Anda di halaman 1dari 13

RINGKASAN

Membrane merupakan alat pemisah yang bersifat selektif dimana dapat


memisahkan berbagai zat campuran di dalam 2 fase fluid. Salah satu teknologi
membrane yaitu reverse osmosis yang merupakan suatu metode filtrasi yang
mampu menyisihkan banyak jenis molekul dan ion besar dari larutan dengan
memberikan tekanan pada larutan yang berada pada salah satu sisi membrane
selektif. Aplikasi industri dari membrane reverse osmosis ini yaitu pada desalinasi
air laut atau permurnian air payau menjadi air tawar. Tujuan dilakukannya
percobaan ini untuk mengolah air sungai atau waduk secara reverse osmosis dan
mengetahui pengaruh tekanan terhadap unjuk kerja membran reverse osmosis.
Prosedur pada percobaan ini terdiri dari tahap kalibrasi, tahap percobaan, dan tahap
titrasi. Percobaan ini dilakukan dengan memvariasikan tekanan operasi pada
tekanan (1, 2, 3,4 bar).

Kata Kunci: air, desalinasi, membrane, reverse osmosis, tekanan, titrasi


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………..i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBICARAAN AWAL………………………………ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBICARAAN AKHIR……………………………...iii
RINGKASAN…………………………………………………………………………...iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………………...vii
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………….viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Percobaan……………………………………………………………...2
1.4 Ruang Lingkup…………………………………………………………………2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Membran………………………………………………………………………..3
2.2 Klasifikasi Membran……...……………………………………………………3
2.2.1 Berdasarkan Materialnya……………….………...……………..…....4
2.2.2 Berdasarkan Morfologinya…………..…………………………..…....4
2.2.3 Berdasarkan Kerapatan Pori……...……………………………..…...4
2.2.4 Berdasarkan Bentuknya…………………………………………………5
2.2.5 Berdasarkan Strukturnya………………………………………………..5
2.2.6 Berdasarkan Fungsinya………………………………………………….5
2.3 Membrane Reverse Osmosis…………………………..…………………...….7
2.3.1 Prinsip Kerja Membrane Reverse Osmosis…………………………….8
2.3.2 Material Membrane Reverse Osmosis…………………………………..8
2.3.3 Modul Membrane Reverse Osmosis…………………………………….9
2.3.4 Proses Sistem Membrane Reverse Osmosis…………………………...10
2.4 Baku Mutu Air……………………………………………………………..….11

v
2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Membran Reverse Osmosis ……..…13
2.6 Perhitungan pada Membran……………………………………………...….15
2.7 Review Jurnal…………………………………………………………...…….16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir……………………………………………………………..……19
3.1.1 Kalibrasi Laju Alir…………………………………………….….….19
3.1.2 Proses Pemisahan Menggunakan Membran Reverse Osmosis..…..19
3.1.3 Kalibrasi Pengujian Titrasi………………………………...….…….21
3.2 Alat dan Bahan……………………………………………………….……….21
3.2.1 Alat..…………………………………………………………………...21
3.2.2 Bahan……………………………………………………………….....22
3.3 Prosedur Percobaan…………………………………………………………..22
3.3.1 Kalibrasi Laju Alir…………………………………………….….….22
3.3.2 Proses Pemisahan Menggunakan Membran Reverse Osmosis..…..22
3.3.3 Kalibrasi Pengujian Titrasi………………………………...….…….23
3.4 Gambar Alat…………………………………………………………………..23
3.5 Variabel Percobaan…………………………………………………….…….24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
D. MSDS
E JURNAL PENELITIAN

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Parameter Standar Baku Mutu Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi…………..11

Tabel 2. Parameter Parameter Standar Baku Mutu Air Minum…….……………………..11

Tabel 3. Parameter Standar Baku Mutu Air Sungai dan Sejenisnya………………………12

Tabel 4. Parameter Standar Baku Mutu Air Limbah Domestik…………..………………13

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pemisahan Selektif Membran……………… ..……………………..3


Gambar 2. 1 Prinsip Kerja Reverse Osmosis…………...… ..……………………8
Gambar 3. 1 Diagram Alir Kalibrasi Laju Alir ....................................................19
Gambar 3. 2 Diagram Alir Proses Pemisahan Menggunakan Membran Reverse
Osmosis ..........................................................................................20
Gambar 3. 3 Kalibrasi Pengujian Titrasi ..............................................................21
Gambar 3. 4 Alat Membran Reverse Osmosis ......................................................24

viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh setiap
makhluk hidup. Kegunaan air sangat penting bagi makhluk hidup terutama
manusia. Air bersih memiliki banyak kegunaan pada kehidupan sehari – hari
diantaranya untuk air minum, memasak, mencuci, mandi, dan keperluan lainnya.
Adapun kegunaan lain air yaitu dapat digunakan untuk keperluan air proses pada
suatu industri. Air proses pada suatu industri sangat penting untuk menjalankan
pengoperasian pada suatu pabrik.

Menurut Lembaga survei Geologi Amerika Serikat, sebanyak 72%


permukaan bumi tertutup oleh air. Namun 97% dari air tersebut merupakan air yang
belum baik dikonsumsi oleh makhluk hidup. Berdasarkan data tersebut, dapat
dikatahan bahwa pada bumi ini terdapat potensi sumber air untuk memenuhi
kebutuhan setiap makhluk hidup, namun perlu adanya proses pengolahan terlebih
dahulu untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kadar mineral-mineral
berlebih yang terkandung pada air. Sehingga air hasil pengolahan tersebut dapat
memenuhi standar baku air bersih. Salah satu pengolahan air yang dapat dilakukan
yaitu dengan menggunakan teknologi membrane reverse osmosis. Teknologi ini
dapat efektif untuk memurnikan air dari pengotor seperti ion logam, bakteri, virus,
dan pertikel pengotor lainnya. Sehingga air hasil dari pengolahan tersebut dapat
digunakan kembali untuk keperluan air pada rumah tangga, pertanian, hingga
keperluan air proses pada industri. Selain itu, teknologi ini relatif tidak memerlukan
biaya yang besar sehingga membrane reverse osmosis ini umum digunakan pada
dunia industri dan juga digunakan pada praktikum Operasi Teknik Kimia II kali ini.

Sebagai mahasiswa teknik kimia yang nantinya dapat berpeluang masuk ke


dalam bidang industri yang memerlukan air proses untuk menjalankan operasi pada
pabrik. Maka dari itu, praktikum Operati Teknik Kimia II modul Reverse Osmosis
ini dilakukan untuk mengetahui proses pengolahan air sungai atau waduk secara
2

reverse osmosis dan mengetahui pengaruh tekanan terhadap unjuk kerja membran
reverse osmosis. Selain itu, praktikan juga dapat memahami prinsip kerja dan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi membrane reverse osmosis pada proses
pengolahan air dengan percobaan Reverse Osmosis.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang terdapat pada praktikum modul Reverse Osmosis
ini yaitu mengetahui bagaimana proses pengolahan air sungai atau waduk secara
reverse osmosis dan mengetahui bagaimana pengaruh tekanan terhadap unjuk kerja
membran reverse osmosis

1.3 Tujuan Percobaan


Adapun tujuan dilakukannya percobaan pada modul reverse osmosis kali ini
untuk mengolah air sungai atau waduk secara reverse osmosis dan mengetahui
pengaruh tekanan terhadap unjuk kerja membran reverse osmosis.

1.4 Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup pada percobaan modul Reverse Osmosis kali ini
meliputi metode yang digunakan yaitu metode reverse osmosis dan metode
argentometri Mohr. Bahan yang digunakan meliputi air waduk sebagai sampel air
tawar, aquades, indikator metil orange, dan perak nitrat (AgNO3) 1,0M. Percobaan
Reverse Osmosis ini dilakukan di Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Membran
Membran adalah film atau lapisan tipis yang bertindak sebagai penghalang
selektif antara dua atau lebih fase karena semi-permeabilitasnya. Secara fisik,
membran dapat berbentuk cairan atau gas, dan fungsinya sebagai media pemisahan
selektif didasarkan pada perbedaan koefisien difusi, potensial listrik atau kelarutan.
Membran merupakan teknologi yang memisahkan permeat (komponen yang dapat
melewati membran) dari retentate (komponen yang tertahan) oleh selaput tipis
semipermeabel, dimana membran memiliki batas selektif atau penghalang antara
dua fase. [1]

Gambar 2.1 Pemisahan Selektif Membran


Membran memiliki sebuah media berpori berbentuk film tipis, bersifat
semipermeable yang berfungsi untuk memisahkan partikel dengan ukuran
molekuler (spesi) dalam suatu sistem larutan spesi yang memiliki ukuran lebih
besar dari pori membran akan tertahan pada membran, sedangkan partikel yang
mempunyai ukuran lebih kecil dari pori akan lolos dari membran tersebut [2]
2.2 Membran Reverse Osmosis
Reverse osmosis (RO) adalah metode filtrasi yang dapat menyaring
berbagai macam molekul besar dan ion dari suatu larutan dengan menerapkan
tekanan pada larutan saat berada di satu sisi membran selektif (lapisan filter). Proses
4

ini menyebabkan zat terlarut mengendap di bawah lapisan yang teraliri tekanan
dalam satu lapisan dan pelarut murni mengalir ke lapisan berikutnya. Membran
tersebut harus bersifat selektif atau dapat memisahkan. Ini berarti bahwa pelarut
(atau sebagian kecil larutan) dapat melewatinya, tetapi zat terlarut seperti molekul
besar dan ion tidak dapat melewatinya. Reverse osmosis bekerja dengan
memberikan tekanan pada bagian larutan yang konsentrasinya lebih tinggi ke
bagian larutan yang konsentrasinya rendah. Oleh karena itu, larutan mengalir dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses transfer larutan terjadi melalui
membran semipermeabel dan tekanan yang diberikan bersifat hidrostatik. [3]
Reverse osmosis (RO) ini menggunakan tekanan untuk mengatasi sifat
osmotik dan kohesif yang didorong oleh potensi kimia. Reverse osmosis dapat
menghilangkan banyak jenis ion dan molekul dari air, termasuk bakteri yang
digunakan dalam air minum dan proses produksi air industri. Pada prinsipnya, zat
terlarut dipertahankan pada sisi tekanan membran, menyebabkan air bersih ke sisi
permeat. Untuk menjadi "selektif," membran reverse osmosis tidak boleh
membiarkan molekul atau ion yang lebih besar dari pori-pori membran untuk
melewatinya, tetapi harus memungkinkan komponen yang lebih kecil dari larutan
(seperti pelarut) untuk melewatinya. Reverse osmosis paling sering digunakan
untuk memurnikan air laut, air payau, dan menghilangkan logam berat dan produk
limbah lainnya dari molekul air. [4]
2.2.1 Prinsip Kerja Membran Reverse Osmosis
Prinsip kerja reverse osmosis yaitu mengalirkan air yang
mempunyai konsentrasi kontaminan tinggi (air baku) menuju air yang
mempunyai konsentrasi kontaminan rendah. Dengan adanya tekanan yang
terjadi pada sisi air baku ini membuat proses yang berlawanan (reverse) dari
proses alamiah osmosis. Dengan menggunakan membran semipermeable
maka cairan akan diseleksi sehingga hanya molekul air saja yang akan
melewatinya dan menahan bermacam – macam kontaminan zat terlarut.
Proses yang lebih khusus terjadi dimana sejumlah molekul yang ada pada
permukaan membran merupakan pembatas sehingga hanya molekul air saja
5

yang bisa melewatinya seiring dengan substansi – substansi lain yang


dilepaskan. [5]

Gambar 2.2 Prinsip Kerja Reverse Osmosis


2.2.2 Material Membran Reverse Osmosis
Material membran sangat berpengaruh pada efisiensi pemisahan.
Material yang digunakan pada proses ini diusahakan memiliki afinitas yang
besar terhadap pelarut (air) dan afinitas yang rendah terhadap larutan.
Pemilihan material menjadi sangat penting karena secara langsung akan
menentukan sifat intrinsik membran. Fluks permeat dan selektifitas
merupakan faktor yang penting pada membran reverse osmosis. Fluks
permeat dapat ditingkatkan dengan cara mengurangi ketebalan membran.
Untuk itu pada umumnya, membran RO mempunyai struktur asimetrik
dengan lapisan atas (skin) yang tipis dan dense serta matrik penyokong
dengan tebal 50 sampai 150 μm. Tahanan ditentukan oleh lapisan atas yang
dense.
Membran Reverse Osmosis memiliki ukuran pori persepuluh ribu
micron dan dapat menghilangkan zat organik, bakteri, pirogen dan koloid
yang tertahan oleh struktur mikro yang berfungsi sebagai penyaring.
Semakin kecil ukuran pori membran maka tekanan operasi yang digunakan
akan semakin tinggi. Dengan teknologi membran perlu adanya perawatan
antara lain pembersihan dan penggantian membran secara rutin [6]
2.2.3 Modul Membran Reverse Osmosis
Desain modul membran juga berpengaruh pada keefektifan
membrane RO sebagai salah satu teknologi pemisahan. Modul
6

merupakan unit terkecil dimana membran dengan area tertentu disusun.


Jenis modul membran antara lain plate-and-frame, tubular, spiral-wound,
dan hollow-fiber.
 Modul plate-and-frame terdiri dari lembaran membran yang
disusun pada rangka yang memiliki jarak tertentu satu dengan
yang lainnya. Flow channel biasanya tipis (1-3 mm), terkadang
dipasang dengan channel spacer.
 Modul tubular terdiri dari membran berbentuk pipa dengan
Diameter tube 5 – 25 mm, disusun pada pipa stainless steel.
Umumnya dioperasikan pada rejim aliran turbulen yang
memberikan pengendalian polarisasi konsentrasi yang baik, tetapi
biaya relatif tinggi.
 Modul spiral-wound terdiri dari lembaran membran yang disusun
lalu digulung menyerupai gulungan kain dengan tinggi channel 1-
2 mm. Modul ini lebih efektif dari segi teknis dan ekonomi
apabila dibandingkan dengan modul plate-and-frame dan tubular.
 Modul hollow- fiber terdiri dari banyak membran berbentuk pipa
kapiler dengan diameter ≤ 200μm yang ditempatkan pada
vessel bertekanan. [7]
2.3 Baku Mutu Air Sanitasi, Air Minum dan Air Sungai
Berikut merupakan baku mutu dari air bersih dan air sungai menurut SNI
1. Air Sanitasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, baku
mutu air sanitasi sebagai berikut:
Tabel 1. Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
7

Tabel 2. Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

Tabel 3. Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan


Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
8

2. Air Minum
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Kualitas Air Minum, baku mutu
air minum sebagai berikut.
Tabel 4. Parameter Wajib Standar Baku Mutu Air Minum

Anda mungkin juga menyukai