Anda di halaman 1dari 35

INJEKSI DAN INFUS

TIM DOSEN FARMASETIKA


INJEKSI
Sediaan steril berupa larutan, emulsi,
suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih
dahulu sebelum digunakan. yang
disuntikkan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau melalui selaput lendir (FI III)

Injeksi volume kecil = injeksi yang dikemas

Injeksi
dalam wadah bertanda 100 mL atau kurang

Injeksi yang dikemas dalam wadah 100


ml atau kurang, umumnya hanya larutan
obat dalam air yang bisa diberikan
secara intravena.

Dimasukkan ke dalam tubuh


dengan menggunakan alat suntik
+
RUTE PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI
• Injeksi intrakutan atau intradermal (i.k/]\i.c)
• Injeksi subkutan atau hipodermik (s.k/s.c)
• Injeksi intramuskulus (i.m)
• Injeksi intravena (i.v)
• Injeksi intraarterium (i.a)
• Injeksi intrakor atau intrakardial (i.k.d)
• Injeksi intratekal (i.t), intraspinal, intrasisternal (i.s), intradural (i.d), subaraknoid
• Injeksi intratikulus
• Injeksi subkonjungtiva
• Intrabursa
• Intraperitoneal (i.p)
• Peridural (p.d), ekstra dural, epidural
+
RUTE PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI
• Injeksi intrakutan atau intradermal (i.k/i.c)
• Dimasukkan ke dalam kulit yang sebenarnya, digunakan untuk diagnosis
• Volume penyuntikkan antara 0,1-0,2 ml, berupa larutan/suspensi dalam air
• Injeksi subkutan atau hipodermik (s.k/s.c)
• Disuntikkan ke dalam jaringan di bawah kulit ke dalam alveolar, volume yang disuntikkan
tidak lebih dari 1 ml.
• Umumnya bersifat isotonis, pH netral dan bersifat depo(absorpsi lambat)
• Dapat diberikan dalam jumlah besar (volume 3-4 L/hari dg penambahan enzim
hialuronidase), jika pasien tidak dapat menerima infus intravena
• Injeksi intramuskulus (i.m)
• Disuntikkan ke dalam atau di antara lapisan jaringan atau otot.
• Injeksi dalam bentuk larutan, suspensi, atau emulsi dapat diberikan dengan cara ini (larutan
diserap cepat, emulsi/suspensi diserap lambat)
• Volume penyuntikan antara 4-20 ml, disuntikkan perlahan-lahan untuk mencegah rasa sakit
+
RUTE PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI
• Injeksi intravena (i.v)
• Disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah vena.
• Bentuk : larutan
• Bentuk suspensi/emulsi tidak boleh diberikan melalui rute ini → menyumbat
pembuluh darah vena yang bersangkutan
• Dibuat isotonis, tapi jika terpaksa dapat sedikit hipertonis (disuntikkan secara
lambat/perlahan-lahan dan tidak memengaruhi sel darah); volume antara 1-10
ml
• Injeksi i.v yang dberikan dalam dosis tunggal volume > 10 ml disebut infus
intravena /infus/infundabilia → harus bebas pirogen, tidak mengandung
bakterisida, jernih, dan isotonis
• Injeksi i.v dengan volume 15 ml atau lebih tidak boleh mengandung bakterisida.
• Injeksi iv dengan volume 10 ml atau lebih harus bebas pirogen.
+
RUTE PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI

• Injeksi intraarterium (i.a)


• Disuntikkan langsung ke dalam pembuluh darah arteri/ perifer/tepi
• Umumnya larutan, dapat mengandung cairan non-iritan yang dapat
bercampur air, volume penyuntikkan 1-10 ml dan tidak boleh mengandung
bakterisida.
• Injeksi intrakor atau intrakardial (i.k.d)
• Disuntikkan langsung ke dalam otot jantung atau ventrikel, tidak boleh
mengandung bakterisida, disuntikkan hanya dalam keadaan gawat.
• Berupa larutan, hanya digunakan untuk keadaan gawat, dan disuntikkan
ke dalam otot jantung atau ventrikulus.
+
RUTE PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI

• Injeksi intratekal (i.t), intraspinal, intrasisternal (i.s), intradural (i.d),


subaraknoid
• Disuntikkan langsung ke dalam saluran sumsum tulang belakang didasar otak
(antara 3-4 atau 5-6 lumbar vertebrata) tempat terdapatnya cairan
cerebrospinal.
• Larutan harus isotonis karena sirkulasi cairan serebrospinal lambat, meski
larutan anestetik untuk sumsum tulang belakang sering hipertonis
• Larutan harus benar-benar steril, bersih → Jaringan saraf di daerah anatomi
ini sangat peka
• Injeksi intratikulus
• Disuntikkan ke dalam cairan sendi di dalam rongga sendi.
• Bentuknya suspensi atau larutan dalam air.
+
RUTE PEMBERIAN SEDIAAN INJEKSI
• Injeksi subkonjungtiva
• Disuntikkan ke dalam selaput lendir di bawah mata.
• Berupa suspensi atau larutan, tidak lebih dari 1 ml.
• Intrabursa
• Disuntikkan ke dalam bursa subcromillis atau bursa olecranon dalam bentuk
larutan suspensi dalam air
• Intraperitoneal (i.p)
• Disuntikkan. langsung ke dalam rongga perut,
• Penyerapan cepat, bahaya infeksi besar dan jarang dipakai.
• Peridural (p.d), ekstra dural, epidural
• Disuntikkan ke dalam rang epidural, terletak di atas durameter, lapisan
penutup terluar dari otak dan sumsum tulang belakang
+

Pembagian
Sediaan
AMPUL
Steril
Berdasarkan
Wadahnya VIAL
+
AMPUL
• Ampul : wadah berbentuk silindris terbuat dari gelas, yang memiliki ujung
runcing (leher) dan bidang dasar datar ukuran normalnya adalah 1, 2, 5, 10,
20, kadang-kadang juga 25 atau 30 ml
• Ampul : wadah takaran tunggal, oleh karena total jumlah cairannya
ditentukan pemakainannya untuk satu kali injeksi (Voight, 1995).
• Sediaan suntik dibuat secara steril karena sediaan ini diberikan secara
parenteral
• Steril : keadaan bebas dari mikroorganisme baik bentuk vegetatif,
nonvegetatif, pathogen maupun nonpatogen.
• Parenteral : menunjukkan pemberian dengan cara disuntikkan. Produk
parenteral dibuat mengikuti prosedur steril mulai dari pemilihan pelarut
hingga pengemasan.
• Bahan pengemas yang biasa digunakan sediaan steril : gelas, plastik, elastik
(karet), metal
+ VIAL
• Vial : salah satu wadah dari bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis
ganda dan memiliki kapasitas atau volume 0,5-100 ml.
• Vial dapat berupa takaran tunggal atau ganda
• Digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat, larutan atau suspensi dengan volume
sebanyak 5 ml atau lebih besar.
• Bila diperdagangan, botol ditutup dengan sejenis logam yang dapat dirobek/ditembus oleh
jarum injeksi untuk menghisap cairan injeksi.
• Hal yang perlu diperhatikan untuk sediaan injeksi dalam wadah vial (takaran ganda) :
• Perlu pengawet karena digunakan berulang kali sehingga kemungkinan adanya kontak dengan
lingkungan luar yang ada mikroorganismenya
• Tidak perlu isotonis, kecuali untuk subkutan dan intravena harus dihitung isotonis (0,6%-0,2%)
• Perlu dapar sesuai pH stabilitasnya
• Zat pengawet kecuali dinyatakan lain ialah zat pengawet yang cocok yang dapat ditambahkan ke
dalam injeksi yang diisikan dalam wadah ganda/ injeksi yang dibuat secara aseptik, dan untuk zat
yang mempunyai bakterisida tidak perlu ditambah pengawet
INFUS
Sediaan parenteral volume besar yang ditujukan untuk
diberikan secara intravena (sering disebut "Intravena"
(i.v) cairan/cairan infus), dikemas dalam wadah
kapasitas 150-1000ml

Sediaan steril berupa larutan/emulsi, bebas pirogen dan


sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikkan
langsung ke dalam vena, dengan volume relatife banyak.
Kecuali dinyatakan lain, infus i.v tidak boleh mengandung
bakteriasida dan zat dapar. Larutan untuk infus i.v harus
jernih dan praktis bebas partikel (FI III)

INFUS Larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 100


mL yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes
dengan bantuan peralatan yang cocok (Anief, 1997)

Sediaan steril berupa larutan atau emulsi, bebas


pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis
terhadap darah, dan disuntikkan langsung ke dalan
vena dalam volume relatif banyak (Ilmu Resep)

Sediaan steril yang disuntikkan dengan cara


merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui
kulit atau melalui selaput lendir (IMO)
+
SYARAT SEDIAAN INFUS
• Aman. Tidak boleh memyebabkan iritasi jaringan atau efek tosis yang tidak diinginkan.
• Sediaan harus jernih, tidak ada partikel yang tidak larut dalam sediaan tsb
• Bebas dari partikel asing. Partikel asing merupakan partikel yang bukan penyusun sediaan.
Sumber partikel bisa berasal dari: air, bahan kimia, personil yang bekerja, seratr dari
alat/pakaian personil, alat-alat, lingkungan, pengemas (gelas, plastik).
• Harus steril, dan bebas pirogen
• Memenuhi keseragaman volume.
• Memenuhi uji kebocoran.
• Stabil, artinya sediaan tidak mengalami degradasi fisika.Ketidakstabilan dapat dilihat dari:
perubahan warna dan pengendapan.
• Sedapat mungkin isohidris (pH larutan sama dengan pH darah, pH fisiologis tubuh = 7,4), dan
isotonis (tekanan osmosis larutan sama dengan tekanan osmosis cairan tubuh.), Tujuan dibuat
isotonis: meminimalkan trauma pada pembuluh darah
+ KEUNTUNGAN & KERUGIAN SEDIAAN
INFUS
Keuntungan Kerugian
• Bekerja cepat • Rasa nyeri pada saat disuntikkan
• Kemurnian dan takaran zat • Memberikan efek psikologis pada
khasiat lebih terjamin. penderita yang takut suntik
• Obat padat diberikan kepada • Obat hanya dapat diberikan
penderita yang sakit keras atau kepada penderita dirumah sakit
dalam keadaan koma. atau ditempat prakter dokter
• Obat memiliki onset (mula keria) oleh perawat yang komponen
yang cepat
+
TUJUAN PEMBERIAN INFUS
• Mengganti cairan tubuh dan mengimbangi jumlah elektrolit dalam tubuh → Sol.
Glukosa isotonis, Sol. Physiologica ringer, Sol. Ringer laktat (RL), Sol. NaCI 0,9 % b/v.
• Dalam bentuk larutan koloid dapat dipakai mengganti darah manusia (kasus syok
hipovolemik/kehilangan darah dan cairan dlm jumlah besar) → koloid PVP 3,5 %
(polivinilpirolidon/povidon), albumin, dekstran, dll
• Dapat diberikan dengan maksud untuk penambahan kalori → Aminovel-600, 1000
• Sebagai obat, diberikan dalam jumlah besar dan terus menerus jika tidak dapat
disuntikkan secara biasa → obat antikanker, antibiotic, anestetik, hormone yang
larut dalam air, vitamin. Bahan pembantu mengatur tonisitas : NaCI, Glukosa,
Sukrosa, KNO3 dan NaNO3
+
PENGGOLONGAN INFUS BERDASARKAN
KOMPOSISI DAN KEGUNAANNYA

• Infus Elektrolit
• Infus Karbohidrat
• Infus Elektrolit dan Karbohidrat
• Larutan Irigasi
• Larutan dialisis Peritoneal
• Infus Plasma Expender
+PENGGOLONGAN INFUS
• Infus Elektrolit
• Infus yang digunakan untuk membantu memulihkan kestabilan
elektrolit/cairan tubuh
• Infus jenis ini mengandung ion-ion seperti K* Mg**, sulfat, fosfat, protein
serta senyawa organic asam fosfat ATP, heksosa monofosfat, dan lain-lain.
• Fungsi larutan elektrolit secara klinis: mengatasi perbedaan
ion/penyimpangan jumlah normal elektrolit dalam darah. Ada 2 jenis kondisi
plasma yg menyimpang:
• Asidosis (kondisi plasma darah yang terlampau asam akibat adanya ion klorida dalam
jumlah berlebih) dan Alkalosis (Kondisi plasma yang terlampau basa akibat ion Na, K, Ca
dalam jumlah berlebih)
• Kehilangan natrium = hipovolemia, kekurangan H20 = dehidrasi, kekurangan
HC03 = asidosis metabolic dan kekurangan K+ = hipokalemia
+
PENGGOLONGAN INFUS

• Infus Karbohidrat
• Sediaan infus berisi larutan glukosa atau dekstrosa yang cook untuk donor
kalori
• Digunakan untuk memenuhi kebutuhan glikogen otot kerangka,
hipoglikemia dll
• Kegunaan: 5% isotonis, 20% untuk diuretika dan 30-50% terapi oedema di
otak
• Contoh : larutan Manitol 15-20% untuk menguji fungsi ginjal
• Infus Elektrolit dan Karbohidrat
• Infus kombinasi antara karbohidrat dan elektrolit
• Contoh : infus KA-EN 4 B paed (otsuka).
+
PENGGOLONGAN INFUS
• Larutan Irigasi
• Sediaan larutan steril dalam jumlah besar (3 Liter).
• Larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tetapi digunakan di luar sistem peredaran dan
umumnya menggunakan jenis tutup yang diputar atau plastik yang dipatahkan sehingga
memungkinkan pengisian larutan dengan cepat
• Larutan digunakan untuk merendam atau mencuci luka-luka sayatan bedah atau
jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi perdarahan.
• Biasa digunakan dalam kegiatan Laparotamy, Arthroscopy, Hysterectomy, dan turs
(urulogi)
• Contoh : Larutan Glycine 1,5% dalam 3 liter, dan Larutan asam asetat 0,25% dalam 1-3
liter
• Persyaratan larutan irigasi: Isotonic dan steril, tidak diabsorbsidan cepat diekskresi,
bukan larutan elektrolit, tidak mengalami metabolisme, dan mempunyai tekanan osmotic
diuretic.
+
PENGGOLONGAN INFUS
• Larutan dialisis Peritoneal
• Larutan steril dalam jumlah besar (2 Liter) dan tidak disuntikkan ke dalam
vena, tetapi dibaairkan mengalir kedalam ruangan peritoneal dan
umumnya menggunakan tutup plastic yang dipatahkan sehingga
memungkinkan larutan dengan cepat turun kebawah.
• Penggunaan cairan demikian bertujuan menghilangkan senyawa-senyawa
toksik yang secara normal dikeluarkan/diekskresikan ginjal
• Contoh : Larutan Dineal 1,5 % dan 2,5%, 2 Liter
• Persyaratan larutan dialysis peritoneal : Hipertonis, Steril, Dapat menarik
toksin dalam ruang peritoneal
• Infus Plasma Expander
• Sediaan larutan steril yang digunakan untuk menggantikan plasma darah
yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, operasi dIl.
+
WADAH SEDIAAN INFUS
• Harus cukup kuat untuk menjaga isi wadah dari kerusakan.
• Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi dengan isi
wadah.
• Penutup wadah harus bisa mencegah isi misal kehilangan yang tidak
diinginkan dari kandungan isi wadah dan kontaminasi produk oleh kotoran
yang masuk seperti mikroorganisme atau uap yang akan mempengaruhi
penampilan dan bau produk
• Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi isi wadah dari cahaya
• Bahan aktif/komponen obat lainnya tidak boleh diadsorpsi oleh bahan
pembuat wadah dan penutupnya, wadah dan penutup harus mencegah
terjadinya difusi melalui dinding wadah serta wadah tidak boleh
melepaskan partikel asing ke dalam isi wadah
+
WADAH SEDIAAN INFUS
• Wadah plastik dan wadah botol plastik
• Beberapa wadah plastik yang mengandung bahan plastisator, pengisi, zat antistatis, antioksidan
dan bahan lain untuk tujuan khusus.
• Wadah plastik lebih fleksibel dan tidak mudah rusak/pecah.
• 2 jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan sediaan parenteral
• Termoset: jenis plastik yang stabil pada pemanasan dan tidak dapat dilelehkan → tidak
dapat dibentuk ulang. Plastik ini digunakan untuk membuat penutup wadah gelas atau
logam.
• Termoplastik: jenis plastik yang menjadi lunak jika dipanaskan dan akan mengeras jika
didinginkan → dapat dibentuk ulang dengan proses pemanasan. Polimer ini digunakan
dalam pembuatan berbagai jenis wadah sediaan farmasi
• Wadah gelas
• Ada beberapa infus yang memang dikemas dalam wadah gelas.
• Wadah gelas cukup beresiko retak/pecah dalam distribusi dan penggunaan
• Harga sedikit lebih mahal dibandingkan dengan infus wadah plastik
• Bila wadah terbuat dari gelas maka, gelas harus jernih dan tidak bewarna kekuningan agar
memungkinkan pemeriksaan isi.
11/29/2022 27
+
WADAH SEDIAAN LARUTAN STERIL
• Dosis tunggal (single dose)
• Suatu wadah kedap udara yang mempertahakan jumlah obat steril
dengan tujuan pemberian parenteral sebagai dosis tunggal dan yang
bila dibuka, tidak dapat ditutup rapat kembali dengan jaminan tetap
steril.
• Umumnya wadah mempunyai bentuk ampul ukuran 1-20 ml dengan
sediaan larutan
• Dosis ganda (multiple dose)
• Wadah kedap udara yang memungkinkan pengambilan isinya per
bagian berturut-turut tanpa terjadi perubahan kekuatan, kualitas, atau
kemurnian bagian yang tertinggal.
SEDIAAN
PARENTERAL
+
TUJUAN PEMBERIAN OBAT PARENTERAL

