Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

REVIEW JURNAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengelolaan Pasca Panen yang di ampu oleh

Andriyana S, S.P., M.P., Phd.

Disusun Oleh :

Nama : Linda Sholikhatul Mahmudah


NIM : H0717080

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2020
Judul Precooling techniques and applications for horticultural
products - a review
Jurnal International Journal of Refrigeration
Volume & Halaman 24 (2001) & 154-170
Tahun 2001
Penulis Tadhg Brosnan, Da-Wen Sun

Ringkasan Jurnal

Banyak faktor yang mempengaruhi pasca panen dan kualitas tanaman


hortikultura, salah satunya adalah suhu. Setelah panen, kehilangan kualitas
disebabkan oleh proses fisiologis dan biologis, yang mana hal tersebut utamanya
dipengaruhi suhu produk. Hilangnya substrat yang terhirup dan kelembaban tidak
dapat diganti saat buah telah dipanen, oleh karena itu kemunduran terjadi yang
kemudian diikuti penuaan atau kematian total. Proses precooloing adalah salah satu
alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Penulisan jurnal ini bertujuan
mempromosikan (meningkatkan) minat dalam penggunaan precooling secara lebih
luas.

Precooling adalah proses penghilangan panas di lapangan pada produk yang


baru panen untuk memperlambat metabolism dan mengurangi kerusakaan sebelum
diangkut atau disimpan sehingga dapat mempertahankan tingkat kualitas. Panas
lapangan ini dapat menyebabkan kerusakan cepat pada beberapa tanaman
hortikultura, oleh karena itu proses precooling diharapkan dilakukan secepat
mungkin. Halevy et al. dan Farnham et al. keduanya menerima bahwa sistem
precooling menjadi efisien dan efektif ketika bunga dan komoditas hortikultura
lainnya harus didinginkan sebelum memasuki rantai dingin. Sebagai panduan,
sebanyak kerusakan dapat terjadi dalam 1 jam pada 25˚C seperti dalam seminggu
pada 1˚C. Untuk memastika pemeliharan kualitas maksimum, maka sangat penting
untuk memiliki pendinginan sayuran dan bunga pascapaenen. Tingkat kerusakan
setelah panen terkait erat dengan respirasi produk yang telah dipanen. Precooling
sangat penting untuk mengurangi perubahan metabolisme seperti aktivitas enzim dan
memperlambat pematangan produk yang mudah rusak. Selain itu, precooling juga
dapat mengurangi produksi dan sensitvitas produk etilena yang mempercepat
pematangan dan penuaan.

Dalam menentukan cepat tidaknya kebutuhan pendinginan pada produk


hortikultura, banyak pertimbangan yang perlu dievaluasi. Syarat untuk kualitas
produk yang mudah rusak bervariasi dan tergantung pada penggunaan yan
dimaksudkan serta kualitas yang diperlukan. Contoh untuk produk seperti apel,
kentang, pisang dan labu tidak perlu didingankan terlebih dahulu tetapi mungkin
mendapat manfaat dari pendinginan jika suhu sekitar tinggi saat panen. Untuk produk
seperti sayuran berdaun, buncis, asparagus, brokoli, dan sebagian besar bunga potong
mudah rusak, sehingga perlu didinginkan secepa mungkin setelah panen. Permintaan
dan pasokan untuk tanaman yang mudh rusak tidak selalu seimbang dan kadang
terjadi fluktuasi musiman yang besar terhadap jumlah dan harga. Kualitas, umur
panjang, penampilan dari suatu produk yang mudah rusak tergantung pada kondisi
penanaman, waktu, teknik panen yang tepat, dan kondisi distribusi serta penyimpanan
setelahnya. Area tumbuh dan letak pasar juga menjadi pertimbangan yang perlu
dievaluasi dalam kebutuhan pendinginan pada produk. Selain itu, pertimbangan
ekonomi juga perlu diperhatikan seperti biaya precooling, distribusi dan
penyimpanan serta pemasaran nilai pasar produknya, karena nilai ekonomi dari
precooling mungkin tidak dapat diterima secara langsung.

Terdapat perhitungan dalam teknik precooling yaitu beban panas dan tingkat
kecepatan pendinginan. Penting mengetahui beban panas dihilangkan dengan cepat
apa pun teknik pendinginannya. Total beban panas berasal dari produk, lingkungan,
infiltrasi udara, wadah dan perangkat penghasil panas lainnya. Untuk perhitungan
beban panas yang akurat, penentuan suhu produk yang akurat sangat penting. Thomp
Son dan Willis et al. menyatakan bahwa laju pendinginan produk tergantung pada
banyak factor termasuk laju perpindahan panas, perbedaan suhu antara produk dan
media pendingin, sifat termal produk, ukuran dan bentuk produk, sifat media
pendingin, jenis pengemasan dan pengaturan susun.

Dalam teknik precooling terdapat berbagai variasi. Factor yang


mempengaruhi metode pendinginan, metode utama dari precooling produk yang
sangat mudah rusak termasuk pendinginan ruangan, hydrocooling, pendingin udara
paksa, paket icing, pendingin vakum dan pendingin kriogenik, dengan banyak variasi
dan perubahan dalam teknik ini. Jenis produk yang berbeda mempunyai teknik
pendinginan yang berbeda pula. Teknik precooling ini juga sangat dipengaruhi oleh
jenis kemasan yang digunakan. Aliran produk juga menjadi hal yang penting dalam
teknik precooling karena biasanya beberapa teknik pendinginan jauh lebih cepat
daripada yang lain dan karena itu memiliki hasil yang berbeda. Aspek ekonomi juga
bervariasi karene biaya konstruksi dan pengoprasian untuk metode pendinginan
berbeda-beda. Pendinginan ruangan juga mempengaruhi perbedaan teknik
precooling. Kontak atau paket icing juga menjadi hal yang dapat menyebabkan
bervariasinya teknik precooling, karena sebelum munculnya teknik-teknik
pendinginan awal yang relatif modern, kontak atau kemasan icing digunakan secara
luas untuk produksi pendinginan awal dan menjaga suhu selama transit. Paket icing
ini melibatkan penempatan langsung es serpihan, serpihan, atau dihancurkan di atas
produk dalam wadah pengiriman. Selain itu juga ada hydrocooling, yang mana
metode ini berbeda dalam tingkat pendinginan dan efisiensi proses secara
keseluruhan. Pendinginan udara paksa juga menjadi salah satunya, suatu produk
didinginkan oleh pengaturan pendinginan udara paksa yang berbeda. Teknik
precooling pada produk holtikultura juga dapat dilakukan dengan pendinginan
vakum, cara kerjanya yaitu dengan penguapan uap air dari produk yang mana
penguapan didorong dan dibuat lebih efisien dengan mengurangi tekanan ke titik
dimana air mendidih terjadi pada suhu rendah. Faktor terakhir yang mempengaruhi
teknik precooling adalah pendinginan kriogenik. Dalam pendinginan kriogenik ini
menggunakan gas yang dimanfaatkan menjadi cairan.

Anda mungkin juga menyukai