Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

PT Bekasi Power adalah salah satu perusahaan PEMBANGKIT listrik tenaga


gas dan uap yang berada di Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu
perusahaan yang memasok listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan selain itu
perusahaan ini juga memasok listrik ke daerah sekitar perusahaan tersebut berdiri.
Mesin yang digunakan perusahaan ini adalah mesin turbin sebagai satu satunya
penghasil listrik di perusahaan ini, dengan adanya mesin turbin tersebut perusahaan
ini dapat menghasilkan daya listrik sebesar 130MW.

Pembangkit listrik pada perusahaan ini bersumber dari tenaga gas dan uap
yang dikonversikan menggunakan mesin turbin dan beberapa penyangga mesin turbin
tersebut. Adapun penyangga mesin yang dimaksud salah satunya adalah mesin
Pompa Dosing.

Pompa dosing pada PT Bekasi Power digunakan untuk mendorong zat kimia
yang akan menetralisir air pada boiler pemanas yang menghasilkan uap. Cara kerja
pompa dosing hampir sama seperti pompa pada umumnya yang membedakan pompa
ini menggunakan cranksaft sebagai penghisap dan pendorong. Cranksaft inilah yang
akan menghisap cairan penetralisir dan mendorongnya hingga cairan tersebut masuk
kedalam boiler pemanas.

Permasalahan yang sering terjadi pada mesin pompa ini adalah sering
terjadinya pelemahan tekanan untuk menhisap dan mendorong cairan sehingga
menyebabkan cairan penetralisir tidak sampai ke boiler. Seringnya terjadi pelemahan
tekanan karena tutup pompa yang tidak rapat. Selain tidak rapat pada tutup bisa juga
karena elemen mesin yang rusak seperti cranksaft patah karena kehabisan pelumas
ataupun umur pompa yang sudah terlalu tua.
1.2 Tujuan Kerja Praktek

Adapun pernyataan dari latar belakang masalah yang telah


dikemukakan di atas maka tujuan dari kerja praktek ini adalah :

1. Untuk mengetahui Cara Kerja Mesin Pompa Dosing pada proses


menetralisir air boiler di PT Bekasi Power.
2. Untuk menganalisa masalah pada Mesin Pompa Dosing di PT Bekasi
Power.
3. Untuk memberikan solusi bagaimana mengatasi masalah pada Mesin
Pompa Dosing di PT Bekasi Power.
4. Memperbaiki patahan cranksaft pada Mesin Pompa Dosing.

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang didapatkan dari Kerja Praktek ini adalah:

1. Dapat mengetahui proses pemeliharaan dan memberikan solusi masalah


pada Mesin Pompa Dosing di PT Bekasi Power.
2. Memberikan solusi masalah patahan cranksaft pada Mesin Pompa
Dosing di PT Bekasi Power.
3. Menyelesaikan masalah yang ada di mesin Pompa Dosing.

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam penulisan ini ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas adalah
:
1. Hanya menganalisa penyebab terjadi kerusakan komponen pada proses Mesin
Pompa Dosing di PT Bekasi Power.
2. Hanya menganalisa dampak dari rusaknya cranksaft untuk menyalurkan
cairan penetralisir di sistem pompa pada Mesin Pompa Dosing di PT Bekasi
Power.
3. Hanya mengetahui pemeliharaan dan perbaikan pada Mesin Pompa Dosing di
PT Bekasi Power.

1.5 Metode Penulisan

Pada laporan Kerja Praktek ini penulis menggunakan beberapa metode


pengumpulan data antara lain sebagai berikut :

1.5.1 Observasi Lapangan

Metode ini dilakukan dengan mengamati dan mempelajari secara


langsung di lokasi kerja mengenai objek yang bertujuan untuk
gambaran serta memperoleh data secara akurat.

1.5.2 Metode Diskusi Dan Wawancara

Metode ini dilakukan dalam bentuk wawancara atau tanya jawab


kepada pembimbing lapangan atau pada divisi pengawas Monthly
Check untuk mendapatkan gambaran dan informasi secara jelas
mengenai materi kerja lapangan.

1.5.1 Metode Perpustakaan


Metode ini dilakukan dengan menelaah dan mempelajari
instruksi manual atau manual book yang ada di lokasi praktek maupun
buku-buku penunjang lainnya yang berkaitan dengan materi kerja
praktek.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam menyusun laporan kerja praktek ini adalah


sebagai berikut :
1.6.1 BAB I PENDAHULUAN

Merupakan bagian pertama, pada bab ini membahas mengenai latar


belakang, tujuan kerja praktek, manfaat, batasan masalah, metode
penulisan, sistematika penulisan laporan kerja praktek dan time table
kerja praktek.

1.6.2 BAB II PROFIL PERUSAHAAN

Merupakan bagian kedua, pada bab ini menjelaskan tentang sejarah


mengenai perusahaan dan perkembangannya, dan lokasi perusahaan.

1.6.3 BAB III LANDASAN TEORI

Merupakan bagian ketiga, pada bab ini membahas tentang pengertian


sistem pompa pada pompa dosing serta penjelasan dari komponen –
komponen tersebut.

1.6.4 BAB IV METODE DAN PELAKSANAAN KERJA

PRAKTEK

Merupkan bagian keempat, pada bab ini menjelaskan tentang metode-


metode yang dipelajari dan waktu pelaksanaan kerja praktek

1.6.5 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Merupakan bagian kelima, pada bab ini membahas tentang


penyelesaian masalah patahnya cranksaft pada pompa dosing serta
cara kerja sistem pompa pada Pompa Dosing.
1.6.6 BAB VI PENUTUP

Merupakan bagian terakhir, pada bab ini akan membahas mengenai


simpulan yang telah di dapat serta saran-saran yang mungkin dapat
bermanfaat bagi kepentingan penulis dan pembaca.

1.6.7 DAFTAR PUSTAKA

1.6.8 LAMPIRAN
BAB II

SEJARAH PERUSAHAAN

1.1. Sejarah Perusahaan

GAMBAR 2.1. PLTGU PT. Bekasi Power 1

Dalam rangka memenuhi kebutuhan energi dari Kawasan industry dan


sekitarnya, Jababeka memulai sebuah Proyek Pembangkit Listrik 130MW pada tahun
2007. Proyek ini dioperasikan dan dikelola oleh anak perusahaan yang dimiliki
sepenuhnya oleh PT. Bekasi Power. Jababeka menyadari bahwa di masa depan
permintaan energi akan terus berkembang, itulah sebabnya disediakan pula ruang
untuk pembangkit listrik 130MW yang kedua. Dan power Plant ini pun resmi
beroperasi pada 5 Januari 2013.
Pembangkit Listrik ini terdiri dari gas turbin 6B yang canggih, diproduksi oleh
General Electric Energy dengan kapasitas masing-masing 40-42 MW sesuai rating
ISO. Selain itu, disini terdapat 2 Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dari
Thermax Babcock dan Wilcox Limited. Siklus gabungan ini dilengkapi oleh turbin
uap dari shin Nippon dengan kapasitas 46 – 50 MW yang di dorong oleh suhu uap
bertekanan tinggi dari kedua generator uap, di tembakan menggunakan gas buang
dari turbin-turbin gas. Total kapasitas mencapai 130MW. Kemudian berencana untuk
mengandakan kapasitas menjadi 2 x 130 MW di tahun-tahun mendatang.
Sebuah perjanjian kerjasama antara PLN dan Bekasi Power kemungkinan tidak
hanya dalam meningkatkan energi listrik dan infrastruktur Kota Jababeka yang di
khusus kan hanya pada pelanggan dari seluruh kawasan industri, tetapi juga untuk
mendukung Misi PLN dalam memperkuat sistem kelistrikan, terutama di area Industri
Bekasi – Karawang.
Dengan peralatan Standar Internasional dan pasokan Gas yang berlebih, Bekasi
Power memastikan bahwa suatu Uninterruptible Power Supply(UPS) dengan Harga
yang kompetitif akan membantu untuk mendukung jaringan listrik nasional di
Indonesia serta pertumbuhan industri untuk beberapa tahun yang akan mendatang.

1.2. Visi, Misi dan Nilai

Visi

Menciptakan kota modern yang mandiri di setiap propinsi di indonesia dan


menyediakan lapangan pekerjaan untuk kehidupan yang lebih baik.

Misi
1. Berkolaborasi dengan pemerintah setempat dan mitra strategis guna
mengembangkan dan menginovasi konsep-konsep investasi yang sejalan
dengan perkembangan teknologi terkini.
2. Menyediakan sumber daya manusia dan sarana fisik infrastruktur untuk
mendukung pembangunan kota.
3. Aktif mempromosikan ekspansi grup kepada perusahaan multinasional.

Nilai

1. INTEGRITAS
2. RELIABILITAS
3. KEPEDULIAN
4. DISIPLIN
5. KREATIVITAS

1.3. Struktur Organisasi


Director
General
manager

Operational Finance
Manager HR Manager Manager

Operatio
n Maintenance Security HR Accountance

Assistant Assistant
Manager Manager Finance
Administration
Superviso O&M
r Supervisor

CCR Electrical

Boiler Instrumentation and Control

WTP Mechanical

Turbine

C.H.

GAMBAR 2.2 Struktur di PT. Bekasi Power 1


1.3.1. General Manager

Fungsi utama General Manager (GM) adalah bertanggung jawab untuk


keseluruhan sistem dari pembangkit listrik dalam hal administrasi dan teknis.

Tugas dan Wewenang General Manager :

1. Menetapkan kebijakan Perusahaan dengan menentukan rencana dan


tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Mengkoordinir dan mengawasi seluruh aktivitas yang dilaksanakan
dalam perusahaan.
3. Membantu peraturan intern pada perusahaan yang tidak bertentangan
dengan kebijakan perusahaan.
4. Memperbaiki dan menyempurnakaan segi penataan agar tujuan
organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
5. Menjadi perantara dalam mengkomunikasikan ide, gagasan dan
strategi antara pimpinan dan staf.
6. Membimbinng bawahan dan mendelegasikan tugas – tugas yang dapat
dikerjakan oleh bawahan secara jelas.

1.3.2. Operation Manager


Fungsi utama dari Operations Manager secara teknik bertanggung
jawab untuk kelancaran operasi pabrik serta bertanggung jawab kepada
General Manager.
Tugas dan wewenang Operation Manager :
1. Mengelola seluruh kegiatan operasional pabrik dan managemen
pasokan.
2. Bertanggung Jawab untuk membuat perancangan produksi,
pengembangan tenaga kerja, proses perbaikan, pengiriman/distribusi
dan kualitas produk hasil produksi.
3. Menganalisis permasalahan pada kegiatan operasi.
4. Merekomendasi program atau menyusun SOP baru dalam rangka
meningkatkan produktivitas, efisiensi dan hasil produksi.
5. Mengkoordinasi pemeliharaan mesin.
6. Melakukan pelatihaan OJT dalam rangka meningkatkan keterampilan
semua aspek, meningkatkan standar keamanaan kegiatan produksi
7. Turut serta dalam proses persiapan, pengkoordinasian dan perencanaan
kegiatan produksi perusahaan

1.3.3. Human Resources Manager


Fungsi utama dari HR Manager adalah Bertanggung Jawab pada
Personil dan Administrasi.
Tugas dan wewenang HR Manager :
1. Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya
manusia.
2. Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutment karyawan, mulai
mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.
3. Melakukan seleksi, promosi, transfering dan demosi pada Karyawan.
4. Bertanggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi
karyawan, perhitungan gaji, bonus dan tunjangan.
5. Membuat kontrak Kerja karyawan serta memperbaharui masa
berlakunya kontrak Kerja
6. Melakukan tindakan disipliner pada karyawan yang melanggar
peraturan atau kebijakan perusahaan.

1.3.4. Financial Manager


Fungsi utama dari Financial Manager adalah bertanggung jawab pada
semua hal yang berkaitan dengan keuangan perusahaan.
Tugas dan wewenang Financial Manager :
1. Mengelola fungsi akutansi dalam memproses data dan informasi
keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan
perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
2. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan
pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat
waktu dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengkontrol arus Kas
perusahaan (cashflow).
4. Merencanakaan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran
perusahaan dan mengkontrol penggunaan anggaran tersebut untuk
memastikan penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam
menunjang kegiatan operasional perusahaan.
5. Merencanakan dan mengkoordinasikan pengembangan sistem dan
prosedure keungan dan akuntansi serta mengontrol pelaksanaan nya
untuk memastikan semua proses dan transaksi keuangan berjalan
dengan tertib dan teratur, serta mengurangi risiko keuangan.
6. Mengkoordinasikan dan melakukan perencanaan dan analisa
keuangan.
7. Merencanakan dan mengkonsolidasikan perpajakan seluruh
perusahaan untuk memastikan efisiensi biaya dan kepatuhan terhadap
peraturan perpajakan

1.3.5. Assistant Operation Manager


Fungsi utama dari Assistant operation manager, bertanggung jawab
atas kelancaraan pembangkit listrik.
Assistant Operation Manager memegang tugas dan fungsi Operation
Manager di bidang operasi pembangkit, bila Operation Manager berhalangan
hadir.

1.3.6. Maintanance Manager


Fungsi Maintenance Manager adalah pada bidang perawatan Alat-alat
yang tersedia di Pembangkit Listrik. Baik pada bidang kelistrikan, Instrument
dan Mekanik nya.

Tugas dan wewenang Maintenance Manager :


1. Bertugas untuk melakukan perawatan dan pemeliharaan atas
semua mesin atau peralatan yang di butuhkan selama proses
produksi.
2. Memiliki tanggung jawab untuk mengatur seluruh kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan perawatan segala sarana dan
prasaran perusahaan.

2.3.7. Assistant Maintenance Manager


Fungsi utama dari assisten maintenance manager adalah bertanggung
jawab penuh pada pemeliharaan listrik berkelanjutan.

2.3.8. Chief Security and Safety


Fungsi utama dari Cheif Security and Safety adalah bertanggung jawab
dalam hal keamanan kerja dan keamanan di daerah sekitar Perusahaan serta
Pembangkit Listrik.
BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Sistem Pompa

Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat
lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi
kinetik. Energi mekanik yang diberikan alat tersebut digunakan untuk meningkatkan
kecepatan, tekanan atau elevasi (ketinggian). Pada umumnya pompa digerakkan oleh
motor, mesin atau sejenisnya.

Prinsip kerja pompa sendiri berdasarkan cara mengalirkan fluidanya adalah


dengan cara memberikan gaya tekan pada fluida yang dialirkan. Dengan adanya
tekanan, diharapkan fluida bisa mengatasi hambatan saat proses pemindahan fluida
berlangsung

3.2 Klasifikasi Pompa

 Pompa kerja positif (positive displacement pump) disebut juga dengan pompa
aksi impeller, impeller mekanik dari putaran poros pompa dirubah menjadi
impeller tekanan untuk memompakan fluida, pada pompa jenis ini dihasilkan
head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah.
 Pompa sentrifugal (Dynamic pump / sentrifugal pump) merupakan suatu
pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor dengan sudu impeller
berputar dengan kecepatan tinggi, fluida masuk dipercepat oleh impeller yang
menikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan melemparkan kelur
impeller.

3.2.1 Jenis-Jenis Pompa Kerja Positif

a. Pompa putar (Rotary) komponen pompa ini secara garis besar terdiri
sebuah rumah pompa dengan sambungan saluran isap (suction) dan
sambungan saluran kempa (discharge) dan didalam rumah pompa
tersebut terdapat komponen yang berputar, yang dapat berupa roda
gigi (gear pumps), atau ulir (screw pumps).
b. Pompa torak
Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama
pergerakan piston sepanjang langkahnya. Menurut cara kerjanya
pompa torak dapat dikelompokkan dalam kerja tunggal dan kerja
ganda, sedangkan menurut jumlah silinder yang digunakan dapat
dikelompokkan dalam pompa torak silinder tunggal dan pompa torak
silinder banyak. Untuk pompa torak kerja tunggal dan silinder tunggal,
aliran cairan terjadi sebagai berikut. Bila batang torak dan torak
bergerak ke atas, zat cair akan terisap oleh katup isap di sebelah bawah
dan pada saat yang sama cairan yang ada di sebelah atas torak akan
terkempakan ke luar.
Komponen pompa torak :
1) Torak, mengatur perpindahan zat cair.Torak terdiri dari sejumlah cakra
yang biasanya terbuat dari besi tuang dan diantaranya dipasang sebuah
atau lebih gelang perapat, yang bertugas merapatkan ruang antara torak
dan silinder. Gelang perapat dapat berupa manset atau gelang torak,
kadang-kadang torak pada penggunaannya tidak diperlengkapi dengan
gelang perapat khusus. Untuk mengurangi rugi bocor biasanya torak dibuat
lebih panjang dan disekelilingnya diberi alur labirin. Oleh karena torak tidak
atau impeller tidak menyinggung silinder maka rugi gesekan tidak besar,
sehingga dapat diperoleh penghematan kerja.
2) Silinder, biasanya dilapisi dengan perunggu atau lapisan lain yang dapat
diganti. Bagian sebelah dalam harus dibuat sebulat dan selicin mungkin,
sehingga bila aus pelapis silinder dapat diganti dengan mudah.
3) Katup, gunanya untuk membuka dan menutup lubang pemasukan dan
lubang pengeluaran dari silinder pada saat yang tepat dan bekerja secara
otomatis karena adanya perbedaan tekanan di atas dan di bawah katup.
Sering kali katup diperlengkapi dengan pegas guna menutup katup,
menurut cara dan pada saat yang tepat.
4) Mekanik Engkol, mekanik engkol dan mekanik batang penggerak
mengatur supaya gerak putar motor diubah menjadi gerak bolak balik torak.
5) Lemari Roda Gigi, jumlah putaran motor diperlambat oleh suatu trasmisi
tali. Pada pompa torak yang berjalan lambat, jumlah putaran cakra tali yang
tinggi diperlambat sampai ke jumlah putaran poros engkol yang sesuai
melalui tranmisi roda gigi. Lemari roda gigi harus diisi minyak sampai
ketinggian tertentu, minyak tidak hanya mengatur pelumasan roda gigi
tetapi juga mengatur pelumasan mekanik engkol.
6) Sungkup Udara, digunakan agar aliran zat cair stabil (tetap). Tanpa
sungkup udara aliran zat cair sering berubah-ubah hal ini disebabkan karena
kecepatan torak sulit dipertahankan stabil, ada dua sungkup udara yaitu
sugkup udara isap dan sungkup udara kempa.

3.2.2 Jenis-Jenis Pompa Kerja Dinamik


a. Pompa Secntrifugal Sebuah pompa sentrifugal tersusun atas sebuah
impeller dan saluran inlet ditengah-tengahnya.
b. Pompa Aksial Pompa aksial bisa juga disebut dengan pompa propeler.
Pompa ini menghasilkan sebagian besar tekanan dari propeller dan gaya
lifting dari sudu terhadap fluida.
c. Spesial Effect Pump Pompa ini sering digunakan untuk kebutuhan 7lectrom.
Pompa yang termasuk dalam electro effect pump yaitu jet (electrom), gas
Lift, hydraulic ram dan electromagnetic.

3.3 Pompa Dosing

Prinsip dasar kerja pompa dosing adalah perpindahan positif pergerakan


pompa yang terdiri dari 2 bagian yaitu ujung penggerak dan ujung cairan. Mekanisme
gerak dasar pompa dosing yaitu sebuah engkol yang bergerak maju dan mundur
untuk menghisap dan mendorong yang digerakkan oleh roda gigi yang berputar pada
porosnya dalam bidang vertikal.

Bagian-bagian pompa dosing :

1. Bagian ujung penggerak terdiri dari kerangka, bracket, flange bawah,


drive shaft, spacer, roda cacing, poros cacing, end cover (D.S), end
cover (N.D.S), shaft cover, bck cover, crank, eccentric,guide pin,
connecting rod, cross head, cross head pin, thrust ring, top flange,
control housing, control shaft, control screw, lock nut, control wheel,
scale plate, round scale, indikator knob, indicator sticker lock bolt
with nut, bearing retainer, reatiner washer, gasket top flange, gasket
back cover, gasket end cover (D.S & N.D.S), gasket braket, gasket
bottom flange.
Gambar 3.1

Gambar 3.2
Gambar 3.3

2. Bagian ujung cairan terdiri dari liquid head, gland nut, plunger, valve
assembly, valve housing, teflon washer, plunger ring, gland packing.

Gambar 3.4

3. Perangkat penunjang bagian ujung penggerak terdiri dari head bolt


M6x12, head bolt M6x16, head bolt M6x20, head bolt M6x30,
washers set M6, grup screw M4x8, grup screw M6x6, baut untuk
piring skala, cap screw M3x16, cap screw M4x13, spring dowel pin,
seal oli,parallel key, ball bearing 6006, ball bearing 608, taper bearing
30202/7202, indikator level oli, pengisi minyak, drain plug.
4. Perangkat penunjang bagian ujung cairan terdiri dari head bolt M6x25
dan washers set M6.

3.4 Metode

Metode Yang di gunakan dalam menganalisa masalah di dalam kerja praktek ini
menggunakan beberapa cara atau metode antara lain yaitu Diagram fishbone,
Diagram Batang, Dan Diagram Pie. Dalam hal ini urutan metode yang di gunakan
adalah dasar dari sebuah menganalisis suatu masalah, menggunakan diagram
fishbone awalan untuk menjabarkan konteks yang mempengaruhi masalah yang ada ,
lalu di lanjutkan dengan diagram batang yang kita tau diagram batang ini adalah
langkah kedua setelah menjabaran melalui diagram batang ini dan yang terakhir
adalah diagram pie yang berbentuk potongan kue yang bertujuan memberikan hasil
analisis dari kedua diagram di atas.
BAB IV

METODE DAN PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

4.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi tempat penelitian ini dilakukan di PT Bekasi Power yang berlokasi di


jalan Tekno 8, Kawasan Idustri Gerbang Teknologi Cikarang Kota Jababeka,
Cikarang, Bekasi 17550. Dan waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai pada 22
Maret sampai 22 Juni 2021.
4.2 BIDANG PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Selama Kerja Praktek berlangsung di PT Bekasi Power ditempatkan di


departemen Maintenance divisi mekanik.

4.3 METODE PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan laporan Kerja Praktek ini
adalah Metode Observasi yaitu suatu bentuk pengumpulan data yang langsung
terjun ke lapangan kerja dan ikut dalam kegiatan perbaikan tersebut, memaparkan
keadaan atau suatu masalah, dimana data yang diambil dianalisis keadaanya.
Berikut ini adalah jadwal pelaksanaa kerja praktek.

Bulan ke 1 Bulan ke 2 Bulan ke 3 Bulan ke 4


Keterangan Maret April Mei Juni
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Pengenalan perusahaan dan safari
perusahaan                        
Mempelajari dan memahami
perawatan serta perbaikan mesin mesin
yang ada di perusahaan                        
Ikut serta dalam perawatan dan
perbaikan mesin mesin yang ada di
perusahaan                        
Mempelajari sistem dan perbaikan
mesin dosing pump                        

Ket : masuk

Gambar 4.1 jadwal kegiatan magang di PT. Bekasi Power

BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dilapangan selama melakukan


praktek kerja lapangan di PT Bekasi Power, Bahwasannya dalam melakukan
pemeriksaan Sistem Pompa Dosing yang sesuai dengan SOP ( Standard Operasional
Prosedur ) Melakukan Metode dengan Cara Wawancara dan Hasil Pengamatan,
Wawancara yang di lakukan melalui lisan saat kerja lapangan dan hasil pengamatan
secara melihat data dari mesin tersebut, Dibawah ini adalah hasil analisis yang di
hasilkan melalui metode pelaksaan kerja praktek yang di tuangkan pada diagram alir
pemeriksaan Sistem Pompa Dosing.

Persiapan

Mesin menyala
(stand by)
Melakukan
preventif
maintenance pada
komponen mesin
pompa dosing

Gambar 5.1 diagram maintenance Pompa Dosing

Pada gambar 5.1 menjelaskan tentang urutan maintenance mesin pompa


dosing dan perbaikan kerusakan craankshaft pada pompa dosing yang dimulai :
1. Mesin keadaan menyala (stand by)
Awalan untuk proses pengecekan dan perbaikan dalam
masalah yang timbul yang mempermudah untuk melakukan analisis
kerusakan pada pompa dosing
2. Inspeksi visual awal
Saat mesin menyala dilanjutkan tahap inspeksi pada pressure
meter dan scale plate dengan tujuan untuk melihat adanya gejala dan
gangguan yang menimbulkan masalah saat proses pengiriman cairan
penetral air ke dalam boiler secara langsung pada mesin pompa dosing
3. Hasil inspeksi visual

Hasil inspeksi visual menemukan gejala pada pressure meter


yang mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh patahnya
crankshaft mesin pompa dosing sehingga jarum pressure meter
menunjukkan angka diangka 0kg/cm2
Gambar 5.2 hasil inspeksi

4. Pembongkaran Pompa Dosing

Pada proses pembongkaran dilakukan oleh 4 ornag yang terdiri


dari 3 orang karyawan bagian maintenance dan 1 orang mahasiswa
magang, pembongkaran tersebut dilakukan agar terlihat penyebab
terjadinya penurunan tekanan pada indikator pressure meter.

5. Pemeriksaan visual pada komponen Pompa Dosing


Pemeriksaan visual ini dilakukan agar mengetahui lebih detail
sebab akibatnya, setelah diperiksa pada komponen pompa Dosing
diketahui penyebab terjadinya penurunan tekanan pada indikator
pressure meter yaitu patahnya crankshaft pompa Dosing sehingga
tidak terjadi penghisapan dan dorongan pada komponen Pompa
Dosing.
6. Pembaharuan komponen Crankshaft pada Pompa Dosing
Setelah masalah ditemukan, maka dilakukan Pembaharuan
pada komponen Crankshaft yang sesuai dengan spesifikasi dan
anjuran yang terdapat pada buku panduan agar tidak terjadi
penurunan tekanan Kembali, dengan maksud dapat mengurangi
masalah yang akan timbul Kembali sewaktu-waktu.
7. Perakitan dan pemasangan komponen Crankshaft pompa Dosing
Setelah pembaharuan yang dilakukan pada komponen
crankshaft, maka dilakukan proses pemasangan komponen
komponen pompa Dosing kembali sesuai dengan buku panduan dan
juga harus teliti dalam pemasangannya.
8. Pengetesan kerja mesin pompa Dosing
Pada proses ini sangat lah penting dilakukan pada mesin
untuk mengetahui apakah perbaikan yang dilakukan bekerja dengan
baik atau tidak, ternyata saat pengetesan kerja mesin mesin bekerja
dengan baik dan komponen crankshaft yang terpasang juga baik
sehingga pompa bekerja dengan maksimal.
9. Inspeksi visual akhir
Prosedur ini dilakukan sebagai akhir dari proses perbaikan
kerusakan crankshaft pompa dosing, dimana prosedur ini dilakukan
agar menghindari perbaikan jangka pendek pada system kerja mesin
pompa dosing serta laporan kegiatan dibuat agar sewaktu waktu
dibutuhkan untuk melakukan pemeliharaan.

5.2 Masalah Penghisapan dan Dorongan pada Sistem Pompa Dosing


Pada unit pompa ini, memiliki sebuh kesimpulan bahwasannya
masalah ini akan mengakibatkan kegagalan fungsi hisap dan dorong pada
elemen pompa mesin crankshaft dikarenakan mengalami kerusakan yang parah,
hal tersebut terindikasi dari beberapa indikator, yaitu:

a. Keringnya pelumas mesin


b. Kurangnya ketelitian saat pengecekan/maintenance mesin
c. Usia part mesin yang sudah tua

Efek yang ditimbulkan akibat dari masalah beberapa indikator tersebut :


d. Tenaga hisap dan dorong hilang saat mesin pompa dosing beroperasi.
e. Turunnya tekanan yang dapat dilihat dari pressure meters.
f. Torak berhenti bergerak.

5.2.1 Analisa Masalah

Diagram fish bone berfungsi untuk mengidentifikasi dan


mengorganisir
penyebab - penyebab yang mungkin timbul dari suatu kerusakan. Maka
dari itu, penyebab hilangnya tekanan yang menimbulkan kerusakan
crankshaft sistem pompa mesin pompa dosing dapat di paparkan pada
diagram fishbone sebagai berikut :
MATERIAL MAN

LEFTIME SKILL

Hilangnya
tekanan pada
system pompa
MAINTENANCE PEMASANGAN
KOMPONEN INSPECTION

MECHINE METHOD

Gambar 5.2 Diagram FishBone penyebab terjadinya kerusakan crankshaft pada pompa
dosing

Tabel 5.1 Analisa Hasil Diagram Fish Bone

Faktor Pembahasan Yang terjadi Akar Masalah


Material Umur pemakaian Komponen -
pada komponen komponen sistem
crankshaft,bearing, pompa dosing yang
mur dan bait yang akan
kemudian dilakukan digunakan masih
inspeksi belum
melewati batas usia
pakai maka akan
dipakai kembali.

Manusia Keahlian seorang Memudahkan


mekanik saat akan penanganan masalah
melakukan yang terjadi saat saat
pemeliharaan pompa tertentu dengan cepat
dosing baik secara setelah terlaksananya N
langsung maupun pembinaan skill
tidak langsung
Mesin Perawatan secara Perawatan mesin
langsung mesin tentu akan lebih baik
pompa dosing di dari biasanya dan
bagian dalam peforma mesin
merupakan hal yang tersebut akan Y
harus di lakukan oleh meningkatkan
teknisi mekanik kualitas dan kuantitas
ataupun teknisi baik dari segi efesien
lainnya waktu maupun
efesiensi material
Metode Kesalahan SOP Berdampak buruk
pemasangan saat bagi komponen
sebelum ataupun tersebut dan beberapa Y
sesudah perbaikan komponen yang
oleh beberapa teknisi berkesinambungan

Berdasarkan penjabaran diagram fishbone diatas, dugaan penyebab


terbesar kebocoran adalah dari material, dan Method. Dengan adanya
Penjabaran ini lebih mudah di dapatkan sebab akibat masalah yang terjadi pada
mesin pompa dosing terkhusus bagian crankshaft pompa, Dibawah ini adalah
penjabaran melalui diagram batang dalam konteks penyebab di atas :

Skem Data Pada Diagram Batang:

Method : (2/4) x 100% = 50%

Material : (1/4) x 100% = 25%

Machine : (0,65/4) x 100% = 16%

Man : (0,35/4) x 100% = 9%


FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN
60%

Persentase penyebab kerusakan


50%

40%

30%

20%

10%

0%
METHOD MATERIAL MECHINE MAN

Konteks Kerusakan

Diagram 5.3 Data Penyebab Kerusakan

Dari penjabaran di atas melalui diagram batang dapat di jelaskan :

Material salah satu penyebab terjadi kerusakan crankshaft pada sistem pompa
dosing, mesin pompa dosing yang memiliki beberapa masalah tersendiri seperti
inspection yang di lakukan tidak sesuai jadwal atau tidak teratur yang mengakibatkan
komponen-komponen yang tidak terlihat atau terlihat baik secara kasat mata atau
lainnya mengalami kerusakan kecil yang jika dibiarkan akan terus menerus terjadi
dan merambat keseluruh komponen lainnya. Batas pemakaian atau yang bisa di sebut
bahasa asingnya yaitu leftime ini juga sangat mempengaruhi dalam kinerja mesin itu
sendiri karena semakin banyak di gunakan dan terus bekerja umur pada masing
masing komponen pun semakin berkurang baik dari tingkat kualitasnya maupun
terlihat dari fisik itu sendiri yang dimana apakah komponen yang digunakan masih
layak pakai atau sudah harus di daur ulang adapun dari banyak konteks yang penting
juga, pemakaian mesin yang terus menerus dapat juga mengakibatkan komponen abis
dalam masa pemakaiannya, Jadi yang terpenting material komponen-komponen harus
diperhatikan betul dalam pergerakannya sehingga material komponen yang baik akan
menghasilkan sistem kerja mesin yang berkualitas.

Dari konteks di atas proses pemasangan ataupun metode perlu di perhatikan tentunya
metode ini sangat di perlukan saat perbaikan mesin atau setelah melakukan pekerjaan
dan di butuhkan ketelitian sehingga peforma mesin akan lebih maksimal, metode ini
diperlukan ketelitian yang baik karena komponen-komponen pada mesin pompa
dosing terkhusus bagian dalam mesin ini harus diperhatikan banyak gear penghubung
yang kompleks pemasangannya sehingga harus teliti dan berhati-hati dalam
pemasangannya. Seorang mekanik ataupun penanggung jawab maintenance tersebut
bisa melakukan pelatihan metode dan belajar.

Dari Kedua masalah yang mengakibatkan faktor kerusakan wajib dijadikan


evaluasi bersama-sama karena kedua konteks di atas adalah sebagian besar penyebab
terjadinya kerusakan pada crankshaft pompa sehingga mesin pompa dosing kurang
maksimal dalam proses hisap dan dorong yang melibatkan crankshaft tersebut.

Berdasarkan penjabaran dan penjelasan yang di rangkai melalui diagram


batang di atas dapat disimpulkan masalah yang terbesar melalui penjabaran di atas
yaitu dalam method, karena method ini yang langsung bersinggungan dengan semua
komponen lainnya dan terlihat dari masalah dalam method itu sendiri cukup besar
dan cukup mendominasi seluruh masalah masalah yang diketahui, Berikut penjabaran
melalui diagram pie di bawah ini:

Skema Data Diagram Pie pada bagian Method :

Pemasangan Komonen : (0,9/2) x 100% = 45%

Inspection : (1,1/2) x 100% = 55%


Method

inspection
Pemasangan Pemasangan Komponen
Komponen
45% inspection
55%

Gambar 5.4 Data Penyebab Kerusakan

a. Pemasangan Komponen
Pemasangan komponen yang harus diperhatikan dikarenakan akan
mempengaruhi kerja saat komponen tersebut beroperasi didalam mesin pompa
dosing, Dalam hal ini pemasangan komponen harus diperhatikan baik setiap
komponen atau setiap bagian mesin itu sendiri, kerusakan pada crankshaft
mesin pompa dosing ini yaitu pada bagian engkol dengan connecting rod saat
pergantian pemasangan crankshaft sebelumnya dan ada pemuaian karena
faktor panas suhu mesin, karena itu persentase pemasangan komponen ini
cukup tinggi , bila pemakaian ini di teruskan akan mengakibatkan rusaknya
komponen lain yang saling berhubungan ,Jadi Solusi yang terapkan adalah
pergantian komponen crankshaft yang lebih baik.
b. Inspection
Pemeriksaan pada komponen ini pun juga harus diperhatikan tidak kalah
dengan konteks pemasangan komponen namun pemeriksaan yang tidak
teratur ini akan berdampak pada masa pakai komponen yang menyebabkan
rusak dan mengalami patahan pada crankshaft mesin pompa dosing tersebut,
itu sebabnya penting melakukan pemeriksaan pada mesin pompa dosing.

5.3 Penyelesaian Masalah

Untuk masalah ini setelah pengecekan atau mengidentifikasi masalah yang


terdapat pada crankshaft pompa dosing tersebut maka perbaikan dengan cara
melepas pompa dari dudukannya.

1. Matikan mesin yang terhubung dengan pompa dosing


2. Tutup semua pipa isolasi yang terhubung dengan pompa dosing

Gambar 5.5 proses penutupan pipa isolasi


3. Lepas pompa dengan motor penggerak
4. Lepas semua baut pengencang pondasi pada pompa dosing

Gambar 5.6 pompa sudah terlepas dari pondasi


5. Saat tutup kepala pompa terlepas

Gambar 5.7 crankshaft patah


6. Setelah pompa terbongkar crankshaft yang patah diganti dengan
crankshaftyang lebih baik.
7. Setelah semua komponen terpasang, lakukan pengecekan visual kembali

Gambar 5.8 Indikator pressure meter setelah perbaikan


5.4. Data Sebelum Dan Sesudah Perbaikan

Sebelum Perbaikan Sesudah Perbaikan


 Indicator pressure menandakan  Indicator pressure menandakan
0kg/cm2 100kg/cm2
 Crankshaft patah tidak layak  Crankshaft bagus layak pakai
pakai  Mesin pompa berfungsi dengan
 Mesin pompa tidak berfungsi normal
dengan normal

5.5. Data Persentase Setelah Perbaikan

Persentase Data Sebelum Dan Sesudah Perbaikan


120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
0 detik 10 detik

Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan

Gambar 5.10 Diagram persentase data sebelum dan sesudah perbaikan mesin
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan selama melaksanakan kerja praktek di PT Bekasi


Power maka dapat diambil kesimpulan :

1. Dalam proses perbaikan crankshaft pompa pada pompa dosing itu sendiri
banyak beberapa metode dan proses yang di lakukan oleh mekanik mulai
dari: pembuatan laporan permasalahan, Pengecekan Awal,
berlangsungnya perbaikan, pengecekan akhir.
2. Untuk komponen yang di gunakan masih menggunakan produk bekas
layak pakai yang di siapkan di workshop dan masih banyak spare part
yang ada jadi tidak perlu dilakukannya pemesanan terlebih dahulu.
3. Penanganan masalah yang dilakukan oleh tim butuh waktu yang terkadang
masalah timbul saat mesin sedang berproses dan dilakukan sesuai dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP) agar memberikan keselamatan
kepada para pekerja di PT Bekasi Power.

6.2. Saran

Untuk meningkatkan efisiensi waktu dan peningkatan mutu pemeliharaan


dan perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menjaga Kerapihan dan kebersihan guna untuk memberikan kenyamanan


pada operator atau mekanik dan tercapainya kinerja mesin yang maksimal.
2. Preventive Maintenance harus dilakukan dengan benar sesuai prosedur dan
jadwal rencana pemeliharaan untuk mengurangi terjadi resiko kerusakan.
3. Menentukan waktu yang tepat bagi mahasiswa kerja praktek untuk
meninjau langsung ke lapangan agar tidak mengganggu kerja mekanik atau
karyawan lainnya.
4. Sebaiknya tidak menyamaratakan mahasiswa dengan siswa pekerja
lapangan agar mahasiswa dapat menganalisa kinerja mesin mesin yang ada
di PT Bekasi Power secara efektif.

Anda mungkin juga menyukai