Seorang apoteker di universitas akan menetapkan kadar Sulfadiazin berdasarkan prosedur
seperti berikut: Lebih kurang 300 mg sulfadiazin yang timbang seksama dilarutkan dalam 20 mL NaOH 2 %. Pada larutan tersebut ditambahkan 80 mL asam asetat glasial, 3 g kalium bromida, dan 2 mL asam klorida p.a. Dilakukan titrasi dengan kalium bromat 0,1 N menggunakan indikator merah metil sebanyak lima tetes secara pelan-pelan. Diamati perubahan warna dari merah menjadi kuning. Setelah itu ditambahkan kembali satu tetes indikator merah metil dan titrasi dilanjutkan kembali sampai titik akhir titrasi. Tiap mL kalium bromat 0,1 N setara dengan 4,172 mg sulfadiazin (C10H10N4O2S). Tentukan: a. Berapa BM dari sulfadiazin ? (2) b. Apa fungsi penambahan HCl ? (2) c. Persamaan reaksi yang terjadi ! (3) d. Berapa kadar sulfadiazin (dalam % b/b) tersebut jika diketahui volume kalium bromat yang digunakan sebagai titrant adalah 25 mL ? (3)
2. Seorang apoteker di bagian QC industri farmasi akan menetapkan kadar vitamin C
berdasarkan prosedur seperti berikut: Lebih kurang 400 mg asam askorbat yang ditimbang seksama dilarutkan dalam campuran yang terdiri dari 100 mL air bebas CO2 dan 25 mL asam sulfat encer. Segera dilakukan titrasi dengan iodium serta penambahan indikator kanji 1,0 mL. Titik akhir titrasi dicapai jika terjadi warna biru yang tetap selama 1 menit. Tiap mL iodium setara dengan 8,806 mg asam askorbat. Tentukan: a. Apa nama metode titrasi tersebut ? (2) b. Persamaan reaksi yang terjadi ! (3) c. Mengapa digunakan air bebas CO2 ? (2) d. Berapa kadar asam askorbat (dalam % b/b) tersebut jika diketahui volume iodium yang digunakan sebagai titran adalah 20 mL ? (3)
3. Parasetamol dapat ditetapkan kadarnya dengan menggunakan metode nitrimetri. Metode
ini menggunakan natrium nitrit yang sudah dibakukan untuk menetapkan kadar serbuk parasetamol. Jika diketahui prosedur penetapan kadar parasetamol seperti berikut: Sejumlah 500 mg parasetamol ditimbang seksama kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Ditambahkan 20 mL asam klorida P dan 50 mL air, diaduk hingga larut, kemudian dipanaskan minimal selama 1 jam di atas penangas air dengan suhu 90oC. Setelah selesai dilakukan pendinginan hingga temperatur di bawah 15 °C (± 8°C). Dilakukan titrasi pelan-pelan dengan natrium nitrit 0,1 M (tetap pertahankan campuran pada suhu ± 8°C dalam baskom es selama titrasi) hingga setetes larutan memberikan warna biru pada indikator kanji iodida. Titrasi dianggap selesai jika titik
----------------------------- Selamat mengerjakan, doa gurumu menyertai ----------------------------
akhir tercapai ditunjukkan dengan larutan yang dibiarkan 1 menit tetap menghasilkan warna biru pada indikator. Tiap mL larutan NaNO2 setara dengan 15,116 mg parasetamol. Tentukan: a. Mengapa parasetamol dapat ditetapkan kadarnya dengan metode nitrimetri ? (3) b. Mengapa parasetamol harus dipanaskan di atas penangas air dengan suhu 90 0 C ? (2) c. Persamaan reaksi yang terjadi ! (3) d. Mengapa proses titrasi dilakukan pada temperatur di bawah 15 0 C (± 8°C) ? (2)
4. Sebutkan reagen (sebagai titrant) dan indikator yang digunakan untuk:
a. Argentometri ! (2,5) b. Alkalimetri ! (2,5) c. Kompleksometri ! (2,5) d. Permanganometri ! (2,5)
5. Jelaskan apa yang dimaksud :
a. Titrasi langsung dan titrasi residu / kembali ! (3) b. Perbedaan larutan standar primer dan larutan standar sekunder serta berilah masing- masing contoh sebanyak 2 buah ! (4) c. Indikator dalam dan indikator luar ! (3)
----------------------------- Selamat mengerjakan, doa gurumu menyertai ----------------------------