Anda di halaman 1dari 20

BAB II

PROFIL PROYEK

2.1 Latar Belakang Proyek


Latar belakang Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK Tahap II Tower
A4 Pulogadung terdiri dari beberapa bagian meliputi alasan pembangunan proyek,
alasan penunjukkan lokasi proyek, fasilitas pendukung, aspek tata ruang.

2.1.1 Alasan Pembangunan Proyek


Pembangunan ekonomi di Indonesia sebagaian besar berpusat di DKI
Jakarta. Hal ini membuat DKI Jakarta menjadi kota yang padat penduduk, karena
warga Indonesia berupaya untuk urbanisasi ke DKI Jakarta untuk mencari mata
pencaharian. Data terbaru dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, DKI
Jakarta memiliki luas wilayah sebesar 662,33 km2 dengan jumlah penduduk
sebanyak 11.063.324 jiwa. Dengan demikian, kepadatan penduduk di DKI Jakarta
saat ini sampai 16.704 jiwa/km2 (Badan Pusat Statistik, 2020).
Dengan banyaknya jumlah penduduk di DKI Jakarta, maka banyak juga
tempat tinggal yang dibutuhkan untuk penduduk. Namun saat ini di DKI Jakarta
sudah mengalami keterbatasan lahan, hal ini tidak sebanding dengan banyaknya
jumlah penduduk yang tinggal di DKI Jakarta. Dengan kondisi tersebut, banyak
warga yang akhirnya tinggal di pemukiman atau tidak layak huni. Data
menunjukkan, di DKI Jakarta terdapat kategori untuk pemukiman kumuh,
meliputi: 271 RW kategori kumuh ringan, 267 RW kumuh sedang, dan 46 RW
kumuh berat (Dinas Perumahan dan BPS DKI Jakarta, 2004).

Maka dari itu, dalam rangka menyediakan Rumah Layak Huni (RLH) bagi
warga DKI Jakarta khususnya di kawasan perkotaan yang sudah sangat minim
ketesediaan lahan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung adanya upaya
pengembangan hunian vertikal sebagai salah satu solusi untuk mengimbangi

7
8

tingginya kebutuhan dan keterbatasan lahan. Upaya Pemerintah Provinsi DKI


Jakarta diwujudkan dalam program penyediaan perumahan rakyat bagi
masyarakat berpenghasilan rendah dan penataan kawasan kumuh. Bersamaan
dengan berjalannya Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK Pulogadung Tahap
I dengan Jaya Konstruksi selaku Kontraktor,

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggandeng KSO ADHI-JAYA


KONSTRUKSI- PENTA selaku Kontraktor dan Yodya Karya selaku Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) sebagaimana untuk membangun Proyek
Pembangunan Rumah Susun PIK Tahap II Tower A4 Pulogadung.

2.1.2 Alasan Penunjukkan Lokasi Proyek


Melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta akan membangun Rumah Susun PIK Tahap II Tower A4
Pulogadung yang berlokasi di Jl. Raya Penggilingan, Komplek PIK RT. 006 RW.
006, Kel. Penggilingan, Kec. Cakung, Jakarta Timur di atas lahan seluas ±36.763
m2 milik Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, serta Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta berdasarkan Surat Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah, serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta.
Lokasi ini dipilih untuk mengakomodasi permintaan masyarakat yang bekerja di
pabrik dan membutuhkan tempat tinggal yang berlokasi tidak jauh dari tempat
kerja mereka dan membutuhkan hunian di kawasan PIK Pulogadung. Warga yang
memiliki usaha industri kecil dan menjual hasil produksinya dengan menyewa
toko/kios yang disediakan di lantai dasar bangunan rumah susun. Selain sebagai
penyediaan hunian bagi masyarakat yang bekerja di pabrik, rumah susun juga
diperuntukkan untuk warga DKI Jakarta yang terprogram dan warga tidak
terprogram/umum sebagai upaya penataan wilayah juga pemenuhan kebutuhan
perumahanwarga
9

2.2 Sekilas Tentang Kontraktor


Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK Tahap II Tower A4 Pulogadung
yang berlokasi di Jl. Raya Penggilingan, Komplek PIK RT.006 RW.006
Kelurahan Penggilingan, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur dikerjakan oleh 3
(tiga) Kontraktor yaitu KSO ADHI-JAYA KONSTRUKSI-PENTA.

Sumber: Design & Build – Rumuh Susun PIK Pulogadung Tahap II

Gambar 2.1 Lambang KSO ADHI-JAYA KONSTRUKSI-PENTA

2.2.1 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI)


ADHI didirikan tanggal 1 Juni 1974 yang disahkan dengan akta notaris
Kartini Mulyadi, SH No. 1. Pada sertifikat tanggal 5 November 2001, ADHI
dinyatakan sesuai dengan standar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 yang
diperuntukkan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Pada tanggal
18 Maret 2004 ADHI menjadi BUMN konstruksi pertama yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia (BEI) d.j. Bursa Efek Jakarta (BEJ) sehingga menjadi PT Adhi
Karya (Persero) Tbk. Kantor pusat ADHI berada di Jl. Raya Pasar Minggu
No.Km.18, RT.13/RW.1, Pejaten Tim., Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510.

2.2.2 PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk.

PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama, Tbk., sebagai Grup Jaya,


merupakan perusahaan infrastruktur yang terintegrasi dengan kompetensi inti
dalam sektor infrastruktur dan sektor konstruksi bangunan, perdagangan aspal
10

dan bahan bakar gas cair (LPG), fabrikasi beton pracetak dan pekerjaan mekanikal
dan elektrikal serta jasa pemeliharaan. Pada awalnya, Perseroan merupakan Divisi
Kontraktor di PT. Pembangunan Jaya, yang kemudian menjadi badan hukum
tersendiri pada tanggal 23 Desember 1982 dan mencatat sahamnya di BEI pada
Desember 2007. Kantor pusat Jaya Konstruksi berada di Jalan Taman Bintaro
Utama I, Gedung B, RT.13 / RW.08, Bintaro, Pesanggrahan, RT.13 / RW.08,
Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, RT.17/RW.8, Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12330.

2.2.3 PENTA ARCHITECTURE

PENTA ARCHITECTURE didirikan pada tahun 1991, PENTA didirikan


dengan tujuan untuk berpartisipasi dalam segala aspek kegiatan pembangunan
serta menciptakan lapangan kerja. Berdasarkan gagasan ini, perusahaan telah
muncul sebagai firma Konsultan desain dan teknik sejalan dengan kebijakan
pemerintah untuk memenuhi satu generasi tenaga kerja. Dengan registrasi kelas A
di Persatuan Konsultan Nasional Indonesia (INKINDO), PENTA mampu
memberikan layanannya di seluruh Indonesia. Untuk memastikan kualitas
produk dan layanannya, PENTA telah mencapai standar Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001, dan mendapatkan sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 sejak
tahun 2002. Untuk selanjutnya, PENTA memiliki waktu lebih dari 15 tahun dalam
menerapkan sistem mutu dalam pekerjaannya. Pendaftaran dan sertifikat
mencakup implementasi untuk jasa desain arsitektur dan teknik. Kantor pusat
PENTA ARCHITECTURE berada di Jalan Professor Doktor Surya Sumantri
Mall Setrasari Bi, Jl. Sukagalih No.75, Sukagalih, Kec. Sukajadi, Kota Bandung,
JawaBarat40163.
Sumber: Design & Build – Rumuh Susun PIK Pulogadung Tahap II

Gambar 2.2 Ilustrasi Design & Build Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK
Tahap II Pulogadung

Sumber: Design & Build – Rumuh Susun PIK Pulogadung Tahap II

Gambar 2.3 Ilustrasi Proyeksi Design & Build Proyek Pembangunan Rumah
Susun PIK Tahap II Pulogadung
2.3 Aspek Tata Ruang
Berdasarkan Kepmen PU No. 640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata
Ruang Kota Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) adalah suatu rencana
pemanfaat ruang kota yang berisikan rencana pembangunan kota terkait ruang
sehingga tercapai tata ruang kota yang ditinjau dalam kurun waktu tertentu dimasa
yang akan datang.
Pada Rumah Susun PIK Tahap II Pulogadung memiliki tata
ruang dengan klasifikasi sebagai berikut:
1. Luas Lahan : ± 36.763 m2
2. Luas Dasar Bangunan : a. Tower A2 = ± 1.410,025 m2
b. Tower A3 = ± 1.410,025 m2
c. Tower A4 = ± 1.098,799 m2
d. Tower B1 = ± 1.098,799 m2
12

e. Tower B2 = ± 1.410,025 m2
f. Tower B3 = ± 1.098,799 m2
Total Luas Dasar Bangunan adalah ± 7.526,472 m2
3. Luas Bangunan : a. Tower A2 = ±13.591,44 m2
b. Tower A3 = ±13.591,44 m2
c. Tower A4 = ± 12.736,74 m2
d. Tower B1 = ± 13.389,60 m2
e. Tower B2 = ± 14.244,30 m2
f. Tower B3 = ± 13.389,60 m2
Total Luas Dasar Bangunan adalah ± 80.943,12 m2

Tabel 2. 1 Fasilitas Rumah Susun Tower A (Keluarga)


No Lantai Fungsi
Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
1 1 s.d 3 Unit Komersial/Unit Usaha
Unit Hunian Difabel
2 4 s.d 16 Unit Hunian Pekerja dan Ruang Bersama
3 Atap Utilitas yang diperlukan
Sumber: Ketentuan Pengguna Jasa (KPJ) Fisik Pembangunan Rumah Susun PIK Pulogadung
Tahap II

Tabel 2.2 Fasilitas Rumah Susun Tower B (Pekerja)


No Lantai Fungsi
Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
1 1 s.d 3 Unit Komersial/Unit Usaha
Unit Hunian Difabel
2 4 s.d 16 Unit Hunian Pekerja dan Ruang Bersama
3 Atap Utilitas yang diperlukan
Sumber: Ketentuan Pengguna Jasa (KPJ) Fisik Pembangunan Rumah Susun PIK Pulogadung
Tahap II
13

2.4 Lokasi Proyek


Pembangunan Rumah Susun PIK Tahap II Pulogadung yang: Jl.
Penggilingan Raya, Komplek PIK RT.006 RW. 006 Kelurahan Penggilingan,
Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. memiliki beberapa alasan diantaranya sebagai
berikut:
a) Lokasi yang strategis di Jakarta Timur,
b) Kawasan tempat pembangunan Rumah Susun PIK Tahap II Pulogadung
merupakan kawasan yang mudah dijangkau.
c) Terdapat sarana penunjang perekonomian modern dan dekat dengan terminal
bus Pulogadung yang memudahkan akses kendaraan.
Sumber: Google Maps

Sumber: Google Maps


Gambar 2.4 Lokasi Proyek Rumah Susun PIK Tahap II Pulogadung
14

Sumber: Design & Build – Rumuh Susun PIK Pulogadung Tahap II


Gambar 2.5 Site Plan Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK Tahap II
Pulogadung

2.5 Data Umum Proyek


1. Nama Proyek : Rumah Susun PIK Tahap II Pulogadung
2. Alamat : Jl. Penggilingan Raya, Komplek PIK RT.
006 RW. 006 Kelurahan Penggilingan,
Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
3. Fungsi Proyek : Pelayanaan rumah layak huni dan fsailitas
unit komersil/usaha.
4. Jenis Proyek : Rumah Susun dengan Kontruksi beton
5. Luas Lahan : : ± 36.763 m2
6. Luas Lahan : ± 1.098,799 m2
7. Luas Bangunan : ± 12.736,740 m2
8. Tinggi Bangunan : ± 54.100 m
9. Jumlah Tower : 6 Tower (3 Tower Rumah Susun Keluarga
& 3 Tower Rumah Susun Pekerja)
10. Jumlah Lantai : 16 Lantai
11. Jumlah Hunian : 1.412 unit hunian
15

511 unit keluarga (507 unit Type 36

dan 4 unit hunian difabel)


901 unit pekerja (897 unit hunian tipe 18
dan 4 hunian difabel)
12. Jenis Pelelangan : Terbuka
13. Cara Pembayaran : lumpsum
14. Waktu Pelaksanaan : 22 (Dua Puluh Dua) Bulan
15. Nilai kontrak : Rp. 527.291.225.000,00
16. Uang muka : 10 % ( dari nilai kontrak)
17. Retensi :5%
18. Sistem Pembayaran : Termin
19. Masa Pemeliharaan : 12 (Dua Belas) Bulan

2.5.1 Pihak Terkait

1. Pemilik : Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan


Pemukiman DKI Jakarta
2. Penguna Anggaran : Kelik Indriyanton, ST., MT. Selaku
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Provinsi DKI Jakarta
3. Kontraktor Utama : KSO ADHI-JAYA KONSTRUKSI-
PENTA
4. Kontraktor Pelaksana : PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.

PT. Jaya Konstruksi, Tbk.

5. Kontraktor Perencana : PENTA ARCITECTURE


6. Konsultan MK : PT. Yodya Karya, Tbk.
7. Sub-Kontraktor/Supplier
a. Pekerjaan Bored Pile : PT. Paku Bumi Semesta

: PT. Global Makara Mekanik


b. Pekerjaan Pile Cap : PT. Nusa Raya Cipta
16

c. Pekerjaan Tie Beam : PT. Nusa Raya Cipta


d. Supplier
1. Beton Readymix : PT. Adhimix Precast Indonesia

: PT. Jayamix

2. Besi : PT. Master Steel,Tbk

: PT. Krakatau Steel, Tbk

e. Pekerjaan Anti Rayap : PT. Argon Pest Control


f. Pekerjaan Tes Pondasi : PT. Geo Prima
: PT. EFEMKA
g. Pekerjaan Tes Tanah : PT. SOFOCO

2.6 Spesifikasi Teknik


Spesifikasi teknik ini terdiri dari dua bagian yaitu:
2.6.1 Struktur Bawah
Pada proyek pembangunan Rumah Susun PIK Tahap II Tower A4
Pulogadung, pondasi yang digunakan adalah pondasi Bored Pile. Struktur bawah
bangunan ini menggunakan pondasi Bored Pile dengan data-data:

1. Data Teknis Bored Pile


a. Bore Pile Ø 800 mm (lingkaran)
b. Jumlahnya 140 titik.
c. Mutu beton K-300
d. Tulangan Utama :
1. Tiang Tekan 9D19
2. Tiang Tarik 20D19
e. Tulangan Sengkang :
1. Bagian Atas D13-62,5
2. Bagian Bawah D13-250
f. Mutu Baja BJTS 52
17

g. Slump Beton 18±2


h. Faktor Air Semen (FAS) 0,4
i. Kedalaman maksimum 20-22 m (hingga ditemukannya tanah keras)

1 Data Teknis Pilecap


a. Jumlah Pile Cap 44
b. Tulangan Utama D22
c. Tulangan Sengkang D13
d. Mutu Beton (f’c) 30Mpa
e. Mutu Baja (fy) BJTS 52
f. Slump Beton 18±2
g. Faktor Air Semen (FAS) 0,4

Berikut ini merupakan jenis pile cap yang digunakan pada Proyek Pembangunan
Rumah Susun PIK Tahap II Pulogadung Tower A4.
Jenis Pile Cap Tebal Pile Cap (mm) Jumlah Pile Cap
P1 1200 24
P2A 1200 5
P2B 1600 5
P3 1200 5
P5A 1400 1
P5B 1400 1
P24A 1600 1
P24B 1600 1
P35 1600 1
Sumber: Data Proyek
Tabel 2.3 Jenis Pile Cap

3. Data Teknis Tie Beam


a. Tie Beam ada 8 jenis
b. Tulangan Utama D22
c. Tulangan Sengkang D10 dan D13
d. Mutu Beton (f’c) 30Mpa
e. Mutu Baja (fy) BJTS 52
18

f. Slump Beton 18±2

Jenis Tie beam Ukuran


TB67 600x700
TB5A7 550x700
TB47 400x700
TB46 400x600
TB45 400x500
TB2A4A 250x450
TB36 300x600
TB2A4 250x400

Sumber Data Proyek

Tabel 2.4 Jenis Tie Beam

2.6.2 Data Struktur Atas

Struktur atas terdiri dari kolom, balok, plat lantai, dan tangga:
1. Ukuran sesuai gambar.
2. Mutu beton K-300 (f’c; 300 kg/m2) untuk lantai dan balok, mutu beton
K-400 (f’c; 400 kg/m2) untuk kolom lantai 1 sampai lantai 4, mutu
beton K-350 (f’c; 350 kg/m2) untuk lantai 5 sampai lantai 8, mutu
beton K-300 (f’c; 300 kg/m2) untuk lantai 9 sampai lantai atap. Beton
ready mix adalah produksi PT. Adhimix Precast Indonesia.
3. Diameter tulangan yang dipakai D19, D16, D13, D10, ∅ 10
4. Dinding dari bata ringan (hebel) dan partisi.
5. Lantai dengan tebal 12 cm memakai tulangan wiremesh M7-150 mm
dan tulangan tambahan D10 - 400 mm mutu beton K-300 (f’c;300
kg/m2).
2.7 Fasilitas Proyek
19

Fasilitas proyek adalah suatu fasilitas yang mendukung dan digunakan di


dalam jalannya sebuah proyek. Proyek tanpa fasilitas yang memadai dapat
menurunkan kualitas dari hasil proyek itu sendiri.Penentuan sebuah fasilitas
proyek sangat penting dalam pekerjaan sipil.Penempatan yang strategis dapat
mendukung kelancaran sebuah proyek, tetapi sebaliknya penempatan fasilitas
yang tidak tepat justru dapat mengganggu jalannya proyek. Adapun fasilitas
proyek dalam pembangunan ini antara lain:
1. Kantor Kerja dan keperluan administrasi
2. Kantin
3. Gudang (bedeng)
4. Instalasi listrik
5. Komputer dan telepon
6. Fasilitas toilet
7. Mushola
8. Tempat fabrikasi material (besi, bekisting, kayu balok)
9. Mesin pembengkok besi (bar bending)dan mesin pemotong besi (bar
cutter).
10. Pos Security
Fasilitas yang telah tersedia diharapkan dapat memberikan pelayanan yang
prima, akurat serta tepat guna yang berarti benar-benar memberikan pelayanan
sesuai dengan fungsinya yaitu memberikan kemudahan, keamanan dan
kenyamanan bagai para pekerjanya.

