Anda di halaman 1dari 12

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

KEPERAWATAN (SLKI) (SIKI)


(SDKI)
Termoregulasi Tidak Setelah diberikan asuhan keperawatan Regulasi Temperatur
Efektif selama .....x24 jam diharapkan Observasi
termoregulasi membaik dengan kriteria  Monitor suhu sampai stabil (36,50 C – 37,50
Penyebab hasil : C)
 Stimulasi pusat Termoregulasi  Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika
termoregulasi perlu
hipotalamus  Menggigil menurun  Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan
 Fluktuasi suhu  Kulit kemerahan menurun dan nadi
lingkungan  Kejang menurun  Monitor warna dan suhu kulit
 Proses penyakit (mis,  Akrosianosis menurun  Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia
infeksi) atau hipertermia
 Konsumsi oksigen menurun
 Proses penuaan  Piloereksi menurun
Terapeutik
 Dehidrasi  Vasikontriksi perifer menurun
 Pasang alat pemantau suhu kontinu, jika
 Ketidaksesuaian  Kutis memorata menurun
perlu
pakaian untuk suhu  Pucat menurun
lingkungan  Anjurkan melakukan kompres hangat jika
 Takikardi menurun demam
 Peningkatan  Takipnea menurun
kebutuhan oksigen  Lakukan pemeriksaan darah lengkap
 Bradikardi menurun
 Perubahan laju  Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
 Dasar kuku sianolik menurun
metabolisme adekuat
 Hipoksia menurun
 Suhu lingkungan  Badong bayi segera setelah lahir untuk
 Suhu tubuh membaik
ekstrem mencegah kehilangan panas
 Suhu kulit membaik
 Ketidakadekuatan  Masukkan bayi BBLR ke dalam plastik
 Kadar glukosa darah membaik
suplai lemak subkutan segera setelah lahir
 Pengisian kapiler membaik
 Berat badan ekstrem  Gunakan topi bayi untuk mencegah
 Efek agen  Ventilasi membaik kehilangan panas pada bayi baru lahir
farmakologis (mis,  Tekanan darah membaik  Tempatkan bayi baru lahir di bawah
sedasi) radiant warmer
 Pertahankan kelembaban incubator 50%
atau lebih untuk mengurangi kehilangan
Gejala dan tanda mayor panas karena proses evaporasi
Objektif  Atur suhu incubator sesuai kebutuhan
 Kulit dingin/hangat  Hangatkan terlebih dahulu bahan-bahan
 Menggigil yang akan kontak dengan bayi
 Suhu tubuh fluktuatif  Hindari meletakkan bayi di dekat jendela
terbuka atau di area aliran pendingin
Tanda dan gejala minor ruangan atau kipas angin
Objektif  Gunakan matras penghangat, selimut
 Piloereksi hangat, dan penghangat ruangan untuk
 Pengisian kapiler > 3 menaikkan suhu tubuh, jika perlu
detik  Gunakan kasur pendingin, water
 Tekanan darah circulating blankets, ice pack atau gel pad
meningkat dan intravascular cooling catheterization
 Pucat untuk menurunkan suhu tubuh
 Frekuensi nafas  Sesuaikan suhu lingkungan dengan
meningkat kebutuhan pasien
 Takikardia Edukasi
 Kejang  Jelaskan cara pencegahan heat exhaustion
 Kulit kemerahan dan heat stroke
 Dasar kuku sianotik  Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena
terpapar udara dingin
 Demonstrasikan teknik perawatan metode
kangguru untuk bayi BBLR
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian antipiretik, jika
perlu
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN (SLKI) (SIKI)
(SDKI)

