Anda di halaman 1dari 2

Hakikat nilai 

Istilah nilai bukan hal yang asing bagi hampir setiap orang dalam kehidupan sehari-hari.
Suatu mempunyai nilai ekonomis karena sesuatu tersebut dapat bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhan hidup secara fisik atau memberikan nikmat dan rasa dan fisik atau
meningkatkan Citra/Gengsi. Para akuntan, Bisnis, ibu rumah tangga, tukang becak paham
betul cara Menghitung dan melaporkan nilai Uang/ nilai ekonomis dari harta (Kekayaan) 
yang dimilikinya nya Dari kegiatan bisnis atau dari pekerjaan yang dilakukannya 
Berikut adalah definisi nilai menurut para ahli 
Doni Kusuma (2007) :  Kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai,
Diinginkan,  berguna,  dan dihargai sehingga    dapat menjadi di di semacam objek bagi
kepentingan tertentu 
Fuad Farid Ismail dan dan Abdul Hamid mutawalli (2003):  standar atau ukuran norma 
yang kita gunakan untuk mengukur segala sesuatu
 sorokin dalam capra (2002):  mengungkapkan tiga sistem nilai dasar yang melandasi
semua manifestasi suatu kebudayaan, yaitu:  nilai indriawi, ideasional,Dan idealis 

Hubungan Agama, Etika dan Nilai


  Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, manusia merupakan mahluk ciptaan
Tuhan yang tertinggi berkat kelebihan akal/pikiran yang diberikan Tuhan kepada manusia.
Berkat pikirannya, manusia mampu memperoleh ilmu (pengetahuan) tentang hakikat
keberadaan (duniawi) melalui proses penalaran serta mampu menyadari adanya kukuatan
yang terbatas di luar dirinya yang menciptakan dan mengatur eksistensi alam raya.
  Semua agama melalui kitab sucinya masing-masing mengajarkan tentang tiga hal
pokok, yaitu:
1. Hakikat Tuhan (God, Allah, Gusti Allah, Buddha, Brahma, Kekuatan  
tak terbatas dan lain-lain),
2. etika, tata susila dan
3. ritual, tata cara beribadat. Jelas sekali bahwa antara agam dan etika
   tidak dapat dipisahkan. Tidak ada agama yang mengajarkan etika/moralitas. Kualitas
keimanan (spiritualitas) seseorang ditentukan bukan saja oleh kualitas peribadatan (kualitas
hubungan manusia dengan Tuhan), tetapi juga oleh kualitas moral/etika (kualitas hubungan
manusia dengan manusia lain dalam masyarakat dan dengan alam).
  Akhirnya, tingkat keyakinan dan kepasrahan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,
tingkat/kualitas peribadatan, dan tingkat/kualitas moral seseorang akan menentukan
gugus/hierarki nilai kehidupan yang telah dicapai. Tujuan semua agama adalah untuk
merealisasikan nilai tertinggi, yaitu hidup kekal di akhirat. Dari sudut pandang semua agama,
pencapaian nilai-nilai kehidupan duniawi bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya
merupakan tujuan sementara atau tujuan antara dan dianggap hanya sebagai media atau alat
untuk mendukung pencapaian tujuan akhir.
Hukum, Etika dan Etiket
Hukum, etika dan etiket merupakan istilah yang sangat berdekatan dan mempunyai arti yan
hampir sama walaupun terdapat juga perbedaan. Table 3.1 berikut ini menjelaskan persamaan
dan perbedaan ketiga istilah tersebut.

Persamaan dan Perbedaan Hukum, Etika dan Etiket


No Hukum Etika Etiket
1 Persamaan: Sama-sama mengatur perilaku manusia
2 Perbedaan:
A Sumber Hukum: Sumber Etika: Sifat Etiket:
Negara, Pemerintah Masyarakat Golongan Masyarakat
B Sifat Pengaturan: Sifat Pengaturan: Sifat Pengaturan:
Tertulis berupa Undang- Ada yang lisan (berupa Lisan
undang, peraturan adaptasi  kebiasaan) dan
pemerintah dan sebagainya ada yang tertulis (berupa
kode etik)
C Objek yang diatur: Objek yang diatur: Objek yang diatur:
Bersifat lahiriah (misalnya: Bersifat rohaniah, Bersifat lahiriah, misalnya:
hukum warisan, hukum misalnya: perilaku etis tata cara berpakaian (untuk
agrarian, hukum tata (jujur tidak menipu, pesta, sekolah, pertemuan
negara) dan rohaniah bertanggung jawab) dan resmi, berkabung, dan lain-
(misalnya: hukum pidana) perilaku tidak etis (korupsi, lain), tata cara menerima
mencuri, berzina) tamu, tata cara berbicara
dengan orang tua dan
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai