Anda di halaman 1dari 23

Nama : Rio Widodo S.

Pd
NIM : 6101022212

LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi

Masalah terpilih yang akan


No. Akar Penyebab masalah Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi
diselesaikan
1 Siswa kelas 6 masih kesulitan Guru dalam menggunakan Kajian literatur: Analisis alternatif solusi
mempraktikan pembelajaran media pembelajaran kurang berdasarkan hasil literatur dan
rangkaian gerak pada aktivitas menarik. Menurut Sani (2017), problem wawancara adalah :
senam lantai. based learning adalah 1. Guru menerapkan model
pembelajaran dimana proses pembelajaran Problem
penyampaian informasinya Based Learning, untuk
dapat melalui penyajian suatu mendorong siswa dalam
masalah, pemberian pertanyaan memecahkan masalahnya
dan melakukan penyelidikan. dengan berdiskusi.

Sumber : Sani, R. A. 2. Penggunaan media bidang


(2014). Pembelajaran miring pada matras, agar
Saintifik anak lebih percaya diri,
Untuk Implementasi Kurikulum membangkitkan keinginan
2013. PT Bumi Aksara. dan mudah dalam
melakukan praktik
Menurut Arsyad (2002: 4), pembelajaran guling depan
media adalah semua bentuk dan belakang.
perantara yang digunakan
oleh manusia untuk 3. Penggunaan metode
menyampaikan atau menyebar pembelajaran yang
ide, gagasan atau pendapat, interaktif, agar anak
sehingga ide, gagasan atau bersemangat dalam
pendapat yang dikemukakan mempraktikan gerakan.
itu sampai kepada penerima 4. Tahapan pelaksanaan
yang dituju.
Sumber : Arsyad. 2002. Media pembelajaran PJOK harus
Pembelajaran. Jakarta: PT disesuaikan mulai dari yang
Raja Grafindo Persada. mudah ke yang sulit.

Menurut Azhar Arsyad 5. Pemberian reward kepada


(2005: 15), mengemukakan siswa akan membangitkan
bahwa pemakaian alat bantu semangat siswa lain untuk
pembelajaran dalam proses mau melakukan gerakan
belajar dapat membangkitkan guling depan dan guling
keinginan dan minat yang baru, belakang.
membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, 6. Pembuatan media
dan bahkan membawa pembelajaran yang inovatif
pengaruh psikologis terhadap dalam penjelasan materi
siswa. Penggunaan media dengan menggunakan
pembelajaran pada tahap PowerPoint.
orientasi pembelajaran akan
sangat membantu efektivitas
proses pembelajaran dan
penyampaian pesan dan isi
pelajaran saat itu.

Sumber : Arsyad, Azhar. 2007.


Media Pembelajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Menurut Aribah Hasanah


(2016), bidang miring
digunakan untuk
mempermudah siswa dalam
melakukan guling depan dan
guling belakang. Matras yang
diposisikan dengan kemiringan
tertentu akan membuat gerakan
gulingan siswi lebih mudah.

Sumber :Aribah Hasanah


(2016), PENGARUH LATIHAN
ALAT BANTU MATRAS
MIRING DAN MATRAS
DATAR TERHADAP HASIL
BELAJAR ROLL BELAKANG
SISWA PUTRI KELAS VII SMP
NEGERI 20 BANDAR
LAMPUNG

Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
Bpk. Imam Handoko, S.Pd.SD
(Kepala SDN 1 Condong)
1. Guru diupayakan
menggunakan powerpoint
dalam menjelaskan materi
agar siswa tertarik kepada
pembelajaran yang akan di
sampaikan.
2. Guru dalam melakukan
penjelasan materi harus
dengan bahasa yang mudah
dipahami siswa, agar
materi yang tersampaikan
dengan baik.
3. Dalam penampilan video
sebaiknya,model yang
ditampilkan adalah
gurunya. Tujuannya untuk
anak tidak ragu akan
kemampuan dari gurunya.

Guru Senior
Ibu Ely Sulyati, S.Pd.SD (Guru
Prestasi Tk Kab. Purbalingga)
1. Guru harus mempersiapkan
pembelajaran dengan
matang untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
2. Guru tidak mudah puas
dalam melaksanakan
pembelajaran yang
dianggap sudah sesuai
dengan harapannya, dan
harus berkemauan untuk
menciptakan modifikasi
media pemebelajaran untuk
membuat anak senang
dalam pemebelajaran.

Rekan Sejawat
Bpk.Irwanto, S.Pd (Ketua KKG
PJOK Kec. Kertanegara)
1. Guru dalam
melakukan
pembelajaran aktivitas
senam lantai harus
menggunakan media
pembelajaran dan alat
bantu yang memudahkan
anak dalam melakukan
gerakan.
2. Guru dalam melaksanakan
pembelajaran diharuskan
menggunakan model
pembelajaran yang
inovatif.
3. Siswa harus di berikan
reward ketika anak beran
melakukan guling depan
dan guling belakang.

Pakar
Bpk.Dicky Budhi Setiawan,
S.Pd.,M.Pd (Dosen Pendidikan
Olahraga, STKIP
Kusumanegara )
1. Guru dalam memilih model
pembelajaran harus
disesuaikan dengan
karakteristik siswa
2. Persiapan guru dalam
melakukan pembelajaran
merupaakan hal yang
sangat penting, guru
harus menyiapkan sarana
yang menunjang
kemudahan anak untuk
melakukan gerakan dalam
pembelajaran.
Pengawas Sekolah
Bpk.Sasno, S.Pd.,M.Pd
(Korwilcam Kertanegara)
1. Kesuliatan siswa dalam
melaksanakan gerakan
dikarenakan
ketidakpahamann siswa,
guru harus menggunakan
bahasa yang sangat
mudah dipahami siswa
dalam menjelaskan materi
2. Guru sebagi fasilitator
harus mampu mendorong
siswa untuk berani
melakukan gerakan agar
bisa mendaptkan kesalahan
yang harus mereka
pecahkan sendiri solusinya

2 Siswa kelas 6 masih kesulitan Guru kurang inovatif dalam Kajian literatur: Analisis alternatif solusi
dalam melakukan keterampilan menerapkan model berdasarkan hasil literatur dan
variasi dan kombinasi permainan pembelajaran. Menurut Tan dalam Rusman wawancara adalah :
bola voli (2010: 232) bahwa
Pembelajaran Berbasis 1. Guru menerapkan model
Masalah merupakan pembelajaran Problem
penggunaan berbagai macam Based Learning ,agar siswa
kecerdasan yang diperlukan mendapatkan solusi dalam
untuk melakukan konfrontasi kesulitannya.
terhadap tantangan dunia nyata,
kemampuan untuk 2. Guru menggunakan media
menghadapi segala sesuatu pembelajaran dengan
yang baru dan kompleksitas menampilkan video atau
yang ada. powerpoint, agar siswa
tertarik dengan materi
Sumber : Rusman. (2010). pembelajaran bola voli.
Model-Model Pembelajaran.
Bandung: Rajawali Pers. 3. Memodifikasi bola
sesungguhnya menjadi bola
Menurut Wahyu Purwanto, spon yang lebih ringan,
Ery Tri Djatmika R.W.W, agar siswa lebih mudah dan
Hariyono (2016), Inovasi membangkitkan semangat
untuk meminimalkan dalam melakukan praktik.
kelemahan PBL sangat perlu
dilakukan. Salah satu 4. Guru membentuk
pemecahan masalah dapat kelompok belajar dengan
dilakukan dengan menerapkan membagi siswa yang
model Problem Based Learning kemampuan tinggi setiap
berbatuan media Power Point. kelompok, memudahkan
Media ini dipilih dikarenakan siswa untuk memecahkan
bersifat multimedia. Media masalah dengan cara
bersifat multimedia adalah berdiskusi.
gabungan dari berbagai unsur
media, seperti teks, gambar, 5. Guru harus menyediakan
animasi, dan video. sumber literasi (internet ,
modul dll) untuk
Sumber : Wahyu Purwanto, Ery memudahkan siswa
Tri Djatmika R.W.W, Hariyono menyelesaikan masalah
(2016) , PENGGUNAAN yang harus diselesaikan.
MODEL PROBLEM BASED
LEARNING
DENGAN MEDIA
POWERPOINT UNTUK
MENINGKATKAN MINAT
BELAJAR SISWA
Menurut Martinus Handoko
Prastowo(2021), pembelajaran
permainan bola voli kecil
perlu dilakukan modifikas idan
pula perubahan pada taktik
pembelajaran. Meningkatkan
permainan bola voli kecil
dan pula memakai bola
plastik yang dilapisi spon
sanggup mempermudah
pembelajaran & sebagai solusi
pembelajaran yang lebih
bergairah dalam siswa.

Sumber : Martinus Handoko


Prastowo(2021), UPAYA
MENINGKATKAN
PEMBELAJARAN PASSING
BOLA VOLI DENGAN BOLA
SPON PADA SISWA SDN
KANUNG 02 SAWAHAN
MADIUN

Hasil penelitian Darmawan et


al., (2017) menyatakan bahwa
model pembelajaran berbasis
masalah dalam pembelajaran
passing bawah bolavoli
berpengaruh signifikan
terhadap hasil belajar siswa.
Dapat diartikan bahwa model
pembelajaran problem based
learning dapat membantu siswa
mendapat hasil belajar yang
maksimal karena
siswa lebih dituntut untuk lebih
memahami permasalahan yang
terjadi dan mencari solusi
bagaimana agar permasalahan
dapat terselesaikan, sehingga
membuat siswa lebih aktif
berfikir dan lebih kritis dalam
menghadapi permasalahan.

Sumber: Darmawan, D., Yane,


S., Rusman, Susanto, A.,
Suzianto, S., Damanik, S.,
Rohmansyah N.A. (2017).
Metode Penelitian Kuantitatif.
Jurnal Ilmu Keolahragaan, 2.
Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
Bpk. Imam Handoko, S.Pd.SD
(Kepala SDN 1 Condong)
1. Lamanya siswa belajar
secara daring menjadi
tantangan buat guru,
dengan memanfaatkan
media pembelajaran
dengan menggunakan
teknologi pada saat
pengenalan materi, siswa
akan terpancing rasa
ingin
mencoba dan
mempraktikan.
2. Pembelajaran bola voli itu
membutuhkan
keterampilan yang tinggi,
jika siswa menggunakan
bola yang sesungguhnya
maka anak akan merasa
sakit pada tanganya, dan
guru harus bisa
memodifikasi bola
dengan bola yang lebih
ringan, seperti bola
plastik.

Guru Senior
Ibu Ely Sulyati, S.Pd.SD (Guru
Prestasi Tk Kab. Purbalingga)
1. Guru dalam menerapkan
model pembelajaran
harus disesuaikan dengan
kemampuan siswa.
2. Guru harus memotivasi
siswa selama pembelajaran
berlangsung,untuk menjaga
keaktifan siswa dalam
diskusi.
3. Guru harus menyediakan
sumber literasi untuk
memudahkan siswa dalam
memecahkan
permasalahan.
Rekan Sejawat
Bpk.Irwanto, S.Pd (Ketua KKG
PJOK Kec. Kertanegara)
1. Guru mendorong dalam
melakukan pembelajaran
model Problem Based
Learning saat materi
variasi dan kombinasi
permainan bola voli
dengan metode diskusi
yang aktif.
2. Guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan
membentuk kelompok
dan membagi anak yang
berkemampuan tinggi
tersebar di setiap
kelompok.

Pakar
Bpk.Dicky Budhi Setiawan,
S.Pd.,M.Pd (Dosen Pendidikan
Olahraga, STKIP
Kusumanegara )
1. Penyampian materi dengan
metode pembelajaran yang
interaktif,akan
memudahkan anak dalam
menangkap penjelasan dari
guru.
2. Guru harus sensitif dalam
memahami karakteristik
siswa, untuk menentukan
model pembelajaran yang
tepat.

Pengawas Sekolah
Bpk.Sasno, S.Pd.,M.Pd
(Korwilcam Kertanegara)
1. Guru harus bisa
mengkatagorikan siswa
berdasarkan kemampuan
dalam melaksanakan
gerakan, guru bisa
mengarahkan rekan
sekelas untuk bisa salaing
memberikan masukan ke
teman lainnya
2. Guru mampu mengenalkan
gerakan dari yang sangat
mudah dilakukan oleh
siswa menuju gerakan
yang lebih sulit
3 Siswa kelas 5 masih kesulitan Guru kurang memodifikasi Kajian literatur: Analisis alternatif solusi
dalam melakukan gerakan media pembelajaran. berdasarkan hasil literatur dan
memukul bola pada kombinasi Menurut (Sani, 2015) ,Project wawancara adalah :
gerak permainan bola kasti Based Learning (PJBL) 1. Guru menerapkan model
merupakan komponen belajar pembelajaran Project
mengajar yang melibatkan Based Learning dengan
siswa untuk membuat sebuah siswa memodifikasi alat
proyek yang bermanfaat untuk pemukul kasti menjadi
menyelesaikan permasalahan lebih lebar dari pemukul
dimasyarakat/lingkungan. kasti yang sesungguhnya,
anak akan mudah dalam
Sumber : Sani, R. (2015). melakukan pukulan.
Pembelajaran Saintifik untuk
Implementasi Kurikulum. 2. Guru memberikan
Jakarta: Bumi Aksara. pengulangan gerakan
memukul bola mulai dari
Menurut Basuki (2021) : cara pegangan, posisi badan
Belum tercapainya hasil belajar dan kaki serta ayunan, anak
siswa dalam permainan bola akan terbiasa dalam
kasti, disebabkan belum adanya melakukan pukulan.
modifikasi alat atau metode
pembelajaran. Selain itu, siswa 3. Guru dalam penjelaskan
belum menguasai teknik materi dengan
bermain kasti, sehingga siswa memanfaatkan teknologi,
kurang minat dan kurang aktif misalnya menggunakan
dalam proses pembelajaran bola media pembelajaran dengan
kasti. Karena itulah, penulis video atau powerpoin.
menerapkan modifikasi
permainan bola kasti. Dengan
adanya media pembelajaran
sebagai alat bantu, siswa jauh
lebih mudah menerima dan
menguasai materi sehingga
tujuan pembelajaran dapat
tercapai.

Sumber :
https://radarsemarang.jawapos.
com/artikel/untukmu-
guruku/2021/08/24/modifikasi-
permainan-bola-kasti-lebih-
menarik-dan-menyenangkan/
Manfaat media atau alat bantu
pembelajaran menurut Mulyani
Sumantri (2001: 154),
menyebutkan secara umum
manfaat media atau alat
peraga antara lain sebagai
berikut:
1. Alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar
mengajar yang efektif.
2. Bagian ini keseluruhan
tegral dari keseluruhan
situasi mengajar.
3. Meletakkan dasar-dasar
yang kongkrit dari konsep
yang abstrak sehingga
dapat mengurangi
pemahaman yang bersifat
verbalisme.
4. Membangkitkan motivasi
belajar peserta didik
5. Mempertinggi mutu belajar
mrngajar.
Seperti diuraikan diatas bahwa
pengetauhan yang ada pada
seseorang diterima melalui
indera.

Menurut Ida Pawestri ( 2013)


Dengan merubah ukuran,
memperlebar kayu pemukul
siswa akan lebih mudah belajar
memukul bola kasti dan
pembelajaran memukul bola
kasti akan lebih menarik,
sehingga siswa antusias dalam
mengikuti pembelajaran.

Sumber : Ida Pawestri ( 2013)


UPAYA PENINGKATAN
HASIL BELAJAR MEMUKUL
BOLA KASTI DENGAN
MENGGUNAKAN
MODIFIKASI ALAT BANTU
PEMUKUL DAN BOLA PADA
SISWA KELAS IV SEKOLAH
DASAR NEGERI
SUMBER IV BANJARSARI
SURAKARTA

Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
Bpk. Imam Handoko, S.Pd.SD
(Kepala SDN 1 Condong)
1. Siswa di desa Condong
masih belum familiar
dengan permainan bola
kasti, guru harus
memberikan pemahaman
kepada anak secara
menyeluruh agar siswa
dalam proses
pembelajaran dapat
mengikuti dengan baik.
2. Alat pemukul sebaiknya
dimodifikasi, agar anak
tidak kesulitan dalam
melakukan pukulan bola.

Guru Senior
Ibu Ely Sulyati, S.Pd.SD (Guru
Prestasi Tk Kab. Purbalingga)
1. Guru dalam mencapai tujan
pembelajaran PJOK
hendaknya memperhatikan
sarana yang ada, kalau
memang tidak ada atau
rusak diharapkan bisa
memanfaatkan yang
disekitar atau
memodifikasinya.

Rekan Sejawat
Bpk.Irwanto, S.Pd (Ketua KKG
PJOK Kec. Kertanegara)
1. Guru harus memodifikasi
alat pemukul bola.

2. Guru mencoba menambah


intensitas pengulangan
siswa dalam melakukan
gerakan memukul bola.

Pakar
Bpk.Dicky Budhi Setiawan,
S.Pd.,M.Pd (Dosen Pendidikan
Olahraga, STKIP
Kusumanegara )
1. Pembelajaran PJOK
hendaknya memperhatikan
tingkat kesulitan yang akan
diajarkan, Maka guru
harus menyiapkan
modifikasi alat pemukul
untuk memudahkan siswa
dalam mengikuti
pembelajaran.

Pengawas Sekolah
Bpk.Sasno, S.Pd.,M.Pd
(Korwilcam Kertanegara)
1. Guru harus memberikan
kesempatan anak dalam
melaksanakan gerakan
memukul bola, untuk
mencapai kenyamanan
dalam gerakan memukul.
2. Siswa bisa didorong untuk
melaksanakan model
pembelajaran Project
Based Learning dalam
membuat alat pemukul
sendiri, agar siswa dalam
melaksanakan gerakan
memukul bola merasa lebih
percaya diri.
4 Siswa kelas 5 masih kesulitan Guru kurang inovatif dalam Kajian literatur: Analisis alternatif solusi
memahami dan melakukan menggunakan media berdasarkan hasil literatur dan
materi kombinasi gerak dalam pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain wawancara adalah :
lompat jauh (2010:74) mengemukakan 1. Guru menerapkan model
discovery ialah pembelajaran discovery
proses mental dimana siswa learning , agar anak terlatih
mampu mengasimilasikan suatu untuk menemukan solusi
konsep atau prinsip. Proses sendiri dari permasalahan
mental yang dimaksud antara saat pembelajaran.
lain: mengamati, mencerna,
mengerti, menggolong 2. Guru mengajar siswa
golongkan, membuat dugaan, melakukan gerakan lompat
menjelaskan, mengukur, jauh dengan media
membuat kesimpulan dan pembelajaran gawang aman
sebagainya. Dengan metode ini dan karet ban bekas.
siswa dibiarkan menemukan
sendiri atau mengalami proses 3. Penggunaan media
mental sendiri, guru hanya pembelajaran seperti
membimbing dan memberikan penampilan video ,akan
intruksi. Dengan demikian guru memudahkan siswa
akan lebih mudah dalam mendapatkan pengetahuan
membina peserta didiknya awal guna menambah rasa
apabila sudah mengetahui penasaran untuk melakukan
karakteristik peserta didik praktik.
tersebut.
Sumber : Djamarah & Zain.
(2010). Strategi Belajar
Mengajar Edisi 5.
Jakarta: Rineka Cipta.
Menurut Yudhi Munadhi,
(2008)
Media pembelajaran dapat
diartikan sebagai segala sesuatu
yang dapat menyampaikan dan
menyalurkan pesan dari sumber
secara terencana sehingga
tercipta lingkungan belajar
yang kondusif, dimana
penerimanya dapat melakukan
proses belajar secara efisien dan
efektif.

Sumber : http://repo.iain-
tulungagung.ac.id/5695/5/Bab
%202.pdf

Menurut Endang Maha Putra


(2014),penggunaan metode
modifikasi media olahraga
sangat efektif dalam
meningkatkan kualitas
pembelajaran lompat jauh pada
siswa dan mampu
menumbuhkan kegembiraan
dan kesenangan pada siswa
serta memotivasi siswa
dalam proses belajar mengajar.

Sumber : Endang Maha Putra


(2014), Penerapan Modifikasi
Media Olahraga Untuk
Meningkatkan Keterampilan
Lompat Jauh Siswa Kelas V
SDN 52 Kota Bengkulu

Hasil Wawancara :
Kepala Sekolah
Bpk. Imam Handoko, S.Pd.SD
(Kepala SDN 1 Condong)
1. Dalam pembelajaran
lompat jauh sering kali
guru melakukan penilaian
hanya pada hasil akhir
siswa, dan hal itu yang
menyebabkan siswa yang
tidak mempunyai
kemampuan lompatan yang
jauh akan malas untuk
mencoba, guru harus bisa
mendorong siswa dengan
menggunakan variasi
permainan dalam lompat
jauh.
2. Pemanfaatan sarana
harus dimaksimalkan
terus,karena membuat
siswa untuk ingin
mengekplorasi.

Guru Senior
Ibu Ely Sulyati, S.Pd.SD (Guru
Prestasi Tk Kab. Purbalingga)
1. Pembelajaran abad 21
mengharuskan guru
memanfaatkan teknologi
untuk menyampaikan
materi, tujuannya untuk
menarik perhatian siswa
dalam memperoleh
pengetahuan yang
baru,sebagai contoh
menyiapkan materi dengan
video atau powerpoint.
2. Sarana yang sudah dimiliki
harus dimanfaatkan secara
maksimal dalam
mengembangkan vareasi
dalam pembelajaran, guna
anak tidak jenuh saat
berlangsungnya
pembelajaran.

Rekan Sejawat
Bpk.Irwanto, S.Pd (Ketua KKG
PJOK Kec. Kertanegara)
1. Guru dalam menyampaian
materi harus lebih kreatif
dalam pembelajaran di
kelas.
2. Guru mencoba
mengembangkan inovasi
model pembelajaran
yang PAIKEM
(Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan).
3. Guru dalam memilih media
pembelajaran harus lebih
tepat dan menarik.

Pakar
Bpk.Dicky Budhi Setiawan,
S.Pd.,M.Pd (Dosen Pendidikan
Olahraga, STKIP
Kusumanegara )
1. Guru harus menyediakan
media pembelajaran yang
memacu siswa untuk
muncul rasa keinginan
untuk melakukan
gerakan.
2. Guru harus menyiapkan
suatu permainan yang
melatih siswa untuk
meningkatkan kemampuan
gerakan tanpa mereka
merasa jenuh.

Pengawas Sekolah
Bpk.Sasno, S.Pd.,M.Pd
(Korwilcam Kertanegara)
1. Siswa jangan dibiasakan
langsung melaksanakan
gerakan lompat jauh secara
keseluruhan, guru harus
mampu membagi fokus
pada setiap gerakan agar
siswa lebih paham.
2. Guru dalam melaksanakan
pembelajaran harus
menentukan model
pembelajaran yang
disesuaikan dengan kondisi
siswa.

Anda mungkin juga menyukai