(Mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Manajemen Inovasi Universitas Teknologi Sumbawa )
Sekolah salah satu sebutan untuk lembaga formal yang di dalamnya dibangunnya
sistem dengan bentukan yang formal, didokumetasikan dalam berbagai bentuk membutuhkan
pertanggungjawaban sebagai bahan laporan kepada pemerintah. Dalam sekolah, semua tertata
dengan rapi, terstruktur dan terencanakan. Dan sebagai sebuah lembaga formal, sekolah
menjadi sebutan yang tak asing di dengar di telinga para orang tua. Hal ini mengingat, karena
sekolah menjadi rumah kedua untuk buah hati. Karenanya, bagi orang tua pendidikan di
sekolah menjadi prioritas utama dibandingkan dengan di rumah atau lingkungan terkecil
bernama “keluarga”. Atas dasar itulah, tulisan ini mencoba melihat sisi penting dari
Pendidikan dalam pengertian yang luas. Seorang anak secara langsung belajar dari orang
tuanya, dari lingkungan dimana anak tinggal. Keluarga menjadi pemberi asupan pertama
dalam pendidikan agama dan pendidikan hidup. Pendidikan tentang bagaimana menjalani
kehidupan sehari-hari. Pada prakteknya orang tua akan menjadi sorotan utama untuk
pembentukan keperibadian, mental dan sikap. Dari sinilah orang tua harus menjadi contoh
prinsip-prinsip dasar tentang keluarga. Prinsip yang menjadi pedoman dalam setiap langkah
agar berbagai ujian dan rintangan tidak menghanyutkan diri dan menyalahi ujian tersebut.
Prinsip-prinsip tersebut misalnya, membangun kepercayaan, jujur dan tidak mudah putus asa,
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, menghormati orang lain, serta nilai-nilai lain
menjadikan keperibadian seorang anak saat dia berada di luar lingkungan keluarganya seperti
di lembaga formal seperti sekolah, saat bergaul dengan teman dan sahabatnya atau pun saat ia
berhadapan dengan situasi yang tidak biasa. Seorang anak yang mendapatkan pendidikan
yang baik dari orang tuanya akan memiliki jiwa dan mental yang positif, begitu pula
sebaliknya. Hal ini didasarkan pada satu simpulan dari teori behavioris yang menyebutkan
bahwa lingkungan sangat mempengaruhi keperibadian dari seorang anak saat anak remaja
atau dewasa. Seorang anak yang mendapat kasih sayang dari orang tuanya akan menjadi anak
Namun faktanya, banyak kasus kekerasan yang terjadi dalam lingkungan keluarga
baik itu kekerasan secara fisik, psikis maupun verbal dan pelakunya tidak lain merupakan
orang terdekat dari anak tersebut seperti ibu maupun ayah. Padalah sosok ibu maupun ayah
merupakan sosok pondasi kepercayaan anak dimana anak sangat yakin bahwa orang tuanya
dapat memberikan perlindungan dan rasa aman dari segala ancaman dari luar. Namun dengan
banyaknya kasus-kasus tindakan kekerasan terhadap anak, tidak menutup kemungkinan, anak
yang menjadi korban saat ini kedepannya bisa pula menjadi pelaku dari kekerasan itu sendiri
atau yang biasa kita sebut dengan lingkaran setan. Untuk itu, penulis kali ini ingin berbagi
sedikit ilmu dan pengalaman terkait bagaimana membangun mental anak melalui labelling.
Apa itu labelling?
dampak dari perilaku yang dibuat/dilakukan oleh orang tersebut. Labelling dibagi menjadi
dua, yaitu labelling positif dan labelling negatif. Labelling positif merupakan
label/cap/julukan yang diberikan sebagi reward atau hadiah dari perbuatan positif anak,
misalnya seorang anak yang mampu menyelasaikan tugasnya diberi label oleh orang tuanya
sebagai anak yang rajin atau pintar. Sebaliknya labelling negatif merupakan label/cap/julukan
yang diberikan kepada seseorang sebagai dampak dari perilaku negatif atau perilaku buruk
orang tersebut. Misalnya, seorang anak yang berkelahi dengan temannya diberi julukan
Dari penjelasan di atas, bagaimana bisa labelling ini dapat membentuk mental anak?
memberikan label dan seberapa intens label itu diberikan. Label akan lebih efektif jika
pemberi label itu merupakan orang terdekat atau orang kepercayaan anak. Umumnya orang
terdekat dari anak merupakan orang tuanya sendiri. Orang tua dapat membentuk mental anak
melalui label positif yang senantiasa diberikan kepada si anak. Misalnya orang tua yang
memanggil anaknya sebagai anak yang rajin, maka yang ada dalam pemikiran anak yaitu
penghargaan yang luar biasa dari orang yang paling berharga dalam hidupnya dan mengakui
dirinya sebagai anak yang rajin dan kedepannya si anak akan terus menerus berusaha untuk
rajin dan merasa malu bila melakukan Tindakan yang kurang sesuai dari ucapan yang selalu
Seorang anak yang secara terus menerus dalam waktu yang sering bahkan selalu diberi label
dapat mempercepat label bagi anak. Seorang anak yang pernah melakukan kesalahan dan
diberi label sesuai dengan kesalahannya itu secara terus menerus tidak menutup kemungkinan
anak tersebut akan benar-benar menjadi seperti yang di labelkan. Misalnya seorang anak yang
pernah mengambil barang temannya dan dijuluki pencuri secara terus menerus kemungkinan
besar anak tersebut akan benar-benar menjadi seorang pencuri. Hal tersebut bisa terjadi
dikarenakan apapun yang dilakukan oleh anak tersebut selalu salah dan tetap dianggap
sebagai pencuri dan anak tersebut mengalami proses berpikir yang membuat anak tersebut
menjadi pencuri.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui kekuatan dari sebuah perkataan/label yang
dapat mempengaruhi pembentukan karakter seorang anak. Untuk itu, sebagai orang tua yang
bijak, perkataan yang baik dan dapat memotivasi anak merupakan kata-kata yang harus sering
terucap dari orang terdekat khususnya orang tua. Bahkan ketika anak melakukan kesalahan,
Hal ini juga sudah dicontohkan oleh seorang tokoh Inspirasi Dunia yaitu Nabi
Muhammad SAW, dimana beliau menggunakan istilah-istilah atau label yang diberikan
kepada keluarga dan sahabatnya. Misalnya banyak dari sahabat beliau yang beliau beri
julukan atau label seperti Abul Masakin (Bapaknya orang miskin diberikan kepada Ja’far Bin
Abi Thalib), Asadullah (Singa Allah, gelar yang diberikan Rasul kepada Hamzah Bin Abi
Thalib), As-Sodiiq ( yang membenarkan yang diberikan kepada Abu Bakar) dan masih
banyak lagi gelar-gelar/julukan yang diberikan Rasul kepada para sahabatnya. Dari hal ini,
dapat kita ketahui, Rasul memberikan gelar ini dikarenakan gelar-julukan tersebut justru dapat
menjadi semangat untuk mempertahankan perilku positif dan menjadi penyemangat disaat
iman turun.
Sebelum penulis mengakhiri pembahasan kali ini, penulis juga ingin menambahkan
sedikit yang memiliki hubungan dengan labelling dalam membangun karakter anak yaitu
dengan menggunakan sebuah metode hypo sleep (terapi tidur) dimana orang tua membisiskan
hal-hal positif di telinga anak ketika anak baru tertidur. Secara tidak sadar anak tersebut akan
merekam semua hal-hal dari perkataan orang tua tersebut dan menjadi motivasi bagi dirinya.