Tinggi
Sebagian besar mikroorganisme tumbuh baik pada suhu 25-45 o C. Namun ada beberapa jenis
mikroba yang tumbuh dengan baik pada suhu tinggi dan suhu rendah. Setiap organisme memiliki
suhu optimum pertumbuhan, waktu regenerasi akan meningkat pada setiap kenaikan atau
penurunan suhu dari suhu optimum. Kontrol suhu merupakan salah satu metode pengawetan
makanan yang paling utama dalam penghambatan mikroba. Suhu tinggi akan menyebabkan
kematian mikroba, sedangkan suhu rendah akan meningkatkan waktu regenerasi dan
kaleng adalah Clostridium botulinum tipe E dan strain non-proteolitik tipe B dan
F.
2. Psikrofilik :
3. Mesofilik: suhu optimum 30-37oC. Suhu ini merupakan suhu normal gudang.
ini.
4. Termofilik: suhu optimum kebanyakan termofilik pada suhu 45-60oC. Jika spora
bakteri tidak dapat bergerminasi dan tidak tumbuh di bawah suhu 50oC, bakteri
tersebut disebut obligat termofil. Jika tumbuh pada kisaran suhu 50-66 oC atau
pada suhu yang lebih rendah (38oC), bakteri ini disebut fakultatif termofilik.
Beberapa obligat termofil dapat tumbuh pada suhu 77oC dan bakteri ini sangat
kaleng berasam rendah dan B. coagulans pada makanan kaleng asam. Bakteri
5. Hyperthermofilik : Mikroba thermofil yang dapat tumbuh pada suhu diatas 80 oC
Pada umumnya semakin tinggi suhu pertumbuhan bakteri, resistensi terhadap pemanasan
semakin tinggi. Dengan demikian bakteri thermofil lebih resisten terhadap pemanasan daripada
bakteri mesofil. Pemanasan yang digunakan untuk membunuh spora mesofil mungkin saja tidak
cukup untuk mencegah terjadinya kebusukan oleh spora thermofil, kecuali jika makanan tersebut
disimpan pada suhu di bawah thermofil. Untuk produk-produk makanan, seperti kacang polong,
jagung, makanan bayi dan daging yang beresiko busuk karena thermofil, para pengolah makanan
harus ekstra hati-hati dalam mencegah terjadinya kebusukan karena germinasi dan pertumbuhan
spora thermofil. Bahan-bahan yang digunakan seperti gula, tepung dan rempah-rempah harus
Bakteri thermofil juga dapat tumbuh pada peralatan yang kontak langsung dengan makanan,
sehingga makanan harus dipertahankan pada suhu 77oC atau lebih tinggi lagi untuk mencegah
pertumbuhan thermofil. Selain itu, produk harus segera didinginkan sampai suhu di bawah 41oC
setelah sterilisasi dan menyimpan produk ini di bawah suhu 35oC. Bacillus stearothermophilus,
termofilik (50-55oC) yang lebih tahan panas dibanding C. botulinum. Dalam proses pengalengan,
bakteri ini tidak menjadi target proses, karena suhu penyimpanan makanan kaleng umumnya di
pendinginan setelah proses sterilisasi terlalu lambat atau produk disimpan pada suhu
penyimpanan di atas normal dimana bakteri thermofilik dapat tumbuh, maka makanan kaleng
Terbentuknya Hapanoid
Selama beberapa waktu, diketahui bahwa membran plasma bakteri (prokariot) terdiri dari
campuran protein dan lipid. Adapun lipid yang membentuk membran sel terdiri dari 65 %
fosfolipid, 25% kolesterol dan 10% lipid lain. Membran plasma bakteri diketahui tidak
mengandung sterol, yaitu kelas lipid yang biasanya ditemukan pada semua membran plasma
Posisi sterol diduga digantikan oleh kelompok lipid lain yang dikenal sebagai hopanoid. Hal ini
membrannya. Peran sterol ini dapat diganti dengan diplopterol. Fakta ini didasarkan pada hasil
percobaan yang menunjukkan kesamaan pola pertumbuhan sel antara biakan yang mengandung
dengan kenaikan temperatur dan penurunan pH hopanoid disini berperan dalam menetralkan
efek destabilisasi membran pada temperatur yang tinggi atau pH yang sangat asam.
DalamZymomonas mobilis, konsentrasi yang tinggi dari hopanoid memberikan karakter toleransi
terhadap kadar alkohol seluler yang tinggi. Dengan demikian hopanoid terlibat dalam mekanisme
pentasiklik yang banyak ditemukan dalam eubakteria. Hopanoid berfungsi sebagai penstabil
membran sel bakteri yang memiliki ciri struktural yang mirip dengan sterol yang terdapat pada
membran sel eukariotik (Sahm dkk., 1992). Kemiripan pola struktur utama pembentuk sterol dan
hopan adalah sama-sama memiliki sisi polar dan sisi non polar. Sisi polar pada sterol adalah
gugus hidroksinya sedangkan pada hopan adalah gugus asam atau juga hidroksi disepanjang
rantai alkilnya.Sisi non polar pada kedua macam senyawa tersebut juga memiliki kemiripan
yakni terbentuk oleh beberapa cincin siklik yang kaku (rigid) sehingga merupakan komponen
yang kokoh dalam pembentukan membrane sel. Distribusi senyawa hopanoid banyak ditemukan
bakteri Gram positif yang dapat hidup pada kondisi asam menghasilkan senyawa hopanoid
Richard, 1984). Sedangkan kelompok senyawa hopanoid yang dari bakteri Gram negative
kandungan hopanoid, yaitu hopan-22-ol dan hop-22(29)ene. Kelompok bakteri Gram negatif lain
negatif yang mampu beradaptasi pada medium alkoholik. Kemampuan adaptasi ini dikarenakan
adanya senyawa hopanoid yang terdapat dalam membran plasma yang berperan dalam
memelihara kestabilan membran dengan meningkatkan kekakuan (rigidity) dalam matriks lipid.
Kompleks hopanoid merupakan komponen utama dari membran lipid yang dimiliki
oleh Zymomonas mobilis. Diduga, produksi hopanoid bakteri disebabkan karena perannya dalam
mereduksi tekanan-tekanan dari luar. Produksi hopanoid oleh bakteri sesungguhnya digunakan
untuk mencegah mencairnya lipid terhadap suhu yang tinggi dari lingkungan yang artinya
permeabilitas membran untuk melangsungkan proses transport tetap terjaga. Hasil penelitian
sebelumnya dengan menggunakan bakteri Zymomonas mobilis yang merupakan bakteri asam
didapatkan bahwa kandungan hopanoid mencapai 30 mg/g berat sel kering atau 40-50 % dari
etanol. Angka tersebut merupakan angka tertinggi yang dimiliki oleh bakteri. Selain itu pada
asam palmitoleat, asam oleat, asam vassenic) yang mampu menetralkan efek negatif dari etanol.
Penetralan ini dilakukan dengan cara meningkatkan fluiditas membran plasma, untuk
menggantikan efek penurunan fluiditas yang disebabkan oleh etanol. Hopanoid yang dihasilkan
Studi yang dilakukan berkenaan dengan hubungan bakteri penghasil hopanoid dan lingkungan
tempat ia hidup telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Semuanya menunjukkan
bahwa hopanoid kebanyakan diproduksi oleh bakteri yang hidup dalam lingkungan
Terbentuknya spora
Mikroorganisme penghasil lipase tersebar luas di alam, termasuk sumber air panas, karena telah
ditemukan beberapa bakteri yang memiliki sifat termostabil. Ketahanan beberapa jenis bakteri
mikroorganisme sel purba, karena sebarannya amat luas di muka bumi dan ada beberapa
jenis Bacillus yang dapat tumbuh baik pada suhu tinggi.Habitatnya yang luas kemungkinkan
Terbentuknya Heat-shock Protein (Hsp)
Salah satu mekanisme bakteri dapat bertahan pada suhu tinggi maupun suhu ekstrim adalah
dengan menghasilkan gen yang mengkode chaperone GroE dan DnaK (homolog bakteri, Hsp60
dan Hsp70) yang terletak di bagian operon. Hsp merupakan jenis promotor yang tahan terhadap
perubahan suhu lingkungan yang ekstrim (Heat-shock protein). Respon bakteri terhadap
perubahan suhu tinggi, tidak terbatas pada responnya terhadap temperatur saja dan respon stress
yang umum, seperti penambahan etanol, kandungan logan berat, tekanan osmotik tinggi,
chaperon dan enzim protease, dapat mencegah denaturasi protein. Efek dari respon ini
berat.