Anda di halaman 1dari 90

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB

SOSIAL PADA PT TASPEN (PERSERO)

SKRIPSI

OLEH

MARIA ASUMPTA KARMELITA MOI


NIM: 1703020019

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG
2021
Motto

“Proses sama pentingnya dibandingkan hasil. Hasilnya

nihil tak apa. Yang penting sebuah proses telah dicanangkan

dan dilaksanakan”

~ Sujiwo Tejo ~

i
PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan kepada:


1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi , menjaga, dan menyertai hari-hari
dalam hidupku
2. Almamater Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana Kupang
3. Kedua orangtuaku yang tercinta, Bapak Albertus Noka dan Mama Yustina Jenau yang selalu
memberikan cinta dan kasih saying, nasehat dan doa serta perjuangan, pengorbanan dan air mata
selama ini member bekal pengetahuan sebagai landasan pembentuk kepribadian, karakteristik dan
perilaku penulis.
4. Adik-adik yang paling ku sayang Yeyen, Yoan dan Arni yang selalu memberikan semangat dan
dukungan dalam menyelesaikan studi.
5. Almarhum Opa Dominikus Walang,Opa Ignasius Eru, Opa Matheus Noka, Oma Maria Wasida, Opa
Yosep Kawe , Oma Dorothea Bhoki.
6. Oma Magdalena Lalut yang selalu memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan studi.
7. Keluarga besar yang saya cintai yang selalu memberikan dukungan, nasehat dan motivasi dalam
menyelesaikan studi.
8. Sahabat-sahabat yang saya kasihi Oche Molina, Isna Retuk, Inggrid Luna, Nadya wasonono, Oncy
Walu, dan Yana Bate yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan studi.
9. Teman-teman seperjuangan HUGOS17 yang selalu saling memberi semangat dari awal masuk kuliah.
10. Teman-teman seangkatan SDN Watutura Bajawa, SMP N 2 Bajawa dan SMA N 1 Bajawa yang
selalu mendukung dalam menyelesaikan studi
11. Kakak-kakak dan adik-adik di asrama putri Nausus Kakak Bertin, kakak Kitrin, kakak ansy, kakak
Mely, kakak Susan, kakak Erni, kakak esi, kakak Ria, adik Mila, adik Lia, adik Wita, adik Seli, adik
Naya, adik Lisa, adik Erlin, adik Elfin dan adik Helmin yang selalu mendukung dan memberi
semangat dalam menyelesaikan studi.

i
ABSTRAK

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL


PADA PT TASPEN (PERSERO)
Oleh
Maria Asumpta Karmelita Moi
Dibimbing oleh Dr. Pius Bumi Kellen, MM dan Yohanis Demu, SE, MSA.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap

tanggung jawab sosial pada PT. Taspen (Persero). Penelitian ini merupakan penelitian studi

kasus dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penulis mengadakan penelitian

pada PT Taspen (Persero). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan, wawancara, observasi dan dokumentasi.

Teknik analisis data disusun dengan urutan (1) mendeskripsikan hasil penelitian

menggunakan paket program Excel for windows, (2) membuat grafik untuk ROA, ROE dan

NPM untuk dibandingkan dengan CSR, (3) membuat grafik GRI / CSR dari data

berkelanjutan perusahaan (4) membandingkan Teori ROA, ROE, NPM dengan teori dari

peneliti terdahulu, (5) menentukan apakah terdapat pengaruh dari ROA, ROE dan NPM

terhadap CSR perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh dari ROA, ROE

dan NPM terhadap CSR, karena adanya penurunan dan kenaikan yang signifikan setiap tahun

tertentu.

Kata kunci: Kinerja Keuangan, CSR

ii
ABSTRACT

THE EFFECT OF FINANCIAL PERFORMANCE ON SOCIAL RESPONSIBILITY AT PT


TASPEN (PERSERO)

By

Maria Asumpta Karmelita Moi

Supervised by Dr. Pius Bumi Kellen, MM and Yohanis Demu, SE, MSA.

The purpose of this study was to analyze the effect of financial performance on social
responsibility at PT. Taspen (Persero). This research is a case study research using a
quantitative descriptive approach. The author conducted research at PT Taspen (Persero).
Data collection techniques in this study are literature study, interviews, observation and
documentation.

Data analysis techniques are arranged in the order of (1) describing research results using the
Excel for windows program package, (2) making graphs for ROA, ROE and NPM to be
compared with CSR, (3) making GRI / CSR graphs from company sustainable data (4)
comparing the theory of ROA, ROE, NPM with the theory of previous researchers, (5)
determining whether there is an effect of ROA, ROE and NPM on the company's CSR.

The results of the research conducted indicate that there is no influence of ROA, ROE and
NPM on CSR, due to a significant decrease and increase every certain year.

Keywords: Financial Performance, CSR

iii
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur disampaikan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan petunjuk-Nya dalam menyelesaikan penulisan skripsi berjudul “ Pengaruh Kinerja
Keuangan terhadap Tanggung Jawab Sosial pada PT Taspen (Persero) ”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa Cendana Kupang.
Penulis menyadari bahwa dalam mencapai suatu tujuan tidak terlepas dari tantangandan
hambatan. Menyadari keterbatasan penulis, maka pada kesempatan ini perekenankan penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini, terutama Kepada:
1. Syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas penyertaanNya sampai saat ini sehingga penulis telah
menyelesaikan penulisan Skripsi.
2. Bapak Prof Ir. Fredik Benu, M. Si., Ph.D selaku Rektor Universitas Nusa Cendana Kupang yang
penulis banggakan yang telah member kesempatan kepada penulis untuk belajar di Universitas Nusa
Cendana.
3. Bapak Dr. Drs. Melkisedek N.B.C Neolaka, M. Si selaku Dekan dan semua Pimpinan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik beserta seluruh tenaga kependidikkan yang telah membantu penulis dalam
urusan akademis dan administrasi selama studi.
4. Bapak Drs. Yohanis S. Sarong, M. Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Bapak
Ricky Ekaputra Foeh, S.Pd.MM selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis yang telah
memberikan bantuan dan dukungan secara moril.
5. Bapak Dr. Pius Bumi Kellen, MM sebagai Dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan
tenaga untuk membimbing dan memberikan saran-saran kepada penulis tentang materi serta turut
menyempurnakan Skripsi ini dari awal hingga akhir penulisan.
6. Bapak Yohanis Demu, SE, MSA sebagai Dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan
tenaga untuk membimbing dan memberikan saran-saran kepada penulis tentang materi serta turut
menyempurnakan Skripsi ini dari awal hingga akhir penulisan.
7. Bapak Drs. Petrus E. De Rozari, M. Si, Bapak Drs. Bei Marselinus, MM, dan Ibu Dra. Lustry Rahayu,
M.Si selaku Dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dan saran yang sangat membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini, dan semua Dosen yang juga telah membimbing
dan membekali penulis selama berada di bangku kuliah.
8. Bapak Dr. Khalid K. Moenardy, M.Si selaku Dosen penasehat yang membantu penulis selama masa
perkuliahan.
9. Bapak dan Ibu Dosen serta segenap karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Nusa
Cendana Kupang yang telah mendidik, membantu, dan melayani penulis selama di bangku kuliah.
10. Bapak Muhammad Abdul Gofur selaku Manajer PT. taspen Persero Cabang Kupang dan segenap
tenaga kerja yang telah memberikan data, informasi dan kerja sama yang baik selama penulis
melakukan penelitian.
11. Kedua orangtuaku yang tercinta, Bapak Albertus Noka dan Mama Yustina Jenau yang telah
mencurahkan hati, nasehat, tenaga dan air mata bagi penulis serta selalu memberikan dukungan, doa
dan motivasi selama ini.
12. Seluruh keluarga besar di Bajawa maupun di Ruteng : Oma Magdalena Lalut, Adik Yeyen, Yoan dan
Arni, Kakak dan Adik serta Om dan Tanta semua yang selama ini telah memberikan doa, motivasi
dan dukungan bagi penulis.
13. Sahabat-sahabat saya Oche Molina, Isna Retuk, Inggrid Luna, Nadya Wasonono, Oncy Walu, Yana
Bate yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan studi.

iv
14. Teman-teman seperjuangan HUGOS17 yang selalu saling memberi semangat dari awal masuk kuliah
sampai dengan saat menyelesaikan Skripsi : Lina Bete, Ikha Nuri, sarah Manose, Susan Renavizta,
Mirnawati, Lala Bria, Murni Lisnahan, Andre Wohangara, Jose Lie, Virda Bessie, Fince Bety, Buce
Maunino, Ledy Mbimbus, Chandra Gana.
15. Teman-teman seangkatan SDN Watutura Bajawa, SMP N 2 Bajawa dan SMA N 1 Bajawa yang
selalu mendukung dalam menyelesaikan studi.
Diharapkan Skripsi ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pengaruh
Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung jawab Sosial pada PT. Taspen (Persero). Penulis menyadari
bahwa Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya kepada semua pihak yang selama ini ikut membantu dan membantu dan
memberikan dorongan kepada penulis untuk meraih gelar ini, kiranya Tuhan memberikan berkat yang
berlimpah kepada kita.

Kupang, 02 November 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

JUDUL
Halaman
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO………………………………………………………………………………………………...
Error! Bookmark not defined.

PERSEMBAHAN……………………………………………………………………………..i

ABSTRAK…………………………………………......……………………………………...iii

KATA
PENGANTAR………………………………….....................................................................................iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………….vi

DAFTAR
TABEL……………………………………………………………………………..Error!
Bookmark not defined.

DAFTAR
GRAFIK………………………………………………………………………………………………………………………..Error!
Bookmark not defined.

BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………............9
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………..9
1.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………………..10
2.1 Tinjauan Teoritis…………………………………………………………............10
2.1.1 Pengertian PT Taspen Persero………………………………………….............11
2.1.2 Tanggung Jawab Sosial/ CSR………………………………………………….12
2.1.3 Laporan Keuangan……………………………………………………………..13
2.1.4 Kinerja Keuangan……………………………………………………................23
2.1.4.1 Pengertian Kinerja Keuangan………………………………………………...23
2.1.4.2 Tahap-tahap dalam menganalisis Kinerja Keuangan………………………...23
2.1.5 Biaya…………………………………………………………………................27
2.1.5.1 Penggolongan Biaya………………………………………………….............27
2.2 Kajian Empiris…………………………………………………………................31
2.3 Kerangka Berpikir………………………………………………………………..35
vi
BAB III METODE PENELITIAN…………………………………………………………...37
3.1 Jenis Penelitian…………………………………………………………………...37
3.2 Lingkup Penelitian……………………………………………………………….39
3.3 Lokasi Penelitian………………………………………………………................39
3.4 Operasionalisasi Variabel………………………………………………………...40
3.5 Jenis dan Sumber Data…………………………………………………………...40
3.5.1 Jenis Data………………………………………………………………............40
3.5.2 Sumber Data…………………………………………………………................41
3.6 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………….41
3.7 Teknik Analisis Data……………………………………………………………..42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………………..43
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………………………………………..43
4.1.1 Profil dan Sejarah singkat Perusahaan…………………………………............43
4.1.1.1 Profil Perusahaan……………………………………………………………..43
4.1.2.1 Sejarah singkat Perusahaan…………………………………………………..47
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan……………………………………………................49
4.1.3 Tanggung Jawab Sosial/ CSR PT Taspen Persero……………………………..49
4.2 Analisis Data dan Pembahasan…………………………………………………..52
4.2.1 Perhitungan Data ROA, ROE dan NPM……………………………………….52
4.2.2 Analisis Data…………………………………………………………...............54
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………………….57
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………………...63
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………….............63
5.2 Saran……………………………………………………………………………...63
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………...65
LAMPIRAN………………………………………………………………………………….68

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.2 Tabel Pemetaan Penelitian Terdahulu………………………………………………………………………..32

Tabel 3.4 Tabel Operasionalisasi Variabel…………………………………………………………………………………40

Tabel 4.1 Aset, Laba Bersih, Pendapatan, dan Ekuitas PT. Taspen (Persero) Tahun 2015-

2019 (dalam jutaan rupiah)…………………………………………………………………………………………………………..52

Tabel 4.2 Perbandingan Rasio Kinerja keuangan dengan CSR PT Taspen (Persero) Tahun

2015-2019………………………………………………………………………………………………………………………………………53

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Trend ROA……………………………………………………...54

Gambar 4.2 Grafik Trend ROE………………………………………………….......54

Gambar 4.3 Grafik Trend NPM……………………………………………………...55

Gambar 4.4 Grafik Trend CSR………………………………………………………56

ix
x
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Taspen (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi

tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program Dana Pensiun dan

Tabungan Hari Tua (THT). Lembaga in didirikan pada tanggal 17 April 1963 dengan nama

Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri yang disingkat menjadi PN

Taspen. Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri dan Peraturan

Pemerintah Nomor 10 tahun 1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai negeri

Pendirian PT Taspen (Persero) di latar belakangi keinginan untuk meningkatkan

kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya yang dirintis melalui Konferensi

Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil konferensi

tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal 25

Agustus 1960 yang antara lain menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial bagi

pegawai negeri dan keluarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada Negara.Adapun

proses pembentukan program pensiun pegawai negeri ditetapkan dengan Undang-undang No

11 tahun 1956 tentang pembelanjaan Pensiun dan Undang-undang No 11 tahun 1969 tentang

pensiun pegawai dan pensiun janda/duda serta undang-undang No 8 tahun 1974 tentang

Pokok-pokok kepegawaian.

Tahun 1970 PN Taspen mendapat peningkatan status menjadi Perusahaan Umum

(PERUM) berdasarkan Surat keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

Kep.749/MK/IV/11/1970 sehingga menjadi PERUM Taspen. Selanjutnya tahun 1981

PERUM Taspen mendapat peningkatan status menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan

Peraturan Pemerintah (PP)Nomor 26 Tahun 1981 dengan nama Perusahaan Perseroan

1
(Persero) PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri, disingkat PT Taspen Persero.

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Sosial PNS maka

lingkup usaha PT Taspen (Persero) terdiri dari Program Tabungan Hari Tua (THT) dan

Pensiun. Program THT telah dilaksanakan sejak pendirian Taspen. Sedangkan untuk program

Pembayaran Pensiun PNS yang semula diselenggarakan oleh Ditjen Anggaran telah dialihkan

kepada PT Taspen Persero secara bertahap sejak tahun 1987. Penyelenggaraan pembayaran

Program Pensiun secara nasional dilakukan sejak tahun 1990. Sejak awal berdirinya Taspen

mengelola Program Tabungan Hari Tua bagi pegawai negeri dan sejak tahun 1987 mulai

mendapat tugas untuk mengelola Program Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sebagai upaya untuk

memudahkan peserta TASPEN yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya,

sejak tahun 1987 TASPEN membuka Kantor Cabang di semua provinsi dan beberapa

kabupaten/kota yang saat ini seluruhnya berjumlah 48 Kantor Cabang.

Produk yang dikelola oleh Kantor Cabang Kupang adalah Program Pembayaran

Pensiun dan Program Tabungan Hari Tua (THT) untuk Pegawai Negeri Sipil termasuk

didalamnya Asuransi Kematian serta program Tabungan Hari Tua THT dan Multi Guna

Sejahtera untuk BUMN dan program paling baru saat ini Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)

dan Jaminan Kematian (JKm). Sebagai unit pelayanan, Kantor Cabang Kupang mempunyai

mitra kerja terkait yang secara intens saling bekerja sama untuk memberikan pelayanan yang

terbaik kepada para peserta program Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT). Mitra kerja KC

Kupang adalah sebagai berikut : 1) Pemerintah Daerah 2) Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Negara 3) Badan Kepegawaian Negara Regional X Denpasar 4) Badan Kepegawaian Daerah

5) Persatuan Wredetama Republik Indonesia 6) Lembaga Veteran Republik Indonesia.

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana

suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012). Dalam melakukan analisis kinerja keuangan,

2
diperlukan alat analisis untuk memudahkan para manajer mengetahui kinerja keuangan

perusahaannya.

Tanggung Jawab Sosial atau lebih dikenal dengan CSR (Corporate Social

Responsibility) merupakan suatu konsep atau program yang dimiliki oleh suatu perusahaan

sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan

tersebut berdiri. Tanggung jawab sosial yang berarti bahwa dalam setiap pengambilan

keputusan, manajemen perusahaan harus mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi

yang akan terjadi (Handoko, 2003). Pada mulanya CSR dilakukan dengan kegiatan-kegiatan

yang bersifat filantropi yaitu dorongan kemanusiaan yang bersumber dari norma dan etika

universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan perataan sosial. Tujuan dari CSR

adalah untuk membuat aktivitas bisnis perusahaan dan budaya perusahaan berkelanjutan

dalam aspek ekonomi,sosial dan ekologi. Program CSR (Corporate Social Responsibility)

merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi

pasal 74 Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tanggung jawab

sosial, dan lingkungan yang berlaku bagi perseroan yang mengelola/memiliki dampak

terhadap sumber daya alam dan tidak dibatasi kontribusinya serta dimuat dalam laporan

keuangan.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau biasa dikenal dengan istilah Corporate

Social Responsibility (CSR) merupakan investasi yang tidak langsung menghadirkan

keuntungan sebagaimana pada investasi produksi. Sebaliknya CSR menjadi penguat

perusahaan agar tumbuh sehat dan kuat. CSR Ibarat pupuk yang menyuburkan pertumbuhan

dan perkembangan hasil-hasil yang akan dicapai sebuah perusahaan optimal selaras dengan

Visi dan Misi Perusahaan. Untuk itu dalam rangka meningkatkan rasa kepedulian terhadap

masyarakat sekitar di Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil

dan Program Bina Lingkungan, PT Taspen (Persero) secara konsisten melaksanakan

3
serangkaian kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) yang merupakan salah satu

program perusahaan dengan melaksanakan fogging di sekitar lingkungan Kantor Cabang PT

Taspen (Persero) lingkungan Kantor Cabang PT Taspen (Persero), serta mewujudkan secara

nyata kepedulian dan tanggungjawab perusahaan kepada masyarakat. Terkait pelaksanaan

Bina Lingkungan PKBL sesuai program pemerintah tentang pembinaan lingkungan. Selain

kegiatan CSR, Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan yaitu

pembayaran Tabungan Hari Tua dan Pensisun bagi Pegawai Negeri Sipil, tentunya PT

Taspen (Persero) harus memberikan pelayanan prima pada setiap peserta.Untuk memenuhi

harapan peserta yang semakin tinggi, Taspen berupaya meningkatkan nilai manfaat dan

pelayanan secara optimal kepada peserta yaitu Pegawai Negeri Sipil yang telah mengabdi

bertahun-tahun kepada Negara.

Freedam dan Janggi (1998) dalam penelitian Sembiring (2005) yang menemukan

bahwa terdapat hubungan negative antara laba dengan tingkat pengungkapan tanggung jawab

sosial, yang berarti bahwa semakin tinggi laba, tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial

yang dilakukan perusahaan justru semakin rendah, sebaliknya semakin rendah laba yang di

dapat perusahaan, maka semakin tinggi tingkat pengungkapan tanggung jawab sosialnya.

Hal tersebut sesuai dengan Teori legitimasi yang diungkapkan oleh Donovan dan

Gibson yang menyatakan hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung

jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan

menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang

kesuksesan keuangan. Sebaliknya, pada saat tingkat profitabilitas rendah, mereka berharap

para pengguna laporan keuangan akan membaca “good news” kinerja perusahaan, misalnya

dalam lingkup sosial dan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut

(Sembiring, 2005).

4
Penelitian yang dilakukan oleh Bowman dan Haire (1976) dalam penelitian Sembiring

(2005) justru menemukan hal yang sebaliknya, Bowman dan Haire mengemukakan bahwa

semakin tinggi laba perusahaan, maka semakin tinggi pula tingkat pengungkapan tanggung

jawab sosial yang dilakukan. Sebaliknya, semakin rendah laba yang di dapat perusahaan,

semakin rendah pula tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukannya.

Hasil yang ditemukan Bowman dan Haire sejalan denga Teori Hierarki Kebutuhan

Maslow. Ketika mencapai laba yang tinggi, perusahaan dianggap sudah mampu untuk

memenuhi kebutuhan tingkat selanjutnya, yaitu kebutuhan sosial serta kebutuhan akan

adanya penghargaan. Perwujudan pemenuhan tingkat tinggi ini diantaranya direalisasikan

melalui pelaporan yang lebih transparan, sehingga tingkat pengungkapan tanggung jawab

sosial yang dilakukan oleh perusahaan pun akan cenderung lebih baik. Sebaliknya,

perusahaan dengan laba yang rendah akan lebih memfokuskan perhatiaannya pada usaha

pemenuhan kebutuhan pokoknya, yaitu laba. Sehingga tingkat pengungkapan tanggung jawab

sosialnya pun akan cenderung lebih rendah ( Sembiring).

Sebagai korporasi yang bertanggungjawab, di luar soal mencari laba (profit),

Perseroan juga menyadari pentingnnya kepedulian dalam pemberdayaan masyarakat dan

pelestarian lingkungan. Hal itu secara jelas diatur dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, yakni berkaitan dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan.

Menurut undang-undang tersebut, Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen

Perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan

sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Perseroan melaksanakan

kegiatan tanggung jawab sosial kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) secara

luas, yaitu karyawan, peserta, masyarakat dan lingkungan guna terwujudnya Good Corporate

Citizen. Dalam perumusan program CSR, Perseroan berupaya untuk melibatkan para

5
pemangku kepentingan agar didapat program-program yang sesuai dengan kebutuhan

mereka. Dengan pelibatan ini, pemangku kepentingan akan merasa memiliki program yang

digelar, yang pada gilirannya akan membuat pelaksanaan program menjadi lebih optimal.

Walhasil, dari waktu ke waktu, pelaksanaan program CSR oleh Perseroan akan semakin

meningkat kualitasnya. Hal itu akan mendukung tujuan kegiatan CSR sebagai fondasi dalam

membangun kepercayaan dari stakeholders.

Komitmen Taspen terhadap penyelenggaran kegiatan CSR salah satunya Taspen

wujudkan dengan mendirikan satu unit yaitu Unit PKBL. Untuk alokasi dana terkait

tanggung jawab sosial/ CSR KC dananya di dapat dari pusat dan di dapat setelah

pertimbangan antara permintaan dari KC kepada kantor Pusat, dan setelah beberapa

pertimbangan maka dananya bisa dialokasikan untuk kebutuhan tanggung jawab sosial atau

CSR. Dana CSR yang dialokasikan untuk KC Kupang tergantung permintaan dan juga

beberapa pertimbangan. Hal ini bertujuan agar pengelolaan anggaran dan kegiatan CSR dapat

terealisasikan dengan baik. Adapun tugas dan wewenang unit PKBL adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan Program Kemitraan 2) Melaksanakan Program Bina Lingkungan. Contoh

kegiatan PKBL yang dilaksanakan di Taspen Cabang Kupang adalah memberikan bantuan,

antara lain, bantuan bagi masyarakat yang tidak mampu dan bantuan mendirikan tempat

ibadah. Selain itu, CSR juga diberikan dalam skala yang lebih luas, yakni mengangkat derajat

taraf hidup masyarakat, khususnya yang bermukim di sekitar Perseroan dari garis kemiskinan

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nasional.

Terkait tanggung jawab perusahaan terhadap upaya-upaya untuk memajukan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan, Perusahaan memberikan

bantuan dalam berbagai bentuk untuk mendukung kegiatan belajar-mengajar. Taspen Life

pada tanggal 30 September 2017 menyerahkan bantuan berupa 20 Personal Computer untuk

Laboratorium Komputer. Bantuan tersebut diserahkan langsung oleh Direktur Utama Taspen

6
Life Maryoso Sumaryono. Kemudian pada tahun ini Perusahaan juga merealiasikan bantuan

beasiswa bagi 2 (dua) orang pelajar, dalam bentuk bantuan pembayaran biaya kuliah serta

uang saku dan dalam bentuk bantuan pembayaran biaya kuliah. Selain itu donasi lain

disampaikan dalam bentuk sponsorship, seperti paket sponsorship partisipasi HNMUN 2017

Universitas Indonesia, Sponsorship Pertukaran Mahasiswa ke Nanyang Technology, dan

paket bantuan bagi PAUD Kharisma Kreatif di Kupang.

Dalam rangka mewujudkan tanggung jawab perusahan terhadap aspek sosial budaya,

Perusahaan telah memberikan bantuan dalam bentuk donasi untuk mendukung terciptanya

keharmonisan dalam hubungan sosial kemasyarakatan di lingkungan usaha Taspen Life di

berbagai wilayah di Indonesia. Bantuan yang telah diserahkan terkait aspek sosial budaya

tersebut dalam tahun 2017 antara lain:

1. Donasi untuk renovasi Mushola

2. Donasi untuk renovasi Masjid

3. Donasi untuk renovasi Pura

4. Donasi untuk renovasi GPIB Torsina yang berlokasi di Jakarta;

5. Donasi untuk perbaikan HKBP di Vila

6. Donasi untuk pembelian tempat ibadah Gereja

7. Donasi untuk pembelian sapi kurban untuk perayaan Idul Adha

8. Santunan berupa Tunjangan Hari Raya bagi Sekuriti

9. Donasi untuk renovasi Pura Agung

10. Donasi untuk pengembangan Masjid

Taspen mendukung terlaksananya seluruh kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan di

atas, Taspen telah mengalokasikan dana sebesar Rp 407.550.050.

Uraian latar belakang yang terjadi maka peneliti mengambil judul penelitian tentang

“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab Sosial pada PT Taspen (Persero)”.

7
1.2 Rumusan Masalah

Masalah pokok penelitian ini adalah:

Bagaimana pengaruh kinerja keuangan terhadap tanggung jawab sosial pada PT. Taspen

(Persero)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Menganalisis pengaruh kinerja keuangan terhadap tanggung jawab sosial pada PT. Taspen

(Persero).

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

berkepentingan terutama bagi:

1. Bagi penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis sehubung

dengan pengaruh kinerja keuangan terhadap tanggung jawab sosial.

2. Bagi objek penelitian

Sebagai bahan masukan dan saran bagi pihak PT.Taspen (Persero) tentang pengaruh kinerja

keuangan terhadap tanggung jawab sosial

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk penelitian

lebih lanjut, terutama bagi peneliti yang melakukan penelitian yang berkaitan dengan

pengaruh kinerja keuangan terhadap tanggung jawab sosial

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka adalah peninjauan kembali terkait review of related literature,

laporan penelitian dan sebagainya tentang masalah yang berkaitan dengan variabel yang

diteliti. Setiap penyusutan paradigma penelitian harus didasarkan pada kajian teori, kajian

empiris dan kerangka berpikir. Kajian teori merupakan uraian sistematis tentang teori dan

hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Kajian empiris merupakan

hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai acuan untuk dalam menyusun

atau memperkaya kajian teori sedangkan kerangka berpikir merupakan sintesa tentang

hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Tinjauan Pustaka yang dibahas dalam penelitian ini terdiri dari: Kajian Teoritis,

Kajian Empiris, dan Kerangka Berpikir.

2.1 Tinjauan Teoritis

Kajian teori (Sumandi suryabrata 1990:81) merupakan langkah kedua setelah masalah

penelitian dirumuskan dengan mencari teori-teori, konsep dan generalisasi-generalisasi hasil

penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk melaksanakan penelitian.

Teori adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan

porposisi yang disusun secara sistematis. Teori mempunyai tiga fungsi yaitu, untuk

menjelaskan, meramalkan, dan pengendalian. Teori-teori yang dideskripsikan dalam

proposal dapat digunakan sebagai indikator untuk penguasaan teori dan memperjelas

variabel-variabel yang diteliti.

Teori-teori yang terdapat dalam kajian ini meliputi: PT. Taspen (Persero) sebagai

tempat penelitian,dan pengaruh kinerja keuangan terhadap tanggung jawab sosial pada PT.

TASPEN (Persero).

9
2.1.1 Pengertian PT. Taspen Persero

PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau disingkat PT Taspen

Persero telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan panjang sejarah abdi

Negara di Indonesia atas peran yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam

menyelenggarakan Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdiri dari

Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tabungan Hari Tua (THT) dengan tujuan

untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri pada saat memasuki usia pensiun.

Berawal dari Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri yang diselenggarakan pada

tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakaa yang menghasilkan Keputusan Menteri Peama RI Nomor

388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960. Dalam Keputusan tersebut, Pemerintah menetapkan

pentingnya pembentukan jaminan sosial sebagai bekal bagi Pegawai Negeri dan keluarganya

di masa purna bakti. Kemudian pada tanggal 17 April 1963, Pemerintah mendirikan

Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (PN Taspen) melalui

Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963. Pembentukan Program Tabungan Hari Tua

Pegawai Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang

Pembelanjaan Pegawai Negeri dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1963 tentang

Tabungan Asuransi dan Pegawai negeri.

Adanya peningkatan jumlah Pegawai Negeri dan semakin luasnya cakupan layanan,

pada tanggal 18 November 1970 melalui Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor

Kep.749/MK/IV/11/1970 PN Taspen beransformasi menjadi Perusahaan Umum.

Peningkatan status dari Perusahaan Umum menjadi Perseroan dilakukan berdasarkan

Peraturan Pemerintah RI Nomor 26 Tahun 1981 dan disahkan dengan Akta Notaris Imas

Fatimah Nomor: 4 tanggal 4 Januari 1982 dengan nama PT Taspen (Persero) yang

menyelenggarakan Program Tabungan hari tua dan program pensiun.

Tindak lanjut amanat Peraturan Pemerintah RI Nomor 25 Tahun 1981, pada tanggal

10
22 September 1986 berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 822/KMK.03/1986

tanggal 22 September 1986 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri nomor: 842.1-841 tanggal

13 Oktober 1986 tentang penugasan pembayaran pensiun di wilayah Bali, Nusa Tenggara

Barat, Nusa Tenggara Timur terhitung 1 Januari 1987. Dilanjutkan untuk wilayah Sumatera

pada tanggal 1Januari 1988 berdasarkan Keputusan Menteri Nomor: 702/KMK.03/1987

tanggal 31 Oktober 1987 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 842.1-1402/PUOD

tanggal 14 November 1987 kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor :

812/KMK.03/1988 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 842.1-755 pada tanggal

23 Agustus 1988, Perseroan menyelenggarakan pembayaran pensiun untuk Wilayah Jawa

sea Madura terhitung mulai tanggal 1 Januari 1989. Bagi wilayah Kalimantan, Sulawesi,

Maluku, Irian Jaya dan Timor-timur terhitung 1 April 1990 berdasarkan Keputusan Menteri

Keuangan Nomor: 79/ KMK.03/1990 tanggal 22 januari 1990 dan Surat Menteri Dalam

Negeri Nomor: 842.1-099 tanggal 12 februari 1990, sehingga pelaksanaan pembayaran

pensiun Pegawai Negeri secara nasional telah terlaksana pada 1 April 1990 hingga saat ini.

2.1.2 Tanggung Jawab Sosial/ CSR (Corporate Social Responsibility)

Tanggung Jawab Sosial atau lebih dikenal dengan CSR(Corporate Social

Responsibility) merupakan suatu konsep atau program yang dimiliki oleh suatu perusahaan

sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar dimana perusahaan

tersebut berdiri. Tanggung jawab sosial yang berarti bahwa dalam setiap pengambilan

keputusan, manajemen perusahaan harus mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi

yangakan terjadi (Handoko, 2003). Pada mulanya CSR dilakukan dengan kegiatan-kegiatan

yang bersifat filantropi yaitu dorongan kemanusiaan yang bersumber dari norma dan etika

universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan perataan sosial.Tujuan dari CSR

adalah untuk membuat aktivitas bisnis perusahaan dan budaya perusahaan berkelanjutan

dalam aspek ekonomi,sosial dan ekologi.

11
Landasan Teori CSR

1. Teori Legitimasisecara langsung berkaitan dengan kinerja keuangan. Teori legitimasi

menunjukkan bahwa dengan tidak mengelola reputasi perusahaan akan mengalami

penurunan kinerja perusahaan.

2. Teori stakeholder mengatakan bahwa suatu perusahaan bukanlah entitas yang

hanyaberoperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberi manfaat bagi

stakeholder-nya.

2.1.3 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan dokumen yang menunjukkan kondisi finansial

suatu perusahaan dalam periode tertentu. Pembuatan laporan keuangan berfungsi untuk :

1. Membantu perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Informasi mengenai

kondisi keuangan perusahaan dapat membantu suatu perusahaan sebagai bahan

evaluasi dan perbandingan dampak keuangan yang terjadi akibat suatu keputusan

ekonomi.

2. Memprediksi pertumbuhan bisnis di masa depan. Perusahaan dapat menilai kondisi

bisnis di masa sekarang dan mengatur strategi mengenai bagaimana kondisi

perusahaan yang diinginkan di masa yang akan datang.

3. Menilai aktivitas pendanaan dan operasi perusahaan. Informasi mengenai kondisi

keuangan juga dapat membantu perusahaan dalam menilai aktivitas investasi dan

kemampuan operasional suatu perusahaan pada satu periode tertentu

Tigajenis Laporan keuangan yang sering digunakan:

1) Neraca

Neraca keuangan perusahaan mencoba meringkaskan kekayaan yang dimiliki oleh

perusahaan pada waktu tertentu. Dengan demikian neraca keuangan merupakan

‘snapshot’ gambaran kekayaan perusahaan pada saat tertentu. Karena fokus pada titik

12
tertentu. Neraca keuangan didasarkan pada accounting identity yang pada dasarnya

menggambarkan neraca sebagai kesamaan anatar asset dengan kewajiban dan modal

saham, sebagai berikut ini:

Aktiva = Kewajiban + Modal Saham

Persamaan tersebut terlihat bahwa jumlah aset (aktiva) akansama dengan kewajiban

dan modal saham. Modal saham biasanya didefinisikan sebagai selisih sisa setelah

kewajiban dikurangkan dari aktiva. Neraca disajikan berdasarkan blok-blok, yang

terdiri dari tiga blok terbesar :

1. Aset (aktiva)

2. Utang

3. Modal Saham.

Aset bisa didefinisikan sebagai manfaat ekonomis yang akan diterima di masa

mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau

kejadian tertentu. Aset merupakan sumber ekonomi organisasi yang akan dipakai

untuk menjalankan kegiatannya. Atribut pokok suatu aset adalah kemampuan

memberikan jasa atau manfaat pada organisasi yang memakai aset tersebut.

Utang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul di

masa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer aset atau

memberikan jasa ke pihak lain di masa mendatang, sebagai akibat transaksi atau

kejadian di masa lalu. Utang muncul terutama karena penundaan pembayaran untuk

barang atau jasa yang telah diterima oleh organisasi dan dari dana yang dipinjam.

Utang dagang merupakan contoh utang yang timbul karena penundaan pembayaran

untuk pembayaran barang atau jasa yang telah diterima organisasi, sementara utang

pinjaman merupakan contoh utang yang timbul karena dana yang dipinjam.

13
Modal saham merupakan sisa, yaitu aset dikurangi utang-utangnya. Modal

saham merupakan bentuk kepemilikan suatu usaha. Modal saham menduduki urutan

sesudah utang dalam hal klaim terhadap aset perusahaan, atau dengan kata lain

memiliki klaim terhadap sisa perusahaan. Dari sudut pandang perusahaan, modal

saham mencerminkan pihak yang menanggung risiko perusahaan dan ketidakpastian

yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan, dan memperoleh imbalan sebagai

konsekuensinya. Imbalan tersebut berupa kenaikan harga saham dan dividen yang

dibayarkan.

Hal lain yang perlu diperhatikan ketika membaca neraca keuangan perusahaan

adalah neraca perusahaan dicatat melalui harga perolehan (cost).

2) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi meringkaskan aktivitas perusahaan selama periode tertentu.

Karena itu laporan keuangan perusahaan ditulis sebagai laporan laba rugi untuk

tahun yang berakhir 31 Desember 19X3, yang berrati laporan laba rugi menyajikan

ringkasan aktivitas selama satu tahun, yaitutahun 19X3. Laporan laba rugi sering

dianggap sebagai laporan yang paling penting dalam laporan tahunan. Kegiatan yang

dilaporkan meliputi kegiatan rutin (operasi bisnis), dan juga kegiatan yang tidak

rutin, seperti penjualan aset tertentu, penghentian lini bisnis tertentu, perubahan

metode akuntansi, dan sebagainya.

Definisi kegiatan rutin dan nonrutin akan tergantung dari jenis usaha yang

dilakukan oleh perusahaan. Sebagai contoh, jika perusahaan bergerak di bidang ritel,

maka penjualan kendaraan pengangkut barangkali bukan merupakan kegiatan rutin.

Sebaliknya, jika perusahaan bergerak di bidang jual beli kendaraan (dealer

kendaraan), maka penjualan kendaraan angkutan akan menjadi kegiatan rutin.

Laporan keuangan laba rugi diharapkan bisa memberikan informasi yang

14
berkaitan dengan tingkat keuntungan, resiko, fleksibilitas keuangan, dan kemampuan

operasional perusahaan. Tingkat keuntungan mencerminkan prestasi perusahaan

secara keseluruhan. Resiko berkaitan dengan ketidakpastian hasil yang akan

diperoleh oleh perusahaan. Fleksibilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan

untuk menyesuaikan terhadap kesempatan atau kebutuhan tidak seperti yang

diharapkan. Kemampuan operasional mengacu pada kemampuan perusahaan

menjaga aktivitas perusahaan berdasarkan tingkat kegiatan tertentu.

3) Laporan Aliran Kas

Laporan aliran kas meringkas aliran kas masuk dan keluar perusahaan untuk jangka

waktu tertentu. Laporan kas diperlukan karena dalam beberapa situasi, laporan laba

rugi tidak cukup akurat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Misal,

perusahaan yang sedang tumbuh akan mempunyai ciri- ciri seperti berikut.

Perusahaan tersebut mempunyai tingkat penjualan yang tinggi (missal penjualan

dilakukan dengan kredit), yang berarti akan mencatat pendapatan / penjualan yang

tinggi. Di lain pihak, karena perusahaan tersebut masih baru, maka perusahaan akan

mengeluarkan kas yang banyak untuk membangun infrastruktur pemasaran dan

produksinya.

Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk membangun prasarana

administrasi dan produksi, perusahaan mengeluarkan kas yang banyak. Karena aliran

kas keluar lebih besar dibandingkan dengan aliran kas masuk, maka aliran kas masuk

bersih menjadi kecil atau bahkan negatif.

Laporan aliran kas mempunyai dua tujuan antara lain :

1. Memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan

selama periode tertentu.

15
2. Memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan,

dan operasi perusahaan selama periode tertentu.

Laporan aliran kas ingin melihat aliran dana yaitu berapa besar kas masuk, sumber-

sumbernya, berapa kas keluar, dan kemana kas tersebut keluar. Oleh karena itu item-

item dalam laporan aliran kas dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar, yaitu :

1. Aliran kas dari kegiatan operasional

2. Aliran kas dari kegiatan investasi

3. Aliran kas dari kegiatan pendanaan

Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan

keuangan. Ini berarti bahwa laporan keuangan merupakan suatu kegiatan

menganalisis laporan keuangan suatu parusahaan. Analisis laporan keuangan

menurut (Harahap 2004) menyatakan bahwa “Analisis laporan keuangan

merupakan penguraian pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang

lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang

mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif

maupun data nonkuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan

lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang

tepat.”

Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “Analisis” itu sendiri didefinisikan

sebagai “penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian

itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat

dan pemahaman arti keseluruhan.” Berdasarkan beberapa pengertian tersebut

analisis laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedakan laporan

16
keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah masing-masing unsur tersebut

dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat

atas laporan keuangan itu sendiri. Ini berarti para analis laporan keuangan dituntut

mempunyai pengertian yang cukup tentang unsur-unsur yang membentuk laporan

keuangan.

2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan dari analisis laporan keuangan menurut (Hanafi & Halim, 2003) yaitu:

1) Investasi pada saham

Risiko yang berkaitan dengan investasi saham pada dasarnya sama dengan risiko

yang berkaitan dengan perusahaan pada umumnya. Faktor-faktor antara lain:

kondisi ekonomi (inflasi atau persaingan), dan faktor dari perusahaan contohnya

kualitas manajemen, good will dan paten-paten yang dimiliki. Faktor-faktor

tersebutakan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan dan mempengaruhi

tingkat keuangan perusahaan. Analisis rasio memfokuskan pada kemungkinan

bangkrutnya perusahaan atau kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan

keuangan. Analisis risiko bisa difokuskan pada kemampuan perusahaan melewati

masa-masa sulit dan kemudian memproyeksi kemampuan ini untuk periode-

periode masa mendatang.

2) Pemberian kredit

Tujuan pokoknya adalah menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan

pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.

Fokus dalam analisis ini adalah kemampuan perusahaan dalam jangka panjang.

3) Kesehatan Pemasok(supplier)

Perusahaan yang tergantung pada supply pemasok akan mempunyai kepentingan

pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut

17
sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama yang terus

menerus, analisis dari pihak perusahaan akan berusaha menganalisis profitabilitas

perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampuan untuk menghasilkan kas

untuk memenuhi operasi sehari-harinya, dan kemampuan membayar

kewajibannya pada saat jatuh tempo. Pengetahuan akan kondisi keuangan

supplier juga akan bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan negosiasi

dengan supplier.

4) Kesehatan Pelanggan (costumer)

Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka

perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi

mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Analisis yang dilakukan akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu

kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan dan lain-lain.

5) Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan

Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan

perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan atau perusahaan yang akan

dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Faktor-faktor yang

bisa dianalisis: profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan

kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan (cash generating ability).

6) Pemerintah

Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya

pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi

suatu industri. Bagi industri yang diatur (regulated industry), tingkat keuntungan

biasanya ditentukan oleh pemerintah dengan menambahkan sejumlah persentase

tertentu diatas biaya modalnya. Apabila perusahaan akan menjual sahamnya ke

18
pasar modal, maka pemerintah akan menganalisis keuangan perusahaan untuk

menentukan layak tidaknya perusahaan tersebut untuk go public.

7) Analisis Internal

Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan

informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh

mana perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai

basic evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan

tertentu bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk perencanaan

atau untuk mengevaluasi perusahaan strategi.

8) Analisis pesaing

Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan

sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai

untuk penentuan strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi merebut

pangsa pasar, atau keputusan-keputusan lainnya.

9) Penilaian Kerusakan

Analisis keuangan juga bisa digunakan untuk menentukan besarnya kerusakan

yang dialami oleh perusahaan. Misalkan barang dagangan perusahaan mengalami

kebakaran dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut, analisis

keuangan bisa dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan

yang dialami oleh perusahaan. Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan

besarnya ganti rugi yang dibayarkan ke perusahaan.

Beberapa hal perlu diperhatikan pada waktu menganalisis laporan keuangan adalah

sebagai berikut:

1. Manajer keuangan perlu melihat trend atau perkembangan dalam laporan

keuangan. Laporan keuangan lima atau enam tahun ke belakang barangkali bisa

19
digunakan untuk melihat adanya trend-trend tersebut. Lebih spesifik lagi, jika

trend menunjukkan perkembangan yang lebih baik, maka perusahaan barangkali

berada pada jalur yang tepat, dan sebaliknya.

2. Angka-angka yang berdiri sendiri akan sulit ditentukan baik tidaknya. Angka

pembanding diperlukan untuk melihat apakah angka tertentu itu baik atau tidak

baik. Salah satu angka pembanding yang sering digunakan adalah rata-rata

industri. Tentu saja pertimbangan-pertimbangan lain perlu dilihat pada waktu

kita memakai angka industri tersebut.

3. Dalam analisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan

dengan hati-hati adalah penting. Diskusi atau pernyataan-pernyataan yang

melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi

rencana ekspansi atau restrukturisas, merupakan bagian integral yang harus

dimasukkan ke dalam analisis.

4. Manajer keuangan barangkali memerlukan informasi tambahan yang tidak

tersedia di laporan keuangan. Informasi tambahan tersebut bisa membuat

analisis menjadi lebih tajam. Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bisa

disertai dengan analisis perkembangan pangsa pasar. Analisis semacam itu akan

member pandangan baru kenapa penjualan bisa turun.

2.1.4 Kinerja Keuangan

2.1.4.1 Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana

suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012). Dalam melakukan analisis kinerja keuangan,

diperlukan alat analisis untuk memudahkan para manajer mengetahui kinerja keuangn

perusahaannya.

20
Media/alat yang dipakai adalah melalui laporan keuangan. Rasio merupakan

teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan. Penggunaan rasio dapat

memudahkan manajer menganalisa kinerja keuangan perusahaannya.

2.1.4.2 Tahap-tahap dalam menganalisis Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja setiap perusahaan berbeda-beda, karena itu tergantung pada ruang

lingkup bisnis yang dijalankannya. Jika perusahaan tersebut bergerak pada sektor bisnis

pertambangan maka itu berbeda dengan perusahaan yang bergerak di bidang pertanian serta

perikanan. Begitu juga pada perusahaan dengan sektor keuangan seperti perbankan yang jelas

memiliki ruang lingkup bisnis berbeda denga ruang lingkup bisnis lainnya, karena seperti kita

ketahui perbankan adalah mediasi yang menghubungkan mereka yang memiliki kekurangan

dana(deficit financial) dengan mereka yang memiliki kekurangan dana, dan bank bertugas

untuk menjembatani keduanya.

Menurut Irham Fahmi (2011:2) ada lima tahap dalam menganalisis kinerja

keuangan suatu perusahaan secara umum:

1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.review disini dilakukan dengan

tujuan agarlaporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan

kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian

hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

2. Melakukan perhitungan.

Penerapan metode perhitungan disini disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan

yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu

kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.

Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan

dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya.

21
Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini

ada dua yaitu:

1) Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar

periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik.

2) Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandinga terhadap hasil

hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan

lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.

4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan setelah dilakukan ketiga

tahap tersebut selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat apa-apa saja permasalahan

dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.

5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai

permasalahan yang ditemukan.

Pada tahap terakhir ini setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi maka

dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi

kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

1. Rasio Profitabilitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan

keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset dan modal saham tertentu.

Ada tiga rasio yang sering digunakan, yaitu Profit Margin, Return on asset (ROA),

dan Return on equity (ROE).

1) ROA (Return on Assets) merupakan rasio yangmenunjukkan hasil (return) atas

jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut:

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA = 𝑋 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

22
2) Return On Equity (ROE)Menurut(Syamsuddin 2004) ROEmerupakan suatu

pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik

perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen)

atas modal yang mereka invetasikan di dalam perusahaan. Dengan demikian

Return On Equity (ROE) dapat dihitung dengan rumus :

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


ROE = 𝑋 100%
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

3) Net Profit Margin (NPM) Net profit margin (NPM) merupakan hubungan antara

laba bersih setelah pajak dengan penjualan. Net Profit Margin dapat dihitung

dengan rumus:

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
NPM = 𝑋 100%
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛

2. Rasio Solvabilitas, rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi

kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak solvabel adalah perusahaan

yang total utangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. Rasio ini

memfokuskan pada sisi kanan atau kewajiban perusahaan.

Terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas yang bisa digunakan, yaitu sebagai

berikut:

1) Debt to Assets Ratio(DAR)

DAR adalah rasio solvabilitas yang digunakan untuk memperlihatkan

atau mengukur perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah aktiva.

Artinya, seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang dan

23
seberapa besar hutang perusahaan yang mempunyai pengaruh terhadap

pengelolaan dari aktiva perusahaan.

Rumusnya adalah :

Total Hutang (Debt)


Debt to Assets Ratio = x 100%
Total Aktiva (Assets

2) Debt to Equity Ratio (DER)

DER adalah rasio yang dipakai untuk menilai atau mengukur

perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah modal atau ekuitas.

Artinya dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar modal yang

dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan. Bagi pihak kreditor, jika

nilai dari rasio ini besar atau tinggi akan semakin tidak menguntungkan. Hal

tersebut dikarenakan akan semakin tinggi resiko yang ditanggung oleh pihak

kreditur atas kegagalan yang mungkin akan terjadi di perusahaan.

2.1.5 Biaya

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang

telah terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan

tertentu.”Mulyadi (2015:8)

2.1.5.1 Penggolongan Biaya

Klasifikasi biaya atau penggolongan biaya adalah suatu proses pengelompokan biaya

secara sistematis atas keseluruhan elemen biaya yang ada kedalam golongan-golongan

tertentu yang lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih ringkas dan

penting.Mulyadi (2007)

24
1. Penggolongan biaya sesuai dengan fungsi pokok dari kegiatan/ aktivitas perusahaan (Cost

Classified Accourding to the Function of Business Activity)

Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat digolongkan ke dalam:

1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku

menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.

2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk

selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh

laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dari hasil

penjualan.

3) Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan denga kegiatan

penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara

keseluruhanagar dapat berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien). Kegiatan fungsi

ini berkaitan dengan fungsi pokok perusahaan yang lain, tetapi manfaatnya tidak dapat

diidentifikasikan langsung pada fungsi lain tersebut.

4) Fungsi keuangan (financial), yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan

atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Apabila dana selalu dapat dicukupi

dari dalam perusahaan fungsi ini tidak begitu penting, akan tetapi apabila sering

diperlukan dana dari luar perusahaan fungsi ini memegang peranan penting di dalam

perusahaan.

Atas dasar fungsi tersebut diatas, biaya dapat dikelompokkan menjadi:

1) Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau

kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Biaya produksi dapat

digolongkan dalam: (1) Biaya bahan baku; (2) Biaya tenaga kerja langsung; dan (3)

Biaya overhead pabrik.

25
2) Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk selesai sampai

dengan pengumpulan piutang menjadi kas. Biaya ini meliputi biaya untuk

melaksanakan: (1) fungsi penjualan; (2) fungsi penggudangan produk selesai; (3)

fungsi pengepakan dan pengiriman; (4)fungsi adpertensi; (5)fungsi pemberian

kredit dan pengumpulan piutang; (6) fungsi pembuatan faktur atau administrasi

penjualan.

3) Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan fungsi

administrasi dan umum. Biaya ini terjadi dalam rangka penentuan kebijaksanaan,

pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Yang

termasuk dalam biaya ini adalag gaji pimpinan tertinggi perusahaan, personalia,

secretariat, akuntansi, hubungan masyarakat, keamanan dan sebagainya.

4) Biaya keuangan, adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi

keuangan, misalnya: biaya bunga.

2. Penggolongan biaya hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai

Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam

hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokkan menjadi dua

golongan:

1) Biaya langsung, adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena

adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya

langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah

diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. Biaya produksi langsung terdiri dari

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya tidak langsung, adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu

yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan

istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik.

26
3. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan perubahan volume

aktivitas.

Dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat digolongkan menjadi:

1) Biaya variabel, adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan

volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

langsung.

2) Biaya semivariabel, adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan

volume kegiatan. Biaya semivariabel mengadung unsur biaya tetap dan unsur biaya

variabel.

3) Biaya semifixed, adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan

berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.

4) Biaya tetap, adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan

tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

4. Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya akan dibebankan.

Untuk dapat menggolongkan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya

dibebankan, lebih dahulu perlu dibahas penggolongan pengeluaran (expenditures), dimana

penggolongan pengeluaran akan berhubungan dengan kapan pengeluaran tersebut akan

menjadi biaya. Penggolongan pengeluaran:

1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditures)

Pengeluaran modal adalah pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada

beberapa periode akuntansi atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat

pada periode akuntansi yang akan datang. Pada saat terjadinya pengeluaran ini

dikapitalisasi ke dalam harga perolehan aktiva, dan diperlakukan sebagai biaya pada

periode akuntansi yang menikmati manfaatnya.

27
2) Pengeluaran Penghasilan (Revenues Expenditures)

Pengeluaran penghasilan adalah pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya

pada periode akuntansi dimana pengeluaran terjadi. Umumnya pada saat terjadinya

pengeluaran langsung diperlakukan ke dalam biaya, atau tidak dikapitalisasi sebagai

aktiva.

2.2 Kajian Empiris

Kajian Empiris adalah hasil penelitian terdahulu yang mengemukakan beberapa

konsep yang relevan dan terkait dengan penelitian yang dilakukan. Berikut merupakan

tabel yang berisikan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi landasan dalam

penelitian ini:

Penelitian Terdahulu

Tabel Pemetaan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2

No Variabel Alat Analisis Hasil Penelitan


1. 1. Natalia Koloay (2018), Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Perusaahaan (Corporate Social Responsibility) Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2016
ROA (Return on Analisis Berdasarkan hasil analisis regresi pada data
Assets) Deskriptif perusahaan tambang nilai Durbin Watson
Return On Equity kuantitatif (DW) sebesar 2,450. Namun karena nilai
(ROE) Durbin Watson tersebut tidak bisa
Net Profit Margin disimpulkan terdapat autokorelasi atau tidak,
(NPM) maka salah satu caranya adalah dengan
Pengaruh ROA melakukan lag. Setelah dilakukan lag, nilai
terhadap CSR Durbin Watson (DW) menjadi sebesar 2,234.
DW-tabel : dl (batas luar) = 1,421; du (batas
dalam) = 1,674; 4-du = 2,326; dan 4-dl =
2,579. Hasil ini menunjukkan bahwa pada
model regresi tidak terjadi autokorelasi.
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas
menggunakan uji Glejser diperoleh hasil nilai
Sig ROA sebesar 0,701; ROE =0,350; NPM=
0,381. Karena nilai Sig > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas dan hasil uji dapat
dilanjutkan. Pengaruh ROA terhadap CSR
pada perusahaan tambang di Indonesia
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,986 >
0,05. Pengaruh ROEterhadap CSR pada

28
Perbankan di Indonesia diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,191 > 0,05. Pengaruh
NPM terhadap CSR pada perusahaan
tambang di Indonesia Diperoleh nilai
signifikansi sebesar 0,205 > 0,05.

No Variabel Alat Analisis Hasil Penelitan


2. 2. Adi Cahya (2010), Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Corporate Social Responsibility) (Studi Pada Bank Di Indonesia Periode Tahun
2007-2008).
size dan leverage Observasi data Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
berpengaruh sekunder dengan uji t variabel size dan leverage
signifikan terhadap berpengaruh signifikan terhadap variabel
variabel corporate corporate social responsibility (CSR).
social responsibility Kemudian melalui uji t dapat diketahui
(CSR). bahwa variabel ROA tidak berpengaruh
terhadap corporate social responsibility
(CSR).Sedangkan berdasarkan uji simultan
(uji F) Size, ROA, dan Leverage memiliki
pengaruh terhadap CSR perbankan di
Indonesia. Besarnya R2 pada perbankan di
Indonesia sebesar 0,558. Hal ini
menunjukkan bahwa besar pengaruh variabel
independen yaitu Size, ROA, dan Leverage
terhadap variabel dependen CSR yang dapat
diterangkan oleh model persamaan ini
sebesar 55,8% sedangkan sisanya sebesar
44,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
diluar penelitian.Dari penelitian yang
dilakukan peneliti bagi perbankan, agar dapat
diambil langkah-langkah antisipasi dalam
mempertahankan CSR. Sedangkan bagi
penelitian selanjutnya sebaiknya
menambahkan variabel, memperpanjang
periode atau rentang waktu penelitian
sehingga lebih diketahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap CSR pada perbankan
di Indonesia.
No Variabel Alat Analisis Hasil Penelitan
3. 3. Lila Setiana (2018), Implementasi Corporate Social Responsibility Pada Pt. Taspen Kantor
Cabang Purwokerto Perspektif Etika Bisnis Islam
Return On Sales 1. 1. deskriptif- Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT.
(ROS). kualitatif Taspen KC Purwokerto menerapkan
2. 2. metode tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)
berupa tanggung jawab ekonomi, tanggung
observasi,
jawab hukum, tanggug jawab etika, dan
wawancara, dan tanggung jawab filontropis. Ditinjau dalam
dokumentasi perspektif etika bisnis Islam, dari lima
aksioma yang mencakup unity (tauḥid),
justice (al-‘Adl), free will (ikhtiyār),
responsibility (alMas‘uliyyah), dan
benevolence (iḥsan) PT. Taspen menerapkan
prinsip-prinsip tersebut dalam pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaannya dengan
tidak menyalahi syariat Islam dalam bentuk
Unit PKBL.
No Variabel Alat Analisis Hasil Penelitan
4. 4. Eko Adhy Kurnianto (2010), Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja

29
Keuangan Perusahaan “(Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2005 - 2008)
Luas Pengungkapan Analisis data Hasil penelitian ini tidak berhasil
CSR, CSR membuktikan kedua hipotesis penelitian
disclosure, Earnings yaitu pengungkapan aktivitas CSR (CSR
Reponse Coefficient.
disclosure) berpengaruh positif terhadap
ROE perusahaan satu tahun ke
depan(ROEt+1) dan pengungkapan aktivitas
CSR (CSR disclosure) berpengaruh positif
terhadap abnormal returnkarena baik
menggunakan model regresi I & II,
menunjukkan bahwa CSR disclosure tidak
berpengaruh terhadap nilai ROEt+1dan
Return realisasi. Hal ini membuktikan bahwa
investor masih berorientasi jangka pendek
dan tidak mempertimbangkan pengungkapan
CSR di dalam melakukan investasi pada
perusahaan perbankan pada tahun 2005 –
2008.Diterbitkannya UU NO 40 tahun 2007
ternyata tidak mempengaruhi anktivitas
pengungkapan CSR pada perusanaan
perbankan
No Variabel Alat Analisis Hasil Penelitan

5. 5. Ahmad Husnan (2013), Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR Disclosure)


Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Corporate Social Analisis Data Sampel penelitiannya adalah perusahaan
Responsibility, manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Return on Assets Indonesia (BEI) dengan periode penelitian
(ROA), Return on tahun 2008-2011. Data dikumpulkan dengan
Equity (ROE), metode dokumenter dan studi pustaka.
Return on Adapun sampel yang digunakan adalah 156
Sales(ROS) dan perusahaan selama empat periode. Penelitian
Current Rasio. ini menggunakan regresi linear untuk analisis
data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Corporate Social Responsibility(CSR)
berpengaruh signifikan terhadap Return On
Asset (ROA) dan Return on Sales (ROS)
tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap
Return on Equity (ROE) dan Current Rasio.
Sumber: Olahan Penelitian, 2020

Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu:

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Natalia Koloay (2018), penelitian Adi Cahya

(2010), penelitianLila Setiana (2018), penelitian Eko Adhy Kurnianto (2011), penelitian

Ahmad Husnan (2013), sama untuk pengaruh kinerja keuangan terhadap Tanggung Jawab

Sosial atau CSRdan sama-sama menggunakan variabel ROA dan ROE.

30
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian Natalia Koloay

alat analisisnya menggunakan Metode deskriptif kuantitatif, penelitian Adi Cahya alat

analisisnya menggunakan Metode observasi data sekunder, penelitian Lila Setiani alat

analisisnya menggunakandeskriptif-kualitatif metode observasi, wawancara, dan dokumentasi

dan menggunakan variabel ROS, penelitian Eko Adhy Kurnianto alat analisisnya

menggunakan Metode analisis data, dan penelitian Ahmad Husnan alat analisisnya

menggunakan metode analisis data sedangkan penelitian ini menggunakan Metode penelitian

kualitatif dan tempat penelitian peneliti terdahulu dan penelitian ini berbeda.

2.3 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir menurut Uma Sekara, Business Research, 1992 dalam (Sugiyono,

2010) di dalam bukunya menyatakan bahwa, kerangka berpikir adalah suatu model

konseptual mengenai bagaimana teori berhubungan itu dengan segala macam faktor yang

telah atau sudah diidentifikasikan yakni sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir

merupakan sebuah model gambaran yang berupa konsep yang di dalamnya menjelaskan

mengenai suatu hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.

Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambaran tentang praktek pengungkapan

pengaruh kinerja keuangan terhadap tanggung jawab sosial pada PT. Taspen (Persero).

Tanggung jawab sosial merupakan suatu konsep atau program yang dimiliki oleh suatu

perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan sekitar dimana

perusahaan tersebut berdiri. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan mengenai

korelasi antara laba dengan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Diantaranya Teori Legitimasi yang diungkapkan oleh Donovan dan Gibson dalam Sembiring

(2005), yang menyatakan bahwa hubungan antara laba dan tingkat pengungkapan tanggung

jawab sosial adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi, perusahaan

menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu informasi tentang

31
sukses keuangan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat laba rendah, mereka berharap

para pengguna laporan akan membaca berita baik kinerja perusahaan, misalnya dalam

lingkup sosial, dan dengan demikian investor akan tetap berinvestasi di perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diduga bahwa dengan melaksanakan tanggung jawab

sosial (CSR) maka citra perusahaan akan meningkat. Para investor pun akan menilai

perusahaan dari laporan keuangan perusahaan tersebut, dan akan menanamkan modalnya

semakin banyak. Hal ini diharapkan mampu mempengaruhi profitabilitas perusahaan dalam

jangka panjang, sehingga perusahaan akan mengalami kemajuan. Untuk penelitian ini

digunakan kerangka penelitian, sebagai berikut:

Kerangka Berpikir

ROA (Return of Assets) Tanggung Jawab


Kinerja ROE (Return of Equitas) Sosial / Corporate
Keuangan Social
NPM (Net Profit Margin) Responsibility

Gambar 2.3

32
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

tatacara riset yang memakai proses data-data yang berbentuk angka selaku perlengkapan

menganalisis serta melaksanakan kajian riset, lebih-lebih mengenai apa yang telah di teliti

cermati (Kasiram, 2008).

1) Kinerja Keuangan

1. ROA

ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk

mengukur efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan total aktiva yang dimilikinya. ROA merupakan rasio antara laba

sesudah pajak atau net income after tax (NIAT) terhadap total asset. Semakin besar

ROA menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik, karena return semakin besar.

Menurut munawir (2006) Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA = 𝑋 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡

2. ROE

ROE merupakan salah satu unsur dalam penilaian kinerja keuangan

perusahaan. ROE sebuah perusahaan menunjukkan tingkat profitabilitas suatu

perusahaan (Prihadi, 2008). ROE diartikan sebagai tingkat profitabilitas yang

dikaitkan dengan modal sendiri (Prihadi, 2008). Dalam penelitian ini ROE satu

tahun ke depan dihitung dengan menggunakan rumus net income/equity untuk

33
mengukur kinerja keuangan perausahaan. Menurut Priadi (2008) rumus perhitungan

ROE dengan metode net income / equityadalah :

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


ROE = 𝑋 100%
𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

3. NPM

Net Profit Margin (NPM), Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih

yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rasio ini

menunjukkan keuntungan bersih per rupiah penjualan. Net Profit Margin 3% berarti

bahwa setiap Rp. 1 penjualan menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 0,03.

Semakin besar rasio ini maka semakin baik karena dianggap kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. Ketika kita mendapatkan nilai

mendekati 100% atau 1 pada rasio ini, bisa dikatakan perusahaan memiliki

kemampuan yang relatif tinggi untuk mengumpulkan laba bersih.

𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
NPM =𝑝𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑋 100%

2) Corporate Social Responsibility

Menggunakan checklist yang mengacu pada indikator pengungkapan yang

digunakan secara global yaitu Global Reporting Initiative (GRI). Hal ini dilakukan

dengan mencocokkan pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan dengan item

indikator dalam tabel checklist tersebut. Apabila item dalam tabel checklist

diungkapan perusahaan maka diberi nilai 1, namun jika tidak diungkapkan maka

diberi nilai 0. Kemudian dijumlahkan semua item yang bernilai 1 dari perusahaan,

lalu dibandingkan dengan jumlah seluruh item pada tabel checklist. Rumus

pengukuran rasio pengungkapan CSR adalah sebagai berikut:

∑ 𝑥𝑖𝑡
𝐶𝑆𝑅𝐷𝐼𝑖𝑡 =
𝑛𝑖𝑡

34
Keterangan:

𝐶𝑆𝑅𝐷𝐼𝑖 : Indeks luas pengungkapan tanggungjawab sosial dan

lingkungan perusahaan i pada tahun ke t

∑ 𝑥𝑖 : Jumlah indikator pengungkapan CSR yang diungkapan

perusahaan i pada tahun ke t

𝑛𝑖 : Jumlah indikator pengungkapan CSR yang digunakan

3.2 Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang berifat kausalitas yang bertujuan

untuk menganalisis pengaruh kinerja keuangan yang meliputi ROA, ROE dan

NPM dalam laporan keuangan PT TASPEN pada tahun 2015 sampai dengan

2019. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan PT TASPEN dengan

menggunakan ROA, ROE dan NPM.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada PT Taspen (Persero). Yang beralamat di Jl.Letjend

Suprapto No.45, RT. 4/ RW. 3, Cemp. Putih Bar., Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat,

Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10530, Indonesia.

35
3.4 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.3

Tabel Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala


1. Kinerja Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang ROA Rasio
keuangan dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu ROE
perusahaan telah melaksanakan dengan NPM
menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar. Dalam hal
ini bagaimana kinerja keuangan pada
PT.Taspen (Persero).

2. Tanggung Tanggung Jawab Sosial atau lebih dikenal Rasio


Jawab dengan CSR (Corporate Social
Sosial Responsibility) merupakan suatu konsep atau
(CSR) program yang dimiliki oleh PT. Taspen
(Persero) sebagai bentuk tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan sekitar
dimana perusahaan tersebut berdiri.
Tanggung jawab sosial yang berarti bahwa
dalam setiap pengambilan keputusan,
manajemen perusahaan PT. Taspen (Persero)
harus mempertimbangkan dampak sosial dan
ekonomi yang akan terjadi.

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan:

1. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari PT. Taspen (Persero) berupa angka-

angka yaitu laporan keuangan yang mendukung objek yang diteliti.

2. Data kualitatif adalah data berupa gambaran umum perusahaan, seperti sejarah

berdirinya perusahaan, maksud dan tujuan dari PT. Taspen (Persero).

3.5.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder yang

diolah secara kuantitatif dan diinterpretasikan secara deskriptif.

36
1. Data primer digunakan sebagai pendukung untuk melengkapi data sekunder

melalui wawancara langsung ke lapangan dimana datanya masih utuh dan belum

dikelola, baik dalam bentuk informasi maupun dalam bentuk angka. Dalam

penelitian ini data primer diperoleh dari hasil wawancara pada dengan bagian

subdivisi yang membawahi program penerapan CSR atau Tanggung jawab

sosialpada PT. Taspen (Persero) tentang Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap

Tanggung Jawab Sosial.

2. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi keadaan umum lokasi yaitu data

pendukung yang diperoleh dari PT. Taspen (Persero) berupa struktur organisasi,

visi dan misi, CSR, laporan keuangan, dan sejarah pada PT. Taspen (Persero).

3.6 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi

penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-

laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

2. Wawancara, Teknik pengumpulan data dalam bentuk Tanya jawab dengan pihak

manajer PT. Taspen (Persero) pada lokasi penelitian.

3. Observasi, Observasi atau disebut dengan pengamatan adalah meliputi kegiatan

pemuatan perhatian terhadap suatu objek penelitian dengan menggunakan seluruh alat

indra.

4. Dokumentasi, Teknik pengumpulan data dengan mengambil gambar dan merekam

menggunakan handphone.

37
3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang dipilih lebih

mudah untuk diinterprestasikan. Peneliti menggunakan analisis kuantitatif. Data yang

terkumpul, diolah dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian. Teknik analisis data

dengan menggunakan Grafik Trend Linier (Times Square) dan Microsoft Excel 2007.

1. Analisis Menggunakan Metode Grafik Trend Linier

Analisis peramalan persamaan dengangan menggunakan Grafik Trend Linier

(Linier trend Equation) adalah analisis yang bertujuan untuk menguraikan harga

dalam bentuk grafik dengan econdongan mengarah ke atas ( uptrend ) atau ke bawah

(downtrend) terhadap kinerja keuangan dalam PT TASPEN.

38
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Profil dan Sejarah singkat Perusahaan

4.1.1.1 Profil Perusahaan

PT Taspen (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang diberi tugas untuk mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari

Program Dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT). Didirikan pada tanggal

17 April 1963 dengan nama Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi

Pegawai Negeri yang disingkat menjadi PN Taspen. Pembentukan Program

Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah

No 9 tahun 1963 tentang Pembelanjaan Pegawai Negeri dan Peraturan

Pemerintah Nomor 10 tahun 1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai

negeri.

Pendirian PN Taspen di latar belakangi keinginan untuk meningkatkan

kesejahteraan pegawai negeri dan keluarganya yang dirintis melalui

Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal 25-26 Juli 1960 di

Jakarta. Hasil konferensi tersebut dituangkan dalam Keputusan Menteri

Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal 25 Agustus 1960 yang antara lain

menetapkan perlunya pembentukan jaminan sosial bagi pegawai negeri dan

keluarganya pada saat mengakhiri pengabdiannya kepada Negara.

Adapun proses pembentukan program pensiun pegawai negeri

ditetapkan dengan Undang-undang No 11 tahun 1956 tentang pembelanjaan

Pensiun dan Undang-undang No 11 tahun 1969 tentang pensiun pegawai dan

pensiun janda/duda serta undang-undang No 8 tahun 1974 tentang Pokok-

39
pokok kepegawaian. Di Jakarta, PN Taspen menggunakan tiga kantor yang

terpisah tempatnya, yaitu di Jl.Laksa no12 Jakarta Kota, di Jl. Nusantara

(sekarang Jl. Juanda) no 11/Atas, dan di Jl. Pintu Besar Selatan no 90 –

menumpang pada Bank Pembangunan Daerah Jakarta Raya. PN Taspen

menggunakan ketiganya hingga tahun 1970, sampai kantor Pusat di. Jl. Letjen

Suprapto, Cempaka Putih selesai dibangun. Hingga sekarang Taspen berpusat

di Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih.

Tahun 1970 PN Taspen mendapat peningkatan status menjadi

Perusahaan Umum (PERUM) berdasarkan Surat keputusan Menteri Keuangan

RI Nomor Kep.749/MK/IV/11/1970 sehingga menjadi PERUM Taspen.

Selanjutnya tahun 1981 PERUM Taspen mendapat peningkatan status menjadi

Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun

1981 dengan nama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Dana Tabungan dan

Asuransi Pegawai Negeri, disingkat PT Taspen Persero.

Penyelenggaraan pembayaran Program Pensiun secara nasional

dilakukan sejak tahun 1990. Sejak awal berdirinya Taspen mengelola Program

Tabungan Hari Tua bagi pegawai negeri dan sejak tahun 1987 mulai mendapat

tugas untuk mengelola Program Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan demikian

Taspen telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai PP 25

Tahun 1981 yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana

Pensiun dan THT. Selain mengelola Program Asuransi Sosial yang

kepesertaannya bersifat wajib (compulsory) bagi PNS, saat ini Taspenjuga

mengelola program THT, THT Multiguna dan THT Ekaguna untuk pegawai

BUMN/BUMD yang kepesertaannya bersifat sukarela (voluntary).

40
Sebagai upaya untuk memudahkan peserta Taspen yang tersebar di

seluruh Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 Taspen

membuka Kantor Cabang di semua propinsi dan beberapa kabupaten/kota

yang saat ini seluruhnya berjumlah 57 Kantor Cabang. Salah satu kantor

cabang PT Taspen Persero yang juga sebagai tempat praktek kerja lapangan

kali ini adalah PT Taspen Persero Kantor Cabang Kupang dengan misi

pelayanan yang melebihi harapan.

Sebagai unit pelayanan, KC Kupang mempunyai mitra kerja terkait

yang secara intens saling bekerja sama untuk memberikan pelayanan yang

terbaik kepada para peserta program Pensiun dan THT. Mitra kerja KC

Kupang adalah:

1. Pemerintah Daerah

2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara

3. Badan Kepegawaian Negara Regional X Denpasar

4. Badan Kepegawaian Daerah

5. PWRI

6. LVRI, dan lain-lain.

4.1.2 Sejarah singkat Perusahaan

PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) atau

disingkat PT Taspen (Persero) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan

dari perjalanan panjang sejarah abdi Negara di Indonesia atas peran yang

diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dalam menyelenggarakan

Program Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terdiri dari

Program Pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Tabungan Hari Tua (THT)

41
dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri pada saat

memasuki usia pensiun.

Berawal dari Konferensi Kesejahteraan Pegawai Negeri yang

diselenggarakan pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakaa yang menghasilkan

Keputusan Menteri Pertama RI Nomor 388/MP/1960 tanggal 25 Agustus

1960. Dalam Keputusan tersebut, Pemerintah menetapkan pentingnya

pembentukan jaminan sosial sebagai bekal bagi Pegawai Negeri dan

keluarganya di masa purna bakti. Kemudian pada tanggal 17 April 1963,

Pemerintah mendirikan Perusahaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi

Pegawai Negeri (PN TASPEN) melalui Peraturan Pemerintah Nomor 15

Tahun 1963. Pembentukan Program Tabungan Hari Tua Pegawai Negeri

ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 9 tahun 1963 tentang

Pembelanjaan Pegawai Negeri dan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun

1963 tentang Tabungan Asuransi dan Pegawai negeri.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 tanggal 29 Desember

2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015

tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian bagi Pegawai

Aparatur Sipil Negara. Oleh karena itu, PT Taspen (Persero) dipercaya untuk

mengelola Program Asuransi Sosial yaitu Program Jaminan Kecelakaan Kerja

(JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) terhitung mulai 1 Juli 2015.Dengan

pengalaman yang sudah terbukti dalam memberikan pelayanan program

asuransi sosial bagi ASN dan Pejabat Negara dan lebih memberikan layanan

yang terbaik bagi Peserta, TASPEN melakukan pembenahan dan mendekatkan

diri kepada Peserta melalui 57 Kantor Cabang yang tersebar di Seluruh

Indonesia terdiri dari 6 Kantor Cabang Utama, 7 Kantor Cabang tipe A, 14

42
Kantor Cabang tipe B, 19 Kantor Cabang tipe C dan 11 Kantor Cabang tipe D.

Sebagai salah satu instansi pelayanan publik, Taspen berkomitmen untuk

senantiasa meningkatkan layanan bagi Aparatur Sipil Negara dan Pejabat

Negara melalui berbagai macam inovasi, mulai dari digital-based service,

layanan klaim otomatis, layanan kunjungan nasabah hingga layanan klaim satu

jam yang telah memperoleh seikasi ISO 9001: 2015. Hal ini merupakan

komitmen Perseroan untuk terus meningkatkan kualitas layanan guna

tercapainya kesejahteraan Aparatur Sipil Negara yang berkelanjutan.Pada

tanggal 31 Desember 2018, terdapat 5 lembaga yang bekerjasama dalam

menggunakan database Perusahaan sebagai pusat informasi ASN. Lembaga-

lembaga yang bekerjasama dengan Perusahaan yaitu Badan Peimbangan

Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (BAPERTARUM), Kementerian

Perhubungan (KEMENHUB), Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia (ASABRI), Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Dirjen

Dukcapil Kementerian Dalam Negeri.

Penandatanganan Nota Kesepahaman antara antara PT Taspen

(Persero) dengan Mahkamah Agung Republik Indonesia tentang sinergi

layanan berbasis elektronik bagi Aparatur Sipil Negara di Lingkungan

Mahkamah Agung, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian PAN dan

RB, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Sekretariat Negara.

4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan

1. VISI

“Menjadi Perusahaan Asuransi Sosial dan Dana Pensiun yang Unggul,

Terpercaya dan Berkelanjutan demi mewujudkan kesejahteraan peserta

untuk meningkatkan nilai ekonomi dan sosial Indonesia”

43
2. MISI

“Memastikan terwujudnya layanan terbaik dan investasi yang andal serta

kepemimpinan inovasi bisnis dan transformasi digital dengan didukung

oleh sumber daya manusia yang amanah, kompeten, harmonis, loyal,

adaptif dan kolaboratif.”

4.1.2 Tanggung Jawab Sosial/ CSR (Corporate Social Responsibility)

CSR PT Taspen (Persero) :

Kehadiran Taspen tak sekadar berorientasi bisnis, yakni mengejar keuntungan

sebesar-besarnya. Sebagai korporasi yang bertanggungjawab, di luar soal mencari

laba (profit), Perseroan juga menyadari pentingnnya kepedulian dalam pemberdayaan

masyarakat (people) dan pelestarian lingkungan (planet). Hal itu secara jelas diatur

dalam Undangundang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yakni berkaitan

dengan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. Menurut undang-undang tersebut,

Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen Perseroan untuk berperan

serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi Perseroan sendiri, komunitas

setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Taspen mewujudkan komitmen itu

melalui pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility/ CSR). Perseroan melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial

kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) secara luas, yaitu karyawan,

peserta, masyarakat dan lingkungan guna terwujudnya Good Corporate Citizen.

Dalam perumusan program CSR, Perseroan berupaya untuk melibatkan para

pemangku kepentingan agar didapat program-program yang sesuai dengan kebutuhan

mereka. Dengan pelibatan ini, pemangku kepentingan akan merasa memiliki program

yang digelar, yang pada gilirannya akan membuat pelaksanaan program menjadi lebih

44
optimal. Walhasil, dari waktu ke waktu, pelaksanaan program CSR oleh Perseroan

akan semakin meningkat kualitasnya. Hal itu akan mendukung tujuan kegiatan CSR

sebagai fondasi dalam membangun kepercayaan dari stakeholders.

Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau biasa dikenal dengan istilah

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan investasi yang tidak langsung

menghadirkan keuntungan sebagaimana pada investasi produksi. Sebaliknya CSR

menjadi penguat perusahaan agar tumbuh sehat dan kuat. CSR Ibarat pupuk yang

menyuburkan pertumbuhan dan perkembangan hasil-hasil yang akan dicapai sebuah

perusahaan optimal selaras dengan Visi dan Misi Perusahaan. Untuk itu dalam rangka

meningkatkan rasa kepedulian terhadap masyarakat sekitar di Program Kemitraan

Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, PT

Taspen Persero secara konsisten melaksanakan serangkaian kegiatan Corporate

Social Responsibility (CSR) yang merupakan salah satu program perusahaan dengan

melaksanakan fogging di sekitar lingkungan Kantor Cabang PT Taspen Persero.

Lingkungan Kantor Cabang PT Taspen (Persero), serta mewujudkan secara nyata

kepedulian dan tanggungjawab perusahaan kepada masyarakat. Terkait pelaksanaan

Bina Lingkungan PKBL sesuai program pemerintah tentang pembinaan lingkungan.

Selain kegiatan CSR, Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa

pelayanan yaitu pembayaran Tabungan Hari Tua dan Pensisun bagi Pegawai Negeri

Sipil, tentunya PT Taspen Perseroharus memberikan pelayanan prima pada setiap

peserta.Untuk memenuhi harapan peserta yang semakin tinggi, Taspen berupaya

meningkatkan nilai manfaat dan pelayanan secara optimal kepada peserta yaitu

Pegawai Negeri Sipil yang telah mengabdi bertahun-tahun kepada Negara.

Ruang lingkup kegiatan CSR yang telah dilakukan meliputi: 1)

Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, 2) Lingkungan Hidup, 3)

45
Pengembangan Sosial dan Kemasyarakatan, 4) Tanggung Jawab terhadap Peserta.

4.2 Analisis Data dan Pembahasan

4.2.1 Perhitungan Data ROA, ROE dan NPM

Tabel 4.1
Aset, Laba Bersih, Pendapatan, dan Ekuitas
PT. Taspen (Persero)
Tahun 2015-2019 (dalam jutaan rupiah)

KETERANGAN 2015 2016 2017 2018 2019

TOTAL ASET 2,704,180 2,773,908.24 3,066,430.47 3,459,841.50 4,486,792.79

PENDAPATAN 290,207 142,271.69 147,892.70 738,454.49 1,716,315.11

LABA 42,702 12,113.01 8,376.25 75,610.48 59,752.27

EKUITAS 2,704,180 365,592.76 423,480.77 405,793.46 480,823.69


Sumber : Data diolah dengan Excel

Tabel 4.1 menjelaskan bagaimana Aset, laba bersih, pendapatan dan ekuitas dari PT

Taspen (Persero) sepanjang Tahun 2015-2019. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Aset dari

tahun 2015-2019 mengalami kenaikan dari 2.704.180 mencapai 4.486.792,79. Kemudian

laba bersih dari tahun 2015 adalah 42.702 dan mengalami naik turun lalu pada tahun 2019

meningkat kembali sebesar 59.752,27. Selanjutnya pendapatan perusahaan selama tahun

2015 sampai 2019 mengalami kenaikan turu dari tahun 2015 sebesar 290.207dan mencapai

1.726.315,11 di tahun 2019. Yang terakhir ada ekuitas perusahaan dari tahun 2015 sebesar

2.704.180 dan tahun 2019 sebesar 480.823,69.

46
Tabel 4.2
Perbandingan Rasio Kinerja keuangan dengan CSR
PT Taspen (Persero)
Tahun 2015-2019

TAHUN ROA ROE NPM GRI (CSR)


2015 0.02 0.02 0.15 0.05
2016 0.00 0.03 0.09 0.07
2017 0.00 0.02 0.06 0.08
2018 0.02 0.19 0.10 0.10
2019 0.01 0.12 0.03 0.12
Sumber : Data diolah dengan Excel

Tabel 4.2 menjelaskan ROA (Return On Assets) yang dikalikan 100%

sehingga dalam tabel diatas didapat ROA ( Return On Assets) di tahun 2015 sebesar

0,02, 2016 sebesar 0,00, 2017 sebesar 0,00 tahun 2018 sebesar 0,02, dan di tahun

2019 sebesar 0,01

Sedangkan pada ROE (Return On Equity) yang dikalikan 100% sehingga

dalam tabel diatas di dapat ROE (Return On Equity) di tahun 2015 sebesar 0,02, 2016

sebesar 0,03, pada tahun 2017 sebesar 0,02, tahun 2018 sebesar 0,19, dan di tahun

2019 sebesar 0,12.

Sedangkan pada NPM (Net Profit Margin) yang dikalikan 100% sehingga

dalam tabel diatas di dapat NPM (Net Profit Margin) di tahun 2015 sebesar0,15 ,pada

tahun2016 sebesar 0,09 ,2017 sebesar 0,06 , tahun 2018 sebesar 0,10 dan pada tahun

2019 sebesar 0,03.

Berdasarkan tabel diatas data CSR pada PT Taspen setiap tahun terus

meningkat pada tahun 2015 sebesar 0,05 , tahun 2016 sebesar 0,07 , tahun 2017

sebesar 0,08 pada tahun 2018 0,10 dan pada tahun 2019 sebesar 0,12.

47
4.3 Analisis data

4.3.1 Grafik ROA

Dapat dilihat dari grafik di bawah ini

ROA
0.025
0.02
0.015
0.01
0.005
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Data diolah dengan Excel

Gambar 4.1 Grafik Trend ROA

Berdasarkan gambar 4.1 diatas terlihat nilai ROA tahun 2015 – 2019

mengalami penurunan di tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 secara berturut

–turut sebesar 0,02 , 0,01 dan 0,00. Pada tahun 2017 ke 2018 mengalami

kenaikkan sebesar 0,022 lalu mengalami penurunan di tahun 2019.

4.3.2 Grafik ROE

Dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

ROE
0.20

0.15

0.10

0.05

-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Data diolah dengan Excel


Gambar 4.2 Grafik Trend ROE

48
Berdasarkan gambar 4.1 diatas terlihat nilai ROA tahun 2015 – 2019

mengalami kenaikkan di tahun 2018 dengan nilai 0,1863 lalu pada tahun 2015

sebesar 0,0158 ditahun tahun 2016 naik menjadi 0,0331 dan turun lagi pada

tahun 2017 sebesar 0,0198 dan pada tahun 2019 turun pada tren ROE sebesar

0,1243.

4.3.3 Grafik NPM

Dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

NPM
0.20

0.15

0.10

0.05

-
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber : Data diolah dengan Excel


Gambar 4.3 Grafik Trend NPM

Berdasarkan gambar 4.3 diatas terlihat nilai NPM tahun 2015 – 2019

mengalami penurunan di tahun 2015 sampai dengan 2017 berturut-turut sebesar

0,15 , 0,09 dan 0,06 lalu mengalami kenaikkan pada tahun 2018 sebesar 0,10 dan

mengalami penurunan lagi sebesar 0,03.

49
4.3.4 Grafik CSR

Dapat dilihat dari grafik dibawah ini.

GRI (CSR)
0.14
0.12
0.10
0.08
0.06
0.04
0.02
0.00
2015 2016 2017 2018 2019

Sumber : Data diolah dengan Excel


Gambar 4.4 Grafik Trend CSR

Berdasarkan grafik diatas dapat terlihat bahwa CSR mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun dengan nilai tahun 2015 sebesar 0,05 , 2016 sebesar 0,07 ,

2017 sebesar 0,08 , 2018 sebesar 0,0 dan tahun 2019 sebesar 0,12.

50
2.3 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh ROA terhadap CSR

Berdasarkan data ROA dan CSR dengan menggunakan grafik metode Trend least

square. Dengan melihat gambar data ROA berpola Trend linier, ROA mengalami

kenaikkan dan penurunan atau tidak stabilnya grafik dalam setiap

tahunnyasedangkan nilai rasio CSR selalu mengalami peningkatan. Hasil

perbandingan tabel dan grafik ROA dalam CSR tahun 2015 sampai dengan 2020

terlihat bahwa pola trend yang dihasilkan menunjukan pola trend garis lurus (linier)

naik (uptrend).

Perbandingan tabel ROA tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar 0,022 dan

penurunan terendah terjadi pada tahun 2017 sebesar 0,003 hal ini disebabkan oleh

perputaran kas atau aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasi pada tahun 2018

perputaran arus kas sangat tinggi sehingga dapat digunakan untuk membayar

tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan, namun pada

tahun 2017 nilai laba dari PT Taspen rendah yang diakibatkan oleh rendahnya

perputaran total aktiva. Nilai CSR pada tahun 2015 sebesar 0,05 nilai dari CSR

lebih tinggi dibandingkan ROA sama dengan yang terjadi pada tahun 2016, 2017,

2018 dan 2019.

Hal ini dapat disebabkan karena PT Taspen memiliki dana yang rendah untuk

dialokasikan kepada kegiatan sosial dan lingkungan, namun perusahaan

menggunakan dana dari total aktiva untuk mengembangkan perusahaan sehingga

tingkat pengungkapan pertanggungjawaban social baik secara internal aupun

eksternal yang dilakukan oleh perusahaan adalah rendah. Seharusnya pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) sudah merupakan kewajiban bagi

perusahaan walaupun keadaan kinerja perusahaan dalam masa yang baik maupun

51
tidak baik tetapi perusahaan harus tetap melakukan pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR).Menurut perbandingan tabel dari tahun ke tahun ROA

mengalami naik turun nilai rasio sedangkan nilai CSR mengalami peningkatan

setiap tahunnya sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pengaruh antara

ROA dan CSR.Hasil penelitian ini sejalan dengan kajian empiris yang ada

penelitian ini yang dilakukan oleh Koloay (2018), Cahya (2010), Kurnianto (2010)

dan rochmawati (2015). Namun tidak sejalan dengan kajian empiris dari Husnan

(2013) yang menunjukkan hasil ROA berpengaruh signifikan terhadap CSR.

2. Pengaruh ROE terhadap CSR

Berdasarkan data ROE dan CSR dengan menggunakan metode Trend least

square. Dengan melihat gambar data ROE berpola Trend linier, artinya ROE

mengalami kenaikkan dan penurunan atau tidak stabilnya grafik dalam setiap

tahunnya. Dengan melihat hasil ramalan pengaruh ROE dalam CSR tahun 2015

sampai dengan 2019 terlihat bahwa pola trend yang dihasilkan menunjukan pola

tren garis lurus (linier) naik (uptrend).

Berdasarkan pada perbandingan peningkatan tertinggi pada tahun 2018 nilai rasio

ROE sebesar 0,1863 sedangkan penurunan terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar

0,058, terjadinya penurunan ROE di pengaruhi oleh tingkat pengembalian atas

aktiva, meskipun nilai ROA perusahaan sangat tinggi namun perusahaan mengalami

peurunan pada kinerja keuangannya. ROE yang tinggi belum tentu dapat

menentukan baiknya peforma bisnis dapat terjadi karena adanya penghasilan bersih

yang sedang dalam performa sangat baik. Dan pada tahun 2015 nilai CSR sebesar

0,05.

Hal ini di karenakan PT Taspen menggunakan dana ekuitas atau yang biasa

dikaitkan dengan modal. Dana ekuitas yang rendah dari suatu perusahaan

52
dialokasikan kepada kegiatan social perusahaan baik dari internal perusahaan

maupun eksternal perusahaan yang mana sebagian dananya digunakan untuk

pengembangan perusahaan. Seharusnya nilai kinerja keuangan yang tinggi akan

memicu perusahaan untuk lebih banyak melakukan kegiatan social dan melaporkan

hal-hal lain seperti pelaksanaan CSR.

Dapat disimpulkan bahwa nilai ROE tidak mempengaruhi nilai CSR karena nilai

ROE yang tidak stabil setiap tahunnya dan nilai CSR yang terus meningkat. Setiap

perusahaan mempunyai kewajiban meningkatkan kualitas pelaksanaan CSR nya

setiap tahun didukung dengan dana perusahaan yang tinggi dapat berjalan dengan

baik, hal ini dapat meningkat kan investor dan rasa percaya masyarakat terhadap

perusahaan.Hal ini sejalan dengan kajian empiris penelitian dari Koloay (2018),

Rochmawati (2015), Cahya (2010), Sitepu dan Siregae (2008) dan Nurkhin (2010),

namun tidak sejalan dengan kajian empiris dari penelitian Kurnianto (2010) dan

Husnan (2013) yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh

terhadap CSR.

3. Pengaruh NPM terhadap CSR

Perbandingan data NPM dan CSR dengan menggunakan metode Trend least

square. Dengan melihat gambar data NPM berpola Trend linier, artinya NPM

mengalami kenaikkan dan penurunan atau tidak stabilnya grafik dalam setiap

tahunnya. Dengan melihat hasil ramalan pengaruh NPM dalam CSR tahun 2015

sampai dengan 2020 terlihat bahwa pola trend yang dihasilkan menunjukan pola

tren garis lurus (linier) turun (downtrend).

Perbandingan tabel tahun 2015 nilai NPM mengalami peningkatan tertinggi pada

tahun 2015 sebesar 0,15 yang disebabkan oleh penggunaan dana dalam perusahan

untuk membayar beban operasi perusahaan sangat minim sedangkan pendapatan

53
perusahaan 6,7% lebih besar, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan

menggunakan pendapatan dengan sebaik mungkin untuk kepentingan operasi

perusahaan. Sedangkanpenurunan terendah terjadi pada tahun 2019 sebesar 0,03

pada tahun ini pendapatan dan laba bersih mengalami peningkatan yang drastis

namun perusahaan menimbun dana pendapatan terlalu banyak sehingga tidak

tersalurkan pada kegiatan operasi erusahan secara baik. Pada CSR dapat dilihat

nilaitertinggi sebesar 0,03 , grafik nilai NPM selalu tidak konsisten atau adanya

penigkatan dan penurunan pada tahun tertentu sedangkan grafik CSR selalu

konsisten yaitu mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Hal ini disebabkan oleh laba bersih semakin besar rasio ini maka semakin baik

karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.

Laba bersih perusahaan yang rendah sehingga menurun nya investasi oleh para

investor atau pemegang saham yang menanamkan modal pada perusahaan. Para

pemegang saham menginginkan informasi yang lengkap mengenai pendapatan

perusahaan dan sejauh mana perusahaan menggunakan pendapatan tersebut untuk

membiayai kegiatan operasionalnya baik dari segi internal maupun eksternal

terutama dalam kegiatan social perusahaan.

Namun pada penelitian ini hal itu tidak sejalan karena nilai NPM yang

mengalami peningkatan dan penurunan setiap tahunnya sedangkan pada grafik CSR

selalu mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan kewajiban perusahaan untuk

dapat meningkatkan kegiatan sosialnya setiap tahun tanpa di pengaruhi oleh kinerja

keuangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap

CSR. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan kajian empiris dari penelitian Koloay

(2018), dan Hidayat (2007), namun tidak sejalan dengan kajian empiris dari

penelitian yang dilakukan oleh Anugerah, et all., (2010), dan Martini (2008) yang

54
menyatakan bahwa NPM tidak berpengaruh terhadap CSR.

4. Implementasi

Penelitian terdahulu yang terdapat pada kajian empiris yang sebagian besar

menggunakan analisis data SPSS, namun berbeda dengan penelitian ini yang

menggunakan analisis grafik trend linier sehingga hasil dari penelitian ini dapat

dilihat dalam grafik yang telah di sajikan dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian

terdahulu yang ada dalam kajian empiris berpengaruh atau sama dengan penelitian

yang di analisis oleh peneliti yaitu variable ROA, ROE dan NPM sama sekali tidak

berpengaruh terhadap CSR.

Dalam penelitian ini ROA, ROE dan NPM tidak terhadap CSR dalam hal ini

sejalan dengan teori yag di jabarkan oleh peneliti dalam teori legimentasi yang

berkaitan secara langsung dengan kinerja keuangan yang menyatakan bahwa

hubungan antara profitabilitas dan tingkat pengungkapan tanggung jawab sosial

adalah bahwa ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi. Teori Hierarki

ketiika mencapai laba yang tertinggi, perusahaan dianggap sudah mampu untuk

memenuhi kebutuhan tingkat selanjutnya, yaitu kebutuhan social serta kebutuhan

akan adanya penghargaan. Sedangkan teori stakeholder menyatakan bahwa suatu

perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri

namun harus memberi manfaat bagi stakeholder-nya.

55
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan grafik yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil perbandingan grafik ROA mengalami trend naik (uptrend) dan tidak
berpengaruh terhadap CSR. Dapat disimpulkan bahwa ROA yang dikatakan
baik adalah ROA yang memiliki nilai 5,98%, jadi pada penelitian ini nilai ROA
dapat dikatakan tidak baik karena di bawah nilai rata-rata.
2. Hasil perbandingan grafik ROE juga mengalami trend naik (uptrend) dan tidak

berpengaruh terhadap CSR. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai

dari ROE tidak baik karena kurang dari standar ROE 8,32%.

3. Hasil perbandingan grafik NPM mengalami tren turun atau (downtrend) dan

tidak berpengaruh terhadap CSR. Dari penelitian ini dapat di simpulkan bahwa

NPM dikatakan baik karena standar nilai baik NPM adalah 5%.

4. Semakin banyak PT Taspen menerapakan CSR yang di tandai dengan

penggunaan GRI dalam laporan keberlanjutan maka semakin rendah nilai

intensitas Kinerja Keuangan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut, maka peneliti mengajukan

beberapa saran untuk penelitian mengenai Corporate Social Responsibility

(CSR) dimasa yang akan datang, yaitu :

1. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel lain selain kinerja

keuangan sehinggaakan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dan

dapatmengetahui perbedaan kinerja-kinerja yang ada didalam perusahaan.

56
2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah periode waktu yang lebih

lama shingga dapat diteliti Pengungkapan CSR dari tahun ketahun, dengan

demikian akan mendapatkan hasil yang lebih akurat.

3. Peneliti diharapkan dapat menggunakan banyak metode lain sehingga dapat

dibandingkan dengan metode yang lebih cocok.

4. Bagi perusahaan diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan mengurangi

penggunaan biaya yang tidak butuhkan agar laba perusahaan maksimal

sehingga dapat memenuhi semua kegiatan yang berkaitan dengan internal dan

eksternal perusahaan.

57
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi I, 2012. Analisis kinerja keuangan.


Hanafi M. M., & Halim, A. 2003. Analisis Laporan Keuangan Edisi Revisi. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN, 101.
Handoko T. H, 2000. Manajemen personalia dan manajemen sumber daya manusia.
Yogyakarta: BPFE.
Harahap Sofyan Syafri, 2004, Analisi Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: Rajawali.
Hutami R. P, 2012. Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity Dan Net Profit Margin
Terhadap Harga Saham Perusahaaan Industri Manufaktur Yang Tercatat Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010. Nominal: Barometer Riset
Akuntansi Dan Manajemen, 1(2), 104–123.
Nurhasanah R, 2014. Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), dan
Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham (Survey Pada Perusahaan
LQ 45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011).
Pandia F. 2012, Manajemen dana dan kesehatan bank. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono S, 2010. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Alfabeta Bandung.
Sugiyono, 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Syamsuddin Lukman, 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sembiring F. A, 2005. Perkawinan semarga dalam klan sembiring pada Masyarakat Karo di
Kelurahan Tiga Binanga, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten
Karo (Doctoral dissertation, program Pascasarjana Universitas Diponegoro).
Bowman E. H., & Haire, M, 1976. Social impact disclosure and corporate annual
reports. Accounting, Organizations and Society, 1(1), 11-21.

Koloay, N., Montolalu, J., & Mangindaan, J. V. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Tanggung Jawab Sosial Perusaahaan (Corporate Social
Responsibility) Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2015-2016. Jurnal Administrasi Bisnis (Jab), 6(002).
Yuliani, yessi. (2010).Evaluasi Pelaksanaan Corporate Soclal Responsibility Dalam Bentuk
Program Kemitraa N Dan Bina Ungkunga N Pada Pt. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran 11
Palembang. jurnal ekonomi
Galih Syaiful Imron, Riskin Hidayat, Siti Alliyah. (2013). Engaruh Kinerja Keuangan Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Corporate Sosial
Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi.
Ni Luh Putu Arin Astiari, Anantawikrama Tungga Atmadja, Nyoman Ari Surya Darmawan
(2014). Pengaruh Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderating. (Universitas
Pendidikan Ganesha)
Adhi Cahya, B., Mu'id, D. U. L., & Mu'id, D. (2010). Analisis pengaruh kinerja keuangan
terhadap tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility)(studi pada bank di indonesia periode tahun 2007-2008)
(Doctoral dissertation, Universitas Diponegoro).
Haryani, R. D. (2015). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).
Eny Maryanti, Wildah Nihayatul Fithri. (2017). Corporate Social Responsibilty, Good
Corporate Governance, Kinerja Lingkungan Terhadap Kinerja Keuangan Dan

58
Pengaruhnya Pada Nilai Perusahaan. (Fakultas Ekonomi dan Bisnis
,Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)
Kurnianto, E. A., & Prastiwi, A. (2010). Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan “(Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2008) (Doctoral
dissertation, Universitas Diponegoro).
Husnan, A., & Pamudji, S. (2013). Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR
Disclosure) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Doctoral dissertation,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/2003 tentangPedoman


Penyelenggaraan Pelayanan.
Keputusan Presiden No. 56 Tahun 1974 Dan DiubahDengan Keputusan Presiden No. 8
Tahun 1977 tentang Iuran Tabungan Pensiun.
Undang-Undang Kepegawaian 1999.UU No. 43 Th. 1999 tentang Perubahan UU No. 8 Th.
1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. 2000. Jakarta: Sinar Grafika.
Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
Undang-UndangNomor 25 Tahun 2009 tentang PelayananPublik
Peraturan Menteri Keuangan No.199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun.
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/Pojk.05/2016 tentang Pedoman Tata Kelola
Dana Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1981 tentang Asuransi Dana
Pensiun
http://repository.unwira.ac.id/2338/5/BAB%20IV.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/159371805.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/269376-pengaruh-kinerja-keuangan-terhadap-
tangg-ed1c9904.pdf Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Tanggung Jawab
Sosial Perusaahaan (Corporate Social Responsibility) Pada Perusahaan
Tambang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2016
https://www.online-pajak.com/laporan-keuangan
https://www.taspen.co.id/#/history?_k=48kahf

59
LAMPIRAN

60
Lampiran 1: Riwayat Hidup

Identitas Pribadi
Nama : Maria Asumpta Karmelita Moi
Umur : 22
Tempat Tanggal lahir : Leda, 15 Agustus 1999
Kebangsaan : Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Alamat : Penfui
Nama Orang Tua :
1. Ayah : Albertus Noka
2. Ibu : Yustina Jenau
Pendidikan Formal :
1. Tahun 2011, tamat SD Negeri Watutura, Bajawa, Kab.Ngada
2. Tahun 2014, tamat SMP Negeri 2 Bajawa, Kab. Ngada
3. Tahun 2017, tamat SMA Negeri 1 Bajawa, Kab. Ngada
4. Tahun 2017, masuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Administrasi Bisnis
di Universitas Nusa Cendana Kupang

61
Lampiran 2:

62
Lampiran 3:

63
Lampiran 4:

Data ROA, ROE dan NPM

Laporan keuangan PT Taspen Persero


Tahun 2015-2019
(Dalam Jutaan Rupiah)
Keterangan 2015 2016 2017 2018 2019 100%

Total Aset 2,704,180.00 2,773,908.24 3,066,430.47 3,459,841.50 4,486,792.79 X 100%

Pendapatan 290,207.00 142,271.69 147,892.70 738,454.49 1,716,315.11 X 100%

Laba 42,702.00 12,113.01 8,376.25 75,610.48 59,752.27 X 100%

Ekuitas 2,704,180.00 365,592.76 423,480.77 405,793.46 480,823.69 X 100%

Perhitungan Rasio:
TAHUN ROA ROE NPM
2015 0.02 0.02 0.15
2016 0.00 0.03 0.09
2017 0.00 0.02 0.06
2018 0.02 0.19 0.10
2019 0.01 0.12 0.03

Data GRI CSR:

TAHUN GRI (CSR)


2015 0.05
2016 0.07
2017 0.08
2018 0.10
2019 0.12

64
Rekapitulasi L/R dan Neraca
a. Rekapitulasi L/R
Rekapitulasi Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir di 31 Desember
( Dalam Jutaan Rupiah )
Post-Post L/R 2015 2016 2017 2018 2019
Pendapatan 290,207.00 142,271.69 147,892.70 738454.49 1,716,315.11
Beban 244,540.00 125,483.52 123,511.07 567635.87 1,482,080.25
Biaya akuisisi 573.39 1,177.33 9405.32 27,237.30
Pemasaran 818.98 567.75 4778.35 6,348.44
Umum danAdministrasi 7,019.55 10,523.54 80577.51 93,203.06
Hasil (Beban) lain 446.95
penurunan Nilai Aset
47,693.78
Investasi

Laba Rugi Sebelum Pajak 45,667.00 8,376.25 12,113.01 75,610.49 59,752.28


Pajak Penghasilan 2,965.00 56.69
Laba Setelah Pajak 42,702.00 8,376.25 12,113.01 75,667.18 59,752.28
Kepentingan Non Pengendali (478.67) 65.63
laba Setelah Non Pengendali 76,145.85 59,686.65
Pendapatan Komprehesif lain 97.00 1,998.15 26,479.95 -143732.08 30,277.96
Total Laba (Rugi)
42,799.00 1,998.15 26,479.95 (67,586.23) 89,964.61
Komprehesif

b. Rekapitulasi Neraca
Rekapitulasi Neraca
Untuk Tahun yang Berakhir di 31 Desember
( Dalam Jutaan Rupiah )
Post-Post Neraca 2015 2016 2017 2018 2019
ASET
Investasi 2,645,293 2,692,490.35 2,901,936.03 3,139,747.29 4,276,193.63
Bukan Investasi 58,887 81,417.90 164,494.90 320,094.20 210,599.16

Jumlah Aset 2,704,180.00 2,773,908.25 3,066,430.93 3,459,841.49 4,486,792.79

LIABILITAS DAN
EKUITAS
Utang 2,348,962 6,953.02 27,490.83 46,513.72 43,182.41
Cadangan Teknis 2,401,362.46 2,615,458.87 3,007,534.31 3,962,786.68

Jumlah Liabilitas 2,348,962.00 2,408,315.48 2,642,949.70 3,054,048.0 4,005,969.09

Ekuitas 355,218 365,592.76 423,480.77 405,793.5 480,823.69

Jumlah Liabilitas dan


2,704,180.00 2,773,908.24 3,066,430.47 3,459,841.5 4,486,792.78
Ekuitas

65
Lampiran 5:

66
Lampiran 6:

67
Lampiran 7:

68
Lampiran 8:

Standar Topik Spesifik Pengungkapan PT Taspen

GRI 101 Landasan 15 16 17 18 19


GRI 102: Profil Organisasi 1 1 1 1 1
Pengungkapan Umum 102-1 Nama Organisasi 1 1 1 1 1
102-2 Kegiatan, merek, produk, dan jasa 1 1 1 1 1
102-3 Lokasi kantor pusat 1 1 1 1 1
102-4 Lokasi operasi 1 1 1 1 1
102-5 Kepemilikan dan bentuk hukum 1 1 1 1 1
102-6 Pasar yang dilayani 1 1 1 1 1
102-7 Skala organisasi
102-8 Informasi mengenai karyawan dan pekerja
lain
102-9 Rantai pasokan
102-10 Perubahan signifkan pada organisasi dan
rantai pasokan
102-11 Pedekatan atau prinsip pencegahan
102-12 Inisiatif eksternal
102-13 Keanggotaan asosiasi
Strategi
102-14 Pernyataan dari pembuat keputusan senior
102-15 Dampak utama, risiko, dan peluang
Etika dan integritas
102-16 Nilai, prinsip, standar dan norma perilaku 1 1 1 1
102-17 Mekanisme untuk saran dan kekhawatiran
tentang etika
Tata kelola
102-18 Struktur tata kelola 1 1 1 1
102-19 Mendelegasikan wewenang
102-20 Tanggung jawab tingkat ekekutif untuk
topik ekonomi, lingkunagn, dan sosial
102-21 Berkonsultasi dengan para pemangku
kepentingan mengenai topik-topik
ekonomi, lingkungan, dan sosial
102-22 Komposisi badan tata kelola tertiggi dan
komitenya
102-23 Ketua badan tata kelola tertinggi
102-24 Menominasikan dan memilih badan tata
kelola tertinggi
102-25 Konflik kepentingan
102-26 Peran badan tata kelola tertinggi dalam
menempatkan tujuan, nilai-nilai, dan
strategi

69
102-27 Pengetahuan kolektif badan tata kelola
tertinggi
102-28 Mengevaluasi kinerja badan tata kelola
tertinggi
102-29 Mengidentifikasi dan mengelola dampak
ekonomi, lingkungan, dan sosial
102-30 Keefektifan proses manajemen risiko
102-31 Pengkajian topik ekonomi, lingkungan, dan
sosial
102-32 Peran badan tata kelola tertinggi dalam
pelaporan keberlanjutan
102-33 Mengomunikasikan hal-hal kritis
102-34 Sifat dan jumlah total hal-hal kritis
102-35 Kebijakan remunerasi
102-36 Proses untuk menentukan remunerasi
102-37 Keterlibatan para pemangku kepentingan
dalam remunerasi
102-38 Rasio kompensasi total tahunan
102-39 Persentase kenaikan dalam total rasio
kompensasi total tahunan
Keterlibatan pemangku kepentingan
102-40 Daftar kelompok pemangku kepentingan 1 1 1 1
102-41 Perjanjian perundingan kolekif
102-42 Mengidentifikasi dan memilih pemangku
kepentingan
102-43 Pendekatan terhadap keterlibatan
pemangku kepentingan
102-44 Topik utama dan masalah yang
dikemukakan
Praktik pelaporan
102-45 Entitas yang termasuk dalam laporan
keuangan konsolidasi
102-46 Menetapkan isi laporan dan batasan topik
102-47 Daftar topik material
102-48 Penyajian kembali informasi
102-49 Perubahan dalam laporan
102-50 Periode pelaporan 1 1
102-51 Tanggal laporan terbaru
102-52 Siklus pelaporan
102-53 Titik kontak untuk pertanyaan mengenai
laporan
102-54 Klaim bahwa pelaporan sesuai dengan
1 1
Standar GRI 1
102-55 Indeks isi GRI
102-56 Assurance oleh pihak eksternal
GRI 103: Pendekatan 103-1 Penjelasan topik material dan

70
Manajemen penjelasannya
103-2 Pendekatan manajemen dan komponennya
103-3 Evaluasi pendekatan manajemen
GRI 201: Kinerja 201-1 Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan dan
Ekonomi didistribusikan
201-2 Implikasi finansial serta risiko dan peluang
lain akibat dari perubahan iklim
201-3 Kewajiban program pensiun manfaat pasti
dan program pensiun lainnya
201-4 Bantuan finansial yang diterima dari
1
pemerintah 1
GRI 202: Keberadaan 202-1 Rasio standar upah karyawan entry-level
Pasar berdasarkan jenis kelamin terhadap upah
minimum regional
202-2 Proporsi manajemen senior yang berasal
dari masyarakat lokal
GRI 203: Dampak 203-1 Investasi infrastruktur dan dukungan
Ekonomi Tidak layanan
Langsung 203-2 Dampak ekonomi tidak langsung yang
signifikan
GRI 204: Praktik 204-1 Proporsi pengeluaran untuk pemasok lokal
Pengadaan
GRI 205: Anti-korupsi 205-1 Operasi-operasi yang dinilai memiliki risiko
terkait korupsi
205-2 Komunikasi dan pelatihan tentang
kebijakan dan prosedur anti-korupsi
205-3 Insiden korupsi yang terbukti dan tindakan
yang diambil
GRI 206: Perilaku Anti- 206-1 Langkah-langkah hukum untuk perilaku
Persaingan anti-persaingan, prakik anti trust dan
monopoli
GRI 207: Pajak 207-1 Pendekatan terhadap pajak 1
207-2 Tata kelola,pengendalian, dan manajemen
risiko pajak
207-3 Keterlibatan pemangku kepentingan dan
pengelolaan perhatian yang berkaitan
dengan pajak
207-4 Laporan per negara
GRI 301: Material 301-1 Material yang digunakan berdasarkan berat
atau volume
301-2 Material input dari daur ulang yang
digunakan
301-3 Produk reclaimed dan material
kemasannya
GRI 302: Energi 302-1 Konsumsi energi dalam organisasi
302-2 Konsumsi energi di luar organisasi

71
302-3 Intensitas energi
302-4 Pengurangan konsumsi energi
302-5 Pengurangan pada energi yang dibutuhkan
untuk produk dan jasa
GRI 303: Air dan Efluen 303-1 Interaksi dengan air sebagai sumber daya
bersama
303-2 Manajemen dampak yang bekaitan dengan
pembuangan air
303-3 Pengambilan air
303-4 Pembuangan air
303-5 Konsumsi air
GI 304- 304-1 Lokasi operasional yang dimiliki, disewa,
Keanekaragaman dikelola, atau berdekatan dengan kawasan
hayati lindung dan kawasan nilai keanekaragaman
hayati tinggi di luar kawasan lindung
304-2 Dampak signifikan dari kegiatan, produk,
1
dan jasa pada keanekaragaman hayati 1
304-3 Habitata yang dilindungi atau direstorasi
304-4 Spesies Daftar Merah IUCN dan spesies
daftar konservasi nasional dengan habitat
dalam wilayah yang terkena efek operasi
GRI 305: Emisi 305-1 Emisi GRK (Cakupan 1) langsung
305-2 Emisi energi GRK (Cakupan 2) tidak
langsung
305-3 Emisi GRK (Cakupan 3) tidak langsung
lainnya
305-4 Intensitas emisi GRK
305-5 Pengurangan emisi GRK
305-6 Emisi zat perusak ozon (ODS)
305-7 Nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida (SOx),
dan emisi udara yang signifikan lainnya
GRI 306: Air limbah 306-1 Pelepasan air berdasarkan kualitas dan
(efluen) dan Limbah tujuan
306-2 Limbah berdasarkan jenis dan metode
pembuangan
306-3 Tumpahan yang signifikan
306-4 Pengangkutan limbah berbahaya
306-5 Badan air yang dipengaruhi oleh pelepasan
dan/atau limpahan air
GRI 307: Kepatuhan 307-1 Ketidakpatuhan terhadap undang-undang
Lingkungan dan peraturan tentang lingkungan hidup

GRI 308: Penilaian 308-1 Seleksi pemasok baru dengan


Lingkungan Pemasok menggunakan kriteria lingkungan
308-2 Dampak lingkungan negatif dalam rantai
pasokan dan tindakan yang telah diambil

72
GRI 401: Kepegawaian 401-1 Perekrutan karyawan baru dan pergantian
1
karyawan 1
401-2 Tunjangan yang diberikan kepada
karyawan purnawaktu yang tidak diberikan
kepada karyawan sementara tau paruh
waktu
401-3 Cuti melahirkan
GRI 402: Hubungan 402-1 Periode pemeberitahuan minimum terkait
Tenaga perubahan opeasional
Kerja/Manajemen

GRI 403: Keselamatan 403-1 Sistem manajemen keselamatan dan


dan Kesehatan Kerja kesehatan kerja
403-2 Identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan
investigasi insiden
403-3 Layanan kesehatan kerja
403-4 Partisipasi, konsultasi, dan komunikasi
pekerja tentang keselamatan dan
kesehatan kerja
403-5 Pelatihan bagi pekerja mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja
403-6 Peningkatan kualitas kesehatan pekerja
403-7 Pencegahan dan mitigasi dampak dari
keselamatan dan kesehatan kerja yang
secara langsung terkait hubungan bisnis
403-8 Pekerja yang tercakup dalam sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja
403-9 Kecelakaan kerja
403-10 Penyakit akibat kerja
GRI 404: Pelatihan dan 404-1 Rata-rata jam pelatihan per tahun per
Pendidikan karyawan
404-2 Program untuk meningkatkan keterampilan
karyawan dan program bantuan peralihan
404-3 Persentase karyawan yang menerima
tinjauan rutin terhadap kinerja dan
pengembangan karier
GRI 405: 405-1 Keanekaragaman badan tata kelola dan
Keanekaragaman dan karyawan
Kesempatan Setara 405-2 Rasio gaji pokok dan remunerasi
perempuan dibandingkan laki-laki
GRI 406: Non- 406-1 Insiden diskriminnasi dan tindakan
diskriminasi perbaikan yang dilakukan

73
GRI 407: Kebebasan 407-1 Operasi dan pemasok di mana hak atas
Berserikat dan kebebasan berserikat dan perundingan
Perundingan Kolektif kolektif mungkin berisiko

GRI 408: Pekerja Anak 408-1 Operasi dan pemasok berisiko signifikan
terhadap insiden pekerja anak
GRI 409: Kerja Paksa 409-1 Operasi dan pemasok yang berisiko
atau Wajib Kerja signifikan terhadap insiden kerja paksa
atau wajib kerja
GRI 410: Praktik 410-1 Petugas keamanan yang dilatih mengenai
Keamanan kebijakan atau prosedur hak asasi manusia
GRI 411: Hak-Hak 411-1 Insiden pelangaaran yang melibatkan hak-
Masyarakat Adat hak masyarakat adat

GRI 412: Penilaian Hak 412-1 Operasi-operasi yang telah melewati


Asasi Manusia tinjauan hak asasi manusia atau penilaian
dampak
412-2 Pelatihan karyawan mengenai kebijakan
atau prosedur hak asasi manusia
412-3 Perjanjian dan kontrak investasi signifikan
yang memasukkan klausul-klausul hak asasi
manusia atau yang telah melalui
penyaringan hak asasi manusia
GRI 413: Masyarakat 413-1 Operasi dengan keterlibatan masyarakat
Lokal lokal, penilaian dampak, dan program
pengembangan
413-2 Operasi yang secara aktual dan yang
berpotensi memiliki dampak negatif
signifikan terhadap masyarakat lokal
GRI 414: Penilaian 414-1 Seleksi pemasok baru dengan
Sosial Pemasok menggunakan kriteria sosial 1
414-2 Dampak sosial negatif dalam rantai
pasokan dan tindakan yang telah diambil
GRI 415: Kebijakan 415-1 Kontribusi politik
Publik
GRI 416: Kesehatan 416-1 Penilaian dampak kesehatan dan
dan Keselamatan keselamatan dari berbagai kategori produk
Pelanggan dan jasa
416-2 Insiden ketidakpatuhan sehubungan
dengan dampak kesehatan dan
keselamatan dari produk dan jasa
GRI 417: Pemasaran 417-1 Persyaratan untuk pelabelan dan informasi
dan Pelabelan produk dan jasa 1
417-2 Insiden ketidakpatuhan terkait pelabelan
dan informasi produk dan jasa

74
417-3 Insiden ketidakpatuhan terkait komunikasi
pemasaran
GRI 418: Privasi 418-1 Pengaduan yang berdasar mengenai
Pelanggan pelaggaran terhadap privasi pelanggan dan
hilangnya data pelanggan
GRI 419: Kepatuhan 419-1 Ketidakpatuhan terhadap undang-undang
Sosial Ekonomi dan peraturan di bidang sosial dan
ekonomi
JUMLAH 148 7 10 12 15 18
0.05 0.07 0.08 0.10 0.12

75

Anda mungkin juga menyukai