Disusun Oleh :
Nama : Reky Ova Yudiawati, Amd. Kep
NIP : 199601022022032020
Jabatan : Perawat Terampil
Instansi : Puskesmas Grabag 2
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun Oleh :
Nama : Reky Ova Yudiawati, Amd. Kep
NIP : 199601022022032020
Jabatan : Perawat Terampil
Instansi : Puskesmas Grabag 2
Mentor Coach
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Nama : Reky Ova Yudiawati, Amd. Kep
NIP : 199601022022032020
Jabatan : Perawat Terampil
Instansi : Puskesmas Grabag 2
Mengetahui,
Kepala Bapelkes Semarang
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahka n segala nikmat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan
rancangan aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Pengelolaan Sitem Resiko
Jatuh Pada Pasien Rawat Jalan Dengan Menggunakan Media Poster / Stiker Di
Puskesmas Grabag 2 Kabupaten Magelang Tahun 2022”.
Penulisan rancangan aktualisasi ini merupakan penugasan kepada
penulis sebagai salah satu peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan
X tahun 2022. Selama proses penyusunan rancangan aktualisasi ini, penulis
banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Bapak Zaenal Arifin, S.IP selaku Kepala Bupati Kabupaten Magelang yang
memberikan fasilitas dalam pelaksanaan kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II
2. Bapak Eko Tavip Haryanto SE selaku Kepala BKPPD Kabupaten Magelang
yang membantu terselenggaranya kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
Golongan II
3. Bapak Asep Zaenal Mustofa, SKM, M.Epid selaku Kepala Balai Pelatihan
Kesehatan Semarang yang memberikan fasilitas dalam pelaksanaan
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
4. Bapak Rasa Harbakti, SKM, MSi, selaku penguji seminar laporan rancangan
aktualisasi
5. Ibu Asih Kunwahyuningsih,S.Pd, M.Kes, sebagai pembimbing (coach)
penyusunan laporan rancangan aktualisasi
6. Ibu ErlinaArtiningsih, S.Kep,Ns sebagai pembimbing (mentor) penyusunan
laporan rancangan aktualisasi
7. Bapak, ibu, suami, dan anak yang senantiasa memberikan semangat,
dukungan dan doa yang tidak pernah putus
8. Seluruh Widyaiswara yang telah mengajar dan membimbing dalam
perkuliahan terkait materi nilai-nilai dasar pegawai negeri sipil (BerAKHLAK)
untuk dapat diaplikasikan dan diaktualisasikan di instansi.
9. Seluruh Panitia yang telah membantu dan mendorong serta memfasilitasi
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS
10. Keluarga besar peserta pelatihan dasar Golongan II Angkatan X tahun 2022.
iv
Akhir kata penulis mengharapkan adanya masukan yang membangun
guna memperbaiki rancangan aktualisasi ini untuk menjadi lebih baik. Semoga
rancangan ini dapat saya aktualisasikan dengan baik dan selesai tepat waktu
serta membawa manfaat bagi unit kerja saya.
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................... i
Lembar Persetujuan...................................................................................... ii
Lembar Pengesahan..................................................................................... iii
Kata Pengantar.............................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................ vi
Daftar Gambar............................................................................................... vii
Daftar Tabel................................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3
A. Profil Instansi..................................................................................... 3
B. Profil Peserta...................................................................................... .8
C. Nilai-Nilai Dasar PNS......................................................................... 8
D. Kedudukan dan Peran PNS............................................................... 13
E. Landasan Teori.................................................................................. 16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI............................................................ 20
A. Identifikasi Isu.................................................................................... 20
B. Isu Yang Diangkat/Prioritas Isu.......................................................... 26
C. Analisis Penyebab Masalah............................................................... 27
D. Gagasan Pemecahan Masalah.......................................................... 30
E. Rancangan Aktualisasi....................................................................... 33
F. Rekapitulasi Rancangan Nilai-Nilai Dasar PNS.................................. 70
G. Manfaat Kegiatan Aktualisasi............................................................. 70
H. Jadwal Rencana Kegiatan/Ghant Chart............................................. 71
I. Dampak Nilai-Nilai Dasar PNS........................................................... 72
BAN IV PENUTUP......................................................................................... 74
A. Kesimpulan........................................................................................ 74
B. Saran................................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 77
vi
DAFTAR GAMBAR
1.1 Gambar : Peta Puskesmas Grabag 2..................................................... 5
1.2 Gambar : Struktur Organisasi................................................................. 7
1.3 Gambar : Bed pasien dan anak tangga................................................... 23
1.4 Gambar : Sampah................................................................................... 25
1.5 Gambar : Diagram Fishbone................................................................... 29
DAFTAR TABEL
2.1 Tabel USG.............................................................................................. 27
2.2 Tabel Rancangan Kegiatan.................................................................... 30
2.3 Tabel Matrik Rancangan Aktualisasi....................................................... 33
2.4 Tabel Rekapitulasi Rencana Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS............... 70
2.5 Tabel Jadwal Rencana Kegiatan / Ghant Chart...................................... 71
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil atau biasa disebut
LATSAR CPNS adalah pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan
yang dilakukan secara terintegrasi untuk membangun mewujudkan PNS
yang profesional dan berkarakter. Pelatihan Dasar ini adalah salah satu
persyaratan yang harus ditempuh oleh seorang Calon Pegawai Negeri
Sipil dalam masa percobaan sebelum diangkat menjadi Pegawai Negeri
Sipil untuk membentuk kompetensi berupa pengetahuan, keterampilan,
dan perilaku Calon Pegawai Negeri Sipil yang nantinya akan digunakan
dalam pekerjaan sehari-hari.
Pada tahun 2022 ini, dasar hukum yang digunakan dalam
pelaksaan Pelatihan Dasar CPNS antara lain UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen ASN, Peraturan Lembaga Administrasi
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pengembangan
Kompetensi bagi PNS, dan Peraturan Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS.
Menurut Per LAN Nomor 10 Tahun 2021 tersebut, Pelatihan
Dasar CPNS bertujuan untuk membangun integritas moral, kejujuran,
semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, memperkuat
profesionalisme serta mengembangkan kompetensi CPNS dalam
bidangnya. Kompetensi tersebut diukur berdasarkan kemampuan dalam
menunjukkan sikap perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar PNS dalam pelaksaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan
kedudukan dan peran PNS dalam untuk mendukung terwujudnya smart
governance sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
dan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang dibutuhkan
sesuai dengan bidang tugas. Pengembangan kompetensi yang dilakukan
1
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menyusun rancangan aktualisasi atas dasar pemahaman mata
pelatihan manajemen ASN dan Smart ASN yang dilandasi dengan
nilai-nilai dasar ber-AKHLAK.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi isu yang terjadi di unit kerja
b. Menentukan prioritas isu (Core Issue)
c. Menganalisis penyebab-penyebab isu
d. Menentukan gagasan kegiatan inisiatif untuk menyelesaikan isu
e. Melandasi setiap tahapan kegiatan dengan nilai-nilai dasar PNS
3
A. Profil Instansi
Puskesmas Grabag II Kab. Magelang merupakan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama BPJS di Kabupaten Magelang.
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini
adalah:
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1691 tahun
2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah sakit
4. Peraturan Bupati Magelang Nomor 04 Tahun 2015 tentang Standar
Pelayanan Minimal Puskesmas.
Puskesmas Grabag II merupakan Puskesmas Non Rawat Inap
yang berlokasi di dusun Senden Desa Pucungsari Kecamatan Grabag
merupakan lokasi baru Puskesmas dan sudah berjalan selama 6 tahun.
Lokasi Puskesmas lama terletak di Desa Cokro Kecamatan Grabag.
Dengan mempertimbangkan ketersediaan lahan tanah Puskesmas dan
peningkatan pelayanan maka dipilih lokasi yang baru di di dusun Senden
Desa Pucungsari Kecamatan Grabag.
Puskesmas ini mulai ditempati tepatnya pada tanggal 10 Januari
2011. Pembangunan Puskesmas Grabag II dimulai pada tahun anggaran
2010 dan selesai pada bulan Desember 2010. Puskesmas Cokro
(Puskesmas Grabag II yang lama) yang dulu sebagai Puskesmas Induk
saat ini sudah tidak digunakan untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Grabag II adalah sebagai berikut :
4
5
KECAMATAN GRABAG
BALEAGUNG
KECAMATAN SECANG
U
KLEGEN
SALAM S
COKRO
KETAWANG
GIRIWETAN
SUGIHMAS
PESIDI
KECAMATAN PAKIS
LEBAK
PUCUNGSARI
PUSKESMAS
KEUANGAN
KOORDINATOR TIM SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN RUMAH BENDAHARA PENERIMAAN
MANAJEMEN PUSKESMAS PUSKESMAS TANGGA Enywati Iris Tombokan
SITI SUPRIHARTATI,S.Tr.Keb Supriyatun,A.Md Supriyatun,A.Md Binti Arifah BENDAHARA PENGELUARAN
Rochimi Agustiani
PENANGGUNGJAWAB UKM PENANGGUNGJAWAB PENANGGUNGJAWAB PENANGGUNGJAWAB JARINGAN PENANGGUNGJAWAB PENANGGUNGJAWAB BENDAHARA BARANG
ESENSIAL DAN KEPERAWATAN UKM PENGEMBANGAN UKP, KEFARMASIAN PELAYANAN PUSKESMAS DAN BANGUNAN, PRASARANA MUTU
Binti Arifah
KESEHATAN MASYARAKAT DAN LABORATORIUM JEJARING PUSKESMAS DAN PERALATAN
Wiwik Prakawi Eni,A.Md.Keb Budi Siswoyo,A.Md Drg. Irianti Tri Hapsari
Sri Puji Lestari,A.Md Sri Puji Lestari,A.Md dr. Nina Tiwi Handayani VERIFIKATOR
Siti Suprihartati,S.Tr.Keb
KOORDINATOR PELAYANAN KOORDINATOR KOORDINATOR PUSKESMAS PEMBANTU
PROMOSI KESEHATAN PELAYANAN PELAYANAN BANGUNAN PETUGAS AKUNTASI
PUSTU TENERANG
Budi Siswoyo,A.Md KESEHATAN JIWA PEMERIKSAAN UMUM Sobikin, AMK Budi Siswoyo,A.Md Siti Suprihartati,S.Tr.Keb.
MASYARAKAT dr. Nina Tiwi Handayani
KOORDINATOR PELAYANAN Veronica Herminingtyas PUSKESMAS KELILING PRASARANA & PERALATAN
KESEHATANLINGKUNGAN KOORDINATOR KOORDINATOR Binti Arifah
Budi Siswoyo,A.Md PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS KELILING
GIGI DAN MULUT Erlina Artiningsih S.Kep
KOORDINATOR PELAYANAN KOORDINATOR drg. Irianti Tri Hapsari
KES. KELUARGA YANG PELAYANAN
BERSIFAT UKM GAWAT DARURAT KOORDINATOR PRAKTIK BIDAN DESA
PELAYANAN KESEHATAN BIDAN DESA LEBAK BIDAN DESA SALAM
Wiwik Prakawi Eni,A.Md.Keb Sobikin, AMK
KELUARGA YANG Dewi Aryanti, A.Md.Keb Siti Suprihartati S.Tr.Keb
KOORDINATOR PELAYANAN KOORDINATOR BERSIFAT UKP
GIZI YANG BERSIFAT UKM Sobikin, AMK BIDAN DESA PUCUNGSARI BIDAN DESA KETAWANG
PELAYANAN
Wiwik Prakawi Eni, A.Md.Keb Sidem Rahayu, S.Tr.Keb
Sri Puji Lestari,A.Md GIZI YANG BERSIFAT UKP
Sri Puji Lestari, A.Md KOORDINATOR
KOORDINATOR PELAYANAN PELAYANAN PERSALINAN BIDAN DESA SUGIHMAS BIDAN DESA BALEAGUNG
PENCEGAHAN DAN KOORDINATOR Sidem Rahayu, S.Tr.Keb Solikatun, A.Md.Keb Emi Kristinawati, A.Md.Keb
PENGENDALIAN PENYAKIT PELAYANAN SITI SUPRIHARTATI BIDAN DESA PESIDI
Erlina Artiningsih S.Kep KEFARMASIAN BIDAN DESA KLEGEN
KOORDINATOR Inik Listiyani Dewi, A.Md.Keb
Rachmawat Budi RI Enywaty Iris Tombokan, A.Md.Keb
KOORDINATOR SUPRIHARTATI PELAYANAN BIDAN DESA GIRIWETAN
KEPERAWATAN KESEHATAN LABORATORIUM Wahyu Dati U, A.Md.Keb
MASYARAKAT Rochimi Agus Setyani JEJARING PUSKESMAS
8
B. Profil Peserta
1. Jabatan Peserta
Peserta sebagai perawat terampil di Puskesmas Grabag II Kabupaten Magelang.
2. Tugas Pokok
Adapun Tertuang dalam Permenpan RB No. 35 Tahun 2019 tugas perawat
pelaksana / terampil adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu;
b. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;
c. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
melakukan upaya promotif;
d. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan / pelindung fisikpada pasien
untuk mencegah risiko cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
e. Memberikan oksigenasi sederhana;
f. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi gawat darurat / bencana /
kritikal;
g. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas risiko
penularan infeksi;
h. Melakukan perawatan luka;
i. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan.
3. Fungsi
Perawat berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional di bidang pelayanan
keperawatan pada Fasyankes atau Fasilitas Kesehatan lainnya di lingkungan
Instansi Pemerintah.
e. Ahli di bidangnya
4. Nilai – Nilai Harmonis
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti
terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama
antara berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut
dapat menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya
terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak, maka belum
tentu orang itu dapat disebut sebagai satu pribadi. Dapat dicontohkan, pada
bidang musik, sejak abad pertengahan pengertian harmoni tidak mengikuti
pengretian yang pernah ada sebelumnya, harmoni tidak lagi menekankan pada
urutan bunyi dan nada yang serasi, tetapi keserasian nada secara bersamaan.
Singkatnya Harmoni adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta.
Panduan perilaku (kode etik) yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK dalamkonteks Harmonis adalah sebagai berikut.
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Suka mendorong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Oleh karena itu, seorang ASN harus mampu menerapkan kalimat afirmasi
“Kami selalu menghargai perbedaan” dalam melaksanakan setiap tugas-
tugasnya. Kata kunci dari Harmonis yang perlu dipegang oleh seorang ASN
adalah sebagai berikut.
a. Peduli
b. Menghargai perbedaan
c. Selaras.
5. Nilai – Nilai Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki oleh seorang ASN ideal sebagaimana
tersebut di atas adalah sifat loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sifat
dan sikap loyal terhadap bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan
sikap loyal ASN kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut
bekerja sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, karena ASN
merupakan bagian atau komponen dari pemerintahan itu sendiri.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN
yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang
sah;
12
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Komitmen
b. Dedikasi
c. Kontribusi
d. Nasionalisme
e. Pengabdian
6. Nilai – Nilai Adaptif
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah menyesuaikan (diri)
dengan keadaan.
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana
ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan
organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan.
Panduan perilaku (kode etik) yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK dalamkonteks Adaptif adalah sebagai berikut :
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangakkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.
Oleh karena itu, seorang ASN harus mampu menerapkan kalimat afirmasi
“Kami terus berinovasi dalam menghadapi perubahan” dalam melaksanakan
setiap tugas-tugasnya”. Kata kunci dari loyal yang perlu dipegang oleh seorang
ASN adalah sebagai berikut :
a. Inovasi
b. Antusias terhadap perubahan
c. Proaktif
7. Nilai – Nilia Kolaboratif
Kolaboratif merupakan proses partisipasi beberapa orang, kelompok, dan
organisasi yang bekerja sama untuk mencapai hasil yang diinginkan. Kolaborasi
juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan keputusan,
implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk kolaborasi lainnya atau
interaksi stakeholders bahwa organisasi lain dan individu berperan sebagai
bagian strategi kebijakan, collaborative governance menekankan semua aspek
yang memiliki kepentingan dalam kebijakan membuat persetujuan Kolaboratif 7
bersama dengan “berbagi kekuatan”. (Taylo Brent and Rob C. de Loe, 2012).
13
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi
yaitu:
a. Forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
b. Peserta dalam forum termasuk aktor nonstate;
c. Peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya
'‘dikonsultasikan’ oleh agensi publik;
d. Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif;
e. Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan
jika konsensus tidak tercapai dalam praktik), dan
f. Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen.
Panduan perilaku (kode etik) yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK dalamkonteks Kolaboratif adalah sebagai berikut :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkanersama nilai tambah.
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
Oleh karena itu, seorang ASN harus mampu menerapkan kalimat afirmasi
“Kami membangun kerjasama yang sinergi” dalam melaksanakan setiap
tugastugasnya. Kata kunci dari kolaboratif yang perlu dipegang oleh seorang
ASN adalah sebagai berikut.
a. Kesediaan bekerja sama.
b. Sinergi untuk hasil yang lebih baik.
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan
perekat dan pemersatu bangsa. Sedangkan tugas ASN yaitu:
a. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas;
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Peran dari pegawai ASN yaitu sebagai perencana, pelaksana dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Untuk iu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya. ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. ASN
berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan
Republik Indonesia. ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan 30 persatuan dan kesatuan bangsa (kepentingan bangsa dan
negara di atas segalanya) (LAN RI, 2017)
2. SMART ASN
Smart ASN merupakan predikatbagi ASN yang memiliki integritas tinggi,
mampu berbahasa asing, mampu menguasai teknolog iinformasi dan komunikasi,
berjiwa melayani, memiliki mentalitas wirausaha, jaringan luas dan
keramahtamahan. Menurut arahan bapak presiden ASN dituntut mengembangkan
kompetensinya secara sistematis dan harus memiliki 8 karakteristikyaitu:
a. Integritas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Integritas (Integrity) diartikan
sebagai mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan
dan kejujuran. Intergritas PNS sudah diatur dan harus dihormati oleh PNS.
Integritas sangat erat hubungan dengan perilaku kerja pegawai. Perilaku
pegawai adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh
PNS atau tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Integritas itu nyata dan terjangkau
15
E. Landasan Teori
1. Pasien Resiko Jatuh
a. Pengertian resiko
Resiko adalah kesempatan dari sesuatu yang memiliki dampak pada
sesuatu (Anggraeni1, Hakim & Widjiati, 2016).Resiko juga dapat diartikan
sebagai kejadian yang memiliki dampak negatif dan merugikan yang dapat
mencegah terciptanya manfaat atau mengkikis manfaat yang telah ada.Resiko
dapat disimpulkan sebagai kejadian yang belum terjadi dan memiliki dampak
negatif dalam berbagai hal.
Menurut Vaughan dan Elliott, Resiko adalah potensi kerugian,
kemungkinan kerugian, ketidakpastian, penyimpangan kenyataan dari hasil
yang diharapkan, dan probabilitas bahwa suatu hasil berbeda dari yang
diharapkan (Budiono, 2017).
b. Dampak dan probabilitas resiko
Menurut Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS) (2015), dalam
menentukan derajat resiko diukur berdasakan dampak dan probabilitasnya
(frekuensi) berikut ini jenis-jenis dampak dan probailitas resiko menurut
tingkatnya:
Faktor resiko jatuh dibagi menjadi faktor intrinsik (Patient-related risk factors) dan
faktor ektrinsik (Healthcare factors related to falls) seperti yang dijelaskan berikut
(Barak & Robert, 2017):
a. Faktor Intrinsik(Patient-Related Risk Factors)
1) Gangguan sensori dan gangguan neurologi
2) Gangguan kognitif
3) Gaya berjalan dan Gangguan keseimbangan
4) Gangguan urinaria
5) Pengobatan
b. Faktor Ektrinsik (Healthcare Factors Related to Falls)
1) Kondisi lingkungan pasien
2) Nurse call
3) Tenaga profesional kesehatan dan sistem pelayanan
A. Identifikasi Isu
Identifikasi isu merupakan tahap mengamati perilaku, fenomena, budaya
yang ada dan terpantau. Isu yang terpantau selama saya bekerja di Puskesmas
Grabag 2 adalah sebagai berikut :
20
a. Aktual
Isu ini masih terjadi sampai saat ini, dimana para petugas kesehatan setiap
melakukan tindakan tidak di dahului dengan cuci tangan melainkan langsung
menggunakan sarung tangan / handscoon.
b. Problematik
21
21
c. Kekhalayakan
Dampak bagi pasien adalah dapat menimbulkan tertularnya infeksi
nosokomial yang dibawa dari petugas, dimana petugas yang terkontaminasi
merupakan sumber utama dari penyebaran mikroorganisme patogen.
Dampak bagi perawat adalah tertularnya infeksi yang dibawa oleh pasien
yang dapat menyebar ke bagian tubuh kita maupun ke orang lain.
d. Layak
Isu ini layak diselesaikan mengingat begitu pentingnya melakukan kebersihan
tangan (hand hygiene) karena sudah menjadi tugas dan tindakan wajib yang
dilakukan oleh semua kalangan masyarakat dan jika tidak dilakukan akan
menyebarkan virus pathogen yang dibawa oleh petugas.
2. Belum optimalnya penanganan resiko jatuh pada pasien rawat jalan di Puskesmas
Grabag 2 Kabupaten Magelang Tahun 2022
22
Skrining risiko pasien jatuh adalah penapisan yang dilakukan pada saat awal
pasien masuk ke IGD ataurawat jalan dengan menggunakan metode Fall
MorseScale pada pasien dewasa dan metode Humpty Dumpty Scale pada pasien
anak. Pasien yang pada asesmen awal dinyatakan berisikorendah untuk jatuh,
dapat mendadak berubahmenjadi berisiko tinggi. Hal ini disebabkan oleh operasi
dan/atau anestesi, perubahan mendadakkondisi pasien, serta penyesuaian
pengobatan.
b. Problematik
Belum adanya pengaman pada bed pasien, belum adanya tanda segitiga
kuning pada lingkungan yang memiliki resiko tinggi serta belum adanya hand
realling pada kamar mandi pasien. Dan tidak dilakukannya skrining resiko jatuh
dengan tidak diberinya tanda gelang pita kuning bahwa pasien beresiko jatuh,
merupakan belum optimalnya pengelolaaan sistem resiko jatuh pada pasien
rawat jalan yang berhubungan dengan keselamatan pasien.
c. Kekhalayakan
Dampak bagi pasien adalah dapat menyebabkan cidera pada pasien, dimana
dapat mengalami cidera ringan sampai cidera berat.
Dampak bagi petugas adalah kurangnya tanggungjawab dalam bekerja , hal
ini kurangnya kepedulian petugas dalam kepentingan keselamatan pasien
sehingga pelayanan belum optimal.
Dampak bagi Puskesmas adalah pelayanan yang belum optimal
mengakibatkan menurunnya mutu dan pelayanan Puskemas
d. Layak
Isu ini layak diselesaikan karena melakukan pengelolaan pencegahan resiko
jatuh merupakan sudah tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai petugas
kesehatan. Jadi jika tidak dilakukan maka akan menimbulkan menurunnya
system keselamatan pasien dengan terjadinya resiko cidera kepada pasien
rawat jalan.
24
b. Problematik
Kurangnya kesadaran petugas dalam memisahkan sampah medis dan non
medis mengakibatkan belum optimalnya pembuangan sampah di lingkungan
Puskesmas Grabag 2
c. Kekhalayakan
Dampak bagi pasien dan petugas dapat menyebabkan terkenanya infeksi
karena limbah medis mengandung patogen penyebab berbagai infeksi penyakit
seperti saluran pernapasan.
Dampak bagi lingkungan dapat mencemari lingkungan.
d. Layak
Isu ini layak diselesaikan karena melakukan pengelompokan atau pemisahan
sampah medis dan non medis merupakan tugas dan tanggung jawab semua
petugas. Jika hal ini tidak dilakukan maka akan menyebabkan kontaminasi
penyebaran infeksi.
26
1.4 Gambar : Sampah yang masih jadi satu, sampah medis dan
menggunakan skala likert untuk menentukan core issue yang akan ditentukan
solusinya. Adapun yang dimaksud dengan metode USG yaitu Urgent yaitu seberapa
mendesakknya isu tersebut, Serious yaitu tingkat keseriusan dari isu tersebut,
dan Growth yaitu kemungkinan dampak atau perkembangan masalah. Dengan
kriteria USG sebagai berikut :
U : Urgency
1 : Tidak mendesak.Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu > 1 tahun.
2 : Kurang mendesak. Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu 1 tahun.
3 : Cukup mendesak. Hraus ditindaklanjuti dalam kurun waktu 6 bulan.
4 : Mendesak. Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu 3 bulan.
5 : Sangat mendesak. Harus ditindaklanjuti dalam kurun waktu 1 bulan.
S : Serioousness
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius. Dam[ak isu akan berpengaruh pada diri
sendiri saja.
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius. Dampak isu akan berpengaruh pada diri
sendiri dan rekan kerja.
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius. Dampak isu akan berpengaruh pada
seluruh petugas medis di Puskesmas
4 : Akibat yang ditimbulkan serius. Dampak isu akan berpengaruh pada satu instansi
Puskesmas dan pasien.
5 : Akibat yang ditimbulkan sangat serius. Dampak isu akan berpengaruh pada satu
instansi Puskesmas dan masyarakat (pasien)
G : Growth
2 : Tidak memburuk. Memburuk dalam kurun waktu > 1 tahun.
3 : Kurang memburuk. Memburuk dalam kurun waktu 1 tahun.
3 : Cukup memburuk. Memburuk dalam kurun waktu 6 bulan.
4 : Memburuk. Memburuk dalam kurun waktu 3 bulan
5 : Sangat memburuk. Memburuk dalam kurun waktu 1 bulan.
METODE
MEN
Tidak ada system
pengaman di bed pasien
Kurangnya keinginan Tidak ada penanda bagi pasien
petugas mencari informasi yang memiliki resko jatuh
E. Rancangan Aktualisasi
Kompeten
Pada saat pembuatan SOP, saya
akan membuat SOP dengan
terstruktur, selaras dan mudah
dipahami oleh petugas sebagai
aktualisasi MP. Harmonis
Dan saya akan membuat SOP
resiko jatuh dengan sungguh-
sungguh, baik dan benar sebagai
aktualisasi MP. Loyal
Selain itu saya juga akan membuat
SOP resiko jatuh dengan kreatif dan
inovatif sesuai kebutuhan instansi
Puskesmas sebagai aktualisasi MP.
Adaptif
Karena saat pembuatan SOP saya
tidak bisa melakukan sendiri, oleh
karena itu saya akan melibatkan
mentor setiap proses pembuatan
SOP resiko jatuh untuk
mendapatkan saran dan masukan
sebagai aktualisasi MP.
Kolaboratif.
4. Konsultasi, Adanya saran, Saya akan mengawali kegiatan ini
meminta saran masukan dan dengan bersikap hormat dan
dan persetujuan persetujuan dari sopan ketika berkomunikasi
Mentor terkait mentor terkait dengan mentor sebagai aktualisasi
SOP yang dibuat. SOP yang dibuat MP. Berorientasi Pelayanan
Selanjutnya saya akan
Bukt: Video / menyampaikan hasil SOP resiko
Foto saat jatuh yang telah dibuat kepada
konsultasi dengan mentor dengan jujur dan
mentor bertanggungjawab sebagai
37
MP. Akuntabel
Dalam membuat stiker saya akan
mengembangkan kompetensi yang
dimiliki secara optimal, sehingga
dapat tersampaikan dengan kualitas
yang baik sebagai aktualisasi MP.
Kompeten
Pada saat pembuatan stiker, saya
akan membuat stiker dengan
terstruktur, selaras dan mudah
dipahami oleh petugas maupun
masyarakat sebagai aktualisasi MP.
Harmonis
Dan saya akan membuat stiker
segitiga kuning tanda resiko jatuh
dengan sungguh-sungguh, baik dan
benar sebagai aktualisasi MP.
Loyal
Selain itu saya juga akan membuat
stiker segitiga kuning tanda resiko
jatuh dengan kreatif dan inovatif
sesuai kebutuhan instansi
Puskesmas sebagai aktualisasi MP.
Adaptif
Karena saat pembuatan stiker saya
tidak bisa melakukan secara
mandiri, oleh karena itu saya akan
melibatkan mentor setiap proses
pembuatan stiker segitiga kuning
tanda resiko jatuh untuk
mendapatkan saran dan masukan
sebagai aktualisasi MP.
Kolaboratif.
4. Berkonsultasi Adanya saran, Saya akan mengawali kegiatan ini
43
MP. Loyal
Selain itu saya akan selalu
bertanya jika ada hal yang tidak
dimengerti sebagai aktualisasi
MP. Adaptif
Dan pada saat membuat persetujuan
saya tidak bisa melakukan secara
mandiri, oleh karena itu saya akan
melibatkan mentor untuk
menyetujui dan mengesahkan form
skrining resiko jatuh sebagai wujud
aktualisasi MP. Kolaboratif.
5. Memberikan Adanya Form Saya akan mengawali kegiatan ini
draft Form resiko Skrining resiko dengan membuat Form Skrining
jatuh kepada jatuh yang sudah Resiko Jatuh yang bermanfaat bagi
Kepala disetujui mentor petugas di Puskesmas Grabag 2 dan
Puskesmas untuk mendapat persetujuan dari mentor
kemudian Bukti : yang kemudian akan saya berikan
disetujui Draft Form kepada Kepala Puskesmas untuk
melakukan Skrining Resiko mendapatkan persetujuan serta
pencetakan Form Jatuh fasilitas dalam mencetak Stiker
skrining resiko segitiga kuning tanda resiko jatuh
jatuh sebagai aktualisasi MP.
Berorientasi Pelayanan
Saya akan memberikan hasil Draft
Form Skrining yang telah disetujui
mentor kepada Kepala Puskesmas
dengan cermat dan penuh
tanggungjawab sebagai aktualisasi
MP. Akuntabel
Dan saya akan membuat draft Form
Skrining resiko jatuh dengan sebaik
mungkin sebagai aktualisasi MP.
53
Kompeten
Selanjutnya Draft Form Skrining
resiko jatuh yang saya buat
kemudian akan saya berikan kepada
Kepala Puskesmas, nantinya akan
berguna dan bermanfaat bagi
petugas di Puskesmas Grabag 2
sebagai aktualisasi MP. Harmonis
Saya akan memberikan hasil Draft
Form Skrining kepada Kepala
Puskesmas dengan penuh
komitmen dan berkontribusi terkait
Form Skrining yang telah saya buat
dalam melaksanakan pelayanan di
Puskesmas sebagai aktualisasi MP.
Loyal
Kemudian Draft Form Skrining
yang akan saya berikan Kepada
Kepala Puskesmas dapat berguna
dan bermanfaat bagi petugas
sebagai tindakan proaktif terhadap
pelayanan yang ada di Puskesmas
wujud aktualisai MP. Adaptif
Dalam mencetak Form Skrining
resiko jatuh saya tidak bisa
melakukan secara mandiri, oleh
karena itu saya akan bekerjasama
dengan Kepala Puskesmas untuk
mendapatkan persetujuan
melakukan pencetakan Form
Skrining serta melibatkan rekan
kerja maupun pihak-pihak terkait
agar menghasilkan kualitas Form
Skrining yang baik dan mudah
54
MP. Adaptif
Karena dalam skrining pasien saya
tidak dapat melakukannya secara
mandiri, oleh karena itu saya akan
bekerjasama dengan rekan kerja
dan pasien dalam melakukan
pengkajian sebagai aktualisasi MP.
Kolaboratif
4. Menentukan Terlaksananya Saya akan mengawali kegiatan ini
kriteria skala penetuan skala dengan melakukan skrining dengan
resiko tinggi resiko jatuh sikap sopan dan ramah sebagai
aktualisasi MP. Berorientasi
Bukti : pengisian Pelayanan
skor skala resiko Dalam menentukan skala resiko
jatuh pada form jatuh saya akan melakukannya
skrining dengan cermat dan penuh
tanggungjawab sebagai aktualisasi
nilai MP. Akuntabel
Selanjutnya saya akan menetukan
skalai resiko jatuh sesuai dengan
pengetahuan dan kompetensi yang
dimiliki sebagai aktualisasi MP.
Kompeten
Penentuan kriteria skala resiko
jatuh akan saya lakukan dengan
membina hubungan baik dengan
pasien dan saling kerjasama antar
rekan kerja sebagai aktualisasi MP.
Harmonis
Kemudian saya akan melakukan
kriteria skala resiko jatuh dengan
baik dan sungguh-sungguh sesuai
dengan kriteria yang telah
ditentukan sebagai aktualisasi MP.
65
Loyal
Saya akan menentukan kriteria
skala resiko jatuh berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan
sebagai aktualisasi MP. Adaptif
Karena dalam menentukan criteria
skala resiko jatuh saya tidak dapat
melakukannya sendiri, oleh karena
itu saya akan bekerjasama dengan
rekan kerja dalam penetuan kriteria
skala resiko jatuh sebagai
aktualisasi MP. Kolaboratif
5. Memasangkan Terpasangnya pita Saya akan mengawali kegiatan ini
gelang tanda warna kuning dengan melakukan pemasangan pita
resiko jatuh pada pada pegelangan warna kuning pada pasien meminta
pasien yang tangan pasien ijin dengan sikap sopan dan ramah
memiliki resiko sebagai aktualisasi MP.
Bukti : Foto Berorientasi Pelayanan
pemasangan pita Selanjutnya saya akan
kuning memasangkan tanda pita kuning
dengan cermat sebagai MP
Akuntabel
Saya akan measangkan pita warna
kuning yang dipasang pada
pergelangan tangan pasien dengan
baik sebagai aktualisasi MP.
Kompeten
Dalam pemasangan pita saya akan
selalu meminta ijin dalam
pemasangan tanda pita warna
kuning kepada pasien dan tidak
membeda-bedakan pasien dari segi
manapun sebagai aktualisasi MP.
66
Harmonis
Saya akan berkontribusi dalam
pemasangan pita kuning kepada
pasien sebagai aktualisasi MP.
Loyal
Serta dalam pemasangan tanda pita
kuning saya akan melakukan
berdasarkan atas kriteria resiko
jatuh sebagai aktualisasi MP.
Adaptif
Karena dalam pemasangan pita
kuning saya tidak dapat
melakukakanya secara mandiri,
oleh karena itu saya akan
bekerjasama dengan rekan kerja
dalam pemasangan tanda pita
kuning pada pergelangan tangan
pasiensebagai aktualisasi MP.
Kolaboratif
Jumlah Aktualisasi
Kegiatan
No. Mata Pelatihan per MP
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5
1. Berorientasi Pelayanan 4 4 5 5 5 28
2. Akuntabel 4 4 5 5 5 28
3. Kompeten 4 4 5 5 5 28
4. Harmonis 4 4 5 5 5 28
5. Loyal 4 4 5 5 5 28
6. Adaptif 4 4 5 5 5 28
7. Kolaboratif 4 4 5 5 5 28
Jumlah Aktualisasi per Kegiatan 28 28 35 35 35 161
I. Dampak Nilai-Nilai Dasar PNS Jika Tidak Diterapkan Dalam Tugas Dan Jabatan
Nilai-nilai dasar PNS yaitu Ber-AKHLAK yang merupakan singkatan dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif jika dilaksanakan dalam kehidupan pekerjaan sehari-hari, tentu akan
meningkatkan kualitas PNS tersebut serta organisasi secara umum. Namun
sebaliknya, jika -nilai tersebut tidak dapat diterapkan maka akan menimbulkan
dampak yang negatif. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar Ber-AKHLAK
pada kegiatan aktualisasi akan dijelaskan per nilai dasar BerAKHLAK, yaitu
sebagai berikut:
1. Beroreintasi Pelayanan
Nilai dasar Berorientasi Pelayanan berkaitan dengan memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat, Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan,
melakukan perbaikan tiada henti. Dampak yang terjadi apabila nilai tersebut
tidak diterapkan yaitu kurangnya mutu pelayanan, sehingga banyak
masyarakat yang merasa kecewa dan tidak puas atas pelayanan yang
diberikan.
2. Akuntabel
Nilai dasar Akuntabel berkaitan dengan melaksanakan tugas dengan jujur,
bertanggung jawab, cermat, serta disiplin dan berintegritas tinggi, menggunakan
kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien,
tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan. Dampak yang terjadi apabila nilai
tersebut tidak diterapkan yaitu apabila tidak bertanggungjawab terhadap tugas
yang diberikan dengan tidak melaksanakan secara bersungguh-sungguh, maka
hilangnya kepercayaan rekan kerja dan masyarakat dalam memberi asuhan
keperawatan.
3. Kompeten
Nilai dasar Kompeten berkaitan dengan meningkatkan kompetensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar,
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Dampak yang terjadi apabila nilai
tersebut tidak diterapkan yaitu kurangnya kreatifitas petugas dalam memberikan
pelayanan, sehingga kurang optimalnya mutu pelayanan Puskesmas.
4. Harmonis
Nilai dasar Harmonis berkaitan dengan menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya, suka menolong orang lain, membangun lingkungan kerja yang
kondusif. Dampak yang terjadi apabila nilai tersebut tidak diterapkan yaitu tidak
70
terpenuhinya target kinerja yang baik karena kurangnya kerjasama sehingga tidak
terlaksananya tujuan dan harapan organisasi sebagaimana fungsinya.
5. Loyal
Nilai dasar Loyal berkaitan dengan memegang teguh ideologi Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, setia kepada
NKRI serta pemerintahan yang sah, menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan,
instansi dan negara, serta menjaga rahasia jabatan dan negara. Dampak yang
terjadi apabila nilai tersebut tidak diterapkan yaitu dapat terjadi penyalahgunaan
jabatan yang menyimpang dari aturan yang berlaku, sehingga akan menimbulkan
kurangnya kesadaran diri dalam mencintai NKRI dan menjaga nama baik instansi
tempat bekerja.
6. Adaptif
Nilai dasar Adaptif berkaitan dengan cepat menyesuaikan diri menghadapi
perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, bertindak proaktif.
Dampak yang terjadi apabila nilai tersebut tidak diterapkan yaitu apabila suatu
pekerjaan tidak dilakukan secara proaktif dengan penuh inovasi, maka akan
menghasilkan pekerjaan yang kurang memuaskan sehingga berakibat papa
kualitas pelayanan.
7. Kolaboratif
Nilai dasar Kolaboratif berkaitan dengan memberi kesempatan kepada berbagai
pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah, menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama. Dampak yang terjadi apabila nilai tersebut tidak diterapkan yaitu dengan
tidak ada kolaborasi antar pihak mengenai tugas dan jabatan yang dilaksanakan,
dapat terjadi kesalahpahaman karena tidak adanya saling tukar pikiran,
pengalaman, ataupun ide. Sehingga masing-masing hanya berasumsi pada
pemikiran diri sendiri, maka tidak tercapainya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rancangan aktualisasi dengan judul “Optimalisasi Penanganan
Resiko Jatuh Pada Pasien Rawat Jalan Dengan Menggunakan Media Poster /
Stiker Di Puskesmas Grabag 2 Kabupaten Magelang Tahun 2022”, maka penulis
mendapatkan kesimpulan yaitu:
1. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis ditemukan tiga isu yang
terjadi di Puskesmas Grabag 2, yaitu :
a. Belum optimalnya pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas
Grabag 2 Kabupaten Magelang tahun 2022
b. Belum optimalnya penanganan resiko jatuh pada pasien rawat jalan di
Puskesmas Grabag 2 Kabupaten Magelang Tahun 2022
c. Belum optimalnya pembuangan sampah medis dan non medis di
Puskesmas Grabag 2 Kabupaten Magelang Tahun 2022
Penulis menggunakan analisis APKL untuk melihat kelayakan isu untuk
dibahas lebih lanjut dan analisis prioritas isu dilakukan dengan menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan diperoleh hasil isu yang akan
diprioritaskan yaitu Belum optimalnya penanganan resiko jatuh pada pasien
rawat jalan di Puskesmas Grabag 2 Kabupaten Magelang Tahun 2022.
2. Penyebab belum optimalnya penanganan resiko jatuh pada pasien rawat jalan di
Puskesmas Grabag 2 Kabupaten Magelang Tahun 2022 menggunakan analisis
penyebab isu dilakukan dengan metode diagram Fishbone yaitu dengan
menganalisis:
a. Man (Sumber Daya Manusia)
Kurangnya keingintahuan petugas untuk mencari informasi untuk pembuatan
skrining maupun SOP resiko jatuh di unit pelayanan rawat jalan.
b. Material (Informasi)
1) Tidak adanya SOP tentang Resiko Jatuh pada pasien rawat jalan.
2) Belum adanya form skrining resiko jatuh pada pasien
c. Metode (Cara)
1) Belum adanya penandaan bagi pasien yang memiliki resiko jatuh.
2) Tidak terpasangannya pengaman di bed pasien.
d. Milieul Mother Nature ( Lingkungan)
Tidak ada tanda peringatan area dengan resiko jatuh tinggi di fasilitas
kesehatan.
74
75
B. Saran
Saran yang dapat direkomendasikan untuk rancangan aktualisasi ini yaitu:
1. Kepala Puskesmas
a. Memohon kepada Kepala Puskesmas dapat memberikan izin dibuatnya draft
SOP dan form skrining resiko jatuh
b. Memohon kepada Kepala Puskesmas dapat memberikan izin penempelan
stiker resiko jatuh di lingkungan yang memiliki resiko tinggi
c. Perlunya dukungan dan arahan dalam melaksanakan tindakan skrining resiko
jatuh pada pasien rawat jalan.
2. Bagian Pengadaan
a. Memohon kepada Bagian Pengadaan dapat memberikan izin dibuatnya draft
SOP dan form skrining resiko jatuh
b. Memohon kepada Bagian Pengadaan dapat memberikan izin penempelan
stiker resiko jatuh di lingkungan yang memiliki resiko tinggi
3. Unit Kerja
Diharapkan rekan perawat mampu memahami dan mengerti tentang
pelaksanaan tindakan skrining resiko jatuh dengan SOP
DAFTAR PUSTAKA
77