OLEH KELOMPOK:
MUH IDRUS ISMAIL 50900119049
RISKA M 50900119054
ANDI HANIFAN FITRATULLAH 50900119055
NUR HALISA 50900119083
DESY ARISANTI 50900119084
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Prov Sulsel, pada tahun ajaran 2022. Untuk memenuhi salah satu persyaratan praktek
pengalaman lapangan (PPL) mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Dakwah dan
Mata kuliah praktek lapangan ini adalah salah satu jenjang kelulusan setiap mahasiswa
Disahkan dan dinyatakan telah selesai mengadakan suatu program PPL di DP3A Dalduk
2 Riska M 50900119054
Disahkan oleh:
Segala puji kita panjatkan kepada ke hadirat dari Allah SWT atas segala nikmat yang
telah diberikan sehingga kita semua dapat berkumpul dengan sehat di acara ini. Tak lupa
Shalawat dan salam semoga tercurah pada Nabi kita, Nabi Muhammad SAW kepada
keluarganya, sahabatnya dan para pengikutnya sampai akhir jaman.Izinkan saya berdiri di sini
sebagai kepala DP3A DALDUK KB Provinsi SULSEL untuk bisa menyampaikan satu atau dua
patah kata sebagai bagian dari prosesi pembukaan yang sebentar lagi akan
dilakukan.Sebelumnya saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
terlebih dahulu kepada Bapak ketua Prodi Kesejahteraan Sosial yang telah meluangkan
waktunya untuk bisa berkesempatan hadir di sini bersama kami semua.Tidak lupa pula saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu dan juga banyak pihak lainnya
yang telah menyempatkan waktu yang dimilikinya untuk bisa memenuhi undangan yang telah
kami berikan dari jauh-jauh hari.
Saya juga ingin mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada para mahasiswa yang
sudah mengerahkan segala kemampuan dan juga usahanya selama mengabdi atau magang di
tempat ini dapat terlaksana dengan baik dan tanpa halangan satu apapun. Maka dari itu, semoga
hati para mahasiswa selalu senantiasa dan selalu ingin berkunjung kembali ke Dinas
Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
Provinsi SULSEL sekalian berkenan untuk bisa memaafkan jika sekiranya ada kekurangan
selama magang ditempat kami. Akhir kata, melalui sambutan yang saya berikan pada
kesempatan kali ini, sebagai kepala kepala DP3A DALDUK KB Provinsi SULSEL
mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Adik-adik dan ketua prodi
Kesejahteraan Sosial yang telah memberikan segala bentuk kontribusi kepada kami semua dalam
proses pengembangan program kerja ini.
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Jika dalam perkataan
yang saya sampaikan ada kurang maupun lebihnya, saya berharap bisa dibukakan pintu maaf.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat limpahan karunia,
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyusun laporan ini sehingga selesai pada waktunya.
Laporan ini disusun dan dibuat berdasarkan data yang sudah ada. Selain untuk memenuhi SKS
pembuatan laporan ini bertujuan agar dapat mengaplikasikan materi yang didapat dibangku
kuliah. Penulis mengharapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun datanya.
Oleh karena itu saya mohon kritik dan saran dari segenap pembaca, untuk lebih
menyempurnakan laporan ini kedepannya.
Penyusun,
Kelompok PPL
BAB I
PENDAHULUAN
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), pada hakekatnya merupakan bagian dari semua
komponen Pendidikan dan pengajaran yang ada pada Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar. Dalam Program Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini mahasiswa akan
diperkenalkan pada kondisi yang nyata dalam penerapan bidang keilmuan, seperti: kemampuan
bersosialisasi, pengenalan Standar Operasional Pelayanan (SOP), membentuk team leader dalam
bekerja, serta kemampuan untuk berinovasi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Kesejahteran
Definisi Kesejahteraan dalam konsep dunia modern adalah sebuah kondisi dimana
seorang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat
tinggal, air minum yang bersih serta kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan memiliki
pekerjaan yang memadai yang dapat menunjang kualitas hidupnya sehingga memiliki status
sosial yang mengantarkan pada status sosial yang sama terhadap sesama warga lainnya. Kalau
menurut HAM, maka definisi kesejahteraan kurang lebih berbunyi bahwa setiap laki laki ataupun
perempuan, pemuda dan anak kecil memiliki hak untuk hidup layak baik dari segi kesehatan,
makanan, minuman, perumahan, dan jasa sosial, jika tidak maka hal tersebut telah melanggar
HAM.
Kedua, dilihat dari segi kandungannya, terlihat bahwa seluruh aspek ajaran Islam ternyata
selalu terkait dengan masalah kesejahteraan sosial. Hubungan dengan Allah misalnya, harus
dibarengi dengan hubungan dengan sesama manusia (habl min Allâh wa habl min an-nâs).
Demikian pula anjuran beriman selalu diiringi dengan anjuran melakukan amal saleh, yang di
dalamnya termasuk mewujudkan kesejahteraan sosial. Selanjutnya, ajaran Islam yang pokok
(Rukun Islam), seperti mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji, sangat
berkaitan dengan kesejahteraan sosial.
Kesejahateraan sosial dalam islam adalah pilar terpenting dalam keyakinan seorang
muslim adalah kepercayaan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT. Ia tidak tunduk kepada
siapapun kecuali kepada Allah SWT. Ini merupakan dasar bagi piagam kebebasan sosial Islam
dari segala bentuk perbudakan. Menyangkut hal ini, AlQur’an dengan tegas menyatakan bahwa
tujuan utama dari misi kenabian Muhammad SAW. adalah melepaskan manusia dari beban dan
rantai yang membelenggunnya.Islam mengakui pandangan universal bahwa kebebasan indiviu
merupakan bagian dari kesejahteraan yang sangat tinggi. Menyangkut masalah kesejahteraan
individu dalam kaitannya dengan masyarakat.
Kesejahteraan sosial sebagai suatu keadaan tatanan (tata kehidupan) yang meliputi
kehidupan material maupun spiritual, dengan tidak menempatkan satu aspek lebih penting dari
lainnya, tetapi lebih tetapi lebih mencoba melihat pada upaya mendapatkan titik keseimbangan.
Titik keseimbangannya adalah keseimbangan antara aspek jasmaniah dan rohaniah, ataupun
keseimbangan antara aspek material dan spiritual.
Kesejahteraan sosial merupakan ilmu terapan, ilmu yang saling meminjam dari disiplin
ilmu lain, seperti psikologi, antropologi, hukum, ekonomi dan disiplin ilmu lainnya.
Kesejahteraan sosial memiliki tiga kerangka nilai, meliputi Body of knowledge (kerangka
pengetahuan), Body of value (kerangka nilai) dan Body of skills (kerangka keterampilan).
Definisi tersebut menggambarkan kesejahteraan sosial adalah suatu lembaga sosial yang
beraktifitas atau yang berperan penting dalam mencegah, mengatasi atau memberikan
kontribusinya dalam pemecahan masalah yang dihadapi oleh setiap individu, kelompok, maupun
masyarakat.
Adapun definisi kesejahteraan sosial yang lain menurut Suharto (2009: 154) adalah sebagai
berikut : “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan
sosial warga Negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya”.
Definisi kesejahteraan sosial tentunya sangatlah beragam, namun pada intinya seluruh
definisi kesejahteraan sosial tersebut merujuk pada keberfungsian sosial yang terjadi dalam
upaya untuk dapat meningkatkan kebutuhan dalam masyarakat. Salah satu definisi yang juga
tidaklah jauh berbeda dengan defisini kesejahteraan sosial yang telah dijelaskan diatas adalah
definisi kesejateraan sosial menurut UU No.6 Tahun 1974 Pasal 2 Ayat 1 yang diperbaharui
dalam UU No.11 Tahun 2009.
Tujuan utama dari sistem kesejahteraan sosial yang sampai tingkat tertentu tercermin
dalam semua program kesejahteraan sosial menurut Schneiderman dalam Fahrudin (2012:10)
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mencapai kehidupan yg sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan pokok
seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan relasi-relasi sosial yang harmonis
dengan lingkungannya.
b. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di
lingkungannya, misalnya dengan menggali sumbersumber, meningkatkan, dan
mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial menurut Friedlander dan Apte, (1982) dalam Fahrudin,
(2012: 12) adalah sebagai berikut :
Kesejahteraan sosial selain memiliki tujuan dan fungsi yang sangat penting bagi yang
mempelajarinya, kesejahteraan sosial juga memiliki beberapa komponen –komponen yang tidak
kalah jauh penting. Komponen-komponen tersebut menjadi suatu pembeda antara kesejahteraan
sosial dengan kegiatankegiatan lainnya, Dikutip dalam Fahrudin (2012: 16) komponen-
komponen dalam kesejahteraan sosial antara lain :
Dalam kesejahteraan sosial selain berfokus pada keberfungsian sosial yang terjadi di
masyarakat, ternyata kesejahteraan sosial juga memiliki beberapa bidang-bidang pelayanan
dalam usaha kesejahteraan sosial. Tentunya hal ini lebih menspesifikasi fokus-fokus pelayanan
yang terdapat dalam ilmu kesejahteraan sosial, fokus-fokus pelayanan dari beberapa cakupan
yang terdapat dalam kesejahteraan sosial juga saling terkait erat antara satu dengan yang lainnya.
Cakupan-cakupan tersebut antara lain terdiri dari :
Kegiatan PPL dilaksanakan mulai tanggal 08 Agustus sampai dengan 01 September 2022 oleh
Riska M, Desy Arisanti, Nur Halisa, Andi Hanifan Fitratullah dan Muh. Idrus Ismai yang
Sumoharjo.
Kegitan ini dilaksanakan untuk lebih mengenal lebih dahulu lokasi yang akan dijadikan
pencarian informasi lewat kepala dinas sosial dan kepala bidang setiap struktur di DP3A
DALDUKKB dan pencarian data atau survei serta hal-hal lain yang menunjang pelaksanaan
magang.
3.2.2 Metode Observasi
kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.
Observasi dilaksanakan penulis, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi yaitu
jenis observasi sistematis, yang dilakukan dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
Dalam laporan pelaksanaan praktek pengalaman lapangan ini, sumber data yang digunakan
seluruhnya didapatkan dari informan kunci atau orang yang memiliki kewenangan sehingga
didapatkan data yang valid seperti profil, visi dan misi instansi yang dimana data ini harus benar-
benar sesuai dengan realita yang ada sehingga tidak dapat di palsukan kebenarannya.
Selain itu dalam tahap dokumentasi dilakukan berdasarkan pengamatan dilapangan selama
melaksanakan kegiatam magang atau Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), ini dimaksudkan
sebagai bukti bahwa memang pernah melakukan proses magang pada media tersebut,
dokumentasi dalam hal ini adalah berupa foto-foto, data-data dan daftar kegiatan.
BAB IV
Kementerian yang membidangi urusan pemerintahan selain yang nomenklatur kementeriannya secara
tegas disebutkan dalam UUD 1945 dapat diubah oleh presiden. Pemisahan, penggabungan, dan
pembubaran kementerian tersebut dilakukan dengan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR),
kecuali untuk pembubaran kementerian yang menangani urusan agama, hukum, keamanan, dan keuangan
harus dengan persetujuan DPR.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak termasuk Kementerian yang
menangani urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program
pemerintah. Susunan organisasi kementerian yang menangani urusan pemerintahan dalam rangka
penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah yaitu sebagai berikut:
Pemimpin: Menteri
Pembantu pemimpin: Sekretariat kementerian
Pelaksana: Deputi kementerian
Pengawas: Inspektorat kementerian
Tahapan pembangunan pemberdayaan perempuan adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1978-1983, Menteri Muda Urusan Peranan Wanita (MENMUD UPW), oleh Ny. Lasijah
Soetanto.
2. Tahun 1983-1987, Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (MENUPW), oleh Ny. Lasijah
Soetanto.
3. Tahun 1987-1988, Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (MENUPW), oleh Ny. A. Sulasikin
Moerpratomo.
4. Tahun 1988-1993, Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (MENUPW), oleh Ny. A. Sulasikin
Moerpratomo.
5. Tahun 1993-1998, Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (MENUPW), oleh Ny. Mien
Soegandi. Dalam GBHN 1993-1998 mengamanatkan bahwa melalui upaya pembangunan,
potensi sumberdaya nasional diarahkan menjadi kekuatan ekonomi, sosial budaya, politik, dan
keamanan yang nyata, didukung oleh SDM yang berkualitas, yang memiliki ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek) serta kemampuan manajemen. Dengan demikian, aspirasi, peranan, dan
kepentingan SDM termasuk perempuan sebagai penggerak pembangunan nasional, dipadukan
kedalam gerak pembangunan bangsa melalui peran aktif dalam seluruh kegiatan pembangunan.
6. Tahun 1998-1999, Menteri Negara Peningkatan Peranan Wanita (MENPERTA), oleh Ny. Tuty
Alawiyah AS.
7. Tahun 1999-2001, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (MenegPP), oleh Ny. Khofifah
Indar Parawansa.
8. Tahun 2001-2004, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Kementerian PP), oleh Ny. Sri
Redjeki Sumarjoto, SH.
9. Tahun 2004-2009, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan (Kementerian Negara PP), oleh
Prof. DR. Meutia Hatta Swasono.
10. Tahun 2009-2014, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Kementerian PP dan PA), oleh Linda Amalia Sari Gumelar, S.IP.
Tahun 2014-2019, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(Kementerian PP dan PA ), oleh PROF. DR. YOHANA SUSANA YEMBISE, DIP. APLING, MA.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar dibentuk
berdasarkan Peraturan Walikota Makassar Nomor 91 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak dan Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kota Makassar (Lembaran Daerah Kota Makassar Tahun 2016 Nomor 8). Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Makassar merupakan Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) dalam lingkup Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar.
Tugas pokok DPPPA Kota Makassar adalah membantu Walikota Makassar untuk urusan wajib
dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan
perempuan dan anak. Adapun fungsi DPPPA Kota Makassar di antaranya merumuskan, menyusun, dan
menyiapkan kebijakan pelaksanaan pemberdayaan kualitas hidup perempuan. Selain itu merumuskan,
menyusun, dan menyiapkan kebijakan pelaksanaan pemberdayaan dan perlindungan terhadap perempuan
dan anak. Terakhir, merumuskan, menyusun, dan menyiapkan kebijakan pelaksanaan pembinaan dan
evaluasi program pemberdayaan perempuan.
4.2.1. Visi
4.2.2 Misi
Laporan Praktek
No Indikator Penilaian Nilai
1 Kerjasama dengan atasan
2 Kerjasama dengan pegawai
3 Kerjasama dengan sesama mahasiswa
Total 1-4
2022
2022 -Mengambil SP
-Penerimaan dan Pendataan Barang
Bantuan Dari Dinas Peternakan dan
Kesehatan Hewan Prov Sulsel
10 Jumat,19 Agustus - Mengisi Jurnal Surat Masuk
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang dilaksanakan 25 Hari , sejak tanggal 08
Agustus sampai 1 September 2022 kami menyimpulkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat
bagi mahasiswa jika dilakukan dengan serius dan baik. Karena dengan adanya PPL kami dapat
membangun silaturahmi dengan pegawai yang ada disana. Selain itu, mahasiswa mendapatkan
berbagai pengalaman terutama pengalaman dalam kegiatan selama magang berlangsung. Agar
pada saat bekerja nanti tidak lagi kaku ataupun canggung dalam segi apapun karena sudah
mendapatkan pengalaman sebelumnya serta dari apa yang didapatkan dari PPL dapat
diaplikasikan saat bekerja. Selain itu, kami juga dapat membangun silaturahmi dengan pegawai
5.2 Saran
Sebelum menerima anak magang seharusnya memberikan arahan atau penjelasan terlebih
dahulu agar anak magang tidak kebingungan dalam melakukan tugasnya, serta seharusnya
diberikan tugas meliput turun lapangan bersama para pegawai yang bertugas karena mahasiswa
kesejahteraan sosial sangat membutuhkan kegiatan tersebut dimana itu merupakan salah satu
kriteria seorang pekerja sosial , agar pengalaman dalam terjun lapangan mengetahui bagaimana
bentuk kegiatan dalam melayani masyarakat terlintas dari kemampuan masing- masing.
DAFTAR PUSTAKA
Nida’ Anis Nazihah, “Empowering Women Through Farmer-Women Community In Pereng Hamlet,
Sendangsari Village, Pengasih Kulon Progo, Daerah Istimewa. Yogyakarta”. Jurnal Pendidikan
Luar Sekolah Edisi. Vol. VI No. 07, Tahun 2017,
Wrihatnolo, Dwidjowijoto, Manajemen Pemberdayaan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007
http://bpbd.pamekasankab.go.id/penanggulangan/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/06/070000069/jenis-jenis-bencana-alam-nonalam-
dan-sosial?page=all
LAMPIRAN KEGIATAN
(Penarikan Mahasiswa PPL dan di hadiri oleh pembimbing dan ibu SekretariS DP3A
DALDUK KB Provinsi SULSEL)