Anda di halaman 1dari 13

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

PENGGUNAAN METODE PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN


KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 1 SUNGAI LOBAN
INA ARISANDI NOOR, S.Ag
Email:inaarisandinoor01@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan


pembelajaran dengan metode presentasi dapat meningkatkan keaktifan belajar peserta
didik terhadap Pendidikan Agama Islam pada siswa kelas IX-C SMP Negeri 1 Sungai
Loban tahun pelajaran 2021/2022.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan sebanyak dua siklus di mana masing-masing siklus dilalui dengan empat
tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi
tindakan; dan (4) refleksi tindakan. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX-C
SMP Negeri 1 Sungai Loban Tahun Pelajaran 2021/2022 sebanyak 27 siswa muslim
dengan komposisi 15 laki-laki dan 17 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan secara
kolaborator bersama dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, teknik evaluasi atau tes, dokumentasi,
dan wawancara. Hasil penelitian ini yaitu penerapan pembelajaran presentasi dapat
meningkatkan keaktifan belajar pendidikan agama islam pada kelas IX-C SMP Negeri
1 Sungai Loban Tahun Pelajaran 2021/2022. Hal tersebut didukung oleh fakta-fakta
sebagai berikut: pada pembelajaran konvensional (1) Keaktifan peserta didik dalam
bertanya sebanyak 7,40%, Menjawab pertanyaan 14,81%, Berpendapat 11,11% dan
yang pasif 70,37%. Setelah pembelajaran menggunakan metode presentasi, maka pada
siklus 1 diperoleh hasil (2) keaktifan peserta didik dalam bertanya sebanyak 33,33%,
Menjawab pertanyaan 22,22%, Berpendapat 14,81%, dan yang pasif 29,62%. Setelah itu
pada siklus 2 pembelajaran dengan metode presentasi meningkat (3) Keaktifan peserta
didik dalam bertanya sebanyak 29,62%, Menjawab pertanyaan 22,22%, Berpendapat
48,14%, dan yang pasif 0%. Dengan demikian, setelah pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Presentasi maka tingkat partisipasi keaktifan siswa dan hasil
belajar meningkat dengan baik.

Keyword : Aktivitas belajar, respon, metode presentasi.

397
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

397
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu proses untuk menyampaikan materi secara formal
kepada peserta didik, selain itu dalam pembelajaran guru harus dapat menciptakan
berbagai interaksi dengan peserta didiknya. Pembelajaran dikelas selalu berpusat pada
guru yang menerangkan dan peserta didik mendengarkan. Suasana tersebut
menjadikan pembelajaran yang tidak konduksif dan tidak efektif sehingga materi yang
tersampaikan tidak dapat diterima dan dipahami peserta didik secara optimal. Guru
perlu menyadari bahwa pada saat mengajar guru lebih memposisikan dirinya sebagai
fasilitator. Keaktifan peserta didik dalam menjalani proses belajar mengajar
merupakan salah satu kunci keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan terkait rendahnya keterampilan
berbicara peserta didik di kelas IX-C SMPN 1 Sungai Loban Kabupaten Tanah Bumbu.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan bahwa banyaknya peserta didik yang kurang
percaya diri dan malu ketika berbicara di depan kelas. Masalah ini juga
dilatarbelakangi oleh kurang optimalnya penerapan model dan metode pembelajaran.
Adapun model penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) Jhon
Elliot.
Rendahnya tingkat keaktifan peserta didik dalam Proses Belajar Mengajar
merupakan hal yang sangat sering ditemukan dan merupakan hal yang dapat
menghambat tercapainya keberhasilan proses pembelajaran. Dengan kepakuman
peserta didik dan pasifnya peserta didik dalam KBM dapat mengakibatkan beberapa
hal yang mungkin dapat merugikan berbagai pihak. Bagi peserta didik sendiri selain
kurang terlatihnya skill dalam berpendapat juga dapat mengakibatkan kejenuhan
dalam belajar, atau bahkan dapat mengakibatkan kurangnya ilmu pengetahuan yang
dapat ditransfer oleh peserta didik sendiri. Di lain pihak guru juga akan merasakan hal
yang kurang baik, selain merasa ragu apakah materi yang diberikanya sudah cukup
diterima atau malahan tidak dapat dimengerti oleh para peserta didik, juga hal lain
bagi guru yang suka membutuhkan dorongan-dorongan waktu menyampaikan akan
terhambat, karena dorongan dari peserta didik sendiri tidak ada, misalnya penjelasan
guru akan lebih mantap jika dibangkitkan dengan berbagai permasalahan dari peserta
didik yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan atau pendapat-pendapat.
Jika keadaan ini dibiarkan mungkin saja nilai pendidikan di sekolah akan rendah dan
menjadi sempit. Oleh karena itu penanganan masalah ini sangat mendesak agar nilai
pendidikan dapat meningkat.

398
Vol. 1 No.1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

398
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.
Menyadari bahwa faktor penyebab terjadinya hal ini akan sangat banyak, maka
perlu mengadakan penelitian dimana letak penghambat berada.
Hal utama yang harus dilakukan adalah mengadakan penambahan metode
pembelajaran atau bahkan mengadakan perubahan metode pembelajaran, misalnya
dengan menggunakan metode presentasi, yang mana tujuan dari metode presentasi
ilmiah adalah metode pembelajaran multiliterasi yang berfokus pada pengembangan
kemampuan berbicara peserta didik dalam melakukan presentasi khususnya
presentasi pendidikan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang sudah
dirancang sebelumnya. Tujuan yang hendak dicapai tersebut oleh Abidin, Y. (2015,
hlm 200)secara umum adalah untuk : 1. Penyampaian informasi dalam rangka
mengembangkan wawasan audies, 2. Meyakinkan audieans, 3. Menyentuh emosi
audiens, 4. Memotivasi audiens untuk melakukan sesuatu.
Dengan menggunakan presentasi ini dirasa akan lebih memicu dan merangsang
peserta didik untuk aktif, karena akan adanya keterpaksaan yang timbul secara
otomatis yaitu karena merasa malu kepada peserta didik lain jika peserta didik tidak
mampu untuk mempersentasikan materi tersebut, atau peserta didik tersebut akan
dipaksa untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan menghadapi pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh peserta didik lain.
Masalah ini memerlukan penanganan yang serius dan mendesak diantaranya
adalah dengan mengadakan perubahan metode belajar yaitu dengan menggunakan
metode presentasi, yaitu ditampilkannya para peserta didik baik individu maupun
kelompok untuk mempresentasikan hasil belajar mereka baik yang didapat sendiri di
rumah maupun dari materi yang guru berikan dan untuk menerima pertanyaan-
pertanyaan atau permasalahan-permasalahan yang diajukan oleh peserta didik lain
sebagai peserta presentasi.
Disamping itu pengawasan guru yang melekat sangat diperlukan yaitu dengan
mengadakan penilaian bagi peserta didik yang mengajukan pertanyaan atau yang
menjawab pertanyaan dan juga bagi peserta didik yang mengajukan
permasalahannya. Dengan dijalankannya metode presentasi tersebut adanya
keterpaksaan yang timbul secara otomatis yaitu karena merasa malu oleh peserta didik
lain jika peserta didik tidak mampu untuk mempresentasikan materi tersebut, atau
peserta didik tersebut akan dipaksa untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peserta didik
lain sehingga pada akhirnya peserta didik menjadi lebih aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan metode
presentasi akan meningkatkan keaktifan peserta didik kelas IX-C dalam pembelajaran

399
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

PAI di SMPN 1 Sungai Loban. Selain itu penelitian ini juga mendapatkan banyak
manfaat, antara lain :
a. Manfaat teoritis
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah :
1. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan ranah
afektif bidang studi Pendidikan Agama Islam
2. Memberikan informasi tentang metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi Pendidikan Agama Islam
b. Manfaat Praktis
a) Guru
Menambah pustaka tentang metode untuk digunakan dalam
pembelajaran yang menuntut peserta didik dan guru untuk aktif dan
berpikir kreatif serta menantang
b) Peserta didik
1. agar bertambahnya ilmu pengetahuan ataupun wawasan yang dapat
mendorong tercapainya keberhasilan pembelajaran yaitu aktifnya
peserta didik dalam proses pembelajaran.
2. Meningkatkan aspek partisipasi peserta didik pada saat memberikan
pertanyaan atau jawaban saat pembelajaran dan dan pada aspek
menyimpulkan pembelajaran.

METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMPN 1 Sungai Loban Desa Sari Mulya Kecamatan Sungai
Loban Kabupaten Tanah Bumbu. Adapun alasan yang mendasari pelaksanaan
penelitian di lokasi ini adalah:
a. Adanya permasalahan dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas IX-C
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Permasalahan tersebut antara
lain kegiatan KBM kurang menarik dan kurang kondusif sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai.
b. Pada kelas IX-c belum pernah diadakan penelitian sehingga diharapkan
penelitian yang akan dilakukan dapat membantu guru dan peserta didik dalam
mengatasi permasalahan yang ada
Penelitian dilakukan pada kelas IX-C dengan jumlah siswa 27 orang yang terbagi
dalam 5 kelompok terdiri dari 5-6 orang per kelompok.Penelitian ini dijalankan di
dalam kelas dengan posisi tempat duduk yang diubah sehingga mendapat kesan yang
beda dengan biasanya. Alat dan bahan yang digunakan dalam presentasi ini adalah
selembaran yang berisi materi hasil diskusi masing-masing kelompok yang sudah
disebarkan kepada seluruh peserta presentasi.
1. Prosedur Penelitian

400
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

1) Menentukan variable penelitian


Terlebih dahulu disusun variable penelitian sebagai sasaran yang ingin
dicapai dalam penelitian ini. Variable yang menjadi pokok utama dalam
PTK adalah peningkatan keterampilan atau keaktifan peserta didik
dalam melaksanakan pembelajaran
2) Pelaksanaan
Setelah diadakan persiapan selanjutnya diadakan penelitian yaitu
melaksanakan metode presentasi dalam proses pembelajaran, adap
un acuan pelaksanaannya dengan menggunakan skenario yang sudah
direncanakan terlebih dahulu.
3) Pengumpulan data (Observasi, Dokumentasi, dan Angket)
Pada waktu presentasi dilakukan, guru melaksanakan penilaian seluruh
peserta presentasi yaitu dengan cara mencatat siapa peserta didik yang
bertanya, menjawab, mengajukan pertanyaan atau pendapat atau
memperjelas sebuah jawaban dari pertanyaan peserta, Maka didapatlah
angka yaitu jumlah peserta didik dari masing-masing indikator dan
dimasukkannya ke dalam tabel indikator keberhasilan untuk selanjutnya
diadakan perhitungan. (Surawan, 2019: 202)
4) Tindakan (action) kegiatan mencakup :
a. Siklus I meliputi Pendahuluan, kegiatan pokok, dan penutup
b. Siklus II (sama dengan I)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Proses penelitian telah selesai dilakukan degan seperangkat alat penilaian yang
dilakukan sendiri oleh peneliti. Tahap awal peneliti mengadakan tes awal dengan
hasil : jumlah peserta didik yang bertanya 7.40%, peserta didik yang menjawab 14.81%,
peserta didik yang berpendapat 11,11%, dan peserta didik yang pasif 70.37%
Tabel 1.1
Hasil pembelajaran secara konvensional
Jumlah Yang Yang Yang Yang
Peserta Bertanya Menjawab berpendapat Pasif
Didik

27 2 4 3 19

Prosentase 7.40% 14.81% 11.11% 70.37%


100%

401
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

Selanjutnya peneliti membagi tahapan-tahapan penelitian dengan menggunakan 2


siklus yang masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.
A. Siklus-siklus
Siklus 1
1) Perencanaan
Untuk mendukung terlaksananya penelitian tindakan kelas ini, dibuatlah segala
sesuatu yang diperlukan seperti Perangkat Pembelajaran (PP) dan lembar
observasi.
2) Pelaksanaan
Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan sistem atau metode
presentasi, yang materi tidak disediakan oleh guru melainkan peserta didik
mencari sendiri baik dari buku paket maupun internet atau sumber lain dan
peserta didik mendiskusikan terlebih dahulu.Setelah kelompok siap maka diberi
kebebasan tentang siapa yang akan pertama kali melakukan presentasi. Setelah
siap kelompok tersebut dihadapan peserta presentasi menyajikkan hasil
diskusinya, dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan
dijawab oleh kelompok tersebut, bahkan peserta diberi kesempatan untuk
menjawab permasalahan yang diajukan. Selain diberi kesempatan untuk
bertanya peserta juga diberi kebebasan untuk mengomentari atau memberi
tanggapan hasil presentasi.

Pada waktu melakukan presentasi dan prosesnya, guru langsung melakukan


penilaian dengan cara mencatat dan menghitung peserta didik yang mengajukan
pertanyaan, menjawab, dan yang memberi tanggapan. Dan ini disebut sebagai tes-1 (t-
1)

3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka didapatlah hasil sebagai
berikut : jumlah peserta didik yang bertanya 33,33%, peserta didik yang
menjawab 22,22%, peserta didik yang berpendapat 14.81%, dan peserta didik
yang masih pasif 29.62%. Dengan demikian dari siklus pertama dapat diketahui
adanya peningkatan keaktifan peserta didik.
Tabel 1.2
Prosentasi Peserta Didik setelah Metode Presentasi
Jumlah Yang Yang Yang Yang
Peserta Bertanya Menjawab berpendapat Pasif
Didik

402
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

27 9 6 4 8

Prosentase 33.33% 22.22% 14.81% 29.62%


100%

4) Refleksi
Dari hasil pengamatan pertama ada beberapa hal yang masih belum tercapai
yaitu : banyaknya peserta didik yang menjawab pertanyaan dan peserta didik
yang berpendapat mengenai materi yang disajikan .
Adapun hal lain yang terjadi adalah banyaknya peserta didik yang tidak ikut
untuk diskusi dan cenderung fasif dalam mengikuti pembelajaran tersebut. Hal
ini dimungkinkan karena kurangnya pengetahuan yang dimilikinya.

403
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.
Untuk mengurangi masalah tersebut pada siklus kedua diberikan tambahan perangkat
yaitu disediakannya materi oleh guru sehingga peserta didik dapat mempelajari materi
tersebut sebelum memulai presentasi.
Siklus 2

1) Perencanaan
Pada siklus ini disiapkan dan dijelaskan kepada peserta didik bahwa akan diadakan
penilaian khusus bagi yang aktif dan sangsi bagi mereka yang tidak aktif.
2) Pelaksanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus 1, maka pada siklus ini dijelaskan kepada peserta
didik bahwa akan diadakan penilaian khusus terhadap peserta didik yang aktif dan
ancaman nilai ( 0 ) bagi mereka yang pasif.
Setelah siap salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusinya yang mengacu
kepada materi yang sudah diberikan.
Setelah selesai menyajikan atau mempresentasikan hasil diskusinya diberikan
waktu kepada peserta untuk bertanya dan dijawab oleh kelompok tersebut, bahkan
peserta diberi kesempatan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Selain

403
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

diberi kesempatan untuk bertanya peserta juga diberi kebebasan untuk


mengomentari atau memberi tanggapan hasil presentasi.
Pada waktu melakukan presentasi dan prosesnya, guru langsung melakukan
penilaian dengan cara mencatat dan menghitung peserta didik yang mengajukan
pertanyaan, menjawab, dan yang memberi tanggapan.
3) Pengamatan
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti maka didapatkan hasil sebagai
berikut : jumlah peserta didik yang bertanya 29,62%, peserta didik yang menjawab
22.22%, peserta didik yang berpendapat 48,14%, peserta didik yang pasif 0%
(prosentasi meningkat dari tahap sebelumnya)

404
Vol. 1 No.1, September 2021 | Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.
Tabel 1.3
Prosentasi Peserta Didik setelah Metode Presentasi
Jumlah Yang Yang Yang Yang
Peserta Bertanya Menjawab berpendapat Pasif
Didik

27 8 6 13 0

Prosentase 29,62% 22.22% 48,14% 0%


100%

Berdasarkan tabel diatas dapat terlihat keaktifan peserta didik dan hasil belajar
peserta didik melebihi indikator yang telah ditetapkan peneliti. Hal itu
menunjukkan dalam pelaksanaan siklus 2 ada peningkatan yang baik. Adapun
peningkatan tersebut dikarenakan ada perlakuan yang sedikit berbeda dengan
404
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

siklus pertama untuk tujuan perbaikan. Pada saat menjelaskan materi guru
berupaya berinteraksi dengan peserta didik dalam bentuk memerikan pertanyaan-
pertanyaan untuk memancing supaya peserta didik terfokus pada pelajaran
disamping itu guru terus memotivasi peserta didik pada saat mereka menyelesaikan
soal diskusi ataupun presentasi baik dalam bentuk ucapan atau mimik muka. Tidak
lupa juga guru terus mengingatkan peserta didik supaya memastikan tiap anggota
kelompok sudah paham materi.
4) Refleksi
Secara umum, keaktifan peserta didik selama pembelajaran mengalami peningkatan
baik dari indikator keaktifan peserta didik selama apersepsi, keaktifan siswa selama
mengikuti pembelajaran, dan keaktifan peserta didik selama diskusi juga
meningkat. Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa siswa semakin terbiasa
dengan pembelajaran metode presentasi Hal tersebut ditunjukkan dengan
presentase peserta didik yang aktif selama pembelajaran berlangsung mengalami
perkembangan yang positif. Peserta didik menjadi terbiasa berdiskusi dengan
kelompok dan juga mulai terbiasa melakukan presentasi, bertanya dan
mengungkapkan pendapatnya di depan kelompok lain serta suasana pembelajaran
lebih menyenangkan.

405
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.
Keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan pembelajaran dengan
Metode Presentasi dapat dilihat dari indicator- indikator sebagai berikut:
1. Peserta didik terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan agama islam.

2. Perubahan respon peserta didik ke arah yang lebih baik dapat diamati dari

proses

pembelajaran yang berlangsung. Hal ini juga keberanian peserta didik untuk

bertanya, menanggapi dan membererikan pernyataan kepada teman yang

mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka maupun kepada guru yang

mengajar.

3. Peserta didik menunjukkan tanggung jawab mereka masing-masing dengan

405
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

mengerjakan dan mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru secara

berkelompok.

4. Hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini menunjukkan

bahwa peserta didik mempunyai kesungguhan dalam mengikuti pembelajaran

pendidikan agama islam.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

Sebelum dijalankannya metode presentasi peserta didik cenderung pasif atau

tidak aktif dalam mengikuti pembelajaran, dimana jumlah peserta didik yang

mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, dan yang mengemukakan pendapat

sangatlah minim.

Setelah diadakan pembelajaran dengan metode presentasi peserta didik meningkat

keaktifannya dan lebih aktif ketika terlebih dahulu diberikan materi atau bahan yang

406
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.
cukup banyak oleh guru., daripada mereka harus mencari sendiri. Bahkan kreatifitas

mereka signifikan bertambah ketika diberitahukan bahwa selama presentasi guru akan

melakukan penilaian bagi mereka yang aktif dan sangsi nilai 0 bagi mereka yang pasif

Jika akhirnya bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode presentasi ini lebih

baik daripada menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah).

A. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang telah dipaparkan, maka dapat
disampaikan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan dapat selalu memberikan motivasi dan semangat
pada peserta didik selama mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama
Islam sehingga peserta didik lebih percaya diri ketika mengerjakan soal-
406
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

soal dan lebih aktif .


b. Guru diharapkan dapat memilih metode pembelajaran yang tepat dalam
proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai salah
satunya dengan memahami pembelajaran dengan metode presentasi dan
menerapkannya.
2. Bagi Peserta Didik

a. Pembelajaran metode presentasi dapat dimanfaatkan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik secara sosial seperti: kerja

sama, kekompakan, memecahkan masalah, dan saling bertukar pendapat

dengan anggota kelompok yang lain.

b. Pembelajaran metode presentasi dapat dimanfaatkan pula untuk

meningkatkan patisipasi peserta didik selama pembelajaran

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah hendaknya memberikan dukungan kepada guru dalam bentuk

bimbingan dan pembinaan tentang metode pembelajaran inovatif dan

efektif agar keberhasilan pembelajaran di dalam kelas dapat tercapai.

b. Sekolah sebaiknya membuka kerja sama dengan pihak eksternal seperti


peningkatan mutu pendidikan
c. pihak sekolah agar lebih memperhatikan cara pembelajaran dengan
menggunakan metode presentasi misalnya dengan menyediakan alat-alat
presentasi yaitu OHP, Projector di tiap kelas, tempat khusus untuk
presentasi, dan diadakan kegiatan ekstra kurikuler yang khusus untuk
pengembangan kemampuan peserta didik dalam presentasi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. Y. (2014). Kemampuan menulis dan berbicara akademik. Bandung: Rizqi Press

Abidin, Y. (2015). Pembelajaran multiliterasi: sebuah jawaban atas tantangan pendidikan abad
21 dalam konteks keindonesiaan. Bandung: Refika Aditama

Purwatiningsih, S (2009). Peningkatan Prestasi Belajar Biologi Siswa kelas X.1 SMA N
2 Salatiga Melalui Metode Proyek Dengan Penilaian Presentasi Dan Foster
Jurnal: Lembar Ilmu Kependidikan, 38 (1), hlm. 41

407
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah
Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2

408
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam
e-ISSN: 2807-8632

Published by: Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTK) IAIN Palangka Raya.

409
Vol. 1 No. 1, September 2021| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai