Anda di halaman 1dari 3

Alamat : Jl.

Raya PLTA Saguling No 12 RT 01/07 Desa Citalem


Kec. Cipongkor Kab. Bandung Barat 40764

No : 008/B/LBK/IV/2020
Lamp : Berkas Proposal
Perihal : Mohon Bantuan Dana

Kepada :
Bupati Kabupaten Bandung Barat
di
Ngamprah

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan ini kami sampaikan Proposaal LAJNAH BAHTSUL KUTUB sebuah lembaga
yang begerak inten di bidang kaajian ilmiyah keagamaan khususnya kajian permasalahan
hukum fiqh yang berkembang di masyarakat.

Sehubungan lembaga ini adalah lembaga kajian ilmiyah maka perlu sarana pendukung
seperti pengadaan kitab-kitab serta hal lain

Demikian kami sampaikan surat ini, dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandung Barat , 4 April 2020

Ketua

DRS. H.HILMAN FARID

1
PROPOSAL
OPERASIONAL DAN PENGADAAN KITAB
LAJNAH BAHTSUL KUTUB

A. LATAR BELAKANG
Istilah Bahtsul Masail sudah tidak asing lagi dikalangan para kyai terutama di lingkungan Nahdlatul
Ulama. Masyarakat awam juga sudah banyak yang mendengarnya. Bahtsul Masail adalah frase dalam
Bahasa Arab dalam bentuk susunan idlafah, yang terdiri dari kata "bahts" yang berarti pembahasan
atau pencarian sebagai mudlaf (kata yang disandarkan) dan kata "al-masail" yang berarti masalah-
masalah sebagai mudlaf ilaihi (kata yang disandari). Frase ini secara singkat dalam Bahasa Indonesia
dapat dimaknai sebagai pembahasan masalah-masalah. Sedangkan secara lebih lengkap berasal dari
kalimat "al-bahtsu 'an ajwibati al-masail yang artinya adalah pencarian, penelitian dan pembahasan
tentang jawaban dari berbagai masalah.

Bahtsul Masail di lingkungan pesantren berasal dari tradisi diskusi atau musyawarah untuk mencari
jawaban dalam rangka menyelesaikan persoalan yang ditanyakan oleh anggota masyarakat kepada
para kyai. Tradisi para kyai pesantren ini otomatis juga diikuti dan dipraktekkan oleh para santri di
banyak pondok pesantren khas Indonesia.

Pertanyaan dalam Bahtsul Masail selalu diupayakan jawabannya secara bersama-sama karena untuk
lebih mendekati titik kebenaran bila dibandingkan dengan menjawabnya secara personal atau
individual, sebagaimana kini banyak dilakukan oleh penceramah zaman now yang menjawab semua
pertanyaan selalu secara spontan dan tergesa-gesa.

Prinsip kehati-hatian dalam memberikan jawaban dalam setiap proses Bahtsul Masail telah menjadi
prinsip yang tidak dapat ditawar-tawar dan telah sangat lama menjadi tradisi yang berurat berakar di
kalangan para kyai. Mereka berada dalam puncak kesadaran bahwa dirinya memiliki keterbatasan
dalam ilmu, kecerdasan, dan keterbatasan dalam mengeksplorasi referensi ilmiah berupa kitab-kitab
kuning (al-kutub al-shafra' al-qadimah). Karena ilmu-ilmu itu dimiliki oleh setiap orang, sedangkan
tidak ada seorangpun yang menguasai semua ilmu dan mampu secara individual menjawab semua
pertanyaan.

Permasalahan yang dibahas dalam Bahtsul Masail sangatlah beragam, namun secara global dapat
disebut sebagai al-masail al-ijtihadiyyah (masalah-masalah yang bersifat ijtihadiyah, yakni untuk
mencari solusinya memerlukan kesungguhan yang paling maksimal). Tetapi untuk memudahkan
diklasifikasi permasalahan yang didiskusikan itu terdiri dari beberapa kategori antara lain Bahtsul
Masail al-Waqi'iyyah (pembahasan masalah-masalah aktual yang telah atau sedang terjadi), Bahtsul
Masail al-Maudlu'iyyah (pembahasan masalah-masalah yang bersifat tematik), Bahtsul Masail al-
Qanuniyyah (pembahasan masalah-masalah yang berkaitan dengan perundang-undangan)

Sehubungan dengan hal tersebut kami para kiyai di Kabupaten Bandung Barat yang terkumpul pada
Lembaga Bahtsul Kutub (LBK) mengadakan pertemuan Bahtsul Masail setiap bulan. Alhamdulillah
sampai saat ini April 2020 kegiatan Bahtsul Masail sudah digelar 66 kali sejak tahun 2010. Sumber
pendanaan untuk sekedar konsumsi dibebabankan kepada tuan rumah. Namun kami masih

2
memerlukan hal-hal lainnya seperti perpustakaan (kitab-kitab), biaya perecetakan, atribut seragam,
kantor sekretariat dan lain-lain.

B. DASAR PEMIKIRAN
1. Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak
mengetahui ( QS al-Nahl 43)
2. Ulama adalah pewarits para Nabi ( HR Tirmidzi)
3. Ahli hikmah berkata : Barangsiapa yang memperbanyak diskusi keilmuan maka dia
tak akan lupa (ilmuny) dan dapat mengambil ilmu yang belum diketahuinya
(adabuddunya waddin)

C. TUJUAN
1. Mempertahankan tradisi mudzakarah keilmuan yang sudah dibangun oleh para ulam
2. Menjalin silaturrahmi antar para kiyai dan jamaah
3. Melatih cara berfikir dan menghargai pendapat orang lain, sehingga diputuskan
sebuah kesimpulan mengenenai suatu masalah

D. PENGURUS ORGANISASI
Ketua : KH. Hilman Farid
Sekretaris : Huda Hidayat, M.Ag
Bendahara : KH. Cecep Suryana

Anggota : Iim Abdul Karim


Ahmad Ruhiyat
Abdurrahman Afandi
Bisri Samsuri

E. ANGGARAN
Terlampir
F. TUTUP
Demikian proposal ini dibuat agar menjadi acuan dalam menentukan langkah dan
kebijakan organisasi. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai