Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lengkuas (Alpinia galangga L.)

2.1.1 Taksonomi
Taksonomi lengkuas (Mus, 2008) :

Gambar 2. 1 Lengkuas
(Sumber : Setiawati, 2008)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galanga (L.)

2.1.2 Sinonim dan Nama Daerah Lengkuas


Lengkuas memiliki beberapa sinonim, antara lain langkuwas (Melayu); isem,
kalawasan, lahwas, hingkuase (Nusa Tenggara); langkuwas (Kalimantan); ringkuwas,
lingkoas, lincuas, laja, aliku, lingkoboto (Sulawesi); langkuwas, langwas, lawase,
lakwase, kourola, laawai, lawasi, lakuwase, galiasa (Maluku); laos (Jawa); dan laja
(Sunda) (Utami, 2008).

4
5

2.1.3 Morfologi tanaman Lengkuas.


Lengkuas merupakan terna berumur panjang, dapat mencapai tinggi 1-1,5 m
batang tertutup oleh pelepah daun (Tjitrosoepomo, 2010) membentuk batang semu,
tumbuh tegak, berwarna hijau agak keputih-putihan. Daun tunggal, bertangkai
pendek, dan tersusun berseling. Bentuk daun lanset memanjang, ujung runcing,
pangkal tumpul, dengan tepi daun rata dan panjang daun sekitar 20-60 cm serta lebar
4-15 cm (Setiawati et al., 2008).
Karakter rimpang lengkuas adalah panjang 2-8 cm, diameter 2-3 cm, bentuk
silindris, bercabang, arah tumbuh mendatar, permukaan tidak rata (Chitra & Thoppil,
2008), bagian luar berwarna cokelat atau kuning kehijauan, sedangkan bagian
dalamnya berwarna putih, sisik-sisik berwarna putih, keras, dan mengkilap. Daging
rimpang yang sudah tua berserat kasar, apabila rimpangnya dipatahkan akan tampak
pada patahan serat-serat pendek (Nasution, 2003). Rasanya tajam, pedas, menggigit,
dan baunya sedap (Tjitrosoepomo, 2010).

2.1.4 Kandungan senyawa kimia Lengkuas.


Tanaman lengkuas mengandung minyak atsiri, berwarna kuning kehijauan dan
berbau khas. Minyak atsiri ini terdiri dan metil sinamat 48%, sineol 20% - 30%,
kamfor, d-alfa-pinen, galangin, dan eugenol 3% - 4%. Ada pula bahan lain seperti
seskuiterpen, galangol, kadinena, dan kristal kuning (Anonim, 1978).

2.2 Gigi
Manusia memiliki dua buah perangkat gigi, yang akan tampak pada periode
kehidupan yang berbeda. Perangkat gigi yang tampak pertama pada anakanak disebut
gigi susu atau deciduous teeth. Perangkat kedua yang muncul setelah perangkat
pertama tanggal dan akan terus digunakan sepanjang hidup, disebut sebagai gigi
permanen. Gigi susu berjumlah dua puluh empat buah yaitu : empat buah gigi seri
(insisivus), dua buah gigi taring (caninum) dan empat buah geraham (molar) pada
setiap rahang. Gigi permanen berjumlah tiga puluh dua buah yaitu : empat buah gigi
seri, dua buah gigi taring, empat buah gigi premolar, dan enam buah gigi geraham
pada setiap rahang (Seeley et al., 2008).
6

Gigi susu mulai tumbuh pada gusi pada usia sekitar 6 bulan, dan biasanya
mencapai satu perangkat lengkap pada usia sekitar 2 tahun. Gigi susu akan secara
bertahap tanggal selama masa kanak-kanak dan akan digantikan oleh gigi permanen.

Gambar 2. 2 Struktur Gigi Manusia


(Sumber : Tortorra et al., 2009)

Gigi melekat pada gusi (gingiva), dan yang tampak dari luar adalah bagian
mahkota dari gigi. Menurut Kerr et al. (2011), mahkota gigi mempunyai lima buah
permukaan pada setiap gigi. Kelima permukaan tersebut adalah bukal (menghadap
kearah pipi atau bibir), lingual (menghadap kearah lidah), mesial (menghadap kearah
gigi), distal (menghadap kearah gigi), dan bagian pengunyah (oklusal untuk gigi
molar dan premolar, insisal untuk insisivus, dan caninus) (Seeley et al., 2008,
Tortorra et al., 2009).
Bagian yang berada dalam gingiva dan tertanam pada rahang dinamakan bagian
akar gigi. Gigi insisivus, caninus, dan premolar masing-masing memiliki satu buah
akar, walaupun gigi premolar pertama bagian atas rahang biasanya memiliki dua buah
akar. Dua buah molar pertama rahang atas memiliki tiga buah akar, sedangkan molar
yang berada dibawahnya hanya memiliki dua buah akar (Seeley et al., 2008, Tortorra
et al., 2009).
Bagian mahkota dan akar dihubungkan oleh leher gigi. Bagian terluar dari akar
dilapisi oleh jaringan ikat yang disebut cementum, yang melekat langsung dengan
ligamen periodontal. Bagian yang membentuk tubuh dari gigi disebut dentin. Dentin
7

mengandung banyak material kaya protein yang menyerupai tulang. Dentin dilapisi
oleh enamel pada bagian mahkota, dan mengelilingi sebuah kavitas pulpa pusat yang
mengandung banyak struktur jaringan lunak (jaringan ikat, pembuluh darah, dan
jaringan saraf) yang secara kolektif disebut pulpa. Kavitas pulpa akan menyebar
hingga ke akar, dan berubah menjadi kanal akar. Pada bagian akhir proksimal dari
setiap kanal akar, terdapat foramen apikal yang memberikan jalan bagi pembuluh
darah, saraf, dan struktur lainnya masuk ke dalam kavitas pulpa (Seeley et al., 2008,
Tortorra et al., 2009).

2.3 Pasta Gigi


Pasta gigi adalah produk semi padat yang terdiri dari campuran bahan
penggosok, bahan pembersih dan bahan tambahan yang digunakan untuk membantu
membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membrane mukosa dari mulut (Badan
Standardisasi Nasional, 1995).
Pasta gigi merupakan bagian terpenting dan efektif dalam membersihkan gigi,
pasta gigi umumnya berbentuk gel pasta dan serbuk. Pasta gigi membantu untuk
menghilangkan kotoran yang melapisi gigi dan gusi serta memiliki keuntungan untuk
mencegah karies, sensitivitas, gingivitis (Crool, 2014). Persyaratan Standar Nasional
Indonesia (SNI 12-3524-1995) terhadap mutu sediaan pasta gigi adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. 1 Persyaratan Standar Nasional Indonesia

No. Jenis Satuan Persyaratan


1. Sukrosa atau karbohidrat lain - negatif
yang dapat terfermentasi
2. pH - 4,5 – 10,5
3. Cemaran logam
a. Pb ppm maksimal 5,0
b. Hg
c. As ppm maksimal 0,02
ppm maksimal 2,0
8

No. Jenis Satuan Persyaratan


4. Cemaran mikroba
a. Angka lempeng total - <10
b. Eccoli
- negatif
5. Zat pengawet - Sesuai dengan yang
diizinkan Dep. Kes.
6. Formaldehida maks. sebagai % 0,1
formaldehida bebas
7. Flour bebas ppm 800 - 1500
8. Zat warna - Sesuai dengan yang
diizinkan Dep. Kes.
9. Organoleptik
a. Keadaan Harus lembut, serba sama
(homogen) tidak terlihat
adanya gelombang udara,
gumpalan dan partikel yang
terpisah
Tidak tampak
b. Benda asing

2.4 Komposisi Pasta Gigi

2.4.1 Agen pengkis (abrasive)


Agen pengikis (abrasive) adalah serbuk padat tidak larut, bekerja untuk
membersihkan dan mengkilapkan gigi karena penyikatan dengan sikat gigi. Biasanya
sekitar 20% - 50% dari formulasi total. Meliputi berbagai kelompok kimia, pemilihan
agen pengikis ini didasarkan pada tingkat pengikisan secara inharen, stabil dengan
keberadaan bahan lain dalam formulasi, dan efeknya secara menyeluruh pada
konsistensi pasta gigi (Agoes, 2012).
Bahan abrasive yang biasa digunakan adalah golongan kapur / kalsium
karbonat, golongan pospat carbonat dan silika.
1. Kapur atau kalsium karbonat
Kapur atau kalsium karbonat hasil pengendapan merupakan bahan
berharga murah dan mudah didapatkan dalam berbagai derajat bobot jenis,
9

mulai dari yang ringan (light) sampai ekstramampat (rapat). Karena kandungan
pengotor, terutama silikat, dan variabilitas daya kikis lot berbeda, bahan dari
derajat yang sama dari sumber yang berbeda dapat sangat berbeda. Saat ini
popularitasnya sebagai pengikis menurun (Agoes, 2012).
2. Pospat carbonat
Pospat digunakan dalam bagian formulasi pasta gigi karena dapat
membantu gigi menjadi putih dan bersih contoh dari golongan pospat
(Hefferren et al., 2008). Contoh dari golongan pospat sebagai berikut :
a) Dikalsium pospat dihidrat
Relatif menunjukan pengikisan rendah dan merupakan pengikis yang
sangat baik, hanya saja inkompaktibel dengan kebanyakan fluoride. Jika
digunakan dalam formulasi dentifris, maka harus mengandung bahan penstabil
untuk mencegah kekerasan, seperti pasir, ‘Caking’, atau pengerasan pasta pada
penuaan sediaan (Agoes, 2012).
b) Dikalsium pospat anhidrat
Sangat abrasive dan biasanya digunakan pada konsentrasi rendah untuk
meningkatkan pengikisan (abrasivitas) total dari pasta. Juga inkompaktibel
dengan kebanyakan senyawa fluoride (Agoes, 2012).
c) Natrium metapospat tidak larut
Merupakan abrasive pertengahan (moderate) dan kompaktibel dengan
senyawa fluoride, hanya agak mahal harganya (Agoes, 2012).
d) Tetrakalsium piropospat
Digunakan secara luas dalam pasta, mengandung stano fluoride. Sudah
menurun penggunaannya karena kebanyakan pasta fluoride sekarang
menggunakan natrium monofluor pospat (Agoes, 2012).
3. Silika
Silika terhidrasi semakin luas digunakan sebagai pengikis dental.
Terdapat 2 kategori :
10

e) Silika abrasive
Berbobot jenis tinggi, relative non absorben, berupa serbuk, tidak berbau
dan tidak berasa. Nama dagang ‘xerogels’. adalah produk manufaktur spesifik
karena strukturnya bebas dari ruang (voids) atau gelembung udara. Menunjukan
karakteristik abrasive bagus pada konsentrasi rendah dan menunjukan efek
minimal pada konsistensi produk jadi. Partikel kristalin relative besar dan keras.
f) Silika pengental (thickening silicas)
Partikel sangat halus dengan luas permukaan sangat besar dan
menunjukan kemampuan memelar dan pengental pasta yang dihasilkan.
Aerogels adalah nama dagang dari senyawa ini, digunakan dalam bentuk
kombinasi dengan abrasive silica, merupakan basis untuk pasta berbentuk gel
jernih, karena menunjukan karakteristik transparan bila dicampur dengan
komponen cair yang secara substansial menunjukan indek refraksi yang sama.
Karena harganya yang relative murah, senyawa silika juga digunakan dalam
dentifris keruh (opak). Bersifat nonreaktif dan kompaktibel dengan fluoride dan
sering digunakan pada konsentrasi rendah (Agoes, 2012).

2.4.2 Pengikat
Pengikat dapat berasal dari gom alam atau hasil sintesis, digunakan dalam
formulasi untuk mempertahankan cairan dan konsistensi padat dalam bentuk pasta
yang licin (smooth). Pengikat meningkatkan bentuk dan viskositas fasa cair,
disamping bentuk sediaan akhir, serta mencegah terjadinya pemisahan air (bleeding)
dari pasta. Pengikat biasanya digunakan pada konsentrasi 0,9% - 2,0% dari formulasi.
Untuk tujuan sebagai pengikat ini dapat digunakan gom alam dan hasil sintesis,
resina, dan hidrokoloid lain (Agoes, 2012).

2.4.3 Agen aktif permukaan


Agen aktif permukaan adalah agen pembentuk busa pada konsentrasi 0,5% -
2,0% untuk membentuk busa yang diperlukan. Yang luas digunakan adalah natrium
lauril sulfat. Derajat kemurnian untuk sediaan dentifiris adalah serbuk dengan
kemurnian tinggi yang dipilih karena rasa yang rendah (tidak mengiritasi). Harus
11

berhati – hati dalam penggunaan dan digunakan pada konsentrasi lebih rendah dari
konsentrasi yang mengiritasi sekitar 2,0% atau lebih rendah lagi untuk beberapa
individu. Surfaktan lain yang dapat digunakan adalah natrium lauril salfosuksinat,
natrium lauril sulfo asetat, dan diakil natrium sulfosuksinat (Agoes, 2012).

2.4.4 Humektan
Humektan diinkorporasikan untuk mecegah kehilangan kelangsangan (air) dan
pengeringan dentifris. Pada pasta opak biasanya digunakan pada rentang konsentrasi
20% - 40%. Yang biasanya digunakan adalah sorbitol, gliserin, dan propilenglikol
(Agoes, 2012).

2.4.5 Pemanis
Kebanyakan cita rasa dentifris sangat pahit dank arena itu memerlukan
penambahan agen pemanis sintesis untuk membuat pasta lebih palatable. Di Amerika
Serikat hanya diizinkan penggunaan natrium sakharin pada konsentrasi 0,05% -
0,25%. Di Kanada tidak diperbolehkan, hanya mengizinkan penggunaan siklamat
(Agoes, 2012).

2.4.6 Agen cita rasa (flavor)


Agen pencita rasa dentifris bisa digunakan pada konsentrasi 0,2% - 2,0%.
Hanya saja harus berhati – hati untuk mencegah potensial iritasi pada konsentrasi
tinggi. Minyak atsiri, seperti pipermint, spearmint, wintergreen, sassafras, dan anisi
merupakan pilihan utama (Agoes, 2012).

2.4.7 Air
Kebanyakan air dalam formulasi dentifris digunakan sebagai pelarut untuk
garam larut dan sebagai pengencer untuk menekan biaya bahan baku (Agoes, 2012).

2.4.8 Pengawet
Pada umumnya humektan dan pemanis dalam formulasi dentifris mampu
memperlambat pertumbuhan mikroba dan pengawet, seperti metil dan propil paraben
atau natrium benzoate, biasanya pada konsentrasi 0,05% - 0,20% (Agoes, 2012).
12

2.5 Tinjauan bahan penelitian

2.5.1 Kalsium karbonat (CaCO3)


Sinonim Kalsium karbonat adalah calcii carbonas, calcium carbonate (1 : 1),
carbonic acid calcium salt (1 : 1) yang mempunyai pemerian serbuk putih yang tidak
berbau dan hambar atau kristal. Kelarutannya praktis tidak larut dalam etanol (95%)
dan air, kelarutan dalam air meningkat dengan adanya ammonium. Kalsium karbonat
dibuat dengan dekomposisi ganda kalsium klorida dan natrium bikarbonat dalam
larutan berair. Densitas dan kehalusan diatur oleh konsentrasi larutan. Kalsium
karbonat juga diperoleh dari alamiah mineral aragonite, kalsit, dan vaterit (Rowe et
al., 2009). Kalsium karbonat digunakan sebagai agen pengikis (abrasive) dalam kadar
20% - 50% (Agoes, 2012). Dalam formula ini digunakan kalsium karbonat dengan
kadar 50%, 60%, dan 70%.
Bahan abrasive dalam pasta gigi memiliki keuntungan dalam kesehatan gigi
bahan ini membantu mencegah penyakit gigi dengan cara menggurangi akumulasi
plak yang diakibatkan oleh makanan dan minuman (Hefferren et al., 2008).

2.5.2 Sodium Lauryl Sulfat / SLS (C12H25NaO4S)

Gambar 2. 3 Struktur kimia Sodium Lauryl Sulfat


(Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim dari Sodium lauryl Sulfat adalah natrii laurilsulfas. Dan memiliki
pemerian memiliki nuansa halus, sabun, rasa pahit, dan bau zat lemak yang samar,
warna putih atau krem hingga kuning pucat kristal, serpih, atau serbuk. Sodium lauryl
sulfate adalah surfaktan anionik yang digunakan secara luas berbagai formulasi
farmasi dan kosmetik nonparenteral. Dalam formulasi biasanya digunakan sebagai
13

Surfaktan anionic, deterjen, bahan pengemulsi, penetran kulit, pelumas tablet dan
kapsul, wetting agent (Rowe et al., 2009).

2.5.3 Glycerin

Gambar 2. 4 Struktur kimia Glycerin


(Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim glycerin adalah glycerol yang mempunyai pemerian cairan bening,


tidak berwarna, tidak berbau, kental, higroskopik, memiliki rasa manis, kira-kira 0,6
kali lebih manis seperti sukrosa. Gliserin digunakan dalam berbagai macam formulasi
farmasi termasuk sediaan oral, otic, ophthalmic, topical, dan parenteral. Dalam
formulasi farmasi dan kosmetik topikal, gliserin adalah digunakan terutama untuk
sifat humektan dan emolien. Gliserin juga digunakan dalam gel berair dan tidak berair
dan juga sebagai aditif dalam aplikasi patch. Dalam larutan oral, gliserin digunakan
sebagai pelarut, pemanis, bahan pengawet antimikroba, zat penguat viskositas dan
juga digunakan sebagai plasticizer dan coating film. Glycerin digunakan sebagai
humektan dalam kadar ≤30% (Rowe et al., 2009). Dalam formula ini digunakan
glycerin dengan kadar 10%.

2.5.4 Sorbitol

Gambar 2. 5 Struktur kimia Glycerin


(Sumber : Rowe et al., 2009)
14

Sinonim Sorbitol adalah C*PharmSorbidex, E420; 1,2,3,4,5,6-hexanehexol,


Liponic 70-NC, Liponic 76-NC, Meritol, Neosorb, Sorbitab, sorbite, Dsorbitol,
Sorbitol Instant, sorbitolum, Sorbogem tidak berbau, putih atau hampir tidak
berwarna, bubuk kristal, higroskopis pemerian bisa cairan bening, memiliki rasa
manis, kira-kira 50%- 60% dari manisnya sukrosa. Sorbitol banyak digunakan
sebagai eksipien dalam formulasi farmasi. Dalam formulasi farmasi dan kosmetik
topical dan oral, Sorbitol adalah digunakan terutama untuk sifat humektan dan
pemanis, zat penguat viskositas dan juga digunakan sebagai plasticizer dan coating
film. Sorbitol digunakan sebagai humektan dalam kadar 3-15% (Rowe et al., 2009).
Dalam formula ini digunakan Sorbitol dengan kadar 3%.

2.5.5 Metil selulose

Gambar 2. 6 Struktur kimia Metil selulose


(Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim Metil selulose adalah Mapolose, Methocel, methylcellulosum dan,


Metolose yang mempunyai pemerian serbuk, butiran putih atau butiran, tidak berbau
dan hambar. Kelarutannya praktis tidak larut dalam aseton, metanol, kloroform,
etanol (95%), eter, larutan garam jenuh, toluena, dan air panas. Larut dalam asam
asetat glasial dan dalam campuran yang sama volume etanol dan kloroform. Dalam
air dingin, metilselulosa mengembang dan menyebar perlahan membentuk benjolan
yang jelas, kental, dispersi koloid. Larutan metilselulosa stabil terhadap alkali dan
asam encer pada pH 3-11, pada suhu kamar. Nilai viskositas tinggi metilselulosa
digunakan untuk menebal produk yang dioleskan secara topikal seperti krim dan gel
(Rowe et al., 2009).
15

2.5.6 Na sakarin

Gambar 2. 7 Struktur kimia Saccharin sodium


(Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim Na sakarin adalah saccharin sodium, saccharinum natricum yang


mempunyai pemerian putih, tidak berbau atau agak aromatik, serbuk, serbuk kristal.
memiliki rasa yang sangat manis, dengan sebuah aftertaste metalik atau pahit yang
pada tingkat penggunaan normal bisa jadi terdeteksi sekitar 25% dari populasi.
Aftertaste bisa ditutupi dengan mencampur sodium sakarin dengan pemanis lainnya.
Sodium sakarin dapat mengandung sejumlah variabel air (Rowe et al., 2009).

2.5.7 Nipagin

Gambar 2. 8 Struktur kimia Nipagin


(Sumber : Rowe et al., 2009)

Sinonim nipagin adalah metil paraben yang mempunyai pemerian kristal


berwarna atau sebuk kristalin putih, dan tidak berbau dengan rasa seperti pada
sediaan topikal. Kelarutannya mudah larut dalam etanol, eter dan propilen glikol
sedikit larut pada air, dan praktis tidak larut dalam minyak mineral (Rowe et al.,
2009).
16

Nipagin digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik,


produk makanan, dan sediaan farmasetika. Dalam kosmetik, Metil paraben adalah
pengawet antimikroba yang paling sering digunakan. Dapat digunakan sendiri atau
dikombinasi dengan golongan paraben yang lain atau dengan antimikroba yang lain.
Metil paraben efektif pada rentang pH yang luas yaitu pH 4-8 dan memiliki spektrum
yang luas terhadap mikroba dan jamur., metil paraben digunakan pada kadar 0,02-
0,3%. Efikasi dari pengawet dapat ditingkatkan dengan penambahan 2-5% glycerin.
Dalam formula ini digunakan metil paraben dengan kadar 0,1% (Rowe et al., 2009).

2.5.8 Nipasol

Gambar 2. 9 Struktur kimia Nipasol


(Sumber : Rowe et al., 2009)

Nipasol mempunyai sinonim propil paraben. Mempunyai pemerian serbuk


kristalin berwarna putih, tidak berbau dan tidak berasa dan kelarutannya sangat
mudah larut dalam aseton, eter, minyak, mudah larut dalam etanol dan methanol,
sukar larut dalam air. Nipasol berubah warna dengan adanya besi dan hidrolisis
dengan basa lemah dan asam kuat (Rowe et al., 2009).
Nipasol digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik,
produk makanan, dan sediaan farmasetika. Pengawet ini dapat digunakan sendiri atau
dikombinasi dengan golongan paraben yang lain atau dengan antimikroba yang lain.
Metil paraben efektif pada rentang pH yang luas yaitu pH 4-8 dan memiliki spektrum
yang luas terhadap mikroba dan jamur. Propil paraben dapat digunakan sebagai
pengawet untuk sediaan yang mengandung minyak dan air, kemudian propil paraben
dapat bekerja sebagai pengawet air yang terjebak didalam minyak., propil paraben
17

digunakan pada kadar %. Dalam formula ini digunakan propil paraben dengan kadar
0,2% (Rowe et al., 2009).

2.5.9 Titanium dioxide (TiO2)


Sinonim dari Titanium dioxide adalah Tioxide, TiPure, titanic anhydride, titanii
dioxidum, Tronox. Dan memiliki pemerian Serbuk nonhygroscopic berwarna putih,
amorf, tidak berbau, dan hambar. Meski ukuran partikel rata-rata bubuk titanium
dioksida kurang dari 1 mm, titanium dioksida komersial umumnya terjadi sebagai
partikel agregat berdiameter sekitar 100 mm. Titanium dioxide banyak digunakan
dalam kembang gula, kosmetik, dan makanan, industri plastik, dan farmasi topikal
dan oral formulasi sebagai pigmen putih. Karena indeks bias tinggi, titanium dioksida
memiliki lightscattering sifat yang bisa dimanfaatkan dalam pemakaiannya sebagai
agen pelapis, opacifier dan pigmen. Titanium dioksida juga bisa dicampur dengan
pigmen lainnya. Titanium dioxide banyak digunakan pada makanan dan oral dan
topikal formulasi farmasi Hal ini umumnya dianggap sebagai pada dasarnya
nonirritant dan eksipien nontoxic. Dalam formula ini digunakan titanium dioxide
dengan kadar 0,5% (Rowe et al., 2009).

2.5.10 Aquadest
Sinonim aquadest adalah Aqua, Aqua purificata, Hydrogen Oxide. Dan
memiliki pemerian jernih, tidak berwarna, tidak berasa. Aquadest digunakan sebagai
pelarut (Rowe et al., 2009).
Aquadest banyak digunakan sebagai bahan baku, bahan dan pelarut dalam
pengolahan, formulasi dan pembuatan produk farmasi, bahan aktif farmasi (API) dan
intermediet, dan reagen nalitis. nilai spesifik dari air yang digunakan untuk aplikasi
tertentu dalam konsentrasi hingga 100% (Rowe et al., 2009).

2.6 Evaluasi karakteristik fisik pasta gigi


Karakteristik yang terpenting dari pasta gigi adalah konsistensi, kemampuan
menggosok, penampilan, pembentukan busa, rasa, stabilitas dan keamanan.
18

2.6.1 Konsistensi
Konsistensi mengambarkan reologi dari pasta. Konsistensi ideal dari
pasta yaitu mudah dikeluarkan dari tube, cukup keras sehingga dapat
mempertahankan bentuk pasta minimal selama 1 menit. Konsistensi dapat
diukur melalui densitas, viskositas, elastisitas (Poucher dan John, 2000).
2.6.2 Kemampuan menggosok
Pasta gigi dapat memiliki kemampuan menggosok yang sangat bervariasi.
Pasta gigi yang ideal harus memiliki kemampuan menggosok yang cukup untuk
dapat dibersihkan dan membersihkan partikel atau noda dan meningkatkan
permukaan gigi (Poucher dan John, 2000).
2.6.3 Penampilan
Pasta gigi yang disukai biasanya lembut, homogeny, mengkilat, bebas
dari gelembung udara dan memiliki wrna yang menarik (Poucher dan John,
2000).
2.6.4 Pembentukan busa
Surfaktan yang digunakan harus dapat mensuspensikan dan
membersihkan sisa makanan melalui proses gosok gigi (Poucher dan John,
2000).
2.6.5 Rasa
Rasa dan aroma merupakan hal yang paling diperhatikan konsumen dan
merupakan karakteristik yang penting untuk mengetahui apakah konsumen
akan membeli produk atau tidak (Poucher dan John, 2000).
2.6.7 Stabilitas
Formulasi pasta gigi harus stabil, sesuai dengan waktu penyimpanan.
Waktu penyimpanan pasta gigi dapat mencapai tiga tahun. Sediaan pasta gigi
tidak boleh memisah atau terjadi sineresis. Viskositas dan pH sediaan pasta gigi
harus dapat dipertahankan selama waktu penyimpanan (Poucher dan John,
2000).

Anda mungkin juga menyukai