Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM VI

FENOMENA KOEFISIEN DISTRIBUSI

A. TUJUAN
1. Mengekstrak iod ke dalam pelarut organik
2. Menghitung harga KD dari iod
B. DASAR TEORI
Fenomena distribusi adalah suatu fenomena dimana distribusi suatu senyawa
antara dua fase cair yang tidak saling bercampur, tergantung pada interaksi fisik dan
kimia antara pelarut dan senyawa terlarut dalam dua fase yaitu struktur molekul
(Anonim,2014).
Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solut) di antara dua
fasa cair yang tidak saling bercampur. Secara umum, ekstraksi adalah proses
penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air oleh suatu pelarut lain yang
tidak dapat bercampur. Pelarut yang umum dipakai adalah air dan pelarut organik lain
seperti CCl4, eter atau pentana. Garam anorganik, asam-asam dan basa-basa yang
dapat larut dalam air bisa dipisahkan dengan baik melalui ekstraksi ke dalam air
dari pelarut yang kurang polar. Ekstraksi lebih efisien bila dilakukan berulang kali
dengan jumlah pelarut yang lebih kecil daripada jumlah pelarutnya banyak tetapi
ekstraksinya hanya sekali (Arsyad, 2001).

FARMASI FISIKA II
Tiga metode dasar pada ekstraksi cair-cair adalah ekstraksi bertahap,
ekstraksi kontinyu, dan ekstraksi counter current. Ekstraksi bertahap
merupakan cara yang paling sederhana. Caranya cukupdengan menambahkan pelarut
pengekstraksi yang tidak bercampur dengan pelarut semula kemudian dilakukan
pengocokan sehingga terjadi kesetimbangankonsentrasi yang akan diekstraksi pada
kedua lapisan, setelah ini tercapai lapisan didiamkan dan dipisahkan (Khopkar,
1990).
Menurut hukum distribusi Nernst, bila ke dalam dua pelarut yang tidak saling
bercampur dimasukkan solute yang dapat larutdalam kedua pelarut tersebut, maka
akan terjadi pembagian solut dengan perbandingan tertentu. Kedua pelarut tersebut
umumnya pelarut organik dan air. Dalam praktek solut akan terdistribusi dengan
sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut setelah dikocok dan dibiarkan terpisah.
Perbandingan konsentrasi solut di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan
suatu tetapan pada suhu tetap.
Iod mampu larut dalam air dan juga dalam kloroform.Akan tetapi,
perbedaan kelarutannya dalam kedua pelarut tersebutcukup besar. Dengan
mengekstraksi larutan iod dalam air ke dalam kloroform, menghitung
konsentrasi awal dan sisa iod dalam air dengan caratitrasi, maka dapat diperoleh
konsentrasi iod dalam kedua pelarut tersebut, sehingga koefisien distribusi iod dalam
sistem kloroform-air dapat ditentukan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Gelas kimia
b. Pipet
c. Gelas ukur
d. Labu ukur
e. Corong pisah
f. Statif
g. Erlemeyer
h. Buret
i. Pipet gondok
2. Bahan
a. Aquadest
b. Larutan Iod
c. Larutan Na2S2O3 0,01 N
d. Kloroform
e. Larutan H2SO4
f. Larutan Kanji
D. CARA KERJA
1. Larutan Na2S2O3 0,01 N dimasukkan kedalam buret
2. Penentan massa awal Iod ledalam air
- Pipet 25mL lartutan Iod kedalam labu Erlenmeyer
- Tambahkan 4mL larutan H2SO42M, kemudia dikosok perlahan
- Tambahkan larutan kanji 0,02%

FARMASI FISIKA II
- Titrasi menggunakan Larutan Na2S2O3 0,01 N , sambil dikocok perlahan
sampai warna biru hilang.
- Catat volume yang diperlukan Larutan Na2S2O3 0,01 N
- Lakukan duplo
3. Penentuan massa Iod yang tersisa dalam air
- Pipet 25mL lartutan Iod kedalam corong pisah
- Tambahkan 5mL Kloroform
- Kocok sampai Iod terekstrasi kedalam fasa organic se arah dengan sesekali
membuka kran corong
- Diamkan hingga lapisan air dan organic terpisah
- Keluarkan lapisan organic
- Masukkan lapisan air kedalam Erlenmeyer
- Tambahkan 4mL H2SO4 kedalam lapisan air
- Tambahkan 1mL larutan kanji, dikocok perlahan
- Titrasi menggunakan Larutan Na2S2O3 0,01 N , sambil dikocok perlahan
sampai warna biru hilang.
- Catat volume yang diperlukan Larutan Na2S2O3 0,01 N
- Lakukan duplo

RUMUS :

1. Penentan massa awal Iod ledalam air


a. Cari mEk dari Iod :
mEK = V Na2S2O3 x N Na2S2O3
b. Setelah kita mengetahui mEk, mol mula-mula dri Na2S2O3 dapat diketahui,
dengan menggunakan rumus :
mmol Iod = ½ mEK I2

2. Penentuan massa Iod yang tersisa dalam air


a. Dicari meK dari I2 pada fasa air ( f(a) ) dengan rumus :
mEK I2 ( f(a) ) = V Na2S2O3 x N Na2S2O3

b. setelah mEk I2 pada fase air diketahui, mmol I2 dalam fasa air pun
dapat dicari, dengan menggunakan rumus :
mmol I2 ( f(a) ) = ½ mEK I2 ( f(a) )

c. Konsentrasi I2 dalam fasa air ( f(a) ) dapat dihitung setelah mmol I2 dalam
fasa air dikatahui, menggunakan rumus :
mmol I 2 f ( a )
M I2 f(a) =
V f (a )
Dengan V adalah volume fasa air, yaitu sebanyak 25 mL.

d. Setelah mol serta konsentrasi iod dalam fasa air diketahui,


selanjutnya adalah menghitung mol dan konsentrasi iod dalam fasa
organik. mmol iod dalam fasa organik ( f(o) ) dapat dihitung
menggunakan rumus :
Mmol I2 f(o) = mmol I2 mula-mula – mmol I2f(a)

e. Dari perhitungan diatasi ,konsentrasi I2 dalam fasa organik dapat


dihitung menggunakan rumus :
mmol I 2 f ( o )
M I2 f(o) =
V f (o )
Dengan V adalah volume pelarut organik, yaitu volume klorofom sebesar
5 mL.

f. Berdasarkan data konsentrasi iod dalam pelarut organik ( M I2 f(o))


dan konsentrasi iod dalam pelarut air ( M I2 f(a) ), harga KD dapat
dihitung, dengan mengunakan rumus :
M I 2 f (o)
KD =
M I 2 f (a)

E. HASIL PRAKTIKUM
F. PEMBAHASAN
G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA
I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai