Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 4, No.

1, Edisi: April 2019


ISSN 2477-1287

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN TEKNIK PRESENTASI


DALAM PEMBELAJARAN PAK DI SDN PALSATU MANUTAPEN

Martinus Leku
SDN Palsatu Manutapen Kota Kupang-NTT
Pos-el : -

Abstrak
Penelitian ini bertujuan: ingin menemukan metode yang dapat merangsang peserta didik kelas VI
SDN Palsatu untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran; (2) untuk mendapatkan cara-cara lain yang
dapat menunjang keberhasilan jika dipadukan dengan metode pembelajaran yang disajikan.
Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan metode kualitatif. PTK
dilakukan dalam dua siklus dengan empat tahapan yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan
refleksi. Data dikumpulkan dengan mengisi langsung lembar observasi. Data dianalisis secara
kombinasi antara kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: penggunaan metode
presentasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Palsatu Kota Kupang. Hal ini dapat
diketahui dari peningkatan yang signifikan antara siklus I dengan siklus II.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Teknik Presentasi

Abstract

This study aims to: find a method that can stimulate students of grade VI SDN Palsatu to be more
active in the learning process; (2) to find other ways that can support success if combined with the
learning methods presented.
This type of research is classroom action research (CAR) using qualitative methods. CAR is done in
two cycles with four stages namely planning, action, observation, and reflection. Data is collected by
filling out the observation sheet directly. Data were analyzed in a combination of qualitative and
quantitative.
Based on the results of research and discussion it can be concluded that: the use of presentation
methods can improve student learning outcomes at SDN Palsatu, Kupang City. This can be seen from
the significant increase between cycle I and cycle II.

Keywords: Learning Outcomes, Presentation Techniques

22
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 4, No. 1, Edisi: April 2019
ISSN 2477-1287

A. PENDAHULUAN Sebagai langkah utama yang harus


Hasil pengamatan peneliti dari hari ke dilakukan adalah mengadakan penambahan
hari tingkat keaktifan siswa dalam kegiatan metode dalam proses kegiatan pembelajaran
Pembelajaran masih rendah dan merupakan atau mengadakan suatu perubahan metode
hal yang sering ditemukan dan dialami dalam pembelajaran, misalnya dengan mencoba
kegiaatan pembelajaran. Masalah tersebut menggunakan metode presentasi. Presentasi
merupakan faktor penghambat tercapainya memang sudah tersirat dalam metode diskusi,
suatu keberhasilan dalam proses namun tidak semua hasil diskusi
pembelajaran. Dengan kefakuman dan dipresentasikan di depan kelas. Dengan
pasifnya peserta didik dalam kegiatan menggunakan metode presentasi ini sangat
pembelajaran, dapat mengakibatkan beberapa dirasakan akan lebih memicu dan memberikan
hal yang kemungkinan dapat merugikan rangsangan terhadap peserta didik untuk aktif
berbagai pihak antara lain siswa, guru dan karena akan adanya satu unsur keterpaksaan
stakeholder. yang muncul secara otomatis yaitu karena
Bagi siswa selain kurang terlatihnya merasa malu dengan peserta didik lain jika
kemampuan dan keterampilan dalam tidak mampu untuk mempresentasikan materi
mengemukakan pendapat juga dapat tersebut, atau siswa tersebut akan dipaksa
mengakibatkan kejenuhan ketika dalam untuk meningkatkan unsur pengetahuan dan
kegiatan pembelajaran, atau bahkan ketrampilan serta sikap dalam menyikapi
mengakibatkan kurangnya ilmu pengetahuan pertanyaan – pertanyaan yang diberikan oleh
yang dapat ditransfer oleh siswa sendiri. peserta didik lain.
Guru sebagai pendidik dan pengajar Permasalahan klasik yang sering
akan merasakan ada hal yang kurang, selain terjadi dan dialami oleh guru di sekolah saat
merasakan keragu-raguan apakah materi yang melakukan kegiatan pembelajaran antara lain:
diberikannya sudah cukup diterima atau 1. Guru mengajar tanpa menyiapkan
sebaliknya tidak dapat dimengerti oleh para administrasi pembelajaran.
peserta didik. Guru yang memiliki motivasi 2. Penggunaan metode pada Kegiatan Belajar
atau semangat saat menyampaikan materi Mengajar tidak tepat.
akan terhambat, sebab dorongan dari peserta 3. Kurangnya minat dan perhatian siswa
didik sendiri tidak ada. Namun sebagai guru dalam menerima pelajaran.
misalnya akan lebih bagus dan menarik jika 4. Pada saat Kegiatan Belajar Mengajar
proses pembelajaran dimulai dengan berbagai banyak siswa yang hanya bermain.
masalah dari peserta didik yaitu berupa 5. Guru pada saat mengajar hanya duduk dan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat diam ditempatnya saja.
kontekstual. Jika keadaan seperti ini dibiarkan 6. Hasil belajar siswa belum mencapai seperti
tanpa ada respon, kemungkinan saja nilai apa yang diharapkan.
pendidikan di sekolah akan rendah dan 7. Penampilan guru yang tidak menarik.
menjadi sempit. Oleh karena itu penanganan 8. Guru tidak menguasai kelas.
masalah ini sangat mendesak agar nilai 9. Pembelajaran yang tidak menyenangkan.
pendidikan dapat meningkat. Disadari secara 10. Sarana dan prasarana tidak
cermat bahwa faktor penyebab terjadinya hal menunjang.
ini sangat banyak, maka perlu mengadakan 11. Tidak terjalin hubunganinteraksi
suatu penelitian guna mengetahui faktor antara guru dan siswa.
penghambat itu berada. 12. Guru hanya memberi tugas mencatat.

23
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 4, No. 1, Edisi: April 2019
ISSN 2477-1287

13. Tidak menggunakan alat peraga pada Katolik, dengan tetap memperhatikan
saat mengajar. penghormatan terhadap agama lain dalam
Dari sekian banyak permasalahan diatas, hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, secara masyarakat untuk mewujudkan persatuan
spesifik, peneliti hanya fokus pada permasalahan nasional.
penerapan salah satu metode dalam kegiatan Berdasarkan pandangan tersebut dapat
pembelajaran yaitu Metode Presentasi. disimpulkan bahwa Hakekat Pendidikan Agama
Dengan demikian, yang menjadi Katolik merupakan salah satu bentuk usaha yang
rumusan masalah dalam PTK ini adalah: (1) Apa harus dilakukan secara terus menerus agar dapat
yang terjadi dengan peserta didik kelas VI SDN mengembangkan kemampuan siswa dalam
Palsatu Kota Kupang saat berlangsungnya kehidupan sehari-hari. Secara singkat Pendidikan
kegiatan pembelajaran?; (2) Apakah peserta Agama Katolik merupakan usaha dalam
didik kelas VI SD Negeri Palsatu Kota Kupang menumbuh-kembangkan kemampuan iman
lebih aktif jika menerima materi pembelajaran peserta didik dalam tuntunan penerangan Roh
yang sudah dikuasainya;? (3) Apakah peserta Kudus.
didik lebih aktif jika pembelajaran dilakukan Pada hakikatnya pusat dari Pendidikan
dengan menggunakan Metode Presentasi?; (4) Agama Katolik Sekolah Dasar ialah Yesus
Apakah terdapat perbedaan prestasi peserta didk Kristus. Sumber dan pokok kegiatan Pendidikan
kelas VI SDN Palsatu ketika guru menggunakan Agama Katolik SD dimanapun dan dalam
metode tradisional dengan saat guru kesempatan apapun adalah bersentral pada Yesus
menggunakan metode presentasi?. Kristus. Pendidikan Agama Katolik dilakukan
dalam rangka pembinaan, pembentukan dan
B. METODE pengembangan karakter agar anak bertumbuh
Penelitian ini adalah penelitian tindakan dan berkembang menjadi dewasa dalam
kelas (PTK) dengan menggunakan metode imannya, dewasa dalam membangun gerejanya
kualitatif. PTK dilakukan dalam dua siklus dan dewasa dalam hidup bermasyarakat.
dengan empat tahapan yakni perencanaan, Dewasa dalam iman dapat berarti: orang
tindakan, observasi, dan refleksi. Data selalu memiliki hubungan erat dengan Tuhan,
dikumpulkan dengan mengisi langsung lembar menyerahkan diri kepada Tuhan, bertobat dan
observasi. Data dianalisis secara kombinasi percaya, bahwa iman berasal dari Allah.
antara kualitatif dan kuantitatif. Kuantitatif Dewasa dalam bergereja berarti: sebagai
digunakan untuk menghitung angka-angka hasil umat yang percaya harus memiliki keteguhan
pekerjaan siswa. Teknik kualitatif digunakan akan Yesus Kristus, dasar dan pegangan hidup
untuk memberi deskripsi terhadap angka-angka mereka adalah Kristus, hidup dalam semangat
sehingga mudah dipahami. persaudaraan dan saling mencintai.
Dewasa dalam bermasyarakat berarti:
C. KAJIAN PUSTAKA sadar mewujudkan imannya dalam
1. Hakikat Pendidikan Agama Katolik bermasyarakat, ikut serta mengembangkan
Menurut Vinsen Patno pada hakikatnya masyarakat menjadi terang dan garam dunia,
agama katolik adalah usaha yang dilakukan berani memberikan kesaksian iman dimana saja
secara terencana dan berkesinambungan dalam serta menjalankan karya kasih bagi sesame
rangka mengembangkan kemampuan pada siswa manusia.
untuk memperteguh iman dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agam

24
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 4, No. 1, Edisi: April 2019
ISSN 2477-1287

2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan atau lebih presenter dengan menyertakan naskah


Agama Katolik makalah atau tidak. Bagi kebanyakan orang
Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik metode presentasi menuntut adanya pembuatan
secara umum bertujuan untuk memperkenalkan ringkasan dari sekian masalah yang akan
Allah, Bapa, Putera dan Roh Kudus dan karya- digarapnya.
karyaNya serta menghasilkan manusia Indonesia Tujuannya adalah melatih peserta didik
yang mampu menghayati imannya secara mengembangkan keaktifan dan kemampuan
bertanggungjawab di tengah masyarakat. Dan berpikir kritis dan analitik.
secara khusus bertujuan menanamkan nilai-nilai Hal-hal yang harus diperhatikan guru
kristiani dalam kehidupan pribadi dan sosial dalam kaitan dengan implementasi metode
sehingga siswa mampu menjadikan nilai kristiani presentasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas
sebagai acuan. Berdasarkan tujuan tersebut, adalah:
maka kompetensi dalam Pendidikan Agama 1. Menyiapkan daftar atau mendiskusikan topik
Katolik di tingkat Sekolah Dasar hanya terbatas terlebih dahulu dengan siswa.
pada aspek nilai-nilai iman kristiani. 2. Menyediakan bahan atau materi dan waktu
Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik yang cukup untuk proses diskusi dan
bukan saja diberikan oleh gereja di dalam presentasi serta menerangkan atau memberi
lingkungannya sendiri, tetapi juga di luar contoh cara presentasi yang baik.
lingkungannya itu, yaitu di dalam lingkungan 3. Membagi dan menerangkan tugas setiap
sekolah.Pembelajaran Pendidikan Agama anggota kelompok dalam proses
Katolik di sekolah merupakan kesatuan yang penyelesaian tugas kelompok dan proses
utuh dengan pendidikan yang dterima baik di selanjutnya.
rumah maupun di keluarga, gereja dan 4. Menyiapkan sarana untuk presentasi.
masyarakat. Pembelajaran Pendidikan Agama Adapun langkah-langkah yang perlu
Katolik berpusat pada siswa artinya bahwa disiapkan dan dilakukan oleh guru atau pendidik
perkembangan, keberadaan, pergumulan, adalah :
kebutuhan, kondisi kongkrit siswa yang 1. Membentuk kelompok terdiri dari 3-4
seringkali berbeda-beda haruslah menjadi peserta didik.
pertimbangan utama guru dalam merancang 2. Mendiskusikan topik yang akan
pembelajaran sehingga Pendidikan Agama dipresentasikan, bisa juga berdasarkan
Katolik benar-benar menyentuh eksistensi guru, penelitian yang dlakukan peserta didik,
dan peserta didik mengalami perubahan baik misalnya pelaporan hasil pengisian angket
secara kognitif, afektif maupun psikomotorik, dalam bentuk instrumen atau pustaka.
serta nilai-nilai dalam dirinya. 3. Menulis naskah lengkap
4. Mempresetasikan hasil dihadapan peserta
3. Metode Presentasi didik atau kelompok lain.
Presentasi adalah suatu kegiatan 5. Tanya jawab
berbicara di hadapan banyak hadirin atau salah 6. Pemberian evaluasi, diberikan setelah
satu bentuk komunikasi. Presentasi merupakan sekian/seluruh kelompok maju dengan soal
kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau bersumber dari proses presentasi dan diskusi.
informasi kepada orang lain.
Kaitaan dengan kegiatan pembelajaran,
metode presentasi adalah metode pengungkapan
ide, gagasan, perasaan di depan umum oleh satu

25
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 4, No. 1, Edisi: April 2019
ISSN 2477-1287

D. HASIL DAN PEMBAHASAN beberapa hal yang belum tercapai yaitu


Penelitian Tindakan Kelas ini, banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan dan
dikembangkan berdasarkan pengalaman peneliti siswa yang berpendapat mengenai materi yang
sebagai guru di SDN Palsatu Kota Kupang. Pada disajikan. Adapun hal lain yang terjadi adalah
perencanaan tindakan akan tergambar seluruh banyaknya siswa yang tidak ikut diskusi dan
proses pembelajaran yang akan disajikan, waktu cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran
yang diperlukan serta langkah-langkah tersebut. Untuk mengurangi masalah tersebut
pelaksanaannya. pada siklus kedua diberikan tambahan perangkat
Sebelum melakukan pengamatan serta yaitu disediakannya materi yang luas oleh guru,
pemantauan terhadap proses belajar mengajar sehingga siswa dapat meneliti dan mempelajari
dengan menggunakan metode presentasi, terlebih materi tersebut sebelum presentasi dijalankan.
dahulu siswa diajarkan dengan metode
konvensional. Adapun hasil belajar konvensional Pelaksanaan Siklus II
diuraikan pada tabel berikut ini. Pada waktu melakukan presentasi dan
Tabel 1. Hasil Pembelajaran Secara prosesnya, peneliti langsung melakukan
Konvensional (TO) penilaian dengan cara mencatat dan menghitung
Jlh Jumlah
Jumlah Jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab
Siswa Siswa
No Kel. Sisw Siswa
Menjawa Berpend
dan member tanggapan. Hal ini dilakuakan agar
a Bertanya
b apat tidak banyak mengulang kesalahan pada siklus I,
1. I 3 1 - 2 sehingga siswa fokus pada materi dan dapat lebih
2. II 4 1 1 2
Jumlah 7 2 1 4
aktif untuk berinteraksi dalam berdiskusi pada
Prosentase 100% 28,57% 14,28 % 57,14% masing-masing kelompok.
Berdasarkan tabel diatas, Secara umum hasil pelaksanaan siklus II
diketahuijumlah siswa yang bertanya 28,57%, diuraikan pada tabel dibawah ini.
siswa yang menjawab 14,28%, siswa yang Tabel 3. Hasil pelaksanaan siklus II
berpendapat 57,14%. Jumlah
Jumlah Jumlah
Jumlah Siswa Siswa
No Kel. Siswa
Siswa Menja Berpen
Bertanya
Pelaksanaan siklus I wab dapat
Secara umum hasil pelaksanaan siklus I 1. I 3 3 3 3
2. II 4 4 3 4
diuraikan dalam tabel dibawah ini. Jumlah 7 7 5 7
Tabel 2. Hasil pelaksanaan siklus I Prosentase 100% 100% 85,71 100%
Jumlah Jumlah %
Jumlah
Jumlah Siswa Siswa Berdasarkan tabel diatas, diketahui
No Kel. Siswa
Siswa Menja Berpen
Bertanya
wab dapat jumlah kehadiran siswa mencapai 100%, jumlah
1. I 3 2 1 2 siswa yang bertanya 100%, jumlah siswa yang
2. II 4 3 2 1 menjawab 85,71%, dan jumlah siswa yang
Jumlah 7 5 3 6
Prosentase 100% 71,42% 42,85 42,85
berpendapat mencapai 100%.
% % Dengan demikian dengan metode
Berdasarkan tabel diatas, diketahui presentasi siswa dapat lebih aktif dalam proses
jumlah siswa yang bertanya mencapai 71,42%, pembelajaran, juga sangat dirasakan bahwa
siswa yang menjawab 42,85% dan siswa yang suasana kelas menjadi hidup dan siswa antusias
berpendapat 42,85%. dalam mengikuti seluruh proses kegiatan
Dengan demikian dari siklus pertama pembelajaran.
dapat diketahui adanya peningkatan keaktifan
siswa.Walaupun dari hasil pengamatan ada

26
Jurnal Ilmu Pendidikan (JIP), Vol. 4, No. 1, Edisi: April 2019
ISSN 2477-1287

E. SIMPULAN Peraturan Pemerintah. No. 55/2007, Pasal 1/1,


Berdasarkan hasil penelitian dan tentang Pendidikan Agama dan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa: Keagamaan dikutib dari
penggunaan metode presentasi dapat http://www.kpai.go.id/artikel/implementasi-
meningkatkan hasil belajar siswa di SDN Palsatu pendidikan-agama-di- sekolah-dan-
Kota Kupang. Hal ini dapat diketahui dari solusinya/ diakses hari Selasa, 15-11-2016,
peningkatan yang signifikan antara siklus I pukul 19.30 Witeng.
dengan siklus II. Poerwadarminta, W.J.S. 1990. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka.
F. DAFTARPUSTAKA Purwanto, N. 1990. Psikologi Pendidikan.
Arikunto, 1993. Prosedur penelitian suatu Bandung:Remaja Rosdakarya.
pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Sardiman, A.M. 2004. Interaksi dan Motivasi
Cipta Belajar Mengajar, Jakarta:PT. Raja
_______, 2010. Prosedur penelitian suatu Grapindo Persada.
pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Cipta Mempengaruhinya. Jakarta: Rieneke
Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Belajar. Cipta.
Jakarta:Rieneke Cipta Sudjana, N. 1989. Penelitian Hasil Proses
Hamalik, O. 2006. Proses Belajar Mengajar. Belajar Mengajar. Bandung:Remaja
Bandung:Bumi Aksara. Rosda Karya.
Hardjana, A. G, 2007. Model-model Tenjo M, 2012.
Pembelajaran Dalam Pendidikan Agama https://tenjocity.worspress.com/2012/09/1
Katolik Di Sekolah Dasar. 9/teknik-presentasi-materi-tik-kelas-viii/
Semarang:LPMP diakses Senin 12122016 pukul
Hofmann, Ruedi. (1988. Sebuah Gagasan:Kitab 08.41Witeng
Suci dan Sekolah Minggu. Rohani, Winkel, W.S. 1983. Psikologi Pendidikan dan
Januari halaman 10 – 13 Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
http://adz-zahaby.blogspot.co.id/2013/12/jenis- McCloud, Scott. 1993. Understanding
jenis-penelitian-kualitatif.html Comics: The Invisible
https://id.wikipedia.org/wiki/Presentasi (diakses
hari Selasa tangal 15-11-2016 pukul
21.30 Witeng
Jacobs, Tom,1992. Silabus Pendidikan Iman
Katolik. Yogyakarta : Kanisius.
Komkat, 2004.Menjadi Murid Yesus 5.
Yogyakarta:Kanisius
Lexy J. Moleong, 2012. Metodologi Penelitian
Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Patno. 2012,
https://vinsenpatn.wordpress.com/2012/12/
03/pendidikan-agama-katolik/ diakses
pada hari Senin, 14-11-2016 pukul 23.00
WIteng.

27

Anda mungkin juga menyukai