2.8 Program Healthy, Safety, & Environment (HSE)

Sumber: HSE Plan Rusun PIK Pulogadung Tahap II

Gambar 2.6 Safety Program


20

Sumber: HSE Plan Rusun PIK Pulogadung Tahap II

Agar tercapai tujuan dan sasaran HSE pada Proyek Pembangunan Rumah
Susun PIK Pulogadung Tahap II, maka dibuat safety program diantaranya :

2.8.1 Target dan Sasaran

Target dan sasaran pada HSE di Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK
Pulogadung Tahap II, meliputi empat capaian diantaranya :
1. Zero Accident

Target pada kecelakaan kerja pada proyek pembangunan Rumah Susun


PIK Pulogadung Tahap II adalah zero accident atau nihil kecelakaan.
2. Wajib APD

Standarisasi wajib APD pada Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK


Pulogadung Tahap II yaitu ;
a. Penggunaan helm dan rompi yang berstandar SNI.
b. Penggunaan full body harness untuk pekerjaan di ketinggian.
3. Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin (5R)

Tujuan 5R dterapkan dalam Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK


Pulogadung Tahap II adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efesiensi kerja

2. Meningkatkan produktifitas kerja

3. Meningkatkan kualitas kerja

4. Menciptakan tempat yang aman dan nyaman untuk


bekerja/meningkatkan kinerja K3
5. Meningkatkan citra proyek

2.8.2 Safety Induction

Safety induction merupakan kegiatan yang dilakukan oleh divisi HSE


21

untuk memberikan penjelasan dan informasi terkait HSE kepada pekerja baru,
pegawai atau staf, dan tamu yang berkunjung. Kegiatan ini bertujuan untuk
mensosialisasikan bahaya dan resiko yang berada di lingkungan kerja dan
dilakukan oleh petugas HSE (K3L).

2.8.3 Toolbox Meeting

Safety officer dan Supervisor melakukan toolbox meeting sebelum kegiatan


kerja dimulai dengan memberikan penjelasan tentang kegitan harian kepada
seluruh pekerja sesuai dengan kelompok kerja, dan memerikasa perlengkapan
safety. Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan bahaya dan resiko yang
berada dilingkungan kerja dan dilakukan oleh petugas HSE (K3L).

2.8.4 Safety Inspection

Pelaksanaan safety inspection dilakukan oleh HSE officer terhadap alat


berat, alat listrik, dan lain-lain. Inspeksi ini bertujuan untuk melakukan
pemeriksaan, dan memastikan semuanya berjalan sesuai dengan aturan dan
standar yang berlaku seperti, unfase action dan unfase condition serta memeriksa
kebersihan dan kerapihan. Item yang diinpeksi yaitu :
1. Alat pelindung diri (APD)
2. Peralatan kerja
3. Kondisi saat kerja
4. Kondisi lingkungan
5. Kesiapan tanggap darurat
6. Barak pekerja

7. Penempatan material

2.8.5 Safety Morning Talk

Pelaksanaan safety morning talk diikuti seluruh pekerja, staf lapangan


22

maupun staf kantor. Pada kegiatan safety morning talk memberikan informasi
Healty, Safety, dan Envirovment (HSE) secara periodik keseluruh tingkat pekerja,
mandor, sub-Kontraktor dan seluruh staf.

2.8.6 Safety Patrol & Cleaning Massal

Pelaksanaan safety patrol diikuti oleh staf QHSE, SPV, PPM, Konsultan
maupun Owner. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur tindakan Koreksi,
Pencegahan, dan Perbaikan. Kegiatan ini bertujuan untuk memerikasa dan
mengecek kondisi lapangan terkait safety, quality, progress, dll.

2.8.7 Training Safety

Training safety merupakan pelatihan khusus bagi pekerja dengan tujuan


melatih petugas dalam menangani kecelakaan kerja dan tanggap darurat seperti
cara pemadaman api bila terjadi kebakaran, gempa bumi, evakuasi, dan lain-lain.

2.8.8 Monthly Report

Monthly report atau laporan bulanan merupakan kumpulan hasil


pencapaian dari aktifitas atau implementasi program keselamatan kerja setiap hari
dalam periode waktu bulan tertentu dengan menunjukkan dan mengkualifikasi
kriteria untuk diukur antara harapan dan hasil kinerja.

2.9 Penerapan New Normal

Berdasarkan instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


No:02/IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Diseases 2019 (COVID-19) dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, maka pada
Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK Pulogadung Tahap II membuat Satuan
Tugas (SATGAS) untuk pencegahan COVID-19.
Membentuk SATGAS pencegahan COVID-19 di dalam proyek yang
23

memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain :

1. Sosialisasi dan edukasi pencegahan COVID-19 di lokasi proyek.

2. Promosi teknik.

3. Pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi virus COVID-19 kepada


semua pekerja dan tamu proyek.
4. Memantau kondisi kesehatan pekerja dan mengendalikan mobilisasi pekerja
lapangan.
Dengan meminimalisir penularan virus COVID-19 pada Proyek
Pembangunan Rumah Susun Pulogadung Tahap II, melakukan berbagai kebiasan
baru untuk pencegahan COVID-19 di lingkungan proyek, yaitu sebagai berikut :
1. Physical Distancing

Menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya bertujuan untuk
meminimalisir resiko penularan virus COVID-19.

2. Prosedur Staf dan Tamu Masuk


Sebelum masuk ke area kerja staf dan tamu mengikuti prosedur masuk kerja,
seperti berikut :

a. Mencuci tangan

b. Screening suhu tubuh

c. Absensi staff/tamu

3. Prosedur Penerimaan Paket

Sebelum penerimaan paket petugas mengarahkan pada pengantar paket untuk


mengikuti prosedur penerimaan paket, seperti berikut :

a. Penghantar barang mencuci tangan

b. Screening suhu tubuh

c. Penyemprotan disinfektan ke dokumen/paket,dan

d. Dokumen diserahkan ke penerima


24

4. Prosedur Material Masuk

Pada material yang akan masuk ke proyek petugas melakukan :

a. Screening tubuh

b. Pemberian Handsanitizer

c. Penyerahan surat jalan

d. Infeksi material

e. Pembongkaran material

5. Penggunaan APD sesuai Resiko Interaksi

Penggunaan APD pada Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK Pulogadung


Tahap II di sesuaikan dengan resiko interaksi dan dibagi menjadi tiga tingkatan
resiko diantaranya yaitu :
a. Low / Rendah

Tingkat low atau rendah yaitu yang bisa berkja sendiri atau jarang bertemu
dengan orang seperti Staff Engineering dan minimal menggunakan APD berupa
masker kain.
b. Medium / Sedang

Tingkat medium yaitu yang bekerja lebih dari satu orang dan dapat
menerapkan physical distancing seperti, Suppervisor lapangan, dan Tukang
pemasangan bata. Minimal menggunakan APD berupa masker kain, Sepatu safety
dan helm.
c. High / Tinggi

Tingkat high atau tinggi yaitu bekerja lebih dari satu orang dan
tidak dapat menerapkan physical distancing seperti, pekerja cor lantai,
dan security. Minimal menggunakan APD berupa masker kain, helm,
sarung tangan, sepatu safety, dan face shield.
6. Penyediaan Wastafel dan Hand Sanitazer
25

Penyedian wastafel dan hand sanitizer dengan metode injak untuk mengalirkan
air dan sabun sehingga meminimalisir penularan virus melalui kran dan tangan.
7. Fogging dan Desinfektan

Petugas K3 melakukan penyemprotan desinfektan dan fogging secara berkala


pada area proyek, barak pekerja, maupun mess karyawan.

8. Kerja Sama Rumah Sakit

Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK Pulogadung Tahap II, telah


melakukan kerja sama dengan berbagai Rumah Sakit rujukan diantaranya:
a. RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

b. RSPAD Gatot Subroto

c. RSUP Persahabatan
9. Prosedur Tanggap Darurat COVID-19

Sumber: HSE Plan Rusun PIK Pulogadung Tahap II

Gambar 2.7 Prosedur Tanggap Darurat COVID-19

Catatan : Jikalau ada perbaikan pada nomor sub bab maka nomor sub bab
berikutnya harus dirubah dan disesuaikan
26

Anda mungkin juga menyukai