Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Percakapan adalah pembicaraan yang terjadi antara orang yang berbicara

(penutur) dengan orang yang diajak berbicara (mitra tutur). Jika seseorang ingin

terlibat dalam sebuah percakapan maka perlu memahami tata cara percakapan,

sehingga percakapan dapat terlaksana dengan baik dan lancar. Tata cara

percakapan tersebut meliputi tata cara membuka, melibatkan diri dan menutup

percakapan.

Percakapan yang terjadi dalam berkomunikasi dapat bermakna secara

langsung dan tidak langsung. Makna percakapan yang disampaikan secara

langsung dapat dengan mudah dipahami, tetapi makna percakapan yang

disampaikan secara tidak langsung lebih sulit untuk dipahami. Percakapan yang

bermakna tersembunyi atau memiliki makna lain dari apa yang diujarkan disebut

implikatur percakapan.

Proses pembelajaran sering terjadi percakapan antara guru dan siswa baik

dalam penyampaian materi maupun diluar materi. Percakapan guru dan siswa

terdapat makna tersirat dan tersurat. Percakapan itu dapat berlangsung dengan

lancar berkat adanya kesepakatan bersama. Kesepakatan itu berupa kontrak tak

tertulis bahwa perihal yang dibicarakan itu harus saling berhubungan atau

berkaitan. Hubungan atau keterkaitan itu sendiri tidak tedapat pada masing-

1
2

masing kalimat secara lepas. Maksudnya, makna keterkaitan itu tidak terungkap

secara literal pada kalimat itu sendiri (Purwo, 1990 : 20).

Penyampaian informasi yang dilakukan antara guru dan siswa dalam

proses pembelajaran sering terjadi kesalahan pemahaman baik yang diterima guru

maupun siswa. Kesalahan itu seharusnya dihindari saat proses komunikasi yang

berlangsung antara guru dan siswa. Biasanya kesalahan ini terjadi baik

pemahaman siswa yang diterima dari guru yang memberikan informasi ataupun

perintah kepada siswa. Siswa tidak jarang melakukan kesalahan tindakan yang

harus dilakukan karena tidak memahami makna yang tersirat dari apa yang di

inginkan guru.

Percakapan yang mempunyai makna tersirat dalam teori pragmatik disebut

implikatur. Implikatur berarti suatu yang diimplikasikan untuk menjelaskan secara

langsung apa yang di inginkan oleh guru. Pemahaman mengenai implikatur

diperlukan dalam pembahasan pragmatik. Sebagai contoh, makna yang

disampaikan guru belum dipahami siswa, akibatnya siswa melakukan tindakan-

tindakan yang berlawanan dengan kemauan guru.

Kegiatan belajar-mengajar perlu adanya percakapan yang mengandung

implikatur. Percakapan yang mengandung implikatur tidak digunakan pada saat

guru memberikan pelajaran. Saat memberikan pelajaran, guru harus

menyampaikannya dengan jelas sehingga apa yang disampaikan guru dapat

dipahami dengan baik oleh siswanya. Implikatur digunakan dalam percakapan

yang bukan untuk menjelaskan pelajaran. Sebagai contoh tuturan implikatur

dilakukan agar interaksi dan komunikasi antara guru dan siswa dapat berjalan

dengan baik. Interaksi yang baik guru dan siswa akan mendukung terlaksananya
3

proses pembelajaran. Pernyataan ini sejalan dengan adanya asumsi bahwa baik

seorang guru maupun siswa harus berlaku sopan dalam bertutur kata. Kesopanan

dalam tuturan dapat diwujudkan melalui implikatur percakapan. Sehingga

hubungan antara guru dengan siswa dapat terjaga dengan baik dan menciptakan

suasana kegiatan belajar-mengajar yang kondusif.

Rusminto (2009: 70) menyatakan bahwa implikatur percakapan adalah

sesuatu yang disembunyikan dalam sebuah percakapan, yakni sesuatu yang secara

implisit terdapat dalam penggunaan bahasa secara aktual. Guna memahami suatu

percakapan yang bermakna tidak langsung diperlukan adanya suatu konteks.

Konteks menurut Grice (dalam Rusminto, 2009: 57) adalah latar belakang

pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan mitra tutur yang

memungkinkan mitra tutur untuk memperhitungkan implikasi tuturan dan

memaknai arti tuturan dari si penutur. Oleh karena itu, implikatur percakapan

dapat dipahami dengan mudah jika memperhatikan konteks yang melatari

percakapan tersebut. Implikatur percakapan dapat terjadi dalam percakapan pada

saat proses pembelajaran di kelas.

Pada proses pembelajaran sangat penting untuk memahami tuturan guru.

Ketika kegiatan belajar-mengajar di kelas tidak terlepas dari interaksi guru dan

siswa. Interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar-mengajar tersebut adalah

percakapan, baik yang bermakna langsung maupun tidak langsung. Misalnya pada

percakapan berikut ini.

Guru : andi!! (guru memanggil siswa yang sedang berbicara dengan teman

sebangkunya)

Siswa : Iya Pak.(siswa langsung diam)


4

Percakapan tersebut memiliki beberapa alternatif maksud. Antara lain, (1) guru

hanya memanggil siswa itu untuk memerhatikan pelajaran; (2) guru ingin

menyuruh siswa untuk maju kedepan kelas;.

Guna mengetahui implikatur percakapan dalam percakapan tersebut

diperlukan adanya konteks yang melatarinya. Percakapan tersebut terjadi pada

saat guru mengajar di kelas. Kemudian, melihat salah satu siswa laki-lakinya

yang sedang berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Agar terkesan halus

dan tidak menyinggung perasaan siswanya, guru dalam menyampaikan tuturannya

menggunakan tuturan tidak langsung dengan menggunakan kalimat berita.

Dengan demikian, implikatur percakapan di atas adalah guru ingin menyuruh

siswanya untuk diam dan memperhatikan guru saat menyampaikan materi

pelajaran.

Contoh di atas menunjukkan bahwa pemahaman terhadap struktur

kalimatnya saja tidak cukup untuk memaknai percakapan. Percakapan tersebut

mengandung beberapa maksud yang berbeda. Guna mengetahui maksud yang

diinginkan penutur, seorang mitra tutur perlu memperhatikan konteks terjadinya

percakapan itu.

Alasan penulis menjadikan SMA Negeri 1 Purwoharjo sebagai subjek

penelitian adalah SMA tersebut merupakan salah satu SMA favorit di

Banyuwangi. Kegiatan belajar-mengajar di kelas menggunakan model

pembelajaran student centered learning. Model tersebut menuntut siswa lebih aktif

dalam KBM di kelas. Peran guru hanya sebagai fasilitator yang memungkinkan

komunikasi baik antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lebih
5

sering terjadi. Realitas itu, dapat memudahkan penulis dalam menemukan data

yang diperlukan.

Penelitian tentang implikatur percakapan dalam kegiatan belajar-mengajar

Bahasa Indonesia di kelas belum diteliti. Penulis akan meneliti bagaimana

implikatur percakapan antara guru dengan siswa dalam proses belajar-mengajar

Bahasa Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Purwoharjo tahun pelajaran 2015/2016.

Penelitian ini akan dilakukan ke SMA karena dapat dijadikan alternatif bahan ajar

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia atau contoh percakapan implikatur dalam

kaitannya dengan aspek berbicara.

Penelitian mengenai implikatur ini sudah pernah dilakukan oleh sejumlah

peneliti, salah satunya adalah Octaria Sari (2012). Meneliti Implikatur Percakapan

dalam Novel 5 Cm Karya Donny Dhirgantoro dan Implikasinya Pada

Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Pembeda penelitian

ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada subjek yang diteliti. Subjek

penelitian sebelumnya adalah percakapan antartokoh dalam Novel 5 Cm,

sedangkan subjek penelitian penulis adalah percakapan antara guru dan siswa

dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Penelitian tentang implikatur

percakapan dalam kegiatan belajar-mengajar Bahasa Indonesia di kelas

tampaknya belum tergarap. Penulis akan meneliti bagaimana implikatur

percakapan antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar Bahasa

Indonesia kelas XI SMA Negeri 1 Purwoharjo tahun pelajaran 2015/2016 pada

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini akan dilakukan ke SMA

karena dapat dijadikan alternatif bahan ajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

dan sebagai contoh percakapan santun yang kaitannya dengan aspek berbicara.
6

1.2 Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah dalam

penelitian adalah.

1. Bagaimanakah bentuk implikatur percakapan guru dan siswa?

2. Bagaimanakah fungsi implikatur percakapan guru dan siswa?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mendeskripsikan bentuk implikatur percakapan guru dan siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI di SMA

2. Untuk mendeskripsikan fungsi implikatur percakapan guru dan siswa dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia kelas XI di SMA

1.4 Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Implikatur

Implikatur adalah sesuatu yang disembunyikan dalam sebuah percakapan,

yakni sesuatu yang secara implisit terdapat dalam penggunaan bahasa secara

aktual. Memahami suatu percakapan yang bermakna tidak langsung diperlukan

adanya suatu konteks.

2. Percakapan

Percakapan adalah pembicaraan yang terjadi antara orang yang berbicara

(penutur) dengan orang yang diajak berbicara (mitra tutur) yang membahas suatu

hal dalam satu waktu. Jika seseorang ingin terlibat dalam sebuah percakapan
7

maka perlu memahami tata cara percakapan, sehingga percakapan dapat

terlaksana dengan baik dan lancar.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat teoritis maupun

praktis. Manfaat teoritis yang diharapkan adalah sebagai bahan pertimbangan

dalam kajian pragmatik, khususnya yang berkaitan dengan implikatur. Manfaat

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Praktis

a. Bagi Siswa penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk memahami

berbagai makna tuturan.

b. Hasil penelitian ini dapat memperkaya kajian analisis wacana terutama pada

bidang kajian implikatur.

2. Teoritis

a. Bagi guru Bahasa Indonesia hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan

guru Bahasa Indonesia sebagai salah satu alternatif bahan pembelajaran

bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran memahami maksud sebuah

tuturan. Bagi penyusunan bahan ajar bahasa Indonesia hasil penelitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif bahan acuan dalam

penyusunan bahan ajar.

b. Bagi penelitian selanjutnya hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai

salah satu alternasi bahan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya di

bidang pragmatik, khususnya dalam kajian implikatur.


8

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian yang dilakukan pada penelitian ini yaitu subjek

penelitiannya guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas XI SMA Negeri 1

Purwoharjo tahun pelajaran 2015/2016. Objek penelitiannya adalah tuturan yang

mengandung Implikatur dan dilaksanakan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di

Sekolah Menengah atas (SMA).

Anda mungkin juga menyukai