558 1056 1 SM
558 1056 1 SM
PENGANGKATAN ARBITER
DALAM ARBITRASE INTERNASIONAL
(Suatu Studi Perbandingan Berdasarkan
UNCITRAL, ICC, AAA dan LCIA Rules)
Abdul Wahid
1. Pendahuluan
Arbitrase, sebagai salah satu cara penyelesaian sengketa yang
didasarkan atas kesepakatan para pihak 1 merupakan hal yang lazim di
dalam hubungan dagang intemasional. Kelaziman ini ditunjukkan dari
kenyataan dalam praktek, bahwa hampir seluruh kontrak dagang
intemasional memuat suatu kalusula arbitrase 2 Pada kontrak dagang
4Tulisan ini didasarkan pada tiga contoh klasula arbitrase yang dibahas dalam kelas,
dan sebelas klausula arbitrase yang dikemukakan Felix Oentoeng Soebagjo dan
Fatmah Jatim dalam Arbitrase di Indonesia, Dasar-dasar Hukum Ekonomi 2, Jakarta;
Ghalia Indonesia, hal. 81-92.
luli - September J 999
Pengangkatan Arbiter Dalam Arbitrase Internasional 225
, Pasal 6 aya! (2) UNClTRA L Rules: [ J if the apponting allthority agreed lipan
reJuses to acl or Jails to appoint the arbitor within 30 days oJ the receipt oj a party's
request therefore, e;'her party may request the Secretary-General oj the Permanent
Court oj Arbitration at The Hague to designate an appointing authority. Lihat pula
Pasal 7 ayat (2) b.
10 Pasal 9 AAA Rules: "l[the other party or parties do not agree to the challenge ort
the challenged arb itor does not withdraw, the decision on the challenge shall be
made by the administrator in its sole discresion".
3. Penutup
Pengangkatan arbiter merupakan salah satu langkah awal yang
penting dalarn penyelenggaraan arbiter. Keberhasilan memilih arbiter
yang tepat akan sangat menentukan keberhasilan penyelesaian
sengketa melalui arbitrase itu sendiri.
Ketentuan prosedural yang diatur dalarn UNCITRAL, ICC, AAA,
dan LCIA tetap berpijak pada kemandirian para pihak, dan cukup
menjarnin tentang ketidakbeipiha kan dan kemandirian arbiter dalam .
menangani sengketa. OIeh karena itu ketentuan tersebut dapat
dijadikan acuan pengaturan dalarn perundang-undangan Arbitrase
Nasional.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
- That all men are created equal that they are endowed by
their god to certain unalainable right that among these are
life, liberty, and the pursuite of the happiness -
" Setiap manusia diciptakan sama, mereka diberikan hak
oleh Tuhannya yang tak dapat diganggu gugat diantaranya
yaitu Hak hid up, Kebebasan, dan Hak untuk mengejar
kebahagiaan"
(Thomas Jeferson - Declaration of Independence)