Pemberian obat dalam keadaan mendesak

Zat aktif tidak dapat diserap di saluran cerna

Obat dapat menyebabkan muntah, atau rusak


dan tidak aktif oleh cairan saluran cerna
Untuk menghindari metabolise obat oleh
hati/hepar
+
TUJUAN SUATU OBAT DIBUAT STERIL

• Tujuan obat dibuat steril (seperti obat suntik) karena berhubungan langsung
dengan darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh yang lain dimana
pertahanan terhadap zat asing tidak selengkap yang ada di saluran cerna
• Diharapkan dapat dihindari adanya infeksi sekunder.
• Sediaan farmasi yang perlu disterilkan :
• Obat suntik atau injeksi
• Tablet implant
• Tablet hipodermik
• Sediaan untuk mata (tetes mata/Guttae Ophth., cuci mata/Collyrium dan
salep mata/Oculenta)
+
PEMBUATAN PRODUK STERIL

Memasuki area ini


hendaklah melalui
Pembuatan Dilakukan di ruang penyangga
produk steril area bersih udara untuk personil
dan/atau peralatan &
bahan

Area bersih dijaga tingkat kebersihan sesuai standard


kebersihan yang ditetapkan dan dipasok dengan udara
yang telah melewati filter dengan efisiensi yang sesuai.
+
SYARAT – SYARAT SEDIAAN PARENTERAL

AMAN HARUS JERNIH

TIDAK
HARUS STERIL BEBAS PIROGEN
BERWARNA

SEDAPAT
MUNGKIN
ISOTONIS &
ISOHIDRIS
+ ZAT TAMBAHAN
Pengatur • Larutan dikatakan isotonis → memiliki konsentrasi yang sama besar dengan
konsentrasi dalam sel darah merah → sehingga tidak terjadi pertukaran di
isotonis antara keduanya

• Pengatur pH sediaan → dilakukan dengan 2 cara : penggunaan larutan dapar


Pengatur pH (dapar sitrat, dapar asetat, dapar fosfat) atau melakukan adjust pH (NaOH,
natrium bikarbonat, HCl)

• Untuk menjamin stabilitas dari pengaruh mikroorganisme.


Pengawet • Contoh : Benzalkonium klorida, klorokresol, fenol, timerosal, benzyl alcohol.

• Zat yang menjaga agar zat aktif tidak teroksidasi dalam penyimpanan.
Antioksidan • Contoh: natirum bisulfit, BHA, asam sitrat, asam tartat

Anestetik • Untuk mengurangi rasa nyeri pada saat penyuntikan yang dikarenakan
lokal larutan injeksi hipotonis. Contoh: novokain benzokain.

Suspending • Digunakan untuk sediaan injeksi bentuk suspensi.


agent • Contoh: CMC, tylose
THANK YOU

20XX PRESENTATION TITLE 35

Anda mungkin juga menyukai