KELAS : 2PA12
NPM : 10502577
Kajian mengenai sifat manusia pertama kali dilakukan oleh Allport dan Odbert pada
tahun 1930-an, kemudian dilanjutkan oleh Cattell pada tahun 1940-an dan oleh Tupes, Christal,
dan Norman pada tahun 1960-an (lihat John & Srivastava, 1999, untuk kajian historis dari model
lima faktor atau lima besar).
Pada akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, Costa dan McCrae, seperti kebanyakan
peneliti faktor lainnya, membangun taksonomi yang terelaborasi mengenai sifat dari kepribadian.
Akan tetapi, mereka tidak menggunakan klasifikasi tersebut untuk menghasilkan hipotesis yang
dapat diuji, melainkan hanya menggunakan teknik analisis faktor untuk menguji stabilitas dan
struktur kepribadian. Dalam masa tersebut, Costa & McCrae awalnya hanya terfokus pada dua
dimensi utama, yaitu neurotisme dan ekstraversi.
Tidak lama setelah menemukan N dan E, Costa dan McCrae menemukan faktor ketiga,
yang mereka sebut dengan keterbukaan pada pengalaman. Hampir semua studi awal Costa &
McCrae hanya terfokus pada ketiga dimensi ini. Walapupun Lewis Goldberg adalah orang
pertama yang menggunakan istilah “Lima Besar” pada tahun 1981 untuk mendeskripsikan
temuan yang konsisten dari analisis faktor atas sifat kepribadian, Costa & McCrae masih
melanjutkan studi mereka pada ketiga faktor tersebut.
LIMA FAKTOR YANG DITEMUKAN
Sampai tahun 1983, Costa dan McCrae masih berargumentasi mengenai model tiga faktor
kepribadian. Baru pada tahun 1985, mereka mulai melaporkan studi pada lima faktor
kepribadian. Studi ini dimasukkan dalam inventori kepribadian lima faktor mereka yang baru:
NEO-PI (Costa & McCrae, 1985). Inventori NEO-PI adalah reivisi dari inventori
kepribadian sebelumnya yang tidak diterbitkan, yang hanya mengukur tiga dimensi awal, yaitu
N, E, dan O. Pada inventori tahun 1985, dua dimensi terakhir – keramahan (agreeableness) dan
kesadaran (conscientiousness)- masih merupakan skala yang belum terlalu dikembangkan
dengan baik, dan tidak sepenuhnya mengembangkan skala A dan C sampai versi revisi dari
NEO-PI muncul pada tahun 1992.
Pada saat itu terdapat dua pertanyaan besar yang saling terikat dalam penelitian tentang
kepribadian. Pertanyaan pertama, dengan lusinan inventori kepribadian yang berbeda-beda dan
ratusan skala yang berbeda pula, bagaimana dapat muncul suatu bahasa yang umum untuk
digunakan? Setiap orang mempunyai serangkaian variabel kepribadian yang unik untuk dirinya,
yang membuat perbandingan antara penelitian dan kemajuan secara kumulatif menjadi sulit.
Selama akhir tahun 1980-an dan awal 1990-an, kebanyakan psikolog kepribadian mulai
condong pada model lima faktor. Kelima faktor tersebut telah ditemukan di antara beragam
budaya, dan menggunakan banyak bahasa. Selain itu, kelima faktor tersebut juga terlihat
bertahan seiring dengan pertambahan usia.