Anda di halaman 1dari 14

Tugas paragraf

1. Paragraf yang Baik


a. kesatuan,
Sebuah paragraf disebut memiliki kesatuan yang baik jika semua kalimat dalam paragraf
tersebut membicarakan sebuah ide yang sama tanpa ada penyimpangan pokok pembicaraan
di dalam paragraf. Paragraf yang baik memiliki kalimat utama, dan kalimat pendukung.

Kalimat Benar (Jurnal 3)


- Atribut kualitas yang dipilih termasuk dalam pendekatan pemodelan terdiri dari
kelembaban, lemak, tekstur dan warna. Kelembaban adalah atribut kualitas penting
dari keripik mangga goreng vakum. Selama penggorengan vakum, uap air di dalam
keripik mangga menguap karena perpindahan panas dari minyak goreng. Kinetika
kehilangan kelembaban telah dipelajari untuk berbagai produk pada proses yang
berbeda

Paragraf tersebut benar karena memiliki gagasan utama bahwa atribut kualitas yang
dipilih terdiri dari kelembaban, lemak, tekstur, dan warna. Dimana pada kalimat selanjutnya,
penulis menjelaskan lebih lanjut terkait kualitas tersebut terkhusus dalam hal kelembaban

Kalimat salah (Jurnal 3)


- Pemodelan eksponensial telah digunakan untuk menggambarkan hilangnya
kelembaban dalam menggoreng gethi (Manjunatha, Ravi, Negi, Raju, & Bawa, 2014).
Model Peleg telah diterapkan untuk menggambarkan hilangnya kelembaban selama
penggorengan vakum wortel (Fan, Min, Qian, & Xiao, 2005).
Paragraf tersebut salah karena kedua kalimat memiliki inti yang berbeda, dimana
terdapat penyimpangan pokok pembicaraan di dalam paragraf dikarenakan tidak adanya
kalimat atau kata penyambung untuk menghubungkan keduanya.

b. kepaduan,
Sebuah paragraf disebut memiliki kepaduan yaitu jika kalimat yang terdapat dalam paragraf
saling berhubungan, baik makna maupun bentuknya. Artinya, satu paragraf bukan merupakan
kumpulan kalimat yang berdiri sendiri, tetapi memiliki hubungan atau keterkaitan dengan
kalimat sebelumnya.
Kalimat Benar (Jurnal 1)
- Analisis instrumental konvensional menggunakan sampel homogen atau homogen dan
memberikan tiga koordinat warna dalam L*a*b* yang mewakili satu warna sebagai
warna rata-rata suatu produk (Wexler, Perez, Cubero-Castillo, & Vaillant, 2016).
Namun, dalam banyak kasus matriks dan permukaan makanan tidak homogen tetapi
memiliki struktur yang berbeda pada skala mikro, meso, dan makroskopik (Capuano,
Oliviero, & van Boekel, 2017). Struktur ini dapat mengalami perubahan selama
pemrosesan makanan dan menghasilkan warna lokal yang berbeda
Paragraf tersebut benar karena kalimat dalam paragraf tersebut cukup berhubungan
satu sama lainnya, dimana terdapat konjungsi “namun” yang cukup membantu kedua kalimat
agar dapat terhubung.

Kalimat Salah (Jurnal 1)


- Pengujian dilakukan dengan membandingkan sembilan jenis buah goreng vakum
yang berbeda dengan bagan warna Royal Horticultural Society (RHS) yang berisi 920
warna berbeda (Sharma & Thakur, 2016). Setiap panelis harus menilai sepuluh chip
yang diacak. Total dua puluh keripik dari masing-masing sembilan buah digunakan
dalam tes. Tes dilakukan dalam rangkap dua. Total 180 chip digunakan, dan 370
penilaian diambil

Paragraf tersebut salah karena antar kalimat tidak memiliki hubungan yang cukup
tampak dimana tidak terdapat konjungsi yang menghubungkan kalimat, dan beberapa kalimat
akhir yang terkesan berdiri sendiri.

c. ketuntasan,
Sebuah paragraf disebut memiliki ketuntasan yaitu jika paragraf telah mencakup semua yang
diperlukan untuk mendukung gagasan utama.

Kalimat Benar (Jurnal 2)


- Konsumen memiliki keinginan yang kuat untuk produk gorengan karena kombinasi
rasa-tekstur yang unik. Namun, meningkatnya kesadaran konsumen terhadap
hubungan antara makanan, gizi, dan kesehatan mendorong industri makanan untuk
menggunakan metode pengolahan alternatif untuk memenuhi permintaan makanan
ringan yang lebih sehat. Dalam makalah ini, kami mempelajari proses penggorengan
alternatif untuk memenuhi permintaan ini dengan mengurangi penyerapan minyak
dan mempertahankan nilai gizi yang tinggi

Paragraf tersebut benar karena paragraf tersebut memiliki beberapa kalimat yang
mendukung pernyataan gagasan utama hingga tuntas. Paragraf tersebut mengungkapkan
bahwa dalam artikel tersebut, penelitian mempelajari proses frying alternatif yang dapat
memenuhi permintaan konsumen dengan mengurangi penyerapan minyak dan
mempertahankan nilai gizi yang baik. Dapat dilihat dari kalimat sebelumnya, kalimat tersebut
mendukung pernyataan dari gagasan utama.

Kalimat Salah Jurnal 2)


- Menggoreng secara teknis adalah pemanasan dan dehidrasi makanan dengan
penyerapan minyak terkait dengan merendamnya dalam lemak yang dapat dimakan
pada 165-190◦C (1). Dibandingkan dengan metode memasak lainnya, menggoreng
menghasilkan produk dengan warna, tekstur, dan rasa yang unik

Paragraf tersebut salah karena kalimat yang ada terlalu sedikit dan membuat paragraf
terkesan kurang lengkap dan tuntas. Seharusnya, lebih dijelaskan lagi terkait gagasan utama,
tidak langsung membandingkannya dengan metode memasak lainnya.

d. keruntutan
Sebuah paragraf disebut memiliki keruntutan ketika urutan penyajian informasi dalam
paragraf mengikuti tata urutan tertentu, atau dapat dikatakan bahwa alur penyajiannya tidak
melompat-lompat.

Kalimat Benar (Jurnal 4)


- Pengirisan buah memiliki pengaruh besar pada karakteristik produk akhir. Buah dapat
diiris tipis-tipis dengan ketebalan 1,5 hingga 7,5 mm yang membutuhkan waktu
penggorengan yang relatif singkat. Buah dengan irisan yang lebih tebal membutuhkan
waktu penggorengan yang lebih lama untuk menurunkan kadar air, untuk
mendapatkan kerenyahan dan umur simpan yang diinginkan, yang menyebabkan
peningkatan degradasi nutrisi dan senyawa bioaktif [17, 23].
Paragraf tersebut benar karena paragraf tersebut memiliki beberapa kalimat yang
sesuai dengan urutan penyajian informasinya. Penyampaian informasi dalam paragraf
tersebut cukup baik karena tidak terkesan melompat-lompat, dimana pada beberapa kalimat
juga terdapat konjungsi yang membantu kalimat terhubung menjadi satu paragraf yang runtut.

Kalimat Salah (Jurnal 4)


- Produk gorengan disukai oleh semua kelompok umur dan memainkan peran penting
dalam diet konsumen karena rasa dan teksturnya yang unik. Namun, sulit untuk
menggabungkan gorengan dengan tren konsumen kontemporer menuju produk yang
lebih sehat dan rendah lemak. Ada peningkatan permintaan untuk produk makanan
ringan yang sehat dengan rasa, tekstur, dan penampilan yang baik [38]. Permintaan ini
menawarkan peluang untuk merancang produk gorengan baru yang memiliki sifat
kesehatan lebih tinggi seperti produk berbasis buah. Peningkatan konsumsi buah
digalakkan di seluruh belahan dunia untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Buah
secara implisit memiliki kesadaran kesehatan yang kuat berdasarkan kandungan
nutrisi (mikro), serat, dan berbagai fitokimia bioaktif [19, 51].

Paragraf tersebut kurang tepat karena paragraf tersebut terkesan cukup melompat-
lompat, malah lebih baik jika beberapa kalimat dimasukkan pada paragraf baru, seperti pada
kalimat “Peningkatan konsumsi buah…”

e. konsistensi sudut pandang,


Sebuah paragraf dikatakan memiliki konsistensi sudut pandang ketika penulis konsisten
menggunakan sudut pandang orang tertentu di dalam sebuah paragraf.

Kalimat Benar (Jurnal 5)


- Panelis lebih menyukai rasa manis dari sagon. Popularitas sagon menurun karena
memiliki aftertaste yang pahit, yang diduga disebabkan oleh kandungan tanin pada
tepung lindur (35). Tanin merupakan senyawa polifenol asam dengan rasa astringen,
dan senyawa ini cenderung menyebabkan rasa pahit pada tepung buah lindur (36).
Namun pada penelitian ini dilakukan upaya untuk mengurangi rasa pahit dengan cara
perendaman (37)
.
Paragraf tersebut benar karena penulis memanfaatkan kalimat pasif untuk menutupi
sudut pandangnya sebagai penulis secara langsung. Dalam hal ini, sudut pandang penulis
cukup konsisten dengan memanfaatkan kalimat pasif tersebut.

Kalimat Salah (Jurnal 5)


- Kandungan energi, karbohidrat, lemak, kadar air, kadar abu, dan serat pangan
formulasi ini sesuai dengan persyaratan mutu pangan darurat, namun kadar proteinnya
kurang. Semakin banyak tepung buah lindur yang ditambahkan, semakin tinggi
kandungan karbohidrat, energi, dan airnya. Penambahan tepung lindur digunakan
untuk menonjolkan dan memanfaatkan bahan dasar lindur (B. gymnorrhiza L.) yang
banyak terdapat di daerah pesisir tertinggal. Tepung lindur mengandung energi,
karbohidrat, dan serat yang tinggi, namun kandungan protein lindur rendah, oleh
karena itu untuk meningkatkan nilai protein dapat ditingkatkan dengan menambahkan
kedelai. Penambahan tepung kedelai sebanyak 35% telah melalui pertimbangan yang
benar, jika penambahan tepung kedelai terlalu banyak maka kandungan lemaknya
akan meningkat sehingga kandungan lemaknya melebihi persyaratan mutu pangan
darurat. Menurut penelitian Efraim (?), menambahkan 25% tepung kedelai ke dalam
biskuit tepung pisang dapat meningkatkan kadar lemak sebesar 15,29% (19).
Selanjutnya, semakin tinggi proporsi tepung kedelai yang ditambahkan, maka
kandungan protein, lemak, dan abu sagon akan meningkat, tetapi kandungan
karbohidratnya semakin menurun, dan baku mutu pangan darurat tidak terpenuhi.

Paragraf tersebut kurang tepat karena terdapat kata “you” pada penulisan artikel,
dimana penulis jarang menggunakan sudut pandangnya sebagai penulis untuk
mengungkapkan kata tersebut. Penulis lebih sering mendeskripsikan penelitiannya, sehingga
sebaiknya kalimat yang dihasilkan tidak memanfaatkan kata tersebut, melainkan
menggantinya dengan kalimat pasif.

2. Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Topiknya


a. Deduktif
Paragraf deduktif memiliki gagasan utama di awal paragraf

Kalimat Benar (Jurnal 4)


- Penggorengan vakum adalah proses penggorengan di bawah tekanan atmosfer (~ 100
kPa). Pada penurunan tekanan, titik didih minyak dan air lebih rendah dibandingkan
dengan tekanan atmosfer [31]. Karena suhu penggorengan yang lebih rendah,
penggorengan vakum lebih baik mempertahankan nilai gizi, aroma, dan warna produk
yang digoreng dibandingkan dengan penggorengan atmosfer [2].

Paragraf tersebut benar karena penulis lebih menekankan gagasan utama pada awal
paragraf yaitu “Vacuum frying merupakan proses penggorengan di bawah tekanan atmosfer
(~100 kPa).” kemudian melanjutkannya dengan kalimat pendukung.

Kalimat Salah (Jurnal 4)


- Berbagai faktor yang mempengaruhi atribut kualitas buah goreng vakum dapat
dibedakan dalam peralatan penggorengan vakum (jenis dan spesifikasi), sifat buah
mentah (matriks buah), pra dan pasca perawatan, dan kondisi pemrosesan. Waktu,
suhu, dan tekanan vakum mempengaruhi warna, tekstur, nutrisi, dan kandungan
minyak goreng buah [2, 14, 73].

Paragraf tersebut kurang tepat karena penulis kurang memanfaatkan kalimat


pendukung untuk mendukung gagasan utama. Bahkan hubungan antara kalimat 1 dan kalimat
2 kurang terlihat, dan terkesan independen.

b. Induktif
Paragraf induktif memiliki gagasan utama di akhir paragraf

Kalimat Benar (Jurnal 3)


- Nilai kekerasan pada kadar air rendah untuk mangga mentah lebih tinggi daripada
mangga matang yang tercermin dari nilai F0. Konsentrasi pektin yang lebih tinggi
pada mangga mentah dapat menghasilkan keripik mangga yang lebih keras daripada
mangga matang yang memiliki lebih sedikit pektin (Paniagua et al., 2014).

Paragraf tersebut benar karena gagasan utama terdapat di akhir paragraf yang
mengemukakan bahwa konsentrasi pektin yang lebih tinggi pada mangga mentah dapat
menghasilkan keripik mangga yang lebih keras dibandingkan mangga matang.
Kalimat Salah (Jurnal 3)
- Hubungan antara kekerasan dan kadar air selama penggorengan vakum mangga
mentah dan matang ditunjukkan pada Gambar. 2. Model eksponensial
dikombinasikan dengan model kadar air dinamis untuk menggambarkan hubungan
antara kadar air dan kekerasan dengan baik dengan parameter yang ditunjukkan pada
Tabel 4 , model memiliki residual yang terdistribusi secara acak.

Paragraf tersebut kurang tepat dianggap sebagai paragraf induktif karena gagasan
utama lebih ditekankan pada awal paragraf, bukan diakhir.

c. Campuran
Paragraf campuran memiliki gagasan utama di awal dan akhir paragraf

Kalimat Benar (Jurnal 5)


- Kerusakan lemak dibedakan dengan adanya aroma dan rasa tengik, yang disebut juga
ketengikan. Ketengikan terjadi sebagai akibat dari reaksi oksidasi dan hidrolisis
enzimatik dan non-enzimatik. Dengan menentukan bilangan peroksida, parameter ini
dapat digunakan untuk mengetahui penurunan kualitas sagon akibat pemecahan lemak
(46).

Paragraf tersebut benar karena penulis menempatkan dua gagasan utama diawal dan
akhir paragraf, sedangkan kalimat tengah merupakan kalimat pendukung yang
menghubungkan kedua gagasan utama dalam satu paragraf.

Kalimat Salah (Jurnal 5)


- Kadar air ditentukan dengan menggunakan metode oven (9). Kandungan asam lemak
bebas ditentukan dengan menggunakan metode Lowrey dan Tinsley (12), dan
bilangan peroksida ditentukan dengan menggunakan metode Hornero-Méndez dan
indikator warna oranye xylenol. Parameter dengan nilai energi aktivasi terendah
digunakan untuk menentukan umur simpan tepung sagon

Paragraf tersebut kurang tepat karena pembaca akan cukup merasa kