Anda di halaman 1dari 14

Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini bertujuan agar mahasiswa mempunyai pengetahuan dan
pemahaman tentang konsep dasar dan konsep terapan untuk objek matematika
yang dipergunakan dalam pembelajaran matematika tingkat dasar dan menengah,
dalam pembelajaran ilmu komputer, dan dalam kehidupan sehari-hari yang
Berbasis Budaya dan TIK (Teknologi, Informasi, & Komunikasi) serta berlandaskan
pada sikap Peduli, Mandiri, Kreatif, dan Adaptif.

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)


CPMK-1 Mahasiswa mampu menunjukkan sikap bertanggungjawab atas
pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri. (CPL-S9);
CPMK-2 Mahasiswa mampu menguasai konsep matematika yang meliputi
logika matematika dan himpunan, aljabar, geometri, teori peluang dan
statistika, matematika diskrit, pemodelan matematika, program linear, kalkulus,
persamaan diferensial, metode numerik, dan analisis yang mendukung
pembelajaran matematika di pendidikan dasar dan menengah serta untuk studi
lanjut. (CPL-P6);
CPMK-3 Mahasiswa mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan
inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang
sesuai dengan bidang matematika. (CPL-KU1);
CPMK-4 Mahasiswa mampu merencanakan, mengimplementasikan, dan
mengevaluasi pembelajaran matematika secara inovatif dengan
mengaplikasikan konsep matematika dan keilmuan matematika serta
memanfaatkan berbagai sumber belajar dan IPTEKS yang berorientasi pada
kecakapan hidup. (CPL-KK1).

Kemampuan yang Diharapkan (Sub CPMK)


 SUB CPMK-1 Mahasiswa mampu mengenali, memberi contoh, dan
mengimplementasikan tentang definisi, berbagai alasan dan/atau kegunaan
mengkaji materi kuliah matematika diskrit. (C3, KC3);
 SUB CPMK-2 Mahasiswa mampu menemukan makna tersirat konsep fungsi
rekursif, aljabar booelan, graf, dan pohon. (C4, KC4);
 SUB CPMK-3 Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan
fungsi rekursif, aljabar booelan, graf, dan pohon. (C3, PC3).

1
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

Pengalaman Belajar
 Mahasiswa berdialog untuk dapat memiliki pemahaman faktual, konseptual,
dan prosedural atas sebuah fungsi invers dan sebuah fungsi rekursif;
 Mahasiswa dapat melaksanakan tanya jawab sekaligus dapat menyelesaikan
persoalan pada sebuah fungsi apakah invertible (dapat dibalikkan) atau tidak;
 Mahasiswa dapat melaksanakan tanya jawab sekaligus dapat menyelesaikan
berbagai persoalan pada sebuah fungsi yang didefinisikan secara rekursif.

Materi Perkuliahan

A. Fungsi Invers
Fungsi Invers (atau fungsi kebalikan) adalah (dalam matematika)
fungsi yang merupakan kebalikan aksi dari suatu fungsi. Sebelum
mengetahui fungsi invers, harus mengenali dahulu fungsi yang memiliki
invers. Fungsi 𝑓(𝑥) akan memiliki invers dengan syarat 𝑓(𝑥) merupakan
fungsi bijektif ( sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Fungsi_invers ). Jika 𝑓
adalah fungsi berkoresponden satu-ke-satu (fungsi bijektif) dari A ke B,
maka kita dapat menemukan balikan atau inversi (invers) dari 𝑓. Fungsi
invers dari 𝑓 dilambambangkan dengan 𝑓 −1 . Misalkan a adalah anggota
himpunan A dan b adalah anggota himpunan B, maka 𝑓 −1 (b) = a jika 𝑓(a) =
b. Fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu (fungsi bijektif) sering
dinamakan juga fungsi yang invertible (dapat dibalikkan), karena kita dapat
mendefinisikan fungsi balikannya. Sebuah fungsi dikatakan not invertible
(tidak dapat dibalikkan) jika ia bukan fungsi yang berkoresponden satu-
ke-satu, karena fungsi balikannya tidak ada.

2
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

B.Fungsi Rekursif
Fungsi 𝑓 dikatakan fungsi rekursif jika definisi fungsinya mengacu
pada dirinya sendiri. Nama lain dari fungsi rekursif adalah relasi rekursif
(recurrence relation). Ingatlah bahwa fungsi adalah bentuk khusus dari
relasi. Rekursif merupakan teknik pemrograman yang penting, dan beberapa
bahasa pemrograman modern mendukung keberadaan proses rekursif. Agar
definisinya tidak berulang, fungsi rekursif harus mempunyai dua bagian, dua
bagian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Harus ada argumen tertentu yang disebut nilai awal untuk fungsi yang
tidak mengacu pada dirinya sendiri. Bagian ini biasa disebut dengan basis.
Bagian basis ini menghentikan definisi rekursif dan memberikan sebuah
nilai yang terdefinisi pada fungsi rekursif.
2. Setiap kali fungsi mengacu pada dirinya sendiri, argumen dari fungsi
harus lebih dekat ke nilai awal. Bagian ini biasa disebut dengan rekurens.
Bagian rekurens ini mendefinisikan argumen fungsi dalam terminologi
dirinya sendiri.

3
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

C.Ragam Soal & Penyelesaian untuk Pertemuan Ke-3


Berikut ini ditampilkan beberapa contoh soal disertai dengan
penyelesaiannya khusus tentang fungsi invers dan fungsi rekursif. Selamat
belajar, semoga diberikan kemudahan dalam memahami, semoga diberikan
pemahaman, dan semoga dijadikan berkah, aamiin.
1. Diketahui himpunan A = (-2, -1, 0, 1) dan himpunan B = (1, 3, 4). Fungsi
𝑓 : A → B ditentukan oleh 𝑓 = {(−2, 1), (−1, 1), (0, 3), (1, 4)}.
Tentukanlah invers fungsi 𝑓 dan apakah fungsi 𝑓 dapat dinyatakan sebagai
sebuah fungsi yang invertible !
Penyelesaian:
Invers fungsi 𝑓 adalah 𝑓 −1 = {(1, −2), (1, −1), (3, 0), (4, 1)}, dan fungsi
𝑓 dapat dinyatakan sebagai sebuah fungsi yang not invertible.
2. Relasi 𝑓 = {(1, 𝑢), (2, 𝑣 ), (3, 𝑤)} dari A = {1,2,3} ke B = {𝑢, 𝑣, 𝑤} adalah
fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu. Tentukanlah invers fungsi 𝑓 dan
apakah fungsi 𝑓 dapat dinyatakan sebagai sebuah fungsi yang invertible !
Penyelesaian:
Invers fungsi 𝑓 adalah 𝑓 −1 = {(𝑢, 1), (𝑣, 2), (𝑤, 3)}, dan fungsi 𝑓 dapat
dinyatakan sebagai sebuah fungsi yang invertible.
3. Tentukan 𝑓 −1 dari 𝑓(𝑥 ) = 2𝑥 + 3 !
Penyelesaian:
⟺ 𝑓 (𝑥 ) = 2𝑥 + 3
⟺ 𝑓 (𝑥 ) − 3 = 2𝑥 + 3 − 3
⟺ 𝑓 (𝑥 ) − 3 = 2𝑥
⟺ 2𝑥 = 𝑓(𝑥 ) − 3
2𝑥 𝑓(𝑥)−3
⟺ =
2 2
𝑓(𝑥)−3
⟺𝑥=
2
𝑥−3
⟺ 𝑓 −1 = 2

4
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

4. Misalkan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM), Nama Mahasiswa, Nilai


Matakuliah Matematika Diskrit, dan Usia Mahasiswa ditampilkan dalam
bentuk tabel seperti di bawah ini.
NPM Nama Nilai Usia
2019 1350 0001 Ali B 19
2019 1350 0002 Beni C 19
2019 1350 0003 Cici C 18
2019 1350 0004 Deni A 19
2019 1350 0005 Evi A 20
2019 1350 0006 Frengki B 19
2019 1350 0007 Guti C 18
2019 1350 0008 Heni B 19
Berdasarkan tabel di atas, tentukan:
a. Apakah : NPM → Nama, invertible atau not invertible !
b. Apakah : NPM → Nilai, invertible atau not invertible !
c. Apakah : Nama → Nilai, invertible atau not invertible !
d. Apakah : Nama → Usia, invertible atau not invertible !
Penyelesaian:
a. Invertible
b. Not Invertible
c. Not Invertible
d. Not Invertible
5. Nyatakan perpangkatan 𝑎𝑛 (𝑎 bulat dan 𝑛 > 0) sebagai fungsi rekursif.
Penyelesaian:
(i) Nyatakan 𝑎𝑛 dalam argumen rekursif
𝑎𝑛 = 𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × ⋯ × 𝑎 (sebanyak 𝑛 kali)
𝑎𝑛 = 𝑎 × 𝑎𝑛−1 (rekurens)

5
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

(ii) Tentukan kasus eksplisit yang tidak memerlukan pemanggilan


rekursif lagi (basis)
𝑎𝑛 = 1 jika 𝑛 = 0 (basis)
Jadi, fungsi rekursif untuk perpangkatan adalah:
1 ,𝑛 = 0
𝑎𝑛 = {
𝑎 × 𝑎𝑛−1 ,𝑛 > 0
Di bawah ini menyajikan satu fungsi untuk menghitung harga pangkat
suatu nilai bilangan bulat misalnya 35, berdasarkan hubungan rekurens
seperti dijelaskan di atas, maka proses rekursif tampak pada gambar.

6. Perhatikan definisi 𝑛 faktorial berikut:


Definisi fungsi faktorial
a. Jika 𝒏 = 𝟎 maka 𝒏! = 𝟏
b. Jika 𝒏 > 0 maka 𝒏! = 𝒏. (𝒏 − 𝟏)!
Tunjukkan bahwa definisi fungsi faktorial adalah rekursif dan fungsinya
terdefinisi dengan baik.
Penyelesaian:
Definisi dari 𝑛! ini adalah rekursif, karena ini mengacu pada dirinya
sendiri ketika menggunakan (𝑛 − 1)!.
a. Nilai dari 𝑛! secara eksplisit diberikan pada 𝑛 = 0 (maka 0 adalah
nilai awal)

6
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

b. Nilai 𝑛! untuk sembarang 𝑛 didefinisikan dalam hal suatu nilai 𝑛


terkecil yang lebih dekat ke nilai awal 0.
Dengan demikian, fungsinya tidak melingkar atau dengan kata lain fungsi
faktorial terdefinisi dengan baik.
7. Tinjau kembali perhitungan 𝑛! secara rekursif. Hitunglah nilai 4! dengan
menggunakan definisi rekursif.
Penyelesaian:
Perhitungan ini memerlukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1) 4! = 4.3!
(2) 3! = 3.2!
(3) 2! = 2.1!
(4) 1! = 1. 𝟎!
(5) 𝟎! = 𝟏
(6) 1! = 1. 𝟏 = 1
(7) 2! = 2.1 = 2
(8) 3! = 3.2 = 6
(9) 4! = 4.6 = 24
Perhatikan penjelasan dari tiap langkah:
Langkah (1): Ini mendefinisikan 4! dalam bentuk 3!, jadi kita harus
menunda penghitungan 4! sampai kita mendapatkan 3!.
Penundaan penghitungan ini ditunjukkan dengan
melakukan langkah selanjutnya.
Langkah (2): Di sini 3! didefinisikan dalam bentuk 2!, jadi kita harus
menunda penghitungan 3! sampai kita mendapatkan 2!.
Langkah (3): Di sini 2! didefinisikan dalam bentuk 1!, jadi kita harus
menunda penghitungan 2! sampai kita mendapatkan 1!.
Langkah (4): Di sini 1! didefinisikan dalam bentuk 0!, jadi kita harus
menunda penghitungan 1! sampai kita mendapatkan 0!.

7
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

Langkah (5): Langkah ini dapat menghitung 0!, karena 0 adalah nilai
awal dari definisi rekursif. Pada langkah ini diperoleh
0!=1.
Langkah (6) s.d. Langkah (9) kita mundur menggunakan 0! untuk
mendapatkan 1!, menggunakan 1! untuk mendapatkan
2!, menggunakan 2! untuk mendapatkan 3!, dan yang
terakhir menggunakan 3! untuk mendapatkan 4!.
8. Misalkan 𝑓 didefinisikan secara rekursif sebagai berikut:

Tentukan nilai 𝑓(4) dari fungsi tersebut!

9. Misalkan 𝑎 dan 𝑏 menyatakan bilangan bulat positif. Misalkan sebuah


fungsi 𝑄 didefinisikan secara rekursif sebagai berikut:
0 , 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝑎 < 𝑏
𝑄(𝑎,𝑏) = {
𝑄(𝑎 − 𝑏, 𝑏) + 1 , 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝑏 ≤ 𝑎

8
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

a) Tentukan nilai dari 𝑄(2,3) dan 𝑄(14,3)


b) Apakah yang dilakukan fungsi ini? Tentukan 𝑄(5861,7)
Penyelesaian:
a) Nilai dari 𝑄(2,3) = 0 karena 2 < 3
Nilai dari 𝑄(14,3) = 𝑄(11,3) + 1
= [𝑄(8,3) + 1] + 1 = 𝑄 (8,3) + 2
= [𝑄(5,3) + 1] + 2 = 𝑄 (5,3) + 3
= [𝑄(2,3) + 1] + 3 = 𝑄 (2,3) + 4
= 𝑄(2,3) + 4 = 0 + 4 = 4
b) Setiap kali 𝑏 dikurangi dari 𝑎, nilai 𝑄 bertambah 1. Sehingga 𝑄(𝑎,𝑏)
mendapatkan pembaginya ketika a dibagi dengan b. Dengan demikian
𝑄(5861,7) = 837.
10. Barisan Fibonacci (biasanya dinyatakan dengan 𝐹 0, 𝐹 1, 𝐹 2, …) adalah
sebagai berikut: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, …dst. dimana 𝐹 0=0 dan
𝐹 1=1 dan setiap suku berturut-turut adalah jumlah dari dua suku
sebelumnya. Sebuah definisi umum dari fungsi ini adalah sebagai
berikut:
0 , 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝑛 = 0
𝑓(𝑛) = { 1 , 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝑛 = 1
𝑓 (𝑛 − 1) + 𝑓 (𝑛 − 2) , 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝑛 > 1
Definisi di atas adalah sebuah rekursif karena definisinya mengacu pada
dirinya sendiri ketika menggunakan 𝑓𝑛−2 dan 𝑓𝑛−1 . Dalam hal ini:
(a) Nilai awalnya 0 dan 1;
(b) Nilai 𝑓(𝑛) didefinisikan dalam hal nilai 𝑛 terkecil yang lebih dekat
ke nilai awal, dengan demikian barisan Fibonacci terdefinisi dengan
baik.
Jika diketahui barisan Fibonacci yang dinyatakan dengan 𝐹 0, 𝐹 1, 𝐹 2, …
adalah sebagai berikut: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, …
Maka tentukan dua suku berikutnya!

9
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

Penyelesaian:
𝐹11 = 𝑓 (𝑛 − 1) + 𝑓 (𝑛 − 2) = 𝐹10 + 𝐹9 = 55 + 34 = 89
𝐹12 = 𝑓 (𝑛 − 1) + 𝑓 (𝑛 − 2) = 𝐹11 + 𝐹10 = 89 + 55 = 144

11. Fungsi Ackerman adalah suatu fungsi dengan dua argumen yang setiap
argumennya ditentukan dengan sembarang bilangan bulat tidak negatif:
0, 1, 2, 3, 4, ….dst. Fungsi ini didefinisikan sebagai berikut:
a. Jika 𝒎 = 𝟎 maka 𝑨(𝒎, 𝒏) = 𝒏 + 𝟏
b. Jika 𝒎 ≠ 𝟎 tetapi 𝒏 = 𝟎 maka 𝑨(𝒎, 𝒏) = 𝑨(𝒎 − 𝟏 , 𝟏)
c. Jika 𝒎 ≠ 𝟎 dan 𝒏 ≠ 𝟎 maka 𝑨(𝒎, 𝒏) = 𝑨(𝒎 − 𝟏 , 𝑨(𝒎, 𝒏 − 𝟏))
Definisi di atas adalah rekursif karena definisi pada bagian b. dan c.
mengacu pada dirinya sendiri. Perhatikan bahwa 𝑨(𝒎, 𝒏) secara
eksplisit diberikan ketika 𝒎 = 𝟎, sehingga nilai awalnya adalah
pasangan: (0,0), (0,1), (0,2), (0,3), (0,4), … (0,𝑛), … dst. Meskipun tidak
jelas dari definisi, nilai sembarang 𝑨(𝒎, 𝒏) akhirnya dapat dinyatakan
dalam hal ini nilai fungsi pada satu atau lebih pasangan-pasangan
awalnya.
Soal:
Gunakan definisi fungsi Ackerman untuk menentukan 𝑨(𝟏, 𝟐)!
Penyelesaian:
(1) A(1,2)=A(0,A(1,1))
(2) A(1,1)=A(0,A(1,0))
(3) A(1,0)=A(0,1)
(4) A(0,1)=1+1=2
(5) A(1,0)=2
(6) A(1,1)=A(0,A(1,0))= A(0,2)
(7) A(0,2)=2+1=3

10
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

(8) A(1,1)=3
(9) A(1,2)=A(0,A(1,1))=A(0,3)
(10) A(0,3)=3+1=4
(11) A(1,2)=4
12. Suatu fungsi didefinisikan sebagai berikut.

5 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 = 0
𝑓(𝑥 ) = {4𝑥 − 3 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙
2𝑓 (𝑥 − 2) + 𝑓 (𝑥 − 1) − 2𝑥 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑥 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝

Hitunglah 𝑓(20) dengan menggunakan definisi rekursif!

Penyelesaian:

𝑓(20) = 2𝑓(18) + 𝑓(19) − 2(20) = 2𝑓(18) + 73 − 40 = 2𝑓(18) + 33

𝑓(18) = 2𝑓(16) + 𝑓(17) − 2(18) = 2𝑓(16) + 65 − 36 = 2𝑓(16) + 29

𝑓(16) = 2𝑓(14) + 𝑓(15) − 2(16) = 2𝑓(14) + 57 − 32 = 2𝑓(14) + 25

𝑓(14) = 2𝑓(12) + 𝑓(13) − 2(14) = 2𝑓(12) + 49 − 28 = 2𝑓(12) + 21

𝑓(12) = 2𝑓(10) + 𝑓(11) − 2(12) = 2𝑓(10) + 41 − 24 = 2𝑓(10) + 17

𝑓(10) = 2𝑓(8) + 𝑓(9) − 2(10) = 2𝑓(8) + 33 − 20 = 2𝑓(8) + 13

𝑓(8) = 2𝑓(6) + 𝑓(7) − 2(8) = 2𝑓(6) + 25 − 16 = 2𝑓(6) + 9

𝑓(6) = 2𝑓(4) + 𝑓(5) − 2(6) = 2𝑓(4) + 17 − 12 = 2𝑓(4) + 5

𝑓(4) = 2𝑓(2) + 𝑓(3) − 2(4) = 2𝑓(2) + 9 − 8 = 2𝑓(2) + 1

𝑓(2) = 2𝑓(0) + 𝑓(1) − 2(2) = 2(5) + 1 − 4 = 7

𝑓(4) = 2𝑓(2) + 1 = 2(7) + 1 = 15

𝑓(6) = 2𝑓(4) + 5 = 2(15) + 5 = 35

11
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

𝑓(8) = 2𝑓(6) + 9 = 2(35) + 9 = 79

𝑓(10) = 2𝑓(8) + 13 = 2(79) + 13 = 171

𝑓(12) = 2𝑓(10) + 17 = 2(171) + 17 = 359

𝑓(14) = 2𝑓(12) + 21 = 2(359) + 21 = 739

𝑓(16) = 2𝑓(14) + 25 = 2(739) + 25 = 1503

𝑓(18) = 2𝑓(16) + 29 = 2(1503) + 29 = 3035

𝑓(20) = 2𝑓(18) + 33 = 2(3035) + 33 = 6103

13. Fungsi 𝑓 dengan domain bilangan bulat didefinisikan:


𝑛−3 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑛 ≥ 45
𝑓 (𝑛 ) = {
𝑓(𝑓 (𝑛 + 6)) + 2(𝑛 − 1) 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑛 < 45
Dengan menggunakan definisi fungsi rekursif. Hitunglah nilai 𝑓 (20)!
Penyelesaian:
Ditanya 𝑓(20) dapat digunakan rekurens untuk 𝑛 < 45
𝑓(20) = 𝑓(𝑓 (26)) + 38
𝑓(26) = 𝑓(𝑓 (32)) + 50
𝑓(32) = 𝑓(𝑓 (38)) + 62
𝑓(38) = 𝑓(𝑓 (44)) + 74
𝑓(44) = 𝑓(𝑓 (50)) + 86
𝑓(50) = 50 − 3 = 47
𝑓(44) = 𝑓(𝑓(50)) + 86 = 𝑓 (47) + 86 = (47 − 3) + 86 = 130
𝑓(38) = 𝑓(𝑓 (44)) + 74 = 𝑓 (130) + 74 = (130 − 3) + 74 = 127 + 74 = 201
𝑓(32) = 𝑓(𝑓 (38)) + 62 = 𝑓 (201) + 62 = (201 − 3) + 62 = 198 + 62 = 260
𝑓(26) = 𝑓(𝑓 (32)) + 50 = 𝑓 (260) + 50 = (260 − 3) + 50 = 257 + 50 = 307
𝑓(20) = 𝑓(𝑓 (26)) + 38 = 𝑓 (307) + 38 = (307 − 3) + 38 = 304 + 38 = 342
Jadi Nilai dari 𝑓 (20) = 342

12
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

Tugas Terstruktur Ke-3

1. Jelaskan apakah fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 1 merupakan fungsi yang invertible


atau fungsi yang not invertible!
2. Berdasarkan diagram panah di bawah ini, jelaskan fungsi-fungsi 𝑓, 𝑔, dan
ℎ! kemudian tentukan manakah diantara fungsi 𝑓, 𝑔, dan ℎ yang
invertible!
A B C D
a. .1. .4
.p.
b. .2. .5
.q.
c. .3. .6
.r.
𝑓 ℎ
.s.
𝑔

3. Diketahui tiga buah fungsi (a), (b), dan (c) seperti di bawah ini:
(a) 𝑓(𝑥 ) = 2𝑥 + 1
(b)𝑓(𝑥 ) = 𝑥 4 + 1
(c) 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 3
Berdasarkan tiga buah fungsi tersebut di atas, manakah fungsi yang
mempunyai invers? Tentukan invers yang dimaksud! Kemudian untuk
fungsi yang tidak mempunyai invers, jelaskan alasannya!
4. Misalkan 𝑓: 𝑅 → 𝑅 didefinisikan oleh 𝑓 (𝑥 ) = 3𝑥 − 2. Buktikan bahwa
𝑓 (𝑥 ) adalah fungsi bijektif dan carilah rumus fungsi inversnya !
5. Hitunglah nilai 6! dengan menggunakan definisi rekursif !
6. Tentukan nilai F20 dalam barisan Fibonacci !
7. Gunakan definisi fungsi Ackerman untuk menentukan 𝑨(𝟏, 𝟒)!
8. Diketahui suatu barisan 𝑐0, 𝑐1, 𝑐2 , … didefinisikan secara rekursif sebagai
berikut: untuk semua bilangan bulat 𝑘 ≥ 2, 𝑐𝑘 = 𝑐𝑘−1 + 𝑘 𝑐𝑘−2 + 1,
dengan kondisi awal 𝑐0 = 1 dan 𝑐1 = 2. Maka tentukanlah nilai dari 𝑐5.

13
Matematika Diskrit untuk Pendidikan Matematika Edisi Revisi RPS Ke-3

9. Misalkan 𝑛 menyatakan bilangan bulat positif. Misalkan sebuah fungsi 𝑓


didefinisikan secara rekursif sebagai berikut:
0 , 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝑛 = 1
𝑓(𝑛) = {
𝑓 (⌊𝑛⁄2⌋) + 1 , 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝑛 > 1
Tentukan nilai 𝑓(25) dan fungsi apakah 𝑓 tersebut!
10.Misalkan a1,a2,…; b1,b2,…; dan c1,c2,… adalah tiga buah barisan yang
semuanya memenuhi relasi rekurensi: nilai suatu suku sama dengan tiga
kali nilai suku sebelumnya. Jadi, ak=3ak-1; bk=3bk-1; ck=3ck-1. Tetapi
kondisi awal ketiga barisan tersebut berbeda, yaitu: a1=0; b1=1; c1=2.
Nyatakan barisan-barisan tersebut dengan cara menuliskan lima suku awal
barisannya! Apakah ketiganya merupakan barisan yang sama?

Daftar Rujukan

Danny Manongga dan Yessica Nataliani. 2013. Matematika Diskrit. Jakarta:


Kencana Prenada Media.
Gede Suweken. 2017. Matematika Diskrit. Depok: Rajawali Pers.
Jong Jek Siang. 2006. Matematika Diskrit. Yogyakarta: Andi Offset.
M. Tohimin Apriyanto dan Arif Rahman Hakim. 2014. Matematika Diskrit.
Jakarta: Unindra Press.
Ngarep Imanuel Manik. 2014. Matematika Diskrit Soal Jawab. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Richard Johnsonbaugh. 1998. Discrete Mathematics: Fourth Edition. Jilid 1.
Jakarta: Prenhallindo.
Richard Johnsonbaugh. 1998. Discrete Mathematics: Fourth Edition. Jilid 2.
Jakarta: Prenhallindo.
Rinaldi Munir. 2007. Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung.
Samuel Wibisono. 2013. Matematika Diskrit. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Seymour Lipschutz dan Marc Lars Lipson. 2001. Matematika Diskrit.
Jakarta: Salemba Teknika.
Wahyudin dan Sudrajat. 2004. Ensiklopedia Matematika. Jakarta: Tarity
Samudra Berlian.
Yaya S. Kusumah. 2020. Matematika Diskrit. Bandung: Remaja Rosdakarya.

14

Anda mungkin juga menyukai