DI SUSUN OLEH :
NUR HAMRIA
2021032072
CI LAHAN CI INSTITUSI
DI SUSUN OLEH :
NUR HAMRIA
2021032072
CI LAHAN CI INSTITUSI
LAPORAN PENDAHULUAN
KEJANG DEMAM
A. KONSEP TEORITIS
1. Definisi
Kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada suhu badan tinggi (suhu
tubuh diatas 38⁰C) karena terjadi kelainan ektrakranial. Kejang demam atau febrile
convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikkan suhu tubuh yang
disebabkan oleh proses ekstrakranium ( Dewi, R. 2018 ). Kejang demam adalah
perubahan aktivitas motorik yang bersifat paroksimal dan dalam waktu tertentu akibat
dari adanya aktifitas listrik abnormal di otak yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (
Muttaqin,A.2017 )
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kejang demam adalah gangguan yang terjadi
akibat peningkatan suhu tubuh pada anak yang mengakibatkan kejang yang disebabkan
oleh proses ektrakranial.
2. Etiologi
Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kejang demam. Demam sering disebabkan
infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, dan infeksi saluran kemih
(Lestari, 2018). Menurut Ridha (2019), mengatakan bahwa faktor resiko terjadinya
kejang demam diantaranya :
1. Faktor-faktor prenatal
2. Malformasi otak congenital
3. Faktor genetika
4. Penyakit infeksi (ensefalitis, meningitis)
5. Demam
6. Gangguan metabolisme
7. Trauma
8. Neoplasma, toksin
9. Gangguan sirkulasi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi
CO2dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu
lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron
dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion
natrium (Na+) dan elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl–). Akibatnya konsentrasi
ion K+ dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron
terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di
luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran
dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi dan
bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.Keseimbangan
potensial membran ini dapat diubah oleh :
1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
2. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran
listrik dari sekitarnya
3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1. Elektro encephalograft (EEG)
Untuk pemeriksaan ini dirasa kurang mempunyai nilai prognostik. EEG abnormal
tidak dapat digunakan untuk menduga kemungkinan terjadinya epilepsi atau kejang
demam yang berulang dikemudian hari. Saat ini pemeriksaan EEG tidak lagi
dianjurkan untuk pasien kejang demam yang sederhana. Pemeriksaan laboratorium
rutin tidak dianjurkan dan dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi.
2. Pemeriksaan cairan cerebrospinal
7. Penatalaksanaan Medik
penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien kejang demam :
1) Saat timbul kejang maka penderita diberikan diazepam intravena secara perlaan
dengan panduan dosis untuk berat badan yang kurang dari 10kg dosisnya 0,5-0,75
mg/kg BB, di atas 20kg 0,5mg/kg BB. Dosis rata-rata yang diberikan adala 0,3
mg/kg BB/kali pemberian dengan maksimal dosis pemberian 5mg pada anak yang
berumur lebih dari 5 tahun. Pemberian tidak bole melebihi 50mg persuntikan.
Setelah pemberian pertama diberikan masih timbul kejang 15 menit kemudian dapat
diberikan injeksi diazepam secara intravena dengan dosis yang sama. Apabila masih
kejang maka ditunggu 15 menit lagi kemudian diberikan injeksi diazepam ketiga
dengan dosis yang sama secara intramuskular.
2) Pembebasan jalan nafas dengan cara kepala dalam posisi hiperekstensi miring,
pakaian dilonggarkan, dan pengisapan lender. Bila tidak membaik dapat dilakukan
dan output cairan dalam 24 jam perlu dilakukan, karena pada penderita yang berisiko
penurunan kesadaran pasien. Selain itu pada pasien dengan peningkatan tekanan
dihindari.
5) Pemberian kompres air es untuk membantu menurunkan suhu tubuh dengan metode
konduksi yaitu perpindahan panas dari derajat yang tinggi (suhu tubuh) ke bendan
yang mempunyai derajat lebih rendah (kain kompres). Kompres diletakan pada
jaringan penghantar panas yang banyak seperti anyaman kelenjar limfe di ketiak,
leher, lipatan paha, serta area pembuluh darah yang besar seperti leher. Tindakan ini
untuk mengurangi edem otak seperti deksametason 0,5-1 ampul setiap 6 jam
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum biasnaya anak rewel dan kesadaran composmentis
2) TTV :
Suhu : biasanya >38,0⁰C
Respirasi : pada usia 2- < 12 bulan : biasanya > 49 kali/menit
Pada usia 12 bulan - <5 tahun : biasanya >40 kali/menit
b) Jantung
Biasanya terjadi penurunan atau peningkatan denyut jantung
11) Abdomen
biasanya lemas dan datar, kembung
12) Anus
biasanya tidak terjadi kelainan pada genetalia anak
13) Ekstermitas :
a) Atas : biasanya tonus otot mengalami kelemahan, CRT >
2 detik, akral dingin.
b) Bawah : biasanya tonus otot mengalami kelemahan, CRT
> 2 detik, akral dingin.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
b. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sirkulasi
otak
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Hipertermia Setelah dilakukan asuhan keperawatan NIC
selama .... x24 jam diharapkan pasien Perawatan demam
mampu memenuhi kriteria hasil sebagai 1. Pantau suhu dan
berikut : tanda-tanda
NOC vital lainya
2. Monitor warna kulit
1. Merasa merinding saat dingin
dan suhu
2. Berkeringat saat panas
3. Monitor asupan dan
3. Tingkat pernapasan
keluaran,sadari
4. Melaporkan kenyamanan suhu
perubahan kehilangan
5. Perubahan warna kulit
cairan yang tak di
6. Sakit kepala
rasakan
4. Beri obat atau cairan
IV
5. Tutup pasien
dengan selimut
atau pakaian ringan
6. Dorong konsumsi
cairan
7. Fasilitasi istirahat,
terapkan
pembatasan aktivitas
jika di perlukan
8. Berikan oksigen
yang sesuai
9. Tingkatkan sirkulasi
udara
10. Mandikan pasien
dengan spon hangat
dengan hati-hati.
Pengaturan suhu
1. monitor suhu paling
tidak setiap 2 jam
sesuai kebutuhan
2. monitor dan
laporkan adanya
tanda gejala
hipotermia
dan hipertermia
3. tingkatka intake
cairan dan nutrisi
adekuat
4. berikan pengobatan
antipiretiksesuai
kebutuhan.
Manajemen
pengobatan
1. Tentukan obat apa
yang di perlukan,
dan kelola menurut
resep dan/atau
protocol
2. Monitor efektivitas
cara pemberian obat
yang sesuai.
Manajemen kejang
1. Pertahankan
jalan nafas
2. Balikkan badan
pasien ke satu sisi
3. Longgarkan pakaian
4. Tetap disisi
pasien selama
kejang
5. Catat lama kejang
Monitor tingkat
obat- obatan
anti epilepsi
Dewi, R. 2018.WaspadaiPenyakitpadaAnak.Jakarta:IndeksPenerbit
Lestari,T,2018.AsuhanKeperawatanAnak. Yogyakarta:NuhaMedika
Muttaqin,A.2017.BukuAjarAsuhanKeperawatanKlienDenganGangguanSistem
Persarafan.Jakarta:Salemba Medika