Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL JOURNAL REVIEW

PENGANTAR EKONOMI MAKRO


Dr.Eko Wahyu Nugrahadi,M.Si/Munzir Phone,S.Pd.M.S

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1

 Dini Oktavia Sitanggang (7192142002)


 Eklesia Sentia Sijabat (7192442004)
 Essi Arpiana Simatupang (7193342020)
 Gusti Tri Wahyuni Sitorus (7193342006)
 Rahel May Carry Sibuea (7193342019)

PENDIDIKAN AKUNTANSI B 2019


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
T.A 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan karunia-
Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengantar Ekonomi makro dengan judul “Critical Journal Review” dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan Kami semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepanmya dapat menjadi lebih baik lagi. Makalah ini masih banyak
kekurangan kerena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Medan, 15 Mei 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Critical jurnal review yang berbentuk makalah ini berisi tentang kesimpulan dari perbandingan
yang akan penulis lakukan pada 3 jurnal dimana salah satu jurnal sebagai jurnal utama dan 2
jurnal lainnya sebagai pembanding. Jurnal tersebut atara lain: 1 jurnal internasional sebagai jurnal
utama dan 2 jurnal nasional sebagai jurnal pembandingnya.
Dalam mengkritik jurnal tersebut, maka penulis dapat mengetahui perbedaan antara kedua
jurnal. Dan juga mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jurnal. Pembuatan
Critical Jurnal Report ini bertujuan untuk memenuhi tugaa individu KKNI. Semoga usaha ini
dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun khususnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini adalah:
Bagaimana review maupun ringkasan jurnal tesebut?
Bagaimana perbandingan isi dari setiap jurnal?
Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan critical jurnal review ini adalah untuk dapat
memberikan informasi dari setiap jurnal serta dapat dipahami oleh para pembaca secara
mendalam mengenai setiap jurnal tersebut melalui isi ringkasan yang diikuti oleh kelemahan dan
kelebihan dari setiap jurnal.

D. Manfaat
Pembaca dapat memahami cara- cara motivasi yang di lakukan seorang manajer kepada
bawahan dan perubahan yang terjadi setelah dalam sebuah perusahaan setelah adanya motivasi
dari manajer.
Jurnal utama :

Judul Entrepreneurial Activity And Economic Growth. A Multi-Country


Analysis
Volume 11 halaman
Penulis
Manuel Almodóvar-Gonzáleza, Antonio Fernández-Portilloa,
Juan Carlos Díaz-Caserob

Penerbit European Academy

Jurnal Pembanding 1 :

Judul Pengaruh Pengeluaran Pemerintah dan Investasi Swasta Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengangguran diprovinsi kalimantan timur
Volume 13 halaman
Penulis P. Alan Jirang, Dr. H. Adnan Haris Musa, MS dan Dr. H. Adi Wijaya,
SE.,M.Si
Penerbit Detak Samarinda

Jurnal pembanding ke 2 :
Judul Pengaruh faktor fundamental resiko sistematis dan ekonomi makro
terhadap return saham syariah yang tergabung di jakarta islamic index
pada periode 2010-2014
Volume 17 halaman
Penulis Hasanah Setyowati, Riyanti Ningsih

Penerbit Prodi akuntansi STIE widya wiwaha Yogyakarta


Judul artikel utama : Entrepreneurial Activity And Economic Growth. A Multi-Country
Analysis

Pendahuluan Latar Belakang Masalah :


Ada konsensus ilmiah tertentu bahwa kegiatan wirausaha, dalam
beberapa manifestasinya, terkait dengan pertumbuhan ekonomi .
Tetapi hubungan ini, jauh dari kejelasan (Carree & Thurik, 2008),
belum mencapai model yang memuaskan (Li ̃nán & Fernández-
Serrano, 2014), dan menimbulkan beberapa tantangan bagi dunia
akademik. Mungkin, hal yang paling tidak diketahui tentang ini
hubungan diproyeksikan pada hubungan sebab akibat antara
variabel-variabel yang terlibat, karena "sebab antara kewirausahaan
dan pertumbuhan ekonomi belum terbentuk secara meyakinkan"
(Valliere & Peterson, 2009: 460). Untuk ini, kita harus
menambahkan bahwa, di samping pertumbuhan ekonomi dan
aktivitas kewirausahaan. , beberapa banyak faktor atau variabel
muncul secara bersamaa. faktor didirikan oleh peneliti berdasarkan
teori makroekonomi. Dalam hal ini, penelitian kami bertujuan
untuk membangun model empiris yang memungkinkan interpretasi
hasil dari berbagai ories dari ec pertumbuhan onomik, dan dari
berbagai pendekatan terhadap sebab antara pertumbuhan ekonomi
dan semangat wirausaha, tanpa membuat asumsi tentang arah
antara berbagai variabel. Untuk melakukannya, sebelum
mendefinisikan tujuan kami, kami mensintesiskan dua kelompok
masalah utama. Masalah pertama adalah asumsi produktivitas
kegiatan kewirausahaan, yang mencakup dua aspek: penerimaan
bahwa kewirausahaan generik selalu memiliki efek positif , dan
posisi akademisi tertentu yang menyangkal negara ini.Dalam
banyak kasus, peneliti mengasumsikan efek positif dari
kewirausahaan-kapal, tanpa memperhitungkan keberadaan
kewirausahaan destruktif, Masalah kedua adalah kegiatan
Wirausaha berdasarkan pada tahap perkembangan ekonomi negara-
negara, yang mengacu pada dikotomi yang ada antara para peneliti
yang membela penciptaan perusahaan untuk mencapai tujuan
ekonomi di negara-negara berkembang, dan mereka yang
menentang posisi itu.

Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk membangun model empiris yang
memungkinkan interpretasi hasil dari berbagai ories dari ec
pertumbuhan onomik, dan dari berbagai pendekatan terhadap sebab
antara pertumbuhan ekonomi dan semangat wirausaha, tanpa
membuat asumsi tentang arah antara berbagai variabel.

Kajian Teori Variabel 1:


Variabel pertama, aktivitas wirausaha, diukur dengan Total
Entrepreneurial Activity (TEA) Tahap Awal Total dari GEM, yang
merupakan variabel agregat di tingkat nasional yang
mencerminkan persentase populasi antara 18-64 tahun yang
mengklaim terlibat dalam inisiatif wirausaha dari setiap jenis
barang, yang tidak melebihi 42 bulan aktivitas.

Variabel 2 :
Variabel Kedua, pertumbuhan ekonomi, diukur dengan Produk
Domestik Bruto per kapita yang membeli paritas daya dalam dolar
AS dengan harga saat ini dalam dolar (GDP ppp saat ini $).
Variabel independen diperoleh dari database Bank Dunia (WDI),
yang tersedia untuk 153 negara dan terdiri dari 1.115 variabel.
Variabel dibagi menjadi 10 area besar, yang tercantum dalam Tabel
2, bersama-sama dengan deskripsi dan jumlah variabel awal yang
berisi database dan yang akhirnya pergi untuk penyelidikan kami
setelah serangkaian kriteria yang mengubah variabel redundan
diterapkan atau yang berada di luar ruang lingkup penyelidikan ini.
Secara keseluruhan ada 524 yang tersisa

Metodologi Populasi :
Adapun populasi yang digunakan dalam penelitiang ini yaitu
negara berkembang dan negara maju. Aktivitas wirausaha, diukur
dengan Total Entrepreneurial Activity (TEA) Tahap Awal Total
dari GEM, yang merupakan variabel agregat di tingkat nasional
yang mencerminkan persentase populasi antara 18-64 tahun yang
mengklaim terlibat dalam inisiatif wirausaha dari setiap jenis
barang, yang tidak melebihi 42 bulan aktivitas. Kedua,
pertumbuhan ekonomi, diukur dengan Produk Domestik Bruto per
kapita yang membeli paritas daya dalam dolar AS dengan harga
saat ini dalam dolar (GDP ppp saat ini $). Itu diperoleh dari World
DevelopmentIndicators (WDI). Ini didefinisikan sebagai PDB
dalam hal populasi, dihitung tanpa memperhitungkan depresiasi
akun dan didenominasi dalam dolar AS saat ini.

Sampel :
Sampel mencakup semua negara dengan data yang tersedia (74
ekonomi) untuk variabel periode 6 tahun. Setiap kasus statistik
mengacu pada suatu negara pada tahun tertentu. Sebanyak 248
kasus terbentuk, mewakili semua negara yang telah berpartisipasi
dalam proyek GEM dari 2004 hingga 2009, kecuali Puerto Rico
pada 2007 dan Wilayah Palestina pada 2009 (tidak ada data untuk
PDB). Setelah ukuran sampel diindikasikan, sampel semesta di
1128cases, (188 negara yang dipatuhi Bank Dunia selama 6 tahun)
telah diperkirakan. Kami mengklasifikasikan negara menjadi 2
kelompok sesuai hubungan yang ditunjukkan antara PDB dan
TEA. Jika kebalikannya (semakin tinggi PDB, semakin rendah
TEA) mereka dimasukkan dalam kelompok 1 (sesuai dengan notasi
C1 kami), jika itu direc, t mereka termasuk dalam kelompok 2
(C2). Jadi, kami menafsirkan konsep ekonomi maju sebagai yang
ditandai oleh aktivitas kewirausahaan yang produktif (dalam hal
pertumbuhan ekonomi) dan ekonomi berkembang oleh
kewirausahaan yang tidak produktif. Kita mulai dengan kurva GDP
/ TEA, dan setiap tahun, kami membedakan berdasarkan posisi
yang mereka tempati terkait dengan titik infleksinya.
Jenis penarikan sampel :
Penelitian menggunakan teknik purposive sampling

Uji yang digunakan :


Menggunakan Studi empiris didasarkan pada analisis yang
dikumpulkan dengan Ordiary Least Squares, yang akan digunakan
untuk memperkirakan tujuh tahun secara keseluruhan. Meskipun
analisis ini memiliki keterbatasan, statistik yang menentukan
kemungkinan bias karena heterogenitas yang tidak dapat diamati,
ada beberapa contoh penerapannya dalam literatur, kami
menambahkan beberapa kriteria tambahan, sehingga lebih banyak
menuntut tentang ketegasan dan keterwakilan dari depresi dari
tahun ke tahun. Lima kriteria yang ditetapkan dirangkum dalam
Karya ini melakukan 2096 regresi, karena 524 variabel dependen
digunakan, yang mengalami regresi sekali untuk TEA, dan waktu
lain untuk PDB. Proses ini dilakukan dua kali, sekali untuk negara
maju, dan sekali untuk negara maju. Hasil Dari 524 variabel
independen yang dipertimbangkan (faktor), kami menemukan
beberapa yang telah melampaui model statistik, khususnya, 44
variabel, yang akan dianggap sebagai faktor dengan pengaruh
simultan pada pertumbuhan ekonomi dan kewirausahaan.

Hasil penelitian Hasil :


Dari 524 variabel independen yang dipertimbangkan (faktor), kami
menemukan beberapa yang telah melampaui model statistik,
khususnya, 44 variabel, yang akan dianggap sebagai faktor yang
secara simultan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan
kewirausahaan. Dari faktor-faktor ini, 37 muncul di negara-negara
berkembang dan 7 di negara-negara maju. Berdasarkan data ini,
harus ditunjukkan bahwa mengenai tujuan pertama, adanya faktor-
faktor dengan hubungan timbal balik antara wirausaha. aktivitas
dan pertumbuhan ekonomi dikonfirmasi, jadi kami menerima
hipotesis 1. Tujuan kedua telah dikonfirmasi, karena kami
mengamati fungsi yang berbeda, dianalisis melalui faktor,
hubungan kewirausahaan-pertumbuhan tergantung pada tahap
ekonomi.Selain itu, dan karena kinerja yang diamati di negara-
negara berkembang, kami belum dapat mengidentifikasi
keberadaan faktor-faktor secara positif. terkait dengan
kewirausahaan generik dan pertumbuhan ekonomi, yang, menurut
penelitian kami, kami tidak menemukan variabel yang untuk
mempromosikan kewirausahaan produktif dalam ekonomi-
ekonomi ini. Hasil-hasil yang dirangkum dalam Tabel 5,
menunjukkan bahwa tidak ada satu pun variabel model dalam
kelompok 1 yang mempertahankan hubungan dalam arah yang
sama dengan PDB dan TEA, yaitu, jika hubungan yang tersedia
berbanding terbalik dengan GDP, akan langsung dengan TEA
(andvice versa). Dengan demikian, kita berada dalam posisi untuk
menerima bahwa di negara-negara berkembang faktor-faktor yang
berkaitan dengan aktivitas wirausaha berdampak pada
pertumbuhan ekonomi dalam arah yang berbeda (Hipotesis 2a).
Oleh karena itu, kami menerima bahwa di negara maju faktor-
faktor yang terkait dengan aktivitas wirausaha berdampak pada
pertumbuhan ekonomi dalam arah yang sama (hipotesis 2b).
Akhirnya, penerimaan hipotesis H2a dan H2 telah dibahas, dapat
dikatakan bahwa tujuan 2 telah tercapai secara parsial, dalam arti
bahwa kita dapat mempelajari perbedaan yang mungkin terjadi
dalam dampak ekonomi dari kegiatan wirausaha antar ekonomi
(bagian pertama dari tujuan 2), tetapi kita belum mampu
mengidentifikasi bagian kedua dari tujuan yang merujuk terutama
pada kemungkinan adanya faktor-faktor yang berhubungan positif
dengan aktivitas kewirausahaan generik dan pertumbuhan
ekonomi.
Judul Artikel pertama : Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Dan Investasi Swasta
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Pengangguran Di Provinsi Kalimantan Timur

Pendahuluan Latar Belakang Masalah :


Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan pengangguran dapat
dianggap sebagai teka-teki di bidang ekonomi. Hal ini secara luas
diketahui bahwa pengangguran telah lebih meningkat dalam dekade
terakhir di beberapa negara maju, sementara tingkat pertumbuhan
ekonomi mengalami penurunan dalam periode yang sama.
Menariknya, kenaikan rata-rata pengangguran di negara-negara Eropa
lebih besar dibandingkan dengan Amerika, meskipun pola tingkat
pertumbuhan PDB serupa pada kedua ekonomi. Secara implisit, ini
menunjukkan bahwa hubungan antara dua variabel ini tidak sama
antar negara (Haruyama dan Leith, 2010). Jumlah penduduk yang
bekerja di Kalimantan Timur pada 2014 tercatat sebanyak 1.677.466
orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 53.194 orang
ketimbang tahun sebelumnya.. Bukti empiris mengenai pengaruh
pertumbuhan ekonomi, pengeluaran pemerintah dan investasi swasta
terhadap pengangguran tercermin dalam beberapa penelitian empiris
yang dilakukan oleh Alghofari (2010) yang menemukan pertumbuhan
ekonomi memiliki hubungan positif terhadap pengangguran.

Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengeluaran
pemerintah secara langsung terhadap pengangguran maupun secara
tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan
Timur dan untuk mengetahui pengaruh investasi swasta secara
langsung terhadap pengangguran maupun secara tidak langsung
melalui pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur.

Kajian Teori Variabel 1 :


Berdasarkan hasil pengolahan dat program SPSS, model pertama
mengenai pengaruh pengeluaran pemerintah (X1) dan investasi swasta
(X2) terhadap pertumbuhan ekonomi (Y1) terlihat pada variabel 1.
Pada variabel 1 dapat dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi (koefisien 0,447) dengan
p value 0,622 > 0.05, hasil tersebut memberikan arti bahwa
pengeluaran pemerintah tidak berpengaruh secara langsung dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dilanjutkan investasi
swasta juga tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi
(koefisien -0,047) dan p value 0,802 > 0,05.

variabel 2 :
Berdasarkan hasil pengolahan dat program SPSS, model kedua
mengenai pengaruh pengeluaran pemerintah (X1), investasi swasta
(X2) dan pertumbuhan ekonomi (Y1) terhadap tingkat pengangguran
(Y2). dapat dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran dengan
koefisien -1,705 dengan nilai p value 0,000 < 0,05 persen yang berarti
pengeluaran pemerintah berpengaruh secara langsung terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur. Variabel selanjutnya
adalah variabel investasi swasta memiliki pengaruh negatif terhadap
tingkat pengangguran dengan nilai koefisiennya adalah sebesar -0,192
dengan nilai p value yaitu 0,022 < 0,05 persen. Sedangkan variabel
pertumbuhan ekonomi juga berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pengangguran dengan nilai koefisien yaitu -0,083 dengan nilai p value
sebesar 0,046 < 0,05. Berdasarkan uraian tersebut maka hal ini sesuai
dengan pengujian hipotesis yaitu pengeluaran pemerintah berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran kemudian
investasi swasta berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat
pengangguran dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi di Kalimantan
Timur.

Metodologi Populasi :
Berdasarkan permasalahan penelitian yang dikemukakan sebelumnya,
maka pengambilan populasi penelitian ini mencakup seluruh
pengeluaran pemerintah dan investasi swasta terhadap pengangguran
melalui pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur.

Sampel :
Penduduk kab/ kota di Provinsi Kalimantan Timur yang tidak bekerja
secara terbuka yang berusia produktif (16 – 64 tahun) dibagi dengan
jumlah penduduk kab/ kota di Provinsi Kalimantan Timur tahun
20032014

Jenis penarikan sampel :


Penelitian ini menggunakan pooling data atau data panel, yaitu
gabungan antara time series data (data antar waktu) dan cross section
data (data antar tempat); data cross section.

Uji yang digunakan :


menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan menggunakan
SPSS. Spesifikasi model dalam persamaan sebagai berikut:
a. Y1= (X1,X2,)...........................................................................(1)
b. Y2 = (X1, X2, Y1,).............................................................(2) di
mana: X1 = Pengeluaran Pemerintah X2 = Investasi Swasta Y1 =
Pertumbuhan Ekonomi Y2 = Tingkat Pengangguran

Hasil penelitian Hasil :


 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan
Ekonomi, Hasil analisis menunjukkan bahwa pengeluaran
pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi artinya peningkatan atau penurunan pengeluaran
pemerintah tidak dapat menaikkan atau menurunkan pertumbuhan
ekonomi. Ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah masih
kurang menggali potensi daerah. Dengan mengetahui potensi yang
ada pemerintah dapat menggunakan dana pengeluarannya untuk
menunjang sektor yang berpotensi mengangkat perekonomian
daerah tersebut.
 Pengaruh Investasi Swasta terhadap Pertumbuhan Ekonomi Hasil,
analisis menunjukkan bahwa investasi swasta tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, artinya peningkatan
atau penurunan investasi swasta tidak dapat menurunkan atau
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur. Investasi
memiliki dampak jika diarahkan untuk sektor ekonomi yang
menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tidak
pada sektor spekulatif seperti ritel dan real estate.
 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Tingkat Pengangguran,
Hasil analisis menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran
sebesar -0,082, artinya peningkatan variabel tingkat pertumbuhan
ekonomi sebesar 1 persen dapat menurunkan tingkat
pengangguran di Kalimantan Timur sebesar 0,082 persen.
 Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Tingkat
Pengangguran, Hasil analisis menunjukkan bahwa pengeluaran
pemerintah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat
pengangguran sebesar -1,706, artinya peningkatan pengeluaran
pemerintah sebesar satu persen dapat menurunkan tingkat
pengangguran sebesar 1,706 persen.
 Pengaruh Investasi Swasta terhadap Tingkat Pengangguran, Hasil
analisis menunjukkan bahwa investasi swasta berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap tingkat pengangguran sebesar -0,192,
artinya peningkatan investasi swasta sebesar satu persen dapat
menurunkan tingkat pengangguran sebesar 0,192 persen.
Judul artikel ke dua : Pengaruh faktor fundamental resiko sistematis dan ekonomi makro
terhadap return saham syariah yang tergabung di jakarta islamic index pada periode 2010-
2014

Pendahuluan Latar belakang : Perkembangan pasar modal syariah


menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indeks
yang ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index (JII). Peningkatan
indeks pada JII walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase indeks
pada JII lebih besar dari IHSG. Hal ini dikarenakan adanya konsep
halal, berkah dan bertambah pada pasar modal syariah yang
memperdagangkan saham syariah. Pasar modal syariah
menggunakan prinsip, prosedur, asumsi, instrumentasi, dan aplikasi
bersumber dari nilai epistemology i Islam. Pasar modal syariah
dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan prinsip-
prinsip syariah dalam kegiatan transaksi ekonomi. Prinsip-prinsip
tersebut antara lain; yaitu dilarangnya riba (bunga), gharar
(ketidakpastian) dan maysir (judi) (Jusmaliani, 2008: 175).
Sekuritas yang diperjualbelikan di dalamnya juga merupakan
sekuritas-sekuritas yang tidak bertentangan dari ketiga prinsip
tersebut. Namun demikian, mekanisme sekuritas di pasar modal
syariah sama dengan pasar modal konvensional, dan dari setiap
sekuritas syariah juga sama-sama memiliki tingkat return dan risiko
seperti yang terjadi pada sekuritas-sekuritas di pasar modal
konvensional.

Kajian teori Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah keuntungan perusahaan yang


bisa dibagikan kepada pemegang saham. Tetapi dalam praktiknya,
tidak semua keutungan ini dapat dibagikan, ada sebagian yang
ditahan sebagai laba ditahan. Earning Per Share (EPS)
merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada
satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan (Ang, 1997
dalam Hanani, 2011:21).

Return On Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) adalah laba bersih dibagi nilai buku


ekuitas (Hartono dan Fadlillah Qudsi, 2009: 97). ROE
merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas (shareholder’s equity) yang dimiliki oleh
perusahaan.

Debt To Equity Ratio (DER)


Debt to Equity Ratio (DER) merupakan kelompok dalam
rasio Levarage. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur
modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang
dimiliki perusahaan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Debt to Equity Ratio (DER) adalah
perbandingan antara total utang dengan total modal. Debt to
Equity Ratio (DER) digunakan untuk mengukur tingkat
penggunaan hutang terhadap total shareholder’s equity yang
dimiliki perusahaan
Investasi
Pengertian investasi yang dikemukakan oleh William Sharpe dalam
Hamzah (2008:2) bahwa investasi adalah komitmen dana dengan
jumlah yang pasti untuk mendapatkan return yang tidak pasti di
masa yang akan datang, dengan kata lain, investasi merupakan
komitmen untuk mengorbankan konsumsi pada saat ini
(sacrifice current consumption) dengan harapan untuk memperbesar
konsumsi dimasa datang. Investasi dapat berhubungan dengan
penanaman sejumlah dana pada aset riil (tanah, emas, rumah) atau
pada aset finansial (deposito, saham, obligasi, dan surat berharga
lainnya).

Pasar Modal
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem
keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah
bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang
keuangan, seta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar.
Pengertian ini adalah berdasarkan Keputusan Menteri
Keuangan RI No. 1548/KMK/90, tentang Peraturan Pasar
Modal. Sedangkan dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu
pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna
memperdagangkan saham-saham, obligasi- obligasi dan jenis
surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara
pedagang efek
Saham Syariah dan Jakarta Islamic Index (JII)

Saham dikategorikan menjadi dua yaitu saham syariah dan


saham non syariah. Perbedaan ini terletak pada kegiatan usaha
dan tujuannya. Menurut Auliyah dan Hamzah (2006:5),
saham syariah adalah saham-saham yang memiliki
karakteristik sesuai dengan syariah Islam atau yang lebih
dikenal dengan syariah compliant. Sedangkan saham non
syariah adalah saham yang kegiatan usahanya tidak sesuai
dengan prinsip syariah Islam.

Metodologi Penelitian terdahulu adalah kumpulan dari hasil-hasil penelitian yang


telah dilakukan oleh peniliti-peneliti terdahulu, yang mana penelitian
tersebut memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Hasil-
hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor fundamental, risiko
sistematis, faktor ekonomi makro dan Return saham yang digunakan
sebagai dasar

Hasil A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel


Earning Per Share (EPS)
EPS adalah tingkat keuntungan yang diperoleh untuk setiap
lembar saham. EPS merupakan perbandingan antara laba bersih
setelah pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang
diterbitkan (Supadi dan M. Nuryatno Amin, 2012:13). EPS dapat
dihitung dengan rumus:

𝐍𝐞𝐭 𝐈𝐧𝐜𝐨𝐦𝐞
𝐄𝐏𝐒 =𝐉𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐒𝐚𝐡𝐚𝐦 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐁𝐞𝐫𝐞𝐝𝐚𝐫

Return on Equity (ROE)


ROE adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan
dengan memanfaatkan ekuitas (shareholder’s equity) yang
dimiliki. Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan laba
setelah pajak dengan total modal (Supadi dan M. Nuryatno
Amin, 2012:13). Return on Equity (ROE) dapat dihitung dengan
rumus: perusahaan. Rasio ini menunjukkan persentase
penyediaan dana olehpemegang saham terhadap pemberi
pinjaman. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban
jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjang (Darsono dan Ashari dalam Supadi dan
M. Nuryatno Amin, 2012:13).DER dapat dihitung dengan
rumus:

𝐃𝐄𝐑 = 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐃𝐞𝐛𝐭


𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲

Beta saham
Beta saham sebagai pengukuran risiko yang berasal dari
hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar.
Perubahan pasar dinyatakan sebagai akibat keuntungan indeks
pasar, maka tingkat keuntungan suatu saham dalam konsep
model indeks tunggal dapat dinyatakan sebagai berikut.
R1 = α0 + α1Rm

Keterangan:
R1 : Tingkat keuntungan saham i
 0 : Bagian dari tingkat keuntungan saham i yang tidak
dipengaruhi oleh perubahan pasar
1 : Beta saham, merupakan parameter yang mengukur
perubahan yang diharapkan pada R1 jika terjadi perubahan
pada Rm
Rm : Tingkat keuntungan indeks pasar

𝐍𝐞𝐭 𝐈𝐧𝐜𝐨𝐦𝐞
𝐑𝐎𝐄 =
𝐄𝐪𝐮𝐢𝐭𝐲

Debt to Equity Ratio (DER)

DER adalah tingkat penggunaan hutang terhadap total


shareholder’s equity yang dimiliki
Tingkat Inflasi
Inflasi yaitu proses kenaikan harga-harga umum barang-barang
secara terus-menerus (Suhadi, 2009: 18). Tingkat inflasi
ditunjukkan dengan nilai inflasi bulanan dalam satuan persentase
(%) dari Januari 2010-Desember 2014.

Kurs
Kurs yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan
nilai kurs dalam satuan persen, sehingga data yang digunakan
adalah data pertumbuhan nilai kurs dari Januari 2010 sampai
Desember 2014 yag dapat dihitung dengan rumus :

𝐍𝐊 𝐭 – 𝐍𝐊 𝐭 − 𝟏
𝐍𝐊 𝐭 − 𝟏𝒙 𝟏𝟎𝟎

Dimana t menunjukkan perubahan nilai kurs dalam jangka waktu


bulanan
Sedangkan kurs yang digunakan adalah kurs tengah mata uang
dollar (US$) karena mata uang ini merupakan mata uang dunia yang
sering digunakan daam perdagangan. Kurs tengah dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:

𝐊𝐮𝐫𝐬 𝐣𝐮𝐚𝐥 − 𝐤𝐮𝐫𝐬 𝐛𝐞𝐥𝐢


𝟐

Return
Dalam penelitian ini konsep return yang digunakan adalah
return yang terkait dengan capital gain, yaitu selisih antara harga
saham periode saat ini dengan harga saham pada periode
sebelumnya. Perhitungan return saham menggunakan harga saham
setiap bulan yang digunakan untuk mencari ratarata harga saham
tiap periode. Menurut Jogiyanto dalam Supadi dan M. Nuryatno
Amin (2012:12) return saham ini dapat dihitung dengan rumus:

𝐑𝐢 = 𝐏𝐭 − 𝐏𝐭 − 𝟏
+ 𝐃𝐭 𝐏𝐭
−𝟏
Keterangan :
Ri = return saham i pada periode t
Pt = harga penutupan saham i pada periode t (periode terakhir)
Pt-1= harga penutupan saham i pada periode sebelumnya (awal)
Dt = Yield pada periode t

B. Populasi dan Sampel


Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala
sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro, et
al, 2002:115). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index
(JII). Periode pengamatan penelitian dilakukan dari tahun 2010
-2014. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indone- sia (BEI) yang tergabung dalam
Jakarta Islamic Index (JII) yang telah ditentukan dan diupayakan
representatif dari populasi untuk dijadikan subjek/ objek
penelitian.
Penentuan perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian
ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode
pemilihan anggota sampel dengan berdasarkan kriteria- kriteria
tertentu. Alasan penggunaan metode ini adalah agar
mendapatkansampel yang representatif sesuai dengan
kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria-kriteria yang dipilih
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang selalu konsisten pada Jakarta Islamic
Index (JII) selama dua kali penyaringan (evaluasi) tiap
tahunnya;
2. Perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)
sejak tahun 2009;
3. Menerbitkan laporan keuangan audited
periode tahun 2010 sampai tahun 2014; dan
4. Memperoleh laba selama periode tahun 2010 sampai tahun
2014.
PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. JURNAL UTAMA
Asumsi produktivitas kegiatan kewirausahaan, yang mencakup dua aspek: penerimaan bahwa
kewirausahaan generik selalu memiliki efek positif , dan posisi akademisi tertentu yang
menyangkal negara ini.Dalam banyak kasus, peneliti mengasumsikan efek positif dari
kewirausahaan-kapal, tanpa memperhitungkan keberadaan kewirausahaan destruktif, Masalah
kedua adalah kegiatan Wirausaha berdasarkan pada tahap perkembangan ekonomi negara-
negara, yang mengacu pada dikotomi yang ada antara para peneliti yang membela penciptaan
perusahaan untuk mencapai tujuan ekonomi.

2. JURNAL PEMBANDING PERTAMA

Pengaruh pengeluaran pemerintah secara langsung terhadap pengangguran maupun secara


tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur dan untuk
mengetahui pengaruh investasi swasta secara langsung terhadap pengangguran maupun secara
tidak langsung melalui pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur.

3. JURNAL PEMBANDING KE DUA


Pengujian regresi secara parsial dengan t test menunjukkan bahwa tidak ada satu pun
variabel- variabel karakteristik perusahaan, industri dan ekonomi makro berpengaruh secara
signifikan pada return saham syariah, sedangkan variabel-variabel karakteristik perusahaan,
industri dan ekonomi makro terhadap beta saham saham yang mempunyai pengaruh
signifikan pad tingkat 5% adalah cyclicality, kurs rupiah terhadap dollar dan Produk
Domestik Bruto (PDB).

B. SARAN

Kami menyadari bahwa dalam penulisan CJR ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari
segi materi, isi materi, cara penulisan CJR ini, untuk itu penulis meminta saran dari pembaca
untuk bisa membantu memperbaiki makalah ini agar lebih sempurna lagi untuk penulisan
berikutnya. Atas perhatian pembaca kami ucapkan terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

Aricó, F. (2003); Growth and Unemployment Towards a Theoretical Integration; Journal of


Economics Survey Vol. 17, No. 3, pp. 419-455;

Alghofari, Farid. (2010). Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia tahun 1980-2007.

Alim, Rum. (2007). Analisis Faktor Penentu Pengangguran Terbuka Di Indonesia Periode
1980-2007.

Boediono. (1999). Teori Pertumbuhan Ekonomi. BPFE : Yogyakarta.

Haruyama, T. and C. Leith (2010); Unemployment and the Productivity Slowdown: an Efficiency
Wage Perspective; Japanese Economic Review; Vol. 61, No. 3, pp. 301- 319;

Herwartz, H. and A. Niebuhr (2011); Growth, Unemployment And Labour Market Institutions:
Evidence From A Cross-Section Of EU Regions; Applied Economics; Vol. 43, No. 30, pp.
4663-4676;

Lukman. 2015. Tingkat Pengangguran Di Kaltim Lampaui Angka Nasional.


http://www.detaksamarinda.com/content/tingkat-pengangguran-di-kaltim- lampaui-
angka-nasional

Mankiw, N Gregory. (2003). Makroekonomi. Edisi Kelima. Penerbit Erlangga. Jakarta.

M.Ghofar. 2015. Tingkat Pengangguran Di Kaltim Menurun.


http://www.antarakaltim.com/berita/24442/tingkat-pengangguran-di-
kaltim-menurun

Mulyadi, Subri. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Nanga,

Muana. 2005, Makro Ekonomi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Jakarta Payaman, J. Simanjuntak.

(1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.

Prasojo, Priyo. (2009). Analisa Pengaruh Investasi PMA dan PMDM, Kesempatan Kerja,
Pengeluaran Pemerintah terhadap PDRB di Jawa Tengah Periode Tahun 1980- 2006.

Rachim, Rizka Juita. 2013. Analisis Pengaruh Upah Minimum Provinsi, Pengeluaran
Pemerintah, Investasi Swasta Dan Jumlah Penduduk Terhadap Pengangguran Terbuka
Di Provinsi Sulawesi Selatan Periode 1996 – 2010. Jurusan Ilmu Ekonomi. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Makassar

Sakernas. 2007. Laporan Sosial Indonesia.

Samuelson, A. Paul. (1997). Mikro Ekonomi. Erlangga. Jakarta.

Siswanto, Dian Kusumo Hapsari : 2015, Pengangguran Indonesia Bertambah 300 Ribu Orang :
Penyebab bertambahnya pengangguran disebabkan oleh perlambatan ekonomi.
http://www.suara.com/bisnis/2015/05/05/172548/bps- 2015-pengangguran-indonesia-
bertambah-300-ribu-orang. 05 May 2015. BPS:

12
Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

-----------, Sadono. 2000. Makro Ekonomi Modern Perkembangan Pemikiran dari Klasik hingga
Keynesian Baru. Raja Grafindo Persada. Jakarta

-----------, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar : Edisi Ketiga. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.

-----------, Sadono. 2008. Makro Ekonomi. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suparmoko, M. MA. 1992. Ekonomi Pembangunan: Edisi Kelima. BPFE Universitas GajahMada.
Yogyakarta.

Todaro, Michael. 1998. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi 6 Jilid 1. Erlangga.
Jakarta.

----------, Michael. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Erlangga. Jakarta.

----------, Michael. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Gramedia Pustaka.


Jakarta

Vika Novi Yanti. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat


Pengangguran di Jawa Tengah Tahun 1991-2011. Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Zulhanafi, Hasdi Aimon dan Efrizal Syofyan. 2013. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas dan Tingkat Pengangguran di Indonesia. Vol 2, No 03 (2013): Jurnal
Kajian Ekonomi

13

Anda mungkin juga menyukai