Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA

PENGUKURAN DENSITAS DAN VISKOSITAS CAIRAN

NAMA NINA AULYA WIBOWO


NRP 0521040034
KELAS K3-IB
TANGGAL PRAKTIKUM 21 SEPTEMBER 2021
TANGGAL PENYERAHAN LAPORAN 27 SEPTEMBER 2021

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGRI SURABAYA
2021
BAB I
TUJUAN PERCOBAAN

Adapun tujuan dari dilakukannya tersebut adalah sebagai berikut:


a. Dapat menggunakan piknometer untuk mengukur densitas cairan
b. Mengetahui perbandingan viskositas beberapa cairan yang berbeda
c. Memahami hubungan antara viskositas dengan waktu alir
d. Mampu menghitung bilangan reynold suatu cairan dengan densitas dan
viskositas tertentu yang mengalir dengan kecepatan tertentu melalui
pipa dengan diameter tertentu
e. Mampu mengelompokkan jenis aliran (laminer, transisi, turbulen)
berdasarkan nilai bilangan Reynold
f. Dapat menghubungkan sifat fisik densitas dan viskositas dengan
aplikasinya dalam bidang keselamatan kerja
g. Mampu menghubungkan antara diameter pipa dengan jenis aliran yang
terbentuk (pada kecepatan dan jenis aliran yang sama).
h. Mampu menghubungkan antara kecepatan dengan jenis aliran yang
terbentuk (pada diameter dan jenis cairan yang sama)
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Densitas (ρ)


Densitas, atau massa jenis didefiniskan sebagai perbandingan antara
massa dan volume sesuai persamaan:

m
ρ=
V

keterangan :
ρ = massa jenis , kg/m3 atau g/cm3
m = massa, kg atau g
v = volume m3 atau cm3 (cm3=cc)

Karena densitas merupakan properti intensif dan tidak bergantung pada


jumlah massa yang ada, untuk suatu pemberian substansi rasio massa
terhadap volume selalu tetap sama; dengan kata lain, volume meningkat
seperti massanya. Densitas biasanya menurun seiring dengan naiknya suhu.
(Chang, 2010)
Pada cairan, densitas tidak berubah bahkan Ketika fluida tersebut
ditekan. Dan sebaliknya, gas mengalami perubahan densitas yang signifikan
bila ditekan. Fluida dengan densitas konstan atau hampir konstan disebut
fluida incompressible, sedangkan fluida yang mengalami perubahan
densitas disebut fluida compressible. Biasanya, fluida dikatakan
compressible ketika densitasnya berubah lebih dari 5-10%.
Pada pemadaman kebakaran menggunakan air, bahan flammable
yang tidak bisa bercampur (immiscible) dengan air dengan densitas lebih
besar dari air akan berada di bawah air. Pemadaman akan efektif, apabila
terbentuk lapisan sedemikian air menutupi bahan flammable tersebut.
Hal ini tercapai bila cairan tersebut terperangkap dalam area
semacam kolam. Kebakaran bahan flammable yang memiliki densitas lebih
rendah dari air serta tidak bisa bercampur dengan air tidak bisa
menggunakan air sebagai media pemadam, karena air akan menempati
posisi di bawah bahan flammable sehingga tidak mampu menjadi
penghalang bahan flammable dengan udara.
Untuk bahan flammable yang bisa bercampur dengan air, baik
densitasnya lebih besar maupun lebih kecil daripada air, mekanisme
pemadaman kebakaran terjadi karena air menyerap panas yang terjadi dari
pembakaran dan bercampur dengan bahan flammable membentuk zat yang
tidak bisa terbakar.
Densitas cairan adalah sifat fisik cairan yang menentukan apakah
pola alirannya laminar atau turbulen, seperti yang dijelaskan dalam sub
viskositas berikut.

2.2 Viskositas

Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan terhadap aliran fluida


yang merupakan gesekan antara molekul cair. Fluida yang mudah mengalir
dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya, material
yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Dalam
hukum aliran viskos, Newton menyatakan hubungan antara gaya mekanik
aliran viskos sebagai :

Geseran dalam viskositas fluida adalah konstan dan sehubungan


dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida Newtonian,
dimana perbandingan antara tegangan geser (τ) dengan kecepatan geser (γ)
nya konstan.

Aliran viskos sendiri dapat digambarkan seperti dua buah bidang


sejajar yang dilapisi fluida di tengahnya.
Gambar 1 Aliran Viskos

Bidang permukaaan bawah yang dibatasi oleh lapisan fluida setebal


h, sejajar dengan bidang permukaan atas yang bergerak seluas A. Jika
permukaan bagian atas ringan, maka tidak akan memberikan tekanan pada
lapisan fluida di bawahnya, maka tidak aka nada gaya tekan yang bekerja
pada lapisan itu. Gaya F dikenakan pada bidang bagian atas yang
menyebabkan bidang atas bergerak dengan kecepatan konstan v, dengan
begitu maka fluida dibawahnya akan membentuk lapisan yang saling
bergeseran satu sama lain. Tiap lapisan tersebut akan memberi tegangan
geser (𝜏) dengan F/A yang sama dengan kecepatan fluida yang paling atas
sebesar v dan kecepatan lapisan fluida paling bawah sama dengan nol. Maka
kecepatan geser (𝜏) pada lapisan fluida di suatu tempat pada jarak y dari
bidang tetap dengan tidak adanya tekanan fluida menjadi :

𝑑𝑣 𝑣
𝛾= =
𝑑𝑦 ℎ

Parameter inilah yang disebut dengan viskositas. Aliran viskos dapat


digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang dilapisi fluida tipis
diantara kedua bidang tersebut.
Viskositas merupakan perbandingan antara tegangan geser dengan
kecepatan geser atau ditulis dalam persamaan sebagai:
𝜏
𝜇=
𝑔

Dimana parameter µ ini didefinisikan sebagai viskositas absolut


(dinamis) dari suatu fluida. Dengan menggunakan satuan internasional
besaran viskositas dapat dinyatakan dengan kg/(m×s) atau Pa×s (pascal
second). Satuan unit untuk viskositas adalah poise; 1 Pa×s equals 10 poise
atau 1000 centipoise (cP) atau 0.672 lbm/(ft × s). Terminologi absolute
viscosity dan shear viscosity merupakan sinonim dari viskositas di sini.
Satuan Pa.s terlalu besar dalam prakteknya, maka digunakan satuan mPa.s,
yang lebih dikenal sebagai cP atau centiPoise (catatan: 1 Pa.s = 1000mPa.s
= 1000cP, 1P=100cP).
Seperti halnya kerapatan, besaran viskositas berbanding terbalik
dengan perubahan temperatur. Kenaikan temperatur akan melemahkan
ikatan antar molekul suatu jenis cairan sehingga akan menurunkan nilai
viskositasnya.

2.3 Bilangan Reynolds

Reynold number (Re) atau bilangan Reynold adalah bilangan tanpa


dimensi yang menganalisa gaya inersia Fluida. Jenis aliran Fluida dan gaya
gesekan yang terjadi dengan permukaannya akan menentukan Bilangan
Reynold. Pada gaya viskos pada pipa bulat berlaku :

𝑣 𝑑𝜌
𝑅𝑒 =
𝜇

Keterangan :

V = Kecepatan aliran (m/s)


d = Diameter dalam pipa (m2)
r = Massa jenis (kg/𝑚3)
m = Viskositas dinamik fluida (kg/ms)
Bilangan ini digunakan untuk mengidentifikasi jenis aliran yang
berbeda, misalnya laminer dan Turbulen. Karakteristik kedua alirn tersebut
berbeda dari segi massa jenis, kecepatan dan debitnya.

2.4 Aliran Laminer Turbulen


Aliran laminar dan turbulen dibedakan oleh karakteristik internal
aliran . Umumnya, klasifikasi ini tergantung pada gangguan yang mungkin
dialami aliran yang mempengaruhi pergerakan partikel fluida. Ketika aliran
berada pada kecepatan yang relatif rendah atau fluida sangat kental, atau
fluidanya sangat viscous, gangguan yang mungkin dialami oleh medan
aliran akibat getaran, dan sebagainya, relatif lebih cepat teredam oleh
viskositas fluida tersebut dan aliran fluida tersebut disebut aliran laminer.

Dalam aliran turbulen, partikel-partikel fluida bergerak dalam


lintasan yang tidak teratur, dengan mengakibatkan pertukaran momentum
dari satu bagian fluida ke bagian fluida yang lain. Pada skala kecil aliran
turbulen terdiri dari pusaran-pusaran kecil yang cepat mengubah energi
mekanik menjadi ketidakmampubalikan melalui kerja viskos yang dapat
membentuk pusaran. pusaran besar dapat membangkitkan pusaran yang
lebih kecil sehingga terjadi turubulensi kecil. Aliran turbulen dapat
dipandang sebagai aliran yang halus serta lancer dengan aliran sekunder
yang tersuperposisikan pada aliran tersebut. Bilangan Reynold dapat
menunjukkan kecenderungan terhadap laminer maupun turbulen.
Gambar 2 Percobaan Osborn Reynolds (1842-1921)
BAB III

TINJAUAN K3

Banyak bahan kimia berbahaya yang berwujud cairan. Model


pelepasan bahan kimia berbahaya ke lingkungan, cara penyebarannya
sangat dipengaruhi oleh sifat fisik 13 cairan tersebut, termasuk densitas dan
viskositas. Persamaan energi dari aliran cairan melalui tangki yang bocor,
pipa yang retak atau terlepas dari sambungannya sangat tergantung pada
densitas dan viskositasnya.

Ditinjau dari bahan yang digunakan untuk praktikum kali ini,


semuanya berwujud cairan dengan viskositas yang berbeda beda. Walaupun
bahan yang digunakan bukanlah bahan yang dapat menimbulkan bahaya
(hazardous material), tetap penting untuk memiliki pengetahuan mengenai
densitan dan viskositas cairan untuk mengurangi potensi kecelakaan kerja
yang berkaitan dengan bahan bahan kimia terutama bagi ahli K3 Kimia.
Berdasarkan MSDS bahan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

1. Minyak

Minyak termasuk bahan Non-Hazard. Namun apabila tubuh


terpapar, ada beberapa pertolongan pertama yang bisa dilakukan:

a. Pernafasan: hirup udara segar

b. Tertelan: Minum air


c. Terkena kulit: cuci dengan sabun dan air
d. Terkena mata: siram secara menyeluruh dengan air mengalir, Jika gejala
tidak hilang, segera kunjungi dokter
Lalu untuk potensi kebakaran, minyak dapat terbakar/teroksidasi
apabila mengalami kontak dengan panas, menjadi karbon,
karbonmonoksida dan/atau karbon dioksida, dan asap. Untuk
penanganannya bisa dengan menggunakan karbondioksida, bubuk kering,
ataupun busa pemadam kebakaran.

2. Sabun cuci piring

Sabun cuci piring dapat berbahaya apabila terjadi kontak langsung


dalam waktu yang lama dan/atau jumlah yang banyak, beberapa masalah
kesehatan yang bisa timbul adalah sebagai berikut:

a. Kontak dengan mata dapat menyebabkan iritasi mata. Segera


basuh dengan air dingin selama beberapa saat dan segera
hubungi dokter apabila iritasi memburuk.

b. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi kulit. Basuh


dengan air sampai bersih. Jika iritasi semakin memburuk segera
hubungi dokter walaupun sangat jarang terjadi.
c. Bahaya apabila tertelan dapat menimbulkan gejala keracunan
ringan. Tindakan pertolongan jika tertelan segera minum air atau
susu. Lalu hubungi dokter apabila gejala semakin memburuk.

Selebihnya tinggal mengikuti prosedur laboratorium yang ada.


Gunakan pakaian dan alat perlindungan yang dianjurkan agar terhindar dari
potensi bahaya. Lalu selalu lakukan dibawah pengawasan orang lain dan
segera minta bantuan apabila terjadi kecelakaan dengan bahan atau alat yang
ada di laboratorium untuk meminimalisir kerugian.
BAB IV

METODOLOGI PERCOBAAN

4.1 Alat Percobaan

1. Piknometer 25 ml 1 buah

2. Buret 1 buah

3. Statif 1 buah

4. Stopwatch 1 buah

5. Gelas ukur 25 ml 1 buah

6. Gelas beker 100 ml 3 buah

7. Erlenmeyer 100 ml 1 buah

8. Pipet tetes

9. Timbangan elektrik

10. Termometer

4.2 Bahan Percobaan

1. Sirup berwarna merah

2. Larutan pencuci piring berwarna hijau


3. Minyak goreng
4. Aquadest
4.3 Prosedur Kerja (Flow Chart)
4.3.1 Pengukuran Densitas Cairan

Mulai

Ukur temperature aquadest

Timbang piknometer kosong beserta tutupnya

Isi piknometer dengan aquadest hingga penuh

Timbang piknometer yang sudah terisi aquadest

𝜌 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
Perbandingan =
𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑚 𝑎𝑖𝑟

Masukkan 10 mL sabun cuci, 10 mL minyak dan


10mL sirop kedalam gelas ukur 25 mL

Amati lalu urutkan lapisan dan densitasnya

Selesai
4.3.2 Viskositas Cairan

Mulai

Menyiapkan alat dan bahan

Isi buret dengan aquadest 25 ml

Buka kran buret hingga terbuka penuh


lalu dihitung menggunakan stopwatch
kemudian dimatikan ketika aquadest
habis. Pastikan sebelum kran dibuka,
bagian atas buret di lap tissue agar tidak
ada tetesan susulan

Ulangi hingga 3x. Selisih


pengukuran waktu tidak boleh lebih
Jika tidak dari 0.5 detik

Jika iya

Ulangi langkah 1-4 pada 3 cairan


lainnya. Khusus untuk sabun cuci
piring ditambahkan air dengan
perbandingan 1:1

Konversikan hasil pengukuran


waktu dalam satuan viskositas
dengan satuan kg/ms dan cP
(centipoise)
1. Diameter 3 inch,
Kecepatan 3 m/s

Hitung Bilangan Reynold pada 2. Diameter 5 inch,


cairan mengalir pada pipa berbeda Kecepatan 4 m/s

3. Diameter 7 inch,
Kecepatan 10 m/s
Selesai
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Mengukur Densitas Cairan

Hasil Percobaan Pengukuran Densitas

Volume Massa Pikno Massa Pikno


Jenis cairan Piknometer Kosong+Isi (g)
(mL) Kosong (g)

Aquadest 25 15,30 23,34

Sirup 25 15,30 30,34

Sabun Pencuci Piring 25 15,30 25,34

Minyak Goreng 25 15,30 20,34

Berdasarkan data hasil praktikum, dapet diukur nilai densitas dari


cairan yang telah di uji dalam percobaan menggunakan rumus :

m (pikno +isi)− m (pikno kosong)


𝜌= , antara lain:
V

1. Densitas Aquadest
𝑚 23,34−15,30
𝜌= = = 0,3216 gr/cm3 = 321,6 kg/m3
𝑉 25

2. Densitas Sirup
𝑚 30,34−15,30
𝜌= = = 0,6016 gr/cm3 = 6016,0 kg/m3
𝑉 25

3. Densitas Larutan sabun cuci piring


𝑚 25,34−15,30
𝜌= = = 0,4016 gr/cm3 = 401,6 kg/m3
𝑉 25

4. Densitas Minyak goreng


𝑚 20,34−15,30
𝜌= = = 0,2016 gr/cm3 = 201,6 kg/m3
𝑉 25
Selain menggunakan rumus massa jenis, densitas juga dapat dicari
menggunakan perbandingan massa cairan dan massa aquadest, yakni :

𝑚 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛
𝜌 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 𝜌 𝑎𝑖𝑟
𝑚 𝑎𝑖𝑟

1. Densitas aquadest
Sudah diketahui 0,3216 gr/cm3 = 321,6 kg/m3
2. Densitas sirup

𝑚 𝑠𝑖𝑟𝑢𝑝 15,04
𝜌 𝑠𝑖𝑟𝑢𝑝 = × 𝜌 𝑎𝑖𝑟 = × 0,3216 = 0,6016 gr/cm3
𝑚 𝑎𝑖𝑟 8,04

= 601,6 kg/m3

3. Densitas sabun cuci piring


𝑚 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑛 10,04
𝜌 𝑠𝑎𝑏𝑢𝑛 = × 𝜌 𝑎𝑖𝑟 = × 0,3216 = 0,4016 gr/cm3
𝑚 𝑎𝑖𝑟 8,04

= 401,6 kg/m3
4. Densitas minyak goreng
𝑚 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 20,34
𝜌 𝑚𝑖𝑛𝑦𝑎𝑘 = × 𝜌 𝑎𝑖𝑟 = × 0,3216 = 0,2016 gr/cm3
𝑚 𝑎𝑖𝑟 8,04

= 201,6 kg/m3

Dengan menggunakan kedua cara perhitungan yang telah


dilakukan, apabila dibandingkan hasilnya adalah sama. Berikut urutan
densitas dari yang terkecil ke yang terbesar

No Cairan Densitas
1. Minyak goreng 201,6 kg/m3
2. Aquadest 321,6 kg/m3
3. Sabun cuci piring 401,6 kg/m3
4. Sirup 601,6 kg/m3
Setelah itu, cairan sirup, minyak, dan sabun cuci piring dicampurkan
pada satu wadah gelas ukur dengan volume yang sama yaitu masing-masing
10 mL. Setelah dituangkan jadi satu, maka cairan-cairan tersebut akan
terlihat membentuk lapisan seperti gambar di bawah ini:

Minyak goreng

Sabun Cuci Piring

Sirup

Dapat dilihat dari gambar diatas, terjadi perpindahan posisi cairan


yang awalnya dengan urutan: Sirup 10 mL, lalu minyak goreng 10 mL, dan
sabun cuci piring 10 mL, urutannya berubah menjadi paling bawah sirup
(merah), lalu diatasnya ada sabun cuci piring (hijau), dan minyak goreng
(kuning) berada di urutan lapisan teratas.

Hal ini menunjukkan bahwa massa jenis sirup lebih besar daripada
sabun cuci piring. Karena berdasarkan teori yang ada, bahwa semakin besar
massa jenis fluida (zat cair) maka semakin besar zat cair tersebut untuk
berada pada posisi tenggelam (menuju ke dasar). diketahui bahwa massa
jenis sirup sebesar 0,6016 gr/cm3 lebih besar dari massa jenis sabun pencuci
piring sebesar 401,6 kg/m3. Atau dapat dituliskan bahwa ⍴ sirup>⍴ sabun
cuci piring. Sedangkan untuk minyak berada di permukaan gelas ukur
(diatas sabun cuci piring) Hal ini dapat terjadi karena massa jenis minyak
sebesar 0,2016 gr/cm3 , lebih kecil dari massa jenis sabun pencuci
piring sebesar sebesar 401,6 kg/m3. Atau dapat dituliskan bahwa ⍴
minyak<⍴ sabun cuci piring.
Karena perbedaan densitas inilah yang membuat sebuah
cairan/fluida dengan nilai densitas beragam, yang dicampur menjadi satu
tidak akan bisa tercampur dan membentuk lapisan dengan urutan tertentu
seperti pada gambar di atas.

5.2 Mengukur Viskositas Cairan

Hasil Pengukuran Waktu Percobaan Viskositas


𝒕𝟏 + 𝒕𝟐 + 𝒕𝟑
Cairan t1(s) t2(s) t3(s) (𝒔) T(oC)
𝟑

Aquades 9,34 8,96 9,14 9,14 26

Sirup 13,34 12,65 13,28 13,09 26

Sabun cuci piring 12,34 13,36 13,56 13,08 26

Minyak 15,34 15,14 14,95 15,13 26

Nilai Viskositas berbanding lurus dengan perkalian antara waktu tempuh


dan densitas. Dapat dihitung menggunakan rumus, yakni :

𝜇 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝜌 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 × 𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛


=
𝜇 𝑎𝑖𝑟 𝜌 𝑎𝑖𝑟 × 𝑡 𝑎𝑖𝑟

5.1.1 Menghitung Viskositas

1. Viskositas aquadest ( diketahui 1.0 × 10−3 / 1 cP)

2. Viskositas sirup
m (pikno+isi)−m (pikno kosong) 30,34−15,30
ρ2 = =
𝑣 25

ρ2 = 0,6016 gr/cm = 601,6 kg/m


3 3
𝑡1 + 𝑡2 +𝑡3 13,34+ 12,65 +13,28
t2 = = = 13,09 s
3 3

ρ2 × t2 × μ1
μ2 =
ρ1 × t1
601,6 × 13,09 × 10−3
μ2 =
321,6 × 9,14
𝑘𝑔
μ2 = 2,679 𝑥 10−3
𝑚𝑠

μ2 = 2,679 𝑐𝑃

3. Viskositas sabun cuci piring

m (pikno+isi)−m (pikno kosong) 25,34−15,30


ρ2 = =
𝑣 25

ρ2 = 0,4016 gr/cm3 = 401,6 kg/m3

𝑡1 + 𝑡2 +𝑡3 12,34+ 13,36 +13,56


t2 = = = 13,08 s
3 3

ρ2 × t2 × μ1
μ2 =
ρ1 × t1

401,6 × 13,08 × 10−3


μ2 =
321,6 × 9,14
𝑘𝑔
μ2 = 1,787 x 10−3
𝑚𝑠

= 1,787 cP
4. Viskositas minyak

m (pikno+isi)−m (pikno kosong) 20,34−15,30


ρ2 = =
𝑣 25

ρ2 = 0,2016 gr/cm3 -> 201,6 kg/m3

𝑡1 + 𝑡2 +𝑡3 15,34+ 15,14 +14,95


t2 = = = 15,14 s
3 3

ρ2 × t2 × μ1
μ2 =
ρ1 × t1

201,6 × 15,14 × 10−3


μ2 =
321,6 × 9,14
𝑘𝑔
μ2 = 1,038 x 10−3
𝑚𝑠

= 1,038 cP

Berdasarkan hasil perhitungan nilai viskositas tersebut, dapat diketahui nilai


cairan-cairan dari viskositas terkecil ke viskositas terbesar sebagai berikut :
No Cairan Viskositas (cP)

1. Aquadest 1

2. Minyak goreng 1,038

3. Sabun cuci piring 1,787

4. Sirup 2,679
5.1.2 Menghitung Bulangan Reynold

Berdasarkan data perhitungan viskositas diatas, maka dapat dihitung


bilangan Reynold (Re) dengan persamaan :

ρ×ν×D
𝑅𝑒 =
𝜇

Dimana :

Re = Bilangan Reynold untuk menentukan pola aliran (tidak


berdimensi)

ρ = densitas / massa jenis (kg/𝑚3 )

𝜈 = kecepatan / viskositas kinematik (m/s)

D = diameter (m)

𝜇 = viskositas cairan (cP)

1. Bilangan Reynold Aquadest

a. Pada pipa diameter 3 inch (0,08 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 3 × 0,08
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 77.184 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 4 × 0,08
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 102.912 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 10 × 0,08
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 257.280 Turbulen)

b. Pada pipa diameter 5 inch (0,13 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 3 × 0,13
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 125.424 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 4 × 0,13
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 167.232 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 10 × 0,13
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 418.080 (Turbulen)
c. Pada pipa diameter 7 inch (0,18 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 3 × 0,18
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 173.664 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 4 × 0,18
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 231.552 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
321,6 × 10 × 0,18
𝑅𝑒 =
10−3
𝑅𝑒 = 578,880 (Turbulen)

2. Bilangan Reynold Sirop

a. Pada pipa diameter 3 inch (0,08 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 3 × 0,08
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3
𝑅𝑒 = 53.894 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 4 × 0,08
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3
𝑅𝑒 = 71.859 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 10 × 0,08
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3

𝑅𝑒 = 179.649 (Turbulen)

b. Pada pipa diameter 5 inch (0,13 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 3 × 0,13
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3
𝑅𝑒 = 87.578 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 4 × 0,13
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3
𝑅𝑒 = 116.771 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 10 × 0,13
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3
𝑅𝑒 = 291.929 (Turbulen)
c. Pada pipa diameter 7 inch (0,18 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 3 × 0,18
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3
𝑅𝑒 = 121.263 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 4 × 0,18
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3
𝑅𝑒 = 161.684 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
601,6 × 10 × 0,18
𝑅𝑒 =
2,679 × 10−3
𝑅𝑒 = 404.210 (Turbulen)

3. Bilangan Reynold Sabun Cuci Piring

a. Pada pipa diameter 3 inch (0,08 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s
𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 3 × 0,08
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 53.936 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 4 × 0,08
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 71.914 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 10 × 0,08
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 179.787 (Turbulen)
b. Pada pipa diameter 5 inch (0,13 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 3 × 0,13
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 87.646 (Turbulen)

o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 4 × 0,13
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 116.861 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 10 × 0,13
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 292.154 (Turbulen)
c. Pada pipa diameter 7 inch (0,18 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 3 × 0,18
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 121.356 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 4 × 0,18
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 161.808 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
401,6 × 10 × 0,18
𝑅𝑒 =
1,787 × 10−3
𝑅𝑒 = 404.521 (Turbulen)
4. Bilangan Reynold Minyak Goreng

a. Pada pipa diameter 3 inch (0,08 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s
𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 3 × 0,08
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 46.612 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 4 × 0,08
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 62.150 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 10 × 0,08
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 155.375 (Turbulen)
b. Pada pipa diameter 5 inch (0,13 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 3 × 0,13
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 75.745 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 4 × 0,13
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 100.994 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 10 × 0,13
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 252.485 (Turbulen)
c. Pada pipa diameter 7 inch (0,18 m)

o Kecepatan 𝜐 = 3 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 3 × 0,18
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 104.878 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 4 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 4 × 0,18
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 139.838 (Turbulen)
o Kecepatan 𝜐 = 10 m/s

𝜌×𝜐×𝐷
𝑅𝑒 =
𝜇
201,6 × 10 × 0,18
𝑅𝑒 =
1,038 × 10−3
𝑅𝑒 = 349.595 (Turbulen)

Dari semua perhitungan di atas, diperoleh bilangan Reynold (Re)


dengan angka diatas 5000 (>5000). Hal tersebut mengindikasikan bahwa
semua aliran dari cairan-cairan tesebut termasuk dalam aliran
turbulen.
BAB VI

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan densitas dan viskositas yang telah dilakukan


sebelumnya, diperoleh kesimpulan yaitu :

1. Densitas, atau massa jenis didefiniskan sebagai perbandingan antara


massa dan volume.
2. Densitas dapat diukur menggunakan alat bernama piknometer dengan
mencari massa dan volume cairan kemudian dihitung menggunakan
rumus

𝒎
ρ= 𝑽

3. Nilai viskositas berbanding lurus dengan densitas dan berbanding


terbalik dengan waktu alir. Sehingga cairan yang memiliki waktu alir
cepat, memiliki nilai viskositas dan densitas yang kecil juga. Begitupun
sebaliknya.
4. Cairan dengan densitas yang berbeda tidak dapat tercampur dan akan
membentuk lapisan pemisah dengan ketentuan cairan yang memiliki
densitas lebih rendah akan berada di lapisan paling atas, dan cairan
yang densitasnya lebih besar akan berada di bawahnya. Dalam
penelitian ini yang memiliki nilai viskositas paling kecil yaitu aquadest
dan yang memiliki nilai viskositas paling besar yaitu sirup.
5. Bilangan reynold memiliki jenis aliran laminar dan turbulen yang dapat
dihitung menngunakan persamaan :

𝝆×𝝊×𝑫
𝑹𝒆 =
𝝁

6. Cairan yang memiliki Re<2100 bersifat laminer, cairann dengan


laminer 2100-5000 bersifat transisi, dan cairan dengan Re>5000
termasuk aliran turbulen. Dalam penelitian ini semua cairan bersifat
turbulen karena memiliki Re>5000.
7. Nilai bilangan Reynold dipengaruhi oleh laju aliran dan diameter pipa
yang dialiri. Semakin besar diameter pipa maka semakin besar pula
nilai Reynoldnya nya.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2010). Chemistry. Tenth Edition. New York : McGraw-Hill.

Pratiwi, W. D., Wismawati, E., dan Nugroho, A. (2014). Modul Praktikum Kimia.
Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Sifat Fisik Kimia Zat Viskositas, Nora Amelia (2019). Dilihat pada 22 September
2021

http://lecturer.ppns.ac.id/noraamelia/2019/09/06/sifat-fisik-kima-zat-
viskositas dan-densitas/

Eprints Universitas Diponegoro. Dilihat pada 22 September 2021

http://eprints.undip.ac.id/41150/3/BAB_II.pdf.

Natural Sourcing Palm Oil, RBD (2012). Dilihat pada 23 September 2021

https://www.praannaturals.com/downloads/msds/MSDS_Palm_Oil_RBD.
pdf

PT. Smart Lab Indonesia. (2017). MSDS Aquadest. Dilihat pada 23 September
2021

http://smartlab.co.id/assets/pdf/MSDS_AQUADEST_(INDO).pdf

Sugar Australia Pty Limited (2010). Dilihat pada 23 September 2021

https://www.sugaraustralia.com.au/files/1115/2055/0581/MSDS_Invert_S
yrup_Golden_Syrups_and_Treacle.pdf
LAMPIRAN

LAPORAN SEMENTARA

Nama Praktikum : Pengukuran Densitas dan Viskositas


Sidoarjo, 23 September 2021
Mengetahui,

Nina Aulya WIbowo

Data yang Didapatkan :

a. Hasil Percobaan Pengukuran Densitas


Volume Massa Pikno Massa Pikno
Jenis cairan Piknometer Kosong+Isi (g)
Kosong (g)
(mL)
Aquadest 25 15,30 23,34

Sirup 25 15,30 30,34

Sabun Pencuci Piring 25 15,30 25,34

Minyak Goreng 25 15,30 20,34

b. Hasil Pengukuran Waktu untuk Percobaan Viskositas

𝒕𝟏 + 𝒕𝟐 + 𝒕𝟑
Cairan t1(s) t2(s) t3(s) (𝒔) T(oC)
𝟑

Aquades 9,34 8,96 9,14 9,14 26

Sirup 13,34 12,65 13,28 13,09 26

Sabun cuci piring 12,34 13,36 13,56 13,08 26

Minyak 15,34 15,14 14,95 15,13 26


Pengukuran menggunakan piknometer

Urutan cairan minyak, sabun cuci piring dan sirup


MSDS CAIRAN

o Sabun pencuci tangan


o Aquadest
o Minyak
o Sirup

Anda mungkin juga menyukai