Anda di halaman 1dari 14

perkembangan filsafat pada masa renaissance

Maulana Rizky Fauzi Fakultas Syariah dan Hukum/UIN


Maulanarizky31399@gmail.co Sunan Ampel Surabaya/ Jatiroto,
m Lumajang, Jawa Timur

Abstract:
This paper contains a history of the emergence of the renaissance and humanism movements in
Europe after the end of the dark ages. Renaissance and humanism are considered as the
background for the birth of modern philosophy. Through this thought movement the whole of
Western culture seems to have been awakened from a deep sleep in the middle ages. Humans
began to study the nature of themselves and the universe as the center of reality. In the period
between the 14th and 16th centuries, humans considered themselves no longer as Victor Mundi
(a person who made pilgrimages in this world), but as Faber Mundi (the person who created his
world). Three factors accelerated new developments. During the renaissance there were three
inventions: gunpowder, printing and the compass. Gunpowder means the collapse of feudal
power in which weapons can be owned by the proletariat. The art of printing means that
knowledge is no longer the exclusive property of an elite, but is open to everyone. Compass
means navigation is safe and allows Europeans to sail and expand the western horizon towards a
new world in the East.
Keywords: Renaissance, Humanism, Culture
Abstrak:
Tulisan ini memuat sejarah munculnya gerakan renaissance atau humanisme di Eropa selepas
berakhirya abad kegelapan. Renaissance dan humanisme dianggap sebagai latar belakang
lahirnya filsafat modern. Melalui gerakan pemikiran ini seluruh kebudayaan Barat seolah
dibangunkan dari tidur nyenyak abad pertengahan. Manusia mulai mempelajari hakikat diri dan
alam semesta sebagai pusat kenyataan. Pada periode yang berkisar antara abad 14 dan 16 ini,
manusia menganggap dirinya tidak lagi sebagai Victor Mundi (orang yang berziarah didunia ini),
melainkan sebagai Faber Mundi (orang yang menciptakan dunianya). Tiga faktor yang
mempercepat perkembangan baru Pada masa renaissance adalah tiga penemuan : mesiu, seni
cetak dan kompas. Mesiu berarti runtuhnya kekuasaan feudal dimana senjata dapat dimiliki oleh
kaum proletar. Seni cetak berarti pengetahuan tidak lagi milik ekslusif suatu elite, melainkan
terbuka untuk semua orang. Kompas berarti navigasi telah aman dan memungkinkan orang-
orang Eropa untuk berlayar dan memperluas horison Barat kearah dunia yang baru di Timur.
Kata Kunci: Renaissance, Humanisme, Budaya
Pendahuluan
Latar Belakang
Tradisi pemikiran Barat dewasa ini merupakan paradigma bagi pengembangan budaya Barat
dengan implikasi yang sangat luas dan mendalam di semua segi dari seluruh lini kehidupan. Memahami
tradisi pemikiran Barat sebagaimana tercermin dalam pandangan filsafatnya merupakan kearifan
tersendiri, karena kita akan dapat melacak segi-segi positifnya yang layak kita tiru dan menemukan sisi-
sisi negatifnya untuk tidak kita ulangi.

Ditinjau dari sudut sejarah, filsafat Barat memiliki empat periodisasi. Periodisasi ini didasarkan
atas corak pemikiran yang dominan pada waktu itu. Pertama, adalah zaman Yunani Kuno, ciri yang
menonjol dari filsafat Yunani kuno adalah ditujukannya perhatian terutama pada pengamatan gejala
kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan asal mula (arche) yang merupakan unsur awal
terjadinya gejala-gejala. Para filosof pada masa ini mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad
raya, sehingga ciri pemikiran filsafat pada zaman ini disebut kosmosentris. Kedua, adalah zaman Abad
Pertengahan, ciri pemikiran filsafat pada zaman ini di sebut teosentris. Para filosof pada masa ini
memakai pemikiran filsafat untuk memperkuat dogma-dogma agama Kristiani, akibatnya perkembangan
alam pemikiran Eropa pada abad pertengahan sangat terkendala oleh keharusan untuk disesuaikan dengan
ajaran agama, sehingga pemikiran filsafat terlalu seragam bahkan dipandang seakan-akan tidak penting
bagi sejarah pemikiran filsafat sebenarnya. Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof zaman ini
menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman ini lazim disebut
antroposentris. Filsafat Barat modern dengan demikian memiliki corak yang berbeda dengan filsafat Abad
Pertengahan. Letak perbedaan itu terutama pada otoritas kekuasaan politik dan ilmu pengetahuan. Jika
pada Abad Pertengahan otoritas kekuasaan mutlak dipegang oleh Gereja dengan dogma-dogmanya, maka
pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia
pada zaman modern tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada
dirinya sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan gerejanya serta Raja
dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut. Keempat, adalah Abad Kontemporer dengan ciri
pokok pemikiran logosentris, artinya teks menjadi tema sentral diskursus filsafat. 1

1
Rizal Muntasyir dan Misnan Munir, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 58-59.
PEMBAHASAN
Renaissance

Istilah renaissance berasal dari bahasa parancis (renaissance) yang berarti kebangkitan
kembali. Dalam bahasa Latin re dan nasci berarti lahir kembali (rebirth). Oleh sejarawan istilah
tersebut  digunakan untuk menunjukkan berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya
yang terjadi di Eropa.2
Orang yang mula-mula menggunakan istilah tersebut adalah jukes Michelet, sejarahwan
perancis terkenal. Menurutnya renaissance adalah periode penemuan  manusia dan dunia dan
bukan sekedar sebagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan kebangkitan modern, di
tandai dengan oleh terjadinya sejumlah kekacauan dalam bidang pemikiran. Di satu pihak
terdapat astrologi, kepercayaan yang bersangkutan dengan dunia hitam, perang-perang
agama,dan sebagainya.
Awal mula dari suatu masa baru di tandai oleh usaha besar Descartes(1596-1650M)
untuk memberikan kepada filsafat  suatu bangunan yang baru. Memang dalam bidang filsafat
zaman renaissance kurang menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni
dan sains. namun di antara perkembangan itu  terjadi dalam perkembangan dalam bidang filsafat.
Descartes sering disebut dengan tokoh pertama filsafat modern.
Dilihat dari definisinya, kata “renaissance” menyiratkan sebuah pembangunan kembali
atau kebangkitan. Periode yang dikenal sebagai renaissance dipandanag sebagai penemuan
kembali cerahnya peradaban yunani dan Romawi (yang dianggap sebgai klasik) ketika keduanya
mengalami masa keemasan, faktanya sekalipun semasa renaissance banyak orang membaca
kesustraan klasik dan mempertimbangkan kembali pemikiran klasik, esensi yang sebenarnya dari
renaissance adalah lahirnya pembaharuan maupun penciptaan.
Zaman renaissance sering disebut sebagai zaman humanisme, sebab pada abad
pertengahan manusia kurang dihargai sebagai manusia, kebenaran diukur berdasarakan
kebenaran gereja, bukan menurut yang dibuat oleh manusia. 3 Humanisme menghendaki ukuran
haruslah manusia, karena manusia mempuyai kemampuan berpikir, berkreasi, memilih dan
menentukan, maka humanisme menganggap manusia mengatur dirinya dan mengatur dunianya.
2
Waris, Filsafat Umum (Ponorogo: STAIN Po PREES, 2009),h. 52-53.
3
Hendra suhendi, Filsafat Umum (Bandung: CV Pustaka setia, 2008),h. 340.
Cirri-ciri utam renaissance dengan demikian adalahmenghidupkan kembali rasionalisme yunani,
individualisme, humanisme, lepas dari pengaruh agama. Manusia sudah mengandalkan akal
(rasio) dan pengalaman (empiris) dalam merumuskan pengetahuan, meskipun harus diakui
filsafat belum menentukan bentuk zaman renaissance. Melainkan pada zaman sesudahnya, yang
berkembanag pada waktu sains, dan penemuan-penemuan dari hasil  pengembangan sains yang
kemudian berimplikasi pada semakin ditinggalkan agama Kristen karena semangat humanisme-
fenomena tersebut cukup tampak pada abad modern.4

Latar belakang Munculnya Renaissance

Datangnya sejarah yunani di Eropa karena minat orang-orang terhadapnya kebudayaan


Yunani pada khususnya dan kebudayaan kuno pada umumnya. Orang mau mengambilnya
kebudayaan kuno itu di dunia itulah yang dianggap kebudayaan yang sempurna. Masa itu
terkenal dengan sejarah sebagai lahirnya kembali zaman kuno atau renaissance. Dalam
pandangan pun tidak ketinggalan. Orang tidak lagi memutuskan pikirannya kepada Tuhan dan 
Surga.
Sejarah Renaissance munculnya karena berbagai faktor antara lain adalah gerakan
cultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan kemasyarakatan, di
kegerejaan di Italia pada abad pertengahan abad XIV, berakar pada cita-cita keksatrian abad
pertengahan yang menginginkan kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyhuran,
mereka mensitesakan gagasan Kristiani dengan pemikiran klasik (Yunani-Romawi).
Pada masa renaissance muncul aliran yang menetapakan kebenaran berpusat pada
manusia, yang kemudian disebut dengan humanisme. Aliran ini lahir disebabkan kekuasaan
gereja yang telah menafikan berbagai penemuan manusia, bahkan dengan doktrin dan
kekuasaanya, gereja telah meredam para filosofis dan ilmuwan yang dipandang dengan
penemuan ilmiahnya telah mengingkari kitab suci yang selama in diacu oleh kaum Kristiani.
Selain itu pada saat itu mengalami kegelapan karena kepentingan pemikiran yang
dikuasai oleh para pemmipin Gereja. Middle Age merupakan zaman dimana Orang Eropa 
sedang mengalami masa suram. Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Pemikiran pada
abad pertengahan diatur oleh gereja, termasuk ilmu pengetahuan. Seperti kasus pembunuhan

4
Fuadi Ihasan, Filsafat ilmu (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),h. 147.
Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutnya bahwa matahari pusat tata surya, tetapi
bertolak belakang dari gereja.5
Berbeda dari pandangan filsafat yang berkembang pada abad pertengahan, pada zaman ini
banyak filsuf berpegang teguh pada pendirian bahwa manusia pada hakikatnya bukan sebagai viator
mundi (penjiarah dimuka bumi), melainkan sebagai vaber mundi (pekerja atau pencipta dunianya).
Manusia harus mencari sendiri kebenaran, bukan bersandar pada ajaran yang telah diberikan oleh
gereja dan agama.6
Pada saat itu manusia mulai dianggap sebagai pusat kenyataan, hal itu terlihat secara nyata
dalam karya-karya seniman zaman renaissance seperti Donatello, Botticelli, Michelangelo (1475-
1564), Raphael (1483-1520, Perugino (1446-1526, dan Leonardo da Vinci (1452-1592). Dalam
bidang penjelajahan terlihat beberapa nama besar seperti Cristopher Colombus (1451-1506) dan
Ferdinand Magellan (1480-1521). Sedangkan dalam bidang ilmu pengetahuan terdapat beberapa
tokoh hebat antara lain Nicolaus Copernicus (1478-1543), Andreas Vasalius (1514-1564), Galileo
Galilei (1546-1642), Johannes Kepler (1571-1642), dan Francis Bacon (1561-1632) bangsawan
Inggris yang meletakkan dasar filosofis untuk perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dengan
mengarang suatu maha karya yang bermaksud menggantikan teori Aristoteles tentang ilmu
pengetahuan dengan suatu teori baru dalam bukunya Novum Organon. 7
Selain penejelasan diatas latar belakang timbulnya renaissance secara garis besar
disebabkan oleh beberapa aspek, yaitu :
1. Kondisi sosial.
Saat itu kehidupan masayarakat eropa terikat pada doktrin Gereja, segala kegiatan
kehidupan ditujukan untk akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasan untuk
menentukan pribadinya, dan kehilangan harga diri. Kehidupn manusia tidak
tenteram karena selalu diintip oleh intelejen gereja, sehingga menimbulkan sikap
saling  mencurigai dalam massyarakat.
2. Kondisi budaya.
Terjadi pembatasan seni dalam arti bahwa seni hanya tetnatang tokoh-tokoh injil
dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat
sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidanag ilmu
enegethuan karena segala kebanaran hanya kebenaran gereja.
5
Rizal Muntasir dan Misnan Munir,Filsafat Umum (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),h. 132
6
Zainal Abidin, pengantar filsafat barat.( Jakarta: rajawali press, 2012), h. 110
7
K. Bertens, Ringkasan sejarah filsafat. ( Yogyakarta: Kanisius, 1998) , h. 44-45
3. Kondisi politik.
Raja secara teoritis merupakan pusata kekuasaan politik dalam Negara,
kenyataanya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan poltik ada pada kelompok
bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang
sewaktu-waktu dapat untk melancarkan ambsisnya. Adakalanaya kekuatan militer
kaum bangswan dan kaum gereja lebih kuat dari kekuatan militer raja.
4. Kondisi ekonomi.
Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan
penguasa, kondisi diatas menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan tidak
memiliki harga diri yang layak sebagai mansia. Oleh karena itu timbulah upaya-
upaya untuk keluar dari keadaan tersebut.8
Selaian itu Mahmud hamdi juga mengemukakan pendapatanya mengenai beberapa faktor
yang mempengaruhi Renaissance, yaitu:
1. Implikasi yang sangat signifikan yang ditimbulkan oleh gerakan keilmuan dan
filsafat. Gerakan tersebut lahir sebagai hasil dari penerjemahan ilmu-ilmu Islam
ke dalam bahasa latin selama dua abad (13-14). Bahkan sebelumnya telah terjadi
penerjemahan kitab-kitab Arab di bidang filsafat dan ilmu penegetahuan. Hal ini
dilakukan setelah Barat sadar bahwa Arab memiliki kunci-kunci Khasanah turas
klasik Yunani.
2. Pasca penaklukan konstantnopel oleh Turki Usmani, terjadi migrasi para pendeta
dan sarjana ke Italia dan Negara-negara Eropa lainya. Para sarjana tersebut
menjadi pioner-pioner bagi pengembangan ilmu di eropa. Mereka
menghidupakan turas klasik Yunani di Florensia dengan membawa teks dan
manuskrip yang belum dikenal sebelumnya.
3. Pendirian berbagai lembaga ilmiah yang mengajarkan ilmu.9

Karakteristik Filsafat Modern Masa Renaissance

8
Tuan Guru, Latar Belakang Renaissance dalam http://www.tuanguru.com, (diakses pada tanggal 16 Mei 2014,
jam 09:00).
9
Rizal Muntasyir dan Misnan Munir, Filsafat umum (Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),h. 134.
Renaissance Eropa yang mengantar babak modern, memicu berkembangnya filsafat yang
bercorak empirik. Akibatnya metodologi pun berkembang ke induksi-eksprimentasi. Tokoh-
tokoh yang membuka jalan ke gerbang ini antara lain adalah, Copernicus, Kepler, Galileo, Bacon
dll.10

Lahirnya metodologi baru pada era ini akibat terjadinya pergeseran paradigma filsafat.
Manusia melihat, merasakan dan menyadari adanya potensi pada dirinya untuk menentukan
kebenaran, tolak ukur dan validitasnya lewat metode penginderaan-observasi, eksprimen
terhadap realitas fisik melahirkan cara yang selanjutnya disebut metode ilmiah. Efek metode ini
melahirkan teori holosentris (Copernicus), Kepler mengganti teologi langit skolastisisme dengan
fisika langit. Demikian juga dengan Galileo yang menurunkan derajat alam sebagai benda yang
memiliki kualitas ketuhanan menjadi benda alam yang matematis-kuantitatif (profan). Newton,
sang jenius, berhasil menumbangkan kosmologi gereja yang menganut paham teologis-skolastik
dengan prinsip determinisme mekanika universal.11

Kebebasan dan kreativitas berpikir ini menimbulkan kemarahan pihak gereja yang
merasa otoritasnya terancam sehingga kaum gerejawan memilih jalan suram dengan menghukum
mereka bahkan membunuhnya.

Keberhasilan ilmu-ilmu empirik yang diraih pada masa Renaissance menjadikan filsafat,
terutama epistemologi rasional-intuitif, mengalami kemunduran. Gereja terjebak dalam reaksi
ekstrim dengan memutuskan kemampuan akal dan ilmu serta membentengi ajarannya dengan
perisai kalbu dan keimanan. Sesuatu yang sangat apologis. Di sisi lain kegemilangan ilmu-ilmu
alam (fisika) dengan Newton sebagai tokoh utamanya telah membangkitkan semangat empirisme
rasional-materialistik dibidang astronomi, biologi, psikologi, sosiologi, maupun filsafat. Laplace
misalnya, berani mengatakan bahwa teori astronomi yang dibangunnya tidak membutuhkan
hipotesis tentang peran Tuhan untuk menjelaskan asal-usul alam semesta.12 Begitu juga Darwin
yang menafikan keterlibatan Tuhan dalam kehidupan organis, yang berjalan sendiri melalui
prinsip mekanika hukum evolusi yaitu seleksi alamiah. Demikian juga dengan Freud yang
memandang konsep Tuhan bagi orang-orang beragama sebagai ide ilusif karena berasal dari

10
Joko Siswanto, Kosmologi Einstein, (Tiara Wacana, 1996), h. 11
11
Husain Herianto, Paradigma Holistik, Dialog Filsafat Sains Dan Kehidupan Menurut Sadra Dan White Head,
(Jakarta: Teraju, 2002), h. 37
12
Ibid, h. 36
imajinasi ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi fenomena yang ada diluar dirinya.13
Sedangkan bagi Durkheim, kekuatan supranatural atau hal-hal yang gaib tidak lebih dari
kekuatan-kekuatan listrik yang terkonsentrasi dalam diri manusia, sehingga ia tidak bercaya pada
metafisika atau Tuhan.14 Menurutnya, yang lebih pantas disebut sebagai Tuhan adalah
masyarakat, karena masyarakat mampu mengakomodasi hal-hal diyakini sebagai sifat-sifat
Tuhan.

Peradaban Eropa modern terbentang mulai dari abad -15 hingga abad ke-19 dengan
watak pemberontakannya terhadap periode pertengahan. Bertrand Russel, sebagaimana dikutip
oleh Rodliyah Khuzai, mengemukakan lima perbedaan antara periode modern dibanding periode
pertengahan.

1. Berkurangnya otoritas gereja dan meningkatnya otoritas ilmu.


2. Kekuasaan gereja yang semula dominan mulai berkurang dan digantikan
fungsinya oleh raja.
3. Jika abad pertengahan manusia berusaha memahami dunia (theorical science),
maka masa modern manusia berusaha mengubah dunia yaitu (practical
Science).
4. Jika pada masa pertengahan manusia yang berusaha memahami dunia dan
tidak sesuai dengan isi kitab suci maka akan dihukum. Tetapi pada masa
modern penolakan terhadap kitab suci dianggap sah jika menemukan sebuah
teori yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan.
5. Kebebasan dari otoritas gereja menimbulkan individualisme atau bahkan
anarkisme.15

Dampak dari Renaissance

13
Mulyadhi Kartanegara, Mengislamkan Nalar; sebuah Respon Terhadap Modernitas, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.
12
14
Ibid, h. 11
15
Rodliyah Khuzai, Dialog Epistemologi; Muhammad Iqbal, (Bandung: Rafika Aditama, 2007) h. 20
1.   Positif
Pada zaman renaissance ini manusia barat mulai berpikir secara baru dan secara
berangsur-angsur melepaskan diri dari otoritas kekuasaan gereja yang selama ini membelenggu
kebebasan Dalam mengemukaan kebenaran filsafat dan ilmu. Tradisi-tradisi yang diwariskan
oleh bangasa Yunani kepada bangsa Barat inilah yang melahirkan kebangkitan dan kemajuan
bangsa barat dengan begitu cepatnya dengan kemampuan akal dan pemikiran dalam memahami
gejala yang ada dalam kehidupanya. Filosofisnya membuat pemikiran manusia ketingkat mutlak.
Selain perkembangan di bidanag ilmu dan kekebebasan berpikir yang melahirkan
humanisme, rasionalisme, nasionalisme dan absotulisme serta berani mempersolakan
kepercayaan dan pmikiran, renaissance juga memberikan damapak positif terhadapa bidang
laian, diantaranya adalah :
1. Terbentuknya masayarakat perdagangan yan berdaya maju. Keadaan ini telah
melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan feudal.
2. Melahirkan tokoh-tokoh pemikir.
3. Melahirkan ahli sains dan perubahan
4. Melahirkan masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat inquiri
sehnigga membawa kepada aktivitas penelajahan dan pergerakan.
5. Masayarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota
industri. Dan kota beralih fungsi dari kota politis menjadi kota menjadi pusat
perdagangan dan industry.
6. Munculnya kaum borjuis yang dapat menyaingi kaum bangasawan dan gereja

2. Negatif
selain memiliki dampak positive, renaissance juga melahirkan dampak negatif,
diantaranya adalah :
1. Pada masa itu selain terjadi pembangunan kembali juga tejadi kebobrokan moral.
Hal ini dikarenakan tidak adanya suatau norma yang bisa mengatur kehidupan .
2. Pada zaman abad tengah segala sesuatu dilakukan secara kolektif. Sebalaiknya
pada zaman renaissance, segala sesutau dilakukan secara individu.
3. Pada zaman renaissance, segala sesuatu dilakukan berdasarkan materi.16
16
Adi, Filsafat Umum Renaissance, dalam http://adipustakawan.blogspot.com, (diakses pada tanggal 16 Mei 2014,
jam 09:00).
Tokoh-tokoh Penting Masa Renaissance

Pada zaman renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Di antara
tokoh-tokohnya adalah:

1. Nicolaus Copernicus (1473-1543 M)


Ia dilahirkan di Torun, Polandia dan belajar di Universitas Cracow. Walaupun
ia tidak mengambil studi astronomi, namun ia mempunyai koleksi buku-buku
astronomi dan matematika. Ia sering disebut sebagai Founder of Astronomy. Ia
mengembangkan teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan bumi
mempunyai dua macam gerak, yaitu: perputaran sehari-hari pada porosnya dan
perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu disebut heliocentric menggeser
teori Ptolemaic. Ini adalah perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah
metode yang dipakai Copernicus, yaitu metode mencakup penelitian terhadap
benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari pergerakan benda-benda
tersebut.17

2. Johannes Kepler (1571 M-1630 M)


Adalah astronom jerman, Matematikawan dan astrolog. Ia paling di kenal
melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi.
Penjelasannya tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement To
Witelo, Expounding The Optical Part Of Astronomy. Ia orang pertama yang
menjelaskan cara kerja mata.18
Ia menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Brahe
sebelumnya, yaitu :
1) Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan
circle, namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk
elips.

17
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 14.
18
Jamaludin Assalam, “Makalah Sejarah Perkebangan Ilmu”, dalam
http://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 12
November 2011.
2) Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintasi bidang yang luasnya sama.
3) Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata dua planet A
dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktu untuk melintasi orbit
masing-masing adalah P dan Q, maka P2 : Q2 = X3 : Y3.

3. Galileo Galilei (1564-1642 M)


Galileo Galilei adalah salah seorang penemu terbesar di bidang ilmu
pengetahuan. Ia menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat
suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian berubah menjadi
gerak vertikal. Ia menerima pandangan bahwa matahari adalah pusat jagad raya.
Dengan teleskopnya, ia mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang
Bimasakti terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan masing-
masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga berhasil mengamati bentuk Venus dan
menemukan beberapa satelit Jupiter.19

4. Francis Bacon (1561-1626 M)


Francis Bacon adalah seorang filosof dan politikus Inggris. Ia belajar di
Cambridge University dan kemudian menduduki jabatan penting di pemerintahan
serta pernah terpilih menjadi anggota parlemen. Ia adalah pendukung penggunaan
scientific methods, ia berpendapat bahwa pengakuan tentang pengetahuan pada
zaman dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat
mengungkapkan kebenaran dengan inductive method, tetapi lebih dahulu harus
membersihkan fikiran dari prasangka yang ia namakan idols (arca). Bacon telah
memberi kita pernyataan yang klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam
Idols of the Mind.
Pertama, Arca-arca Suku (Idols of the Tribes). Kita condong menerima bukti-
bukti dan kejadian-kejadian yang menguntungkan pihak atau kelompok kita (suku
atau bangsa). Kedua, Arca-arca Gua (Idols of Cave). Kita cenderung memandang
diri kita sebagai pusat dunia dan menekankan pendapat kita yang terbatas. Ketiga,
19
Harold H. Titus et al., Living Issues in philosophy, diterjemahkan H.M. Rasjidi, Persoalan-Persoalan Filsafat
(Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984), h. 192.
Arca-arca Pasar (Idols of the Market) yang menjadikan kita terpengaruh oleh
kata-kata atau nama-nama yang kita kenal dalam percakapan kita sehari-hari. Kita
disesatkan oleh kata-kata yang diucapkan secara emosional. Sebagai contoh,
dalam Masyarakat (Amerika) kata-kata komunis, radikal dan teroris. Keempat,
Arca-arca Panggung (Idols of Theatre) yang timbul karena sikap kita berpegang
pada partai, kepercayaan atau keyakinan. Tingkah laku, cara-cara dan aliran-aliran
pikiran adalah seperti panggung, dalam arti bahwa mereka membawa kita ke
dunia khayal. Akhirnya arca panggung membawa kita kepada kesimpulan yang
salah dasar.20
Bacon menolak silogisme, sebab dipandang tanpa arti dalam ilmu
pengetahuan karena tidak mengajarkan kebenaran-kebenaran yang baru. Ia juga
menekankan bahwa ilmu pengetahuan hanya dapat dihasilkan melalui
pengamatan, eksperimen dan harus berdasarkan data-data yang tersusun. Dengan
demikian Bacon dapat dipandang sebagai peletak dasar-dasar metode induksi
modern dan pelopor dalam usaha sitematisasi secara logis prosedur ilmiah.21

Kesimpulan

20
Ibid., h. 191.
21
Harun Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 2 (Yogyakarta: Kanisius, 1993), h. 15.
 Renaissance berasal dari bahasa Prancis (renaissance) yang berarti kelahiran
kembali. Istilah ini sering digunakan untuk menamai berbagai gelombang
kebudayaan dan pemikiran di Eropa yang terjadi mulai dari Italia, kemudian
meluas ke beberapa negara Eropa lainnya. Kemunculan renaisans telah membawa
hidupnya kembali ilmu pengetahuan, filsafat dan perubahan di berbagai lini
kehidupan, sehingga para sejarawan menganggapnya sebagai awal zaman
modern. Berbagai perubahan yang terjadi selama era renaisans menjadi persiapan
bagi pembentukan filsafat pad abad ke-17, atau yang dikenal dengan filsafat
modern.
 Suasana kefilsafatan abad pertengahan yang bercorak teosentris, dan latar
belakang masyarakat Eropa yang terkekang oleh otoritas geraja, menimbulkan
pemberontakan terhadap nilai-nilai (tradisi) gerejawi, menjadi penyebab lahirnya
renaissance dan filsafat modern.
 Karakteristik filsafat modern adalah antroposentrisme, Manusia melihat,
merasakan dan menyadari adanya potensi pada dirinya untuk menentukan
kebenaran (eksistensialisme), tolak ukur dan validitasnya lewat metode
penginderaan-observasi atau eksprimen terhadap realitas fisik yang melahirkan
cara yang selanjutnya disebut metode ilmiah.
 Dampak dari renaissance bagi perkembangan peradaban barat adalah sebagai
berikut:
1. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
2. Berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
3. Munculnya faham pemikiran baru seperti humanisme,
rasionalisme, empirisme, dan  materealisme.
4. Runtuhnya dominasi gereja.
5. Menguatnya kedudukan kaum bourgeois sehingga mereka tumbuh
menjadi kelas penguasa.
6. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era
penjelajahan samudera.

 Lahirnya tokoh-tokoh penting dalam ilmu pengetahuan, Diantaranya:


1. Nicolaus Copernicus (1473-1543 M)
2. Johannes Kepler (1571 M-1630 M)
3. Galileo Galilei (1564-1642 M)
4. Francis Bacon (1561-1626 M)

DAFTAR PUSTAKA

Muntasyir, Rizal. Filsafat Ilmu. Yokyakartaa: Pustaka Belajar, 2004.

Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Cet. IX; Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Mustansyir, Rizal dan Misnal Munir. Filsafat Ilmu. Cet. VII; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.

Titus, Harold H., et al. Living Issues in philosophy. Diterjemahkan oleh H.M. Rasjidi dengan
judul Persoalan-Persoalan Filsafat. Cet. I; Jakarta: PT Bulan Bintang, 1984.

Waris, Filsafat Umum. Ponorogo: STAIN Po PRESS, 2009.

Ihsan, Fuadi. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Adi, Filsafat Umum Renaissance, dalam http://adipustakawan.blogspot.com, (diakses pada


tanggal 16 Mei 2014, jam 09:00).

Tuan Guru, Latar Belakang Renaissance dalam http://www.tuanguru.com, (diakses pada tanggal
16 Mei 2014, jam 09:00).

Abidin, Zainal. Pengantar Filsafat Barat. Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai