/Kelurahan Kramas
Kecamatan Tembalang
Kabupaten / Kota Semarang
Provinsi Jawa Tengah
Izin usaha ini berlaku selama perusahaan melakukan kegiatan operasional sesuai
ketentuan perundang undangan.
Dikeluarkan tanggal : xx xx xxxx
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Afarina Azatil Isma
Jabatan : Pemilik / Direktur Utama
Alamat : Jalan Perum Ivory Park No 7
Dengan ini mengajukan permohonan Izin Pembuangan Limbah Air dari usaha :
Perusahaan : Miss Laundry
8
Alamat Perusahaan : Ruko Mulawarman Royal Cluster, Jl. Mulawarman
Selatan Raya, Kramas, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kegiatan Usaha : Jasa Binantu
9
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Afarina Azatil Isma
Jabatan : Pemilik / Direktur Utama
Alamat : Jalan Perum Ivory Park No 7
Dengan ini mengajukan permohonan Izin Pembuangan Limbah Air dari usaha :
Jenis Usaha : Jasa Binantu
Perusahaan : Miss Laundry
Alamat Perusahaan : Ruko Mulawarman Royal Cluster, Jl. Mulawarman
Selatan Raya, Kramas, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kelurahan : Kramas
Kecamatan : Tembalang
Kegiatan Usaha : Jasa Binantu
Pemohon,
10
1.2 Peta Lokasi Proyek
Proyek ini akan menyewa Ruko yang akan digunakan sebagai tempat produksi
dari kegiatan Laundry dan bertempat di Ruko Mulawarman Royal Cluster, Jl.
Mulawarman Selatan Raya, Kramas, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
11
- Tata Ruang
Tata Ruang yang diterapkan yakni minimalis dengan tujuan menghemat ruang
dan memperhatikan sirkulasi udara dan serta mengutakan keaman para karyawan,
konsumen dan segala yang terlibat..
- Energi
Daya Listrik yang digunakan untuk usaha laundry ini sebesar 901-1300 VA
dengan pemakaian air PDAM agar menjaga kebersihan cucian.
1.4 Tampilan Usaha.
Tata ruang dari Miss Laundry mengutamakan aspek kebersihan, keamanan, dan
kerapian dengan tujuan memberikan rasa percaya dan servis yang memuaskan bagi
konsumen.
12
1.5 Peralatan dan Perlengkapan.
a. Pencucian : Mesin Cuci, ember, detergen, pewangi.
b. Pengeringan dan penjemuran : Mesin pengering, keranjang, penjepit, alat
gantung, tiang jemuran.
c. Peralatan Menyetrika : Setrika, papan setrika, parfum.
d. Administrasi : Mesin kasir, laptop, alat tulis kantor.
e. Lain-lain : Meja kasir, meja, kursi, timbangan, alat tagging,
lemari penyimpanan, plastic untuk pengemasan.
1.6 Proses produksi dan kapasitas produksi.
- Proses Produksi
Gambar diatas menunjukakn alur produksi dari kegiatan proyek ini, dimana
diawali dengan konfirmasi dan pengecekan berat cucian kering, yang dilanjut pada
pengkodean. Pada saat memilih menu pelayanan dikasir, para konsumen dapat memilih
apakah ingin mencuci-kering dan setrika, atau hanya menyetrika saja. setiap konsumen
dapat menggunakan 1 mesin cuci dan 1 pengering. Karena pada tahap pencucian dan
pengeringan ini, kami memisahkan masing masiing cucian konsumen untuk menjaga
kebersihan dan kenyaman konsumen. Pada tahap setrika dan packing, konsumen juga
dapat memilih parfum sesuai selera mereka. Setelah proses yang produksi selesai, paket
cucian dapat diantar ke rumah ataupun diambil di kasir.
- Kapasitas Produksi.
a. Jam kerja : 8-10 jam perhari. Proses pencucian 30 menit
b. Kapasitas :Mesin cuci 14 kg daya tampung maks. 8 kg dengan maksimal
hasil 135kg.
Mesin pengering 15 kg daya tamping maks 8 kgdengan
maksimal hasil 105kg.
Setrika 15 liter dengan 2 pekerja akan menghasilkan 150 kg.
13
BAB II
ASPEK MANAJEMEN
a. Pemilik
Pemilik merupakan orang yang memiliki permodalan penuh terhadap usaha Miss Laundry yang
menjadikannya sebagai pemiliki tunggal terhadap usaha tersebut dengan kewajiban dan
tanggung jawab sebagai berikut ini :
1) Menyediakan modal yang akan digunakan dalam pengoperasian usaha laundry serta
melakukan kerjasama dengan beberapa rekanan yang dibutuhkan dalam pengoperasian
14
usaha laundry yakni seperti distributor detergen dan pewangi Biodegradable dan barang
lainnya yang diperlukan oleh keberlangsungan usaha.
2) Membayar gaji kepada seluruh karwayan sesuai dengan gaji yang harus dibayarkan
sebagaimana diatur dalam kontrak kerja setiap pegawai laundry.
4) Melaksanakan fungsi pengawasan atas setiap kinerja karyawan Miss Laundry dalam
melaksanakan pekerjaan mereka sebagaimana tugas yang telah diberikan
b. Pihak Kasir
Kasir bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan Miss Laundry dengan tugas-tugas
sebagaimana berikut :
1) Pihak yang menerima kustomer untuk pertama kalinya dan mencatat mengenai identitas
kustomer
2) Membuka nota sebagaimana sesuai dengan jumlah laundryan secara kuantitas pakaian
maupun jumlah kilo gram serta mencantumkan nominal harga laundry yang harus
dibayar oleh pelanggan
3) Setelah membukakan nota maka pihak kasir juga hendak melakukan pengarsipan nota
guna untuk dilakukan pengecekan dikemudian hari terhadap laporan pembukuan
c. Pengkodean
Pihak pengkode adalah pihak yang bertugas dan bertanggungjawab atas pengkodean
laundryan pelanggan, yang sebelumnya diterima oleh pihak kasir sesuai dengan nama
pelanggan nya masing-masing. Tugas pokok divisi pengkodean antara lain :
15
1) Memisahkan laundry setiap pelanggan yang ada sebelum dilakukan pencucian
(pemisahan ini bertujuan agar laundryan konsumen tidak saling tercampur)
2) Memastikan kembali jumlah pakaian atau unit cucian laundry serta mencantumkannya
secara jelas dinota guna untuk memantau jumlah kuantity laundryan setiap pelanggan
d. Divisi Operasional
Divisi Operasional adalah divisi yang bertanggung terhadap beroperasinya bisnis laundry. Pada
divisi ini terdapat tiga fungsi utama yaitu pencucian, penyetrika, dan packing.
Penyetrika : bertanggung jawab menyetrika pakaian konsumen sesuai dengan SOP dan
memastikan pakaian yang disetrika sesuai dengan bahan kain serta
memperhatikan kerapian lipatan.
Miss Laundry melakukan promosi dengan cara menyebarkan brosur di daerah area
sekitar, melakukan penyebaran informasi melalui word of mouth, serta spanduk yang
dibentangkan didepan toko.
16
2.2 Alur Proses Kerja Pada Miss Laundry
1. Pelanggan ataupun customer akan datang ke Miss Laundry dengan membawa sejumlah
pakaian yang akan dicuci dan pihak kasir akan melakukan penerimaan serta melakukan
penimbangan terhadap berat jumlah cucian, penghitungan terhadap jumlah kuantitas
pakaian, dan identitas pelanggan.
2. Proses pengkodean berfungsi memastikan agar setiap pakaian laundry pelanggan tidak
tertukar dikarenakan memiliki kode yang berbeda-beda serta mempermudah mengenali
pakaian-pakaian pelanggan yang ada.
3. Setelah dilakukan pengkodean maka pakaian tersebut telah siap dilakukan pencucian
dengan mengunakan mesin cuci dan setelah selesai mencuci dengan menggunakan mesin
cuci maka pakaian basah tersebut dapat dilakukan pengeringan dengan bantuan mesin
cuci dan sinar matahari.
4. Langkah selanjutnya adalah penyetrikaan dimana pakaian disetrika secara rapi serta
diberikan pewangi sebagaimana sesuai dengan permintaan pelanggan dan kemudian
dipacking dengan rapi menggunakan plastik wrap agar baju tidak kusut.
5. Pickup dan delivery adalah mengantarkan pakaian tersebut ke pelanggan sesuai identitas
pelanggan yang telah tercatat dalam kasir.
17
2.4 Pengawasan dan Pelaporan
a. Pengawasan
1. Menentukan sasaran,
2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran,
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan),
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standar, kriteria dan sasaran yang
telah ditentukan,
Maka dari itu proyek yang kami bangun ini tetap harus dilakukan pengawasan, agar
proyek yang kami bangun dapat sesuai dengan rencana yang telah kami buat.
Pengawasan proyek dilakukan secara langsung oleh pemilik dan para ketua divisi melalui
beberapa cara seperti observasi dan penilaian. Dengan sistem pengawasan mengawasi
satu sama lain diharapkan masing-masing karyawan dapat menjalankan tugasnya
masing-masing sesuai tugas pokok dan fungsi yang telah diberikan. pengawasan ini akan
selalu dilakukan sampai pembangunan proyek selesai.
b. Pelaporan
Laporan dilaporkan dalam bentuk apapun baik tertulis maupun lisan kepada pihak yang
bersangkutan yang akan dilaksanakan pada setiap periode dan akan diadakan evaluasi
bila terjadi ketidaksesuaian dalam pengerjaan proyek yang ditugaskan. Pada usaha Miss
Laundry laporan keuangan serta pembukan dilaksanakan menurut periode harian,
mingguan, bulanan, dan tahunan untuk mempermudah pengecekan keuangan perusahaan
mengenai pemasukan maupun pengeluaran usaha.
18
BAB III
Pada proposal proyek Miss Laundry ini menggunakan modal sendiri sejumlah
32.500.000 dengan rincian dana sebagai berikut :
3.2 Pajak
Pajak yang dipakai untuk proyek laundry mengggunakan pajak perserorangan karena
proyek laundry atas nama perseorangan bukan badan usaha. Dengan tarif biaya laundry
sebesar Rp 5.000/kg maka omset yang dicapai yaitu diperkirakan setiap harinya di
asumsikan 120 kg sehingga :
Omset perbulan : 120x 5.000 x 30 : Rp18.000.000
Omset per tahun : Rp18.000.000 x 12 : Rp216.000.000
19
3.3 Kontrak Pembelian/Penjualan/Pemasaran
PASAL 1
POKOK PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA dengan ini setuju dan mengikatkan diri kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA dengan ini setuju dan mengikatkan diri untuk menyewa dari PIHAK
PERTAMA atas objek sewa yang letak dan luasnya serta fasilitas yang ada sebagai berikut:
a. Alamat Objek Sewa : Ruko Mulawarman Royal Cluster, Jl. Mulawarman Selatan
Raya, Kramas, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah.
b. Luas Objek Sewa : Tanah 125 M2 dan Bangunan 90 M2
c. Listrik : 1300 VA
d. Air : PDAM
PASAL 2
MASA SEWA
a. Sewa – menyewa ini dilangsungkan untuk jangka waktu sepuluh tahun terhitung
mulai tanggal 1 Oktober 2021 (Tanggal Awal Sewa) dan akan berakhir pada tanggal
30 September 2031 (Tanggal Akhir Sewa), untuk selanjutnya disebut “Masa Sewa”.
b. Apabila selama Masa Sewa tidak terjadi pelanggaran atau kelalaian atas ketentuan–
ketentuan dalam perjanjian ini oleh PIHAK KEDUA, maka atas permintaan tertulis
dari PIHAK KEDUA yang harus diajukan kepada PIHAK PERTAMA selambat–
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum tanggal akhir sewa, PIHAK PERTAMA dapat
memprioritaskan PIHAK KEDUA untuk memperpanjang Masa Sewa, di mana
ketentuan dan syarat-syarat perpanjangan sewa, antara lain harga sewa akan
ditentukan dan disepakati kemudian oleh Para Pihak.
20
c. PIHAK PERTAMA menyatakan benar-benar sebagai satu-satunya pemilik yang sah,
tidak ada orang/pihak yang turut mempunyai hak atau mempunyai hak terlebih dahulu
atas ruang usaha yang disewakan dengan perjanjian ini, sehingga PIHAK PERTAMA
menjamin bahwa atas dibayarkannya uang sewa dan dilaksanakannya janji-janji
dalam sewa menyewa ini PIHAK KEDUA dapat menempati ruang usaha dan
menggunakan ruang usaha selama masa sewa.
d. PIHAK PERTAMA menjamin bahwa tanah dan bangunan ruko yang disebut dalam
surat perjanjian ini adalah hak miliknya secara sah dan bebas dari semua tuntutan atau
masalah hukum dan persoalan lain yang dapat mengganggu PIHAK KEDUA selama
masa pemakaiannya.
PASAL 3
a. Harga sewa atas Objek Sewa yang disepakati para pihak adalah sebesar
Rp.10.000.000 Per tahun atau total Rp.100.000.000 Untuk keseluruhan jangka waktu
sewa selama 10 tahun.
b. (b1). Uang tersebut akan dibrikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
bersamaan dengan penandatanganan Surat Perjanjian ini sebagai tanda pelunasan dari
seluruh jumlah uang sewa yang termaksud.
(b2). Uang tersebut akan diberikan PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA secara
BERTAHAP selama 10 (sepuluh) tahun.
PASAL 4
a. Objek Sewa sebagaimana dimaksud pada perjanjian ini, akan diserahkan oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA pada saat Tanggal Serah Terima.
b. Terhitung sejak Tanggal Serah Terima, maka PIHAK KEDUA berkewajiban
membayar terhadap seluruh biaya – biaya yang timbul terhadap pemakaian listrik, air,
biaya iuran pengelolaan dan kebersihan lingkungan, keamanan, dan iuran-iuran yang
berkaitan dengan lingkungan yang diwajibkan bagi seluruh pemilik di area tersebut.
21
c. Apabila PIHAK KEDUA akan melaksanakan pekerjaan renovasi atas Objek Sewa,
maka sebelum pekerjaan renovasi dimaksud dilakukan, PIHAK KEDUA wajib
meminta ijin kepada PIHAK PERTAMA. Renovasi dapat dilakukan setelah
mendapat ijin dari PIHAK PERTAMA. Semua perubahan atau penambahan pada
objek sewa tersebut setelah berakhirnya masa sewa akan dikembalikan seperti
semula.
d. PIHAK KEDUA wajib memelihara dan merawat objek sewa dan fasilitas yang ada,
dan apabila ada kerusakan atas objek sewa yang disebabkan oleh kelalaian PIHAK
KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib memperbaikinya dengan biaya sendiri.
PASAL 5
PERALIHAN
a. Selama jangka waktu berlakunya Perjanjian ini PIHAK KEDUA tidak diperbolehkan
memindahkan Hak Penyewaan secara keseluruhan atau sebagian kepada PIHAK
KETIGA, kecuali mendapatkan persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK
PERTAMA.
b. Apabila PIHAK KEDUA mengakhiri Masa Sewa sebelum berakhirnya Masa Sewa,
uang sewa yang telah diterima oleh PIHAK PERTAMA tidak dapat dikembalikan.
c. Apabila PIHAK KEDUA melanggar ketentuan tersebut di atas termasuk point b,
maka PIHAK PERTAMA, berhak secara sepihak membatalkan perjanjian ini dengan
memperhitungkan uang yang sudah dibayarkan dan mengambil alih Objek Sewa.
PASAL 6
a. Menggunakan dan memelihara Objek Sewa dengan baik sebagai ruang usaha.
b. Membayar biaya pemakaian listrik, air, dan biaya kebersihan, keamanan dan iuran-
iuran lain yang diwajibkan dilingkungan pertokoan.
c. Mengganti atau memperbaiki Objek Sewa apabila ada kerusakan, yang sifatnya kecil
seperti lampu, kran air menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA (Penyewa).
22
d. Tidak menggunakan Objek Sewa atau bagian dari Objek Sewa atau mengijinkan
untuk digunakan untuk suatu maksud yang melanggar hukum, kesusilaan dan
ketertiban umum.
e. Menjaga dan memelihara kebersihan dan kondisi Objek Sewa secara umum,
termasuk perlengkapan milik PIHAK PERTAMA sehingga Objek Sewa dan
perlengkapan tersebut tetap berada dalam kondisi bersih dan berfungsi sesuai dengan
kondisi pada saat Tanggal Serah Terima, terkecuali untuk kerusakan atau aus yang
timbul sebagai akibat dari pemakaian yang wajar dan normal yang dapat diterima
oleh PIHAK PERTAMA.
f. Setelah Masa Sewa berakhir PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kembali Objek
Sewa kepada PIHAK PERTAMA, dalam keadaan terawat dan apabila ada perubahan
pada objek sewa dikembalikan seperti semula. Bilamana ada kondisi perlengkapan
ruko yang rusak atau tidak berfungsi pada saat masa sewa berakhir, maka PIHAK
PERTAMA berwenang untuk meminta kerugian kepada PIHAK KEDUA.
PASAL 7
KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
a. Apabila PIHAK KEDUA terbukti secara sah tidak menggunakan Objek Sewa sesuai
dengan peruntukan yang ditentukan dalam perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA
berhak untuk memutus perjanjian ini secara sepihak dengan menyampaikan
pemberitahuan tertulis sebelumnya kepada PIHAK KEDUA.
b. Hal – hal yang belum diatur dalam perjanjian ini akan dibicarakan dan diselesaikan
lebih lanjut oleh masing - masing pihak.
c. Perjanjian ini tidak akan berakhir dengan dijualnya atau dipindahtangankannya tanah
dan turutannya tersebut, atau dengan meninggalnya salah satu pihak. Dalam hal-hal
tersebut perjanjian ini akan tetap diteruskan oleh ahli waris atau penerus hak dari
masing-masing pihak sampai saat berakhirnya Masa Sewa.
23
d. Perjanjian ini tidak akan berakhir dengan dijualnya atau dipindahtangankannya tanah
dan turutannya tersebut, atau dengan meninggalnya salah satu pihak. Dalam hal-hal
tersebut perjanjian ini akan tetap diteruskan oleh ahli waris atau penerus hak dari
masing-masing pihak sampai saat berakhirnya Masa Sewa.
e. Setiap perselisihan dan perbedaan pendapat yang timbul di antara para pihak di dalam
menafsirkan dan atau melaksanakan perjanjian ini akan diselesaikan secara
musyawarah dan kekeluargaan untuk mencapai permufakatan.
f. Apabila mufakat tidak tercapai, maka Para Pihak akan menunjuk Kantor
Kepaniteraan Pengadilan Negeri untuk menyelesaikan dan memutus
sengketa/perselisihan yang terjadi.
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang bermatrai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, ditandatangani kedua belah pihak di Semarang pada
Hari Kamis Tanggal 1 (satu) Bulan Oktober Tahun 2021 dan berlaku mulai tanggal tersebut
sampai dengan Tanggal 30 (Tiga Puluh) Bulan September Tahun 2031.
24
Contoh Surat Kontrak
Pada Hari Rabu tanggal 29 September 2021, di Semarang Kami yang bertanda tangan
dibawah ini :
Kedua belah pihak diatas menyepakati untuk mengikatkan diri dalam perjanjian sewa ruko
dengan ketentuan dan aturan sebagai berikut :
Surat perjanjian ini dibuat sebagai mana mestinya tanpa ada pengaruh dari pihak manapun.
Perjanjin ini dibuat rangkap dua dan bermatrai cukup serta mempunyai kekuatan hukum
serupa.
25
3.4 Resiko Usaha
26
Risiko Operasional - Jika terjadi masalah seperti listrik mati, Miss
Laundry menyediakan genset agar saat proses
pencucian dan pengeringan tidak terganggu.
- Apabila ada masalah air PDAM mati atau
mendadak kran PDAM berhenti, Untuk
mengatasinya Miss Laundry menyediakan tendon
air kapasitas yang besar
- Jika tempat usaha terjadi kebakaran, maka seluruh
asset akan ijut juga terbakar. Hal ini akan
mengakibatkan usaha ditutup sementara atau
ditutup permanen karena mengalami
kebangkrutan.
- Apabila terjadi pencurian asset, maka akan
mempengaruhi jalannya usaha laundry.
- Jika adanya kesalahan yang terjadi pada kasir saat
melakukan perhitungan jumlah pemasukan dan
pengeluaran, maka akan menimbulkan kerugian.
Perhitungan :
27
a. Net Present Value ( NPV )
NPV merupakan selisih antara nilai sekarang (present value) dari laba tunai
(proceeds) dengan pengeluaran atau investasi awal (initial outlays). Jika NPV > 0
(positif) berarti proyek menguntungkan (layak dilaksanakan), sebaliknya jika NPV < 0
(negatif) berarti proyek tersebut tidak menguntungkan (tidak layak dilaksanakan).
Rumus :
𝑡=𝑛 𝑡=𝑛 𝑛
𝐵𝑡 − 𝐶𝑡
NPV = ∑ NPV = ∑(𝐵𝑡 − 𝐶𝑡)(𝐷𝐹) NPV = ∑( 𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡)(𝐷𝐹)
(1 + 𝑖)𝑡
𝑡=0 𝑡=0 𝑘=0
Net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah NPV negative.
Net B/C menunjukkan gambaran berapa kali lipat manfaat (benefit) akan diperoleh dari
biaya (cost) yang dikeluarkan. Jika Net B/C > 1 berarti proyek layak dilaksanakan
karena manfaat yang diperoleh lebih dari 1 kali lipat daripada biaya yang dikeluarkan.
Rumus :
𝑡=𝑛 ∑𝑡=𝑛
∑𝑡=0 (𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)(𝐷𝐹) 𝑡=0 (𝑁𝑃𝑉 𝑃𝑜𝑠𝑖𝑡𝑖𝑓)
Net B/C = Net B/C =
𝑡=𝑛 ∑𝑡=𝑛
𝑡=0 (𝑁𝑃𝑉 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓)
∑𝑡=0 (𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡 𝑁𝑒𝑔𝑎𝑡𝑖𝑓)(𝐷𝐹)
28
ini layak dilaksanakan karena keuntungan yang diperoleh atau diterima lebih dari satu
kali lipat daripada biasa yang dikeluarkan selama 10 tahun.
Gross B/C adalah perbandingan antara jumlah Present Value Benefit (PV Manfaat)
dengan Jumlah Present Value Cost (PV Biaya). Jika Gross B/C > 1 maka proyek layak
dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh lebih dari satu kali lipat daripada biaya
yang dikeluarkan.
Rumus :
𝑡=𝑛
∑𝑡=𝑛
𝐵𝑡 ∑𝑡=𝑛
𝑡=0 𝐵𝑡(𝐷𝐹) ∑𝑡=0 (𝑃𝑉(𝐵))
𝑡=0(1+𝑖)𝑡 Gross B/C = Net B/C =
Gross B/C = ∑𝑡=𝑛
𝑡=0 𝐶𝑡(𝐷𝐹)
𝑡=𝑛
∑𝑡=0 (𝑃𝑉(𝐶))
𝐶𝑡
∑𝑡=𝑛
𝑡=0 (1+𝑖)𝑡
29
BAB IV
ASPEK SOSIAL
30
BAB V
REKOMENDASI
1. Kerjasama dengan vendor iklan online dan event-event yang bekerjasama dengan
brand baju terkenal.
2. Inovasi services
Kedepannya kami akan berupaya untuk terus melakukan perubahan dari segi
efisiensi waktu pengerjaan/ proses laundry.
3. Memberi hampers bagi pelanggan tetap pada hari-hari tertentu seperti Hari Raya.
4. Mengadakan diskon pada hari-hari peringatan, seperti Hari Peringatan
Kemerdekaan, Hari Bumi, dan sebagainya.
5. Mengkampanyekan transaksi non tunai, selain untuk menambah keamanan
transaksi juga mendukung program digitalisasi keuangan oleh pemerintah.
31