PROFIL PROYEK
Maka dari itu, dalam rangka menyediakan Rumah Layak Huni (RLH) bagi
warga DKI Jakarta khususnya di kawasan perkotaan yang sudah sangat minim
ketesediaan lahan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendukung adanya upaya
pengembangan hunian vertikal sebagai salah satu solusi untuk mengimbangi
7
8
dan bahan bakar gas cair (LPG), fabrikasi beton pracetak dan pekerjaan mekanikal
dan elektrikal serta jasa pemeliharaan. Pada awalnya, Perseroan merupakan Divisi
Kontraktor di PT. Pembangunan Jaya, yang kemudian menjadi badan hukum
tersendiri pada tanggal 23 Desember 1982 dan mencatat sahamnya di BEI pada
Desember 2007. Kantor pusat Jaya Konstruksi berada di Jalan Taman Bintaro
Utama I, Gedung B, RT.13 / RW.08, Bintaro, Pesanggrahan, RT.13 / RW.08,
Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta, RT.17/RW.8, Bintaro, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12330.
Gambar 2.2 Ilustrasi Design & Build Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK
Tahap II Pulogadung
Gambar 2.3 Ilustrasi Proyeksi Design & Build Proyek Pembangunan Rumah
Susun PIK Tahap II Pulogadung
2.3 Aspek Tata Ruang
Berdasarkan Kepmen PU No. 640/KPTS/1986 tentang Perencanaan Tata
Ruang Kota Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) adalah suatu rencana
pemanfaat ruang kota yang berisikan rencana pembangunan kota terkait ruang
sehingga tercapai tata ruang kota yang ditinjau dalam kurun waktu tertentu dimasa
yang akan datang.
Pada Rumah Susun PIK Tahap II Pulogadung memiliki tata
ruang dengan klasifikasi sebagai berikut:
1. Luas Lahan : ± 36.763 m2
2. Luas Dasar Bangunan : a. Tower A2 = ± 1.410,025 m2
b. Tower A3 = ± 1.410,025 m2
c. Tower A4 = ± 1.098,799 m2
d. Tower B1 = ± 1.098,799 m2
12
e. Tower B2 = ± 1.410,025 m2
f. Tower B3 = ± 1.098,799 m2
Total Luas Dasar Bangunan adalah ± 7.526,472 m2
3. Luas Bangunan : a. Tower A2 = ±13.591,44 m2
b. Tower A3 = ±13.591,44 m2
c. Tower A4 = ± 12.736,74 m2
d. Tower B1 = ± 13.389,60 m2
e. Tower B2 = ± 14.244,30 m2
f. Tower B3 = ± 13.389,60 m2
Total Luas Dasar Bangunan adalah ± 80.943,12 m2
: PT. Jayamix
Berikut ini merupakan jenis pile cap yang digunakan pada Proyek Pembangunan
Rumah Susun PIK Tahap II Pulogadung Tower A4.
Jenis Pile Cap Tebal Pile Cap (mm) Jumlah Pile Cap
P1 1200 24
P2A 1200 5
P2B 1600 5
P3 1200 5
P5A 1400 1
P5B 1400 1
P24A 1600 1
P24B 1600 1
P35 1600 1
Sumber: Data Proyek
Tabel 2.3 Jenis Pile Cap
Struktur atas terdiri dari kolom, balok, plat lantai, dan tangga:
1. Ukuran sesuai gambar.
2. Mutu beton K-300 (f’c; 300 kg/m2) untuk lantai dan balok, mutu beton
K-400 (f’c; 400 kg/m2) untuk kolom lantai 1 sampai lantai 4, mutu
beton K-350 (f’c; 350 kg/m2) untuk lantai 5 sampai lantai 8, mutu
beton K-300 (f’c; 300 kg/m2) untuk lantai 9 sampai lantai atap. Beton
ready mix adalah produksi PT. Adhimix Precast Indonesia.
3. Diameter tulangan yang dipakai D19, D16, D13, D10, ∅ 10
4. Dinding dari bata ringan (hebel) dan partisi.
5. Lantai dengan tebal 12 cm memakai tulangan wiremesh M7-150 mm
dan tulangan tambahan D10 - 400 mm mutu beton K-300 (f’c;300
kg/m2).
2.7 Fasilitas Proyek
19
Agar tercapai tujuan dan sasaran HSE pada Proyek Pembangunan Rumah
Susun PIK Pulogadung Tahap II, maka dibuat safety program diantaranya :
Target dan sasaran pada HSE di Proyek Pembangunan Rumah Susun PIK
Pulogadung Tahap II, meliputi empat capaian diantaranya :
1. Zero Accident
untuk memberikan penjelasan dan informasi terkait HSE kepada pekerja baru,
pegawai atau staf, dan tamu yang berkunjung. Kegiatan ini bertujuan untuk
mensosialisasikan bahaya dan resiko yang berada di lingkungan kerja dan
dilakukan oleh petugas HSE (K3L).
7. Penempatan material
maupun staf kantor. Pada kegiatan safety morning talk memberikan informasi
Healty, Safety, dan Envirovment (HSE) secara periodik keseluruh tingkat pekerja,
mandor, sub-Kontraktor dan seluruh staf.
Pelaksanaan safety patrol diikuti oleh staf QHSE, SPV, PPM, Konsultan
maupun Owner. Dilaksanakan sesuai dengan prosedur tindakan Koreksi,
Pencegahan, dan Perbaikan. Kegiatan ini bertujuan untuk memerikasa dan
mengecek kondisi lapangan terkait safety, quality, progress, dll.
2. Promosi teknik.
Menjaga jarak antara satu orang dengan yang lainnya bertujuan untuk
meminimalisir resiko penularan virus COVID-19.
a. Mencuci tangan
c. Absensi staff/tamu
a. Screening tubuh
b. Pemberian Handsanitizer
d. Infeksi material
e. Pembongkaran material
Tingkat low atau rendah yaitu yang bisa berkja sendiri atau jarang bertemu
dengan orang seperti Staff Engineering dan minimal menggunakan APD berupa
masker kain.
b. Medium / Sedang
Tingkat medium yaitu yang bekerja lebih dari satu orang dan dapat
menerapkan physical distancing seperti, Suppervisor lapangan, dan Tukang
pemasangan bata. Minimal menggunakan APD berupa masker kain, Sepatu safety
dan helm.
c. High / Tinggi
Tingkat high atau tinggi yaitu bekerja lebih dari satu orang dan
tidak dapat menerapkan physical distancing seperti, pekerja cor lantai,
dan security. Minimal menggunakan APD berupa masker kain, helm,
sarung tangan, sepatu safety, dan face shield.
6. Penyediaan Wastafel dan Hand Sanitazer
25
Penyedian wastafel dan hand sanitizer dengan metode injak untuk mengalirkan
air dan sabun sehingga meminimalisir penularan virus melalui kran dan tangan.
7. Fogging dan Desinfektan
c. RSUP Persahabatan
9. Prosedur Tanggap Darurat COVID-19
Catatan : Jikalau ada perbaikan pada nomor sub bab maka nomor sub bab
berikutnya harus dirubah dan disesuaikan
26