Lapres Kebisingan Individu
Lapres Kebisingan Individu
KEBISINGAN INDIVIDU
Disusun oleh :
NRP 0521040034
Kelas K3-2B
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Bahaya atau hazard merupakan suatu keadaan yang dapat menimbulkan kerugian
apabila bahaya tersebut terjadi. Kerugian tersebut dapat berupa kerusakan lingkungan,
kerusakan kesehatan, kerusakan property, dan lain sebagainya. Salah satu bahaya yang
dapat merusak kesehatan, khususnya pendengaran adalah kebisingan. Kebisingan
merupakan semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat- alat proses
produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
pendengaran (Permenaker No.5 Tahun 2018).
Pengukuran pada praktikum ini dilakukan secara individu pada hari Rabu, 2 Maret
2022 di rumah dengan alamat Perumahan Taman Aloha E3/6, Desa Suko, Kecamatan
Sukodono, Sidoarjo. Pengukuran dilakukan di ruang tamu menggunakan aplikasi smart
tools pada pukul 08.00 – 16.00. Pengukuran kebisingan dilakukan satu kali setiap satu jam
sehingga nantinya akan didapatkan delapan data untuk 8 jam pengukuran.
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
30 Menit 97
15 Menit 100
7.5 Menit 103
3.75 Menit 106
1.88 Menit 109
0.94 Menit 112
Apabila ingin mengukur waktu pemaparan maksimal per hari dengan intensitas kebisingan
yang belum terdapat pada tabel standar kebisingan Permenaker No. 5 Tahun 2018, maka
dapat menggunakan perhitungan interpolasi. Cara interpolasi ditentukan dengan
persamaansebagai berikut
𝑥 − 𝑥1 𝑦 − 𝑦1
=
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1
Dimana :
Menurut Permenaker maupun NIOSH, manusia boleh terpapar oleh kebisingan dengan
intensitas 85 dB hanya selama 8 jam. Apabila manusia terpapar oleh kebisingan dengan
intensitas 85 dB selama lebih dari 8 jam akan menimbulkan masalah kerusakan fungsi
pendengaran atau masalah kesehatan lainnya. Begitu pula dengan intensitas lainnya, apabila
melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan, maka masalah kesehatan akan muncul.
Selain NAB atau nilai ambang batas, terdapat pula standar pengukuran, yaitu SNI
7231:2009 Tentang Metode pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja. Standar ini
merupakan metode pengukutan intensitas kebisingan di tempaat kerja menggunakan alat
soundlevel meter.
Kebisingan kombinasi terjadi akibat adanya sumber bunyi dengan jumlah lebih dari
satu dan mengeluarkan bunyi secara bersamaan di suatu tempat. Apabila kebisingan yang
dihasilkanadalah lebih dari satu, maka kebisingan akan menjadi lebih besar intensitasnya.
Kebisingan kombinasi dapat dihitung dengan mengacu pada tabel berikut
Perbedaan decibel (dB) Penambahan pada level tertinggi
0 3
1 2.6
2 2.1
3 1.8
4 1.4
5 1.2
6 1
7 0.8
8 0.6
9 0.5
10 0.4
11 0.3
12 0.2
more 0
Tabel 2.3 Kebisingan Kombinasi
Setelah perhitungan kebisingan kombinasi, kebisingan yang paling tinggi lah yang akan
mencadi acuan untuk perhitungan selanjutnya.
Daily Noise Dose atau DND merupakan dosis terpapar kebisingan yang diperbolehkan
per harinya. DND dianggap aman apabila memiliki nila kurang dari sama dengan satu
atau
DND ≤ 1
Apabila nilai DND lebih dari satu (DND > 1) maka dianggap tidak aman dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. Daily Noise Dose dituliskan
dengan persamaan berikut
𝐶1 𝐶2 𝐶𝑛
𝐷𝑁𝐷 = + +⋯+
𝑇1 𝑇2 𝑇𝑛
Dimana
:
𝐶𝑛 = Lama waktu terpapar kebisingan yang diterima
2. Kebisingan kontinu dengan spectrum frekuensi sempit, contohnya suara dari gergaji
sirkuler
3. Kebisingan terputus-putus, merupakan kebisingan yang terjadi secara terputus-putus
atau secara tidak stabil, contohnya suara lalu lintas
4. Kebisingan implusif, merupakan kebisingan yang memerlukan waktu selama kurang dari
35 milidetik untuk mencapai puncaknya serta memerlukan waktu kurang dari 550
milidetikuntuk menurunkan intensitasnya sampai 20 dB, contohnya tembakan
5. Kebisingan implusif berulang, merupakan kebisingan yang terjadi secarra berulang-
ulang dengan intensitas bunyi yang relatuf rendah, contohnya mesin tempa
Efek yang dapat ditimbulkan oleh kebisingan adalah efek psikologi, menginterferensi
percakapan bahkan keselamatan dan kesehatan kerja, serta penurunan fungsi pendengaran
pada manusia.
Prinsip dasar dalam melakukan identifikasi sampai pengendalian bahaya adalah dengan
menggunakan AREP, atau antisipasi, rekognisi, evaluasi, dan pengendalian.
1. Antisipasi, yaitu identifikasi terhadap bahaya-bahaya yang berpotensi untuk muncul di
suatu lingkungan atau tempat kerja
2. Rekognisi, yaitu pengukuran terhadap suatu bahaya yang sudah diidentifikasi pada
tahapanantisipasi
3. Evaluasi, yaitu membandingkan hasil pengukuran dengan standar yang ada, misalkan di
Permenaker No. 5 Tahun 2018. Apabila hasil pengukuran melebihi standar yang
diperbolehkan, maka harus dilakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut
4. Pengendalian, yaitu melakukan pengendalian bahaya yang muncul dengan
menggunakan prinsip hirarki pengendalian risiko.
METODE PRAKTIKUM
2. Membuka aplikasi
5. Mematikan alat
4. Mengatur signal di pilihan white noise, peak hold “on”, dan RTA “on”
8. Mematikan alat
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
Hasil yang didapatkan dari pengukuran kebisingan selama 8 jam mulai pukul 07.00-
14.00 yaitu : International Journal of Environmental Research and Public Health
4.2 Perhitungan
0,5 jam 1jam 1jam 1jam 0,4 jam 1jam 1jam 0,5 jam
𝐷𝑁𝐷 = + 8jam + 8jam + 8jam + + 8jam + 8jam +
8jam 8jam 8jam
= 0,248 (Aman)
Setelah melakukan perhitungan DND diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang
dilakukan di ruangan tersebut aman dari bahaya kebisingan karena nilai DND ≤ 1 .
4.3.1 Antisipasi
4.3.2 Rekognsi
Daily Noise Dosage atau DND yang maksimal dapat terpapar pada manusia
adalah sebesar kurang dari atau samadengan satu (DND ≤ 1). Nilai DND tersebut
adalah dalam skala aman atau diizinkan. Mengacu pada DND menurut NIOSH
maupun Permenaker No.5 Tahun 2018 pun, hasilnya adalah kurang dari satu (DND <
1), yang artinya masih dapat dikategorikan sebagai keadaan yang aman.
4.3.4 Pengendalian
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum dan pembahasan, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Cara menghitung dan menentukan tingkat kebisingan di suatu aman atau tidak dapat
dilakukan dengan menghitung DND atau daily noise dosage.
2. Cara menghitung DND atau daily noise dose adalah membagi waktu terpapar
kebisingan dengan standar waktu terpapar yang diperbolehkan di tempat satu dan
ditambahkan dengan pembagian waktu terpapar kebisingan dengan standar waktu
terpapar di tempat lain.
3. Tahapan yang harus dilakukan saat akan mengendalikan suatu bahaya adalah
a. Antisipasi
b. Rekognisi
c. Evaluasi
d. Pengendalian
Mengendalikan bahaya kebisingan yang melebihi dosis harian dengan cara
menerapkan hierarki pengendalian bahaya yaitu :
a. Eliminasi : Menghilangkan sumber kebisingan dari Tcmpat Kerja.
b. Substitusi : Mengganti alat, bahan, dan proses kerja yang rnenimbulkan sumber
kebisingan.
DAFTAR PUSTAKA
Djalante, 2010. Analisis Tingkat Kebisingan di Jalan Raya yang Menggunakan Alat Pemberi
Isyarat Lalu Lintas (APIL), Volume 8, pp. 280-300.
National Institute for Occupational Safety and Health, 1998. CDC - Occupational Noise
Exposure. Ohio: National Institute for Occupational Safety and Health.
Santiasih, I., Arninputranto, W., Rachmat, A., 2019. Job Sheet Kebisingan Individu(Daring).
Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
LAMPIRAN
Tugas Pendahuluan
Gambaran Umum
Tanggal : 25 Februari 2022
• Ruang Tamu
SCREENSHOT PENGUKURAN KEBISINGAN
DOKUMENTASI PENGUKURAN