Anda di halaman 1dari 3

BAB 13

MASA RENESANS DAN AWAL ABAD MODERN

Pengantar
Renesans merupakan gerakan intelektual Eropa, abad 14 hingga abad 16 dan
dianggap sebagai penutup abad pertengahan dan awal abad modern. Kata renesans
berasal dari bahasa Prancis renaissance yang berarti kelahiran kembali, khususnya
kelahiran kembali kebudayaan Yunani klasik. Renesans dimulai di Italia, lalu meluas
ke Prancis, Belanda, dan mencapai kebesarannya di Inggris. Negara-negara inilah
yang memberikan kontribusi terbesar dalam renesans.

Ciri-ciri Umum Renesans


Masa renesans mempunyai beberapa ciri penting. Berikut dijelaskan secara singkat
ciri-ciri tersebut.
1. Humanisme
Humanisme menekankan nilai manusia dan studi-studi sekuler (lawan dari
kepercayaan agama). Kaum humanis menolak otoritas agama abad pertengahan,
kembali ke ideal klasik, dan mengajarkan bahwa pribadi ideal merupakan keunggulan
manusia, termasuk musik, seni, sastra, ilmu, dan kebajikan.
2. Metode Empiris
Metode empiris diterima sebagai metode ilmiah. Metode ilmiah baru itu
melahirkan revolusi teknik. Dengan teknologi, manusia bukan menjadi bagian dari
alarm, tapi ikut membentuk alam sesuai keinginannya. Dampak dari metode ini ialah
perkembagan pesat di berbagai bidang ilmu, khususnya ilmu-ilmu alam.
3. Pandangan Hellosentris
Pandangan geosentrisme digantikan oleh heliosentrisme. Berakhirlah
pandangan dunia menurut Ptolomeus dan Aristoteles yang sudah bertahan sekian
lama.
4. Semangat Keagamaan Baru
Hubungan vertikal dengan Tuhan lebih bersifat individual, bukan kelembagaan.
Martin Luther mencetuskan langkah reformasi yang menolak otoritas gereja dan
paus pada 1517. Menurut Luther, orang tidak membutuhkan campur tangan gereja
dan pendeta untuk mendapat pengampunan Tuhan.
5. Perkembangan di Berbagai Bidang
Arsitektur, sastra, musik, filsafat, dan ilmu pada umumnya mengalami
perkembangan mengagumkan. Dibangun gedung-gedung indah, termasuk basilica
Santo Petrus di Vatikan, Roma.
Humanisme
Humanisme didirikan oleh penyair Italia, Petrarca (1304-1374), dan tetap
bertahan selama kurang lebih satu abad. Jika di abad pertengahan manusia dianggap
makhluk yang penuh dosa, maka kini manusia dianggap sangat bernilai dan hebat.
Humanisme ini sekaligus menjadi titik tolak baru bagi filsafat, yang pada abad
pertengahan sangat teosentris. Humanisme renesans menekankan individualisme.
Jadi, individu mendapat tempat terhormat.
Menurut Jostein Gaarder, humanisme renesans bukan memandang manusia
sebagai umat manusia, tapi lebih sebagai individu-individu yang unik. Ini kemudian
mendorong pemujaan berlebihan atas kecerdasan universal pikiran. Manusia
renesans adalah manusia dengan kecerdasan universal yang mencakup seluruh
aspek kehidupan, kesenian, dan ilmu.
Reformasi
Ada beberapa faktor di abad-abad sebelumnya yang memungkinkan
terlaksananya reformasi Luther, yaitu :
(1) Kegagalan reformasi oleh Jhon Wyeliffe dan Jhon Hus
(2) Para mistikus renesans yang menentang ajaran teologi rasionalistik skolastik dan
memberikan pandangan yang lebih mistik terhadap kebenaran religius.
(3) Humanisme renesans yang menentang kekuasaan para pemimpin gereja,
menawarkan praktik kepercayaan sia-sia, dan penekanan pada makna spiritual dan
bukannya ritual-ritual agama.
(4) Campur tangan paus dalam politik Eropa yang menyebabkan reaksi menentang
dari para pemimpin politik Jerman terhadap institusi gereja katolik.
Fideisme dan Skeptisisme
Fideisme adalah pandangan bahwa pengetahuan agama pada mulanya
diperoleh hanya lewat iman (fides), bukan akal budi. Sedangkan skeptisisme adalah
pandangan bahwa manusia tak dapat mengetahui sesuatu.
Kompatibilitas antara fideisme dan skeptisisme ditegaskan oleh Francois de
Mothe le Vayer (1588-1669). Menurut de la Mothe, Pyrrhonisme adalah alat penting
teologi sejauh ia menolak dogmatisme. Pseudodionysius, teolog mistik abad 5
berpendapat bahwa pengetahuan yang benar akan Allah muncul melalui negasi.
Artinya, dengan menyangkal sifat-sifat spesifik Allahkita mendapat gambaran yang
lebih benar tentang Dia daripada dengan mengangkat sifat-sifatnya. Dan skeptisisme
menegaskan kembali pendekatan ini.
Astronomi
Ada dua kontribusi dari revolusi ilmu. Pertama, penemuan-penemuan khusus,
seperti kalkulus, pandangan heliosentrisme, dan teori gravitasi. Kedua, metode
investigasi ilmiah, khususnya yang dikembangkan Francis Bacon dan Rene Descartes.
Dibahas sekilas tentang kontribusi pertama, khususnya dalam bidang astronomi.
Hubungan antara astronomi dan filsafat selama masa revolusi ilmiah tidak
segera jadi jelas dan membutuhkan penjelasan. Ada filsuf, seperti Pascal, yang
instrumental dalam melakukan penemuan ilmiah spesifik. Yang lebih penting adalah
bahwa ada penemuan ilmiah yang punya efek mendalam terhadap konsepsi manusia
di jagad raya, dan tentu saja jadi penting bagi para filsuf. Demikian pula halnya
dengan pergeseran pandangan geosentrisme oleh heliosentrisme.
Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah prosedur untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Tujuan
metode ilmiah adalah menemukan fakta-fakta baru. Metode ini sering dicampur
dengan metode pembuktian (methods of proof) yang mencakup bukti tentang
validitas konklusi. Metode investigasi dan pembuktian umumnya digabungkan, dan
sebab itu dalam Dialgue (1632) Galileo menegaskan bahwa keduanya harus
dibedakan.
Metode investigasi menjadi menjadi ciri ilmu dan membedakannya dari ilmu
akademis lain seperti sastra dan kesenian, dan dari pseudo-ilmu seperti
parapsikologi. Tapi sarana investigasi ilmiah ketat berkembang perlahan-lahan.
Aristoteles membedakan dua pendekatan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah,
yakni deduksi, yang mencakup struktur pembuktian yang hampir sama dengan
matematika. Bagi Aristoteles, pembuktian seperti itu diperoleh dengan silogisme.
1. Francis Bacon
2. Rene Descartes
Perkembangan Psikologis

Anda mungkin juga menyukai