Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN PELAYANAN PASIEN BERISIKO TINGGI

RUMAH SAKIT MITRA HUSADA


2019
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT, kami mengucapkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah
memberikan kekuatan dan bimbingan serta hidayah dalam menyelesaikan Panduan Pasien
Resiko Tinggi di Rumah Sakit Mitra Husada, sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan
bagi PPA dirumah sakit dalam melakukan pelayanan.
Panduan pelayanan yang seragam disusun sebagai upaya untuk meningkatkan
pelayanan pada pasien di rumah sakit tanpa membedakan agama, ras, suku bangsa, dll.
Sehingga pelayanan dapat dilakukan secara optimal. Panduan asuhan yang seragam adalah
sebagai bahan acuan dan tolok ukur kita dalam melaksanakan pelayanan kesehatan secara
maksimal dan berdaya guna. Dengan mengacu pada Panduan asuhan yang seragam, PPA
dapat memahami tugas serta tata laksana di bagian masing-masing intalasi.
Semoga dengan adanya panduan ini dapat meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit
Mitra Husada dan sebagai bahan panduan untuk pelayanan kesehatan di rumah Sakit Mitra
Husada .Dengan ini saya juga menyampaikan terima kasih atas bantuan pihak-pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan panduan ini.

Kuningan, 07 Desember 2019

Penyusun

1
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MITRA HUSADA
NOMOR : 144.2/SK/DIR-RSMH/VIII/2019
TENTANG
PASIEN DAN PELAYANAN RISIKO TINGGI
DI RUMAH SAKIT MITRA HUSADA

DIREKTUR RUMAH SAKIT MITRA HUSADA


MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Mitra
Husada, maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang bermutu tinggi;
b. bahwa agar proses pelayanan pasien resiko tinggi dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya kebijakan sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanan pasien resiko tinggi yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Direktur Rumah Sakit Mitra Husada.
MENGINGAT : 1. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktek
kedokteran;
2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang- undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1438 tahun 2010 tentang Standar
Pelayanan kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 169 tahun 2011 tentang Keselamatan
pasien.

MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT MITRA HUSADA TENTANG
PASIEN DAN PELAYANAN RESIKO TINGGI DI RUMAH SAKIT MITRA
HUSADA.
KEDUA : Kebijakan Proses Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini ditetapkan sebagai acuan
dalam melaksanakan tindakan medis.
KETIGA : Memberlakukan kebijakan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi di Rumah Sakit
Mitra Husada.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal ditetapkan, dan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan maka akan diadakan perubahan dan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di : KUNINGAN
Pada tanggal :
DIREKTUR RS MITRA
HUSADA

dr.Bina Lauringga
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... 1


SURAT KEPUTUSAN.......................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 3
BAB I DEFINISI ................................................................................................................ 4
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................................ 5
BAB III TATA LAKSANA .................................................................................................. 6
BAB IV DOKUMENTASI ................................................................................................... 8

3
BAB I
DEFINISI

Pasien risiko tinggi adalah pelayanan yang memerlkan peralatan yang kompleks untuk
pengobatan penyakit yang mengancam jiwa, risiko bahaya pengobatan, potensi yang
membahayakan pasien atau efek toksik dari obat beresiko tinggi.

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Kelompok pasien yang berisiko atau pelayanan yang berisiko antara lain:
a. Penanganan kasus emergensi,
b. Penanganan resusitasi,
c. Pasien dengan life support atau dalam kondisi koma,
d. Pasien dengan restraint,
e. Pasien dengan cacat fisik dan mental.
f. Pasien usia lanjut
g. Pasien bayi dan anak-anak.
h. Pasien korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
i. Pasien narapidana, korban dan tersangka tindak pidana
j. Pasien dengan penyakit kronis seperti pasien dialisis, pasien khemotherapy, pasien stroke.

5
BAB III
TATA LAKSANA

Tata laksana perlindungan terhadap pasien usia lanjut dan gangguan kesadaran:
A. Pasien Rawat Jalan
1. Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan sampai tempat
periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila diperlukan.
2. Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien untuk dilakukan
pemeriksaan sampai selesai.

B. Pasien Rawat Inap


1. Penempatan pasien di kamar rawat inap sedekat mungkin dengan kamar perawat.
2. Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur.
3. Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat digunakan
4. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang ditunjuk
dan dipercaya.

C. Tata Laksana perlindungan terhadap penderita cacat:


1. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien penderita cacat baik
rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan
kecacatan yang disandang sampai proses selesai dilakukan.
2. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasien atau pihak lain
yang ditunjuk sesuai dengan kecacatan yang disandang.
3. Memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan memastikan pasien dapat
menggunakan bel tersebut.
4. Perawat memasangdan memastikan pengaman tempat tidup pasien.

D. Tata laksana perlindungan terhadap anak-anak


1. Ruang perinatologi harus dijaga minimal satu orang perawat atau bidan, ruangan tidak
boleh ditinggalkan tanpa ada perawat atau bidan yang menjaga.
2. Perawat meminta surat pernyataan secara tertulis kepada orang tua apabila akan
dilakukan tindakan yang memerlukan pemaksaan.
3. Perawat memasang pengamanan tempat tidur pasien.

6
4. Pemasangan CCTV di ruang perinatologi hanya kepada ibu kandung bayi bukan kepada
keluarga yang lain.

E. Tata Laksana perlindungan terhadap pasien yang berisiko disakiti (risiko penyiksaan, napi,
korban dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan dalam rumah tangga):
1. Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin dengan kantor perawat.
2. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat identitas di kantor
perawat, berikut dengan penjaga maupun pengunjung pasien lain yang satu kamar
perawatan dengan pasien beresiko.
3. Perawat berkoordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau lokasi perawatan
pasien, penjaga maupun pengunjung pasien.
4. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan.

7
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Instruksi PPA (Profesional Pemberi Asuhan) mendokumentasikan hasil obsevasi TTV


di Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) baik pada pasien gawat darurat,
rawat inap maupun rawat jalan.
2. Pelaksanaan asuhan pelayanan di unit dan instalasi (Instalasi Rawat Jalan, Instalasi
Rawat Inap, Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rekam Medik).
3. Formulir observasi pasien

Ditetapkan di : KUNINGAN
Tanggal :
DIREKTUR RS MITRA HUSADA

dr. Bina Lauringga

Anda mungkin juga menyukai