Risiko Perfusi Serebral Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pemantauan Tekanan Intrakanial
Tidak Efektif selama ….. x 24 jam diharapkan perfusi
Observasi
serebral meningkat dengan kriteria hasil :
 Identifikasi Penyebab tekanan TIK(mis, lesi
Perfusi Serebral menempati ruang, gangguan metabolisme, edema
Faktor Risiko
serebral, peningkatan tekanan vena, obtruksi
 Tingkat kesadaran meningkat aliran cairan serebrospinal, hipertensi intrakranial
 Keabnormalan masa idiopatik)
 Kongnitif meningkat
protrombin dan/atau  Monitor peningkatan TD
masa tromboplastin  Tekanan intrakranial menurun
 Monitor pelebaran tekanan nadi (selisih TDS dan
parsial  Sakit kepala menurun TDD)
 Penurunan kinerja  Gelisah menurun  Monitor penurunan frekuensi jantung
ventrikel kiri  Kecemasan menurun  Monitor Iregurelitas irama napas
 Aterosklerosis aorta  Monitor penurunan tingkat kesadaran
 Agitasi menurun
 Diseksi arteri  Monitor perlambatan atau ketidaksimetrisan
 Fibrilasi atrium  Demam menurun respon pupil
 Tumor otak  Nilai rata-rata tekanan darah  Monitor kadar CO2 dan pertahankan dalam
membaik rentangyang diindikasikan
 Stenosis karotis
 Monitor tekanan perfusi serebral
 Miksoma atrium  Kesadaran membaik
 Monitor jumlah, kecepatan, dan karakteristik
 Aneurisma serebri  Tekanan darah sistolik membaik drainase cairan serebrospinal
 Koagulopati (mis.  Tekanan darah diastolik membaik  Monitor efek stimulus lingkungan terhadap TIK
anemia sel sabit) Terapeutik
 Refleks saraf membaik
 Dilatasi kardiomiopati
 Koagulasi intravaskuler  Ambil sampel drainase cairan serebrospinal
diseminata  Kalibrasi ransduser
 Embolisme  Pertahankan sterilitas sistem pemantauan
 Cedera kepala  Pertahankan posisi kepala dan leher netral
 Hiperkolesteronemia  Bilas sistem pemantauan, jika perlu
 Hipertensi  Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien
 Endocarditis infektif  Dokumentasi hasil pemantauan
 Katup prostetik mekanis Edukasi
 Stenosis mitral
 Neoplasma otak  Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
 Infark miokard akut  Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
 Sindrom sick sinus
 Penyalahgunaan zat
Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
 Terapi tombolitik
 Efek samping tindakan Observasi
(mis. tindakan operasi
baypass)  Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis, lesi
Kondisi Klinis gangguan metabolisme, edema serebri)
 Monitor tanda/gejala peningkatan TIK (mis,
 Stroke tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
 Cedera kepala
bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran
 Aterosklerotik
menurun)
 Infark miokard akut
 Diseksi arteri  Monitor MAP (mean arterial presure)
 Embolisme  Monitor CVP (Central Vebous Pressure)
 Endokarditis infektif  Monitor PAW, Jika perlu
 Fibrilasi atrium  Monitor PAP, jika perlu
 Hiperkolesterolemia  Monitor ICP (Intra Canial Pressure), jika tersedia
 Hipertensi  Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
 Dilatasi kardiomiopati
 Monitor gelombang ICP
 Monitor status pernapasan
 Monitor intake dan output cairan
 Monitor cairan serebro-spinalis (mis, warna,
konsistensi)
Terapeutik

 Minimalkan stimulus dengan menyediakan


lingkungan yang tenang
 Memberikan posisi semi fowler
 Hindari manuver valsava
 Cegah terjadinya kejang
 Hindari penggunaan PEEP
 Hindari pemberian cairan IV hipotonik
 Atur ventilator agar PaCO2 optimal
 Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan,


jika perlu
 Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu
 Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
(SDKI) HASIL (SIKI)
(SLKI)

Risiko Aspirasi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Jalan Nafas


keperawatan selama ……. X ……
diharapkan risiko aspirasi Observasi

Faktor Risiko berkurang dengan kriteria hasil :  Monitor jalan nafas (frekuensi,
Tingkat Aspirasi kedalaman, usaha nafas)
 Penurunan tingkat kesadaran
 Monitor bunyi nafas tambahan (mis:
 Penurunan reflex muntah
 Tingkat kesadaran meningkat gurgling, mengi, wheezing, ronchi
dan/atau batuk
 Kemampuan menelan kering)
 Gangguan menelan
meningkat  Monitor sputum (jumlah, warna
 Disfagia
 Kebersihan mulut meningkat aroma)
 Kerusakan mobilitas fisik Terapeutik
 Dispnea menurun
 Peningkatan residu lambung
 Kelemahan otot menurun
 Peningkatan tekanan intragastric  Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Akumulasi secret menurun
 Penurunan motilitas dengan head tilt dan chin-lift (jaw-
 Wheezing menurun
gastrointestinal thrust jika curiga trauma servikal)
 Batuk menurun
 Sfingter esophagus bawah  Posisikan semi fowler atau fowler
 Penggunaan otot aksesori
inkompeten  Berikan minum hangat
menurun
 Perlambatan pengosongan  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Sianosis menurun
lambung  Lakukan penghisapan lender kurang
 Gelisah menurun
 Terpasang selang nasogastric dari 15 detik
 Frekuensi nafas membaik
 Terpasang trakeostomi atau  Lakukan hiperoksigenasi sebelum
endotracheal tube penghisapan endotrakeal
 Trauma/pembedahan leher,  Keluarkan sumbatan benda padat
mulut, dan/atau wajah dengan forcep McGil
 Efek agen farmakologis  Berikan oksigen, jika perlu
 Ketidakmatangan koordinasi Edukasi
menghisap, menelan, dan
bernafas  Anjurkan asupan cairan
2000ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kondisi Klinis Terkait  Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Cedera kepala
 Stoke  Kolaborasi pemberian
 Cedera medulla spinalis bronkodilator, ekspektoran,
 Guillain barre syndrome mukolitik, jika perlu
 Penyakit Parkinson
 Keracunan obat dan alcohol Pencegahan Aspirasi
 Pembesaran uterus
 Miestenia gravis Observasi
 Fistula trakeoesofagus
 Monitor tingkat kesadaran, batuk,
 Striktura esophagus
muntah dan kemampuan menelan
 Sklerosis multiple
 Monitor status pernapasan
 Labiopalatoskizis
 Monitor bunyi nafas, terutama
 Atresia esophagus setelah makan/minum
 Laringomalasia  Periksa residu gaster sebelum
 Prematuritas memberi asupan oral
 Periksa kepatenan selang
nasogastric sebelum memberi
asupan oral
Terapeutik

 Posisikan semi fowler 30 menit


sebelum memberi asupan oral
 Pertahankan posisi semi fowler pada
pasien tidak sadar
 Pertahankan kepatenan jalan nafas
 Pertahankan pengembangan balon
endotracheal tube ETT
 Lakukan penghisapan jalan nafas,
jika produksi secret meningkat
 Sediakan suction di ruangan
 Sediakan suction di ruangan
 Hindari memberi makan melalui
selang gastrointestinal, jika residu
banyak
 Berikan makanan dengan ukuran
kecil atau lunak
 Berikan obat oral dalam bentuk cair
Edukasi

 Anjurkan makan secara perlahan


 Ajarkan strategi mencegah aspirasi
 Ajarkan teknik mengunyah atau
menelan, jika perlu
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
(SDKI) HASIL (SIKI)
(SLKI)

Gangguan Ventilasi Spontan Setelah dilakukan asuhan Dukungan Ventilasi


keperawatan selama ……. X ……
Faktor Risiko: diharapkan ventilasi spontan Observasi
 Gangguan matbolisme meningkat dengan kriteria hasil :  Identifikasi adanya kelelahan otot
 Kelelahan otot pernafasan Ventilasi Spontan bantu nafas
 Identifikasi efek perubahan posisi
 Volume tidal menurun terhadap status pernafasan
Gejala dan Tanda Mayor  Dipsnea menurun  Monitor status respirasi dan
 Penggunaan otot bantu oksigensi (mis, frekuensi dan
Subjektif nafas menurun kedalaman nafas, penggunaan otot
 Gelisah menurun bantu nafas, bunyi nafas tambahan,
 Dipsnea
 PCO2 membaik saturasi oksigen)
Objektif  PO2 membaik
Terapeutik
 Takikardia membaik
 Penggunaan otot bantu nafas
 Pertahankan kepatenan jalan nafas
meningkat
 Berikan posisi semifowler atau
 Volume tidal menurun
fowler
 PCO2 meningkat
 Fasilitasi mengubah posisi
 PO2 menurun
senyaman mungkin
 SaO2 menurun
 Berikan oksigenasi sesuai
kebutuhan
 Gunakan back-valvemask, jika perlu
Gejala dan Tanda Minor
Objektif Edukasi

 Gelisah  Ajarkan melakukan teknik relaksasi


 Takikardia nafas dalam
 Ajarkan mengubah posisi secara
mandiri
Kondisi Klinis Terkait  Ajarkan teknik batuk efektif

 PPOK
 Asma Kolaborasi
 Cedera kepala
 Gagal nafas  Kolaborasi pemberian
 Bedah jantung bronchodilator, jika perlu
 Adult Respiratory Distress
Syndrome (ARDS)
 Persisten Pulmonary Pemantauan Respirasi
Hipertension of New Born
Observasi
(PPHN)
 Prematuritas  Monitor frekuensi, irama,
 Infeksi saluran nafas kedalaman, dan upaya nafas
 Monitor pola nfas
 Monitor kemampuan batuk efektif
 Monitor adanya produksi sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan
nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Auskultasi bunyi nafas
 Monitor saturasi oksigen
 Monitor nilai AGD
 Monitor hasil X-ray thorak

Terapeutik

 Atur interval pemantauan respirasi


sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

 Jelaskan tujuan dan prosedur


pemantauan
 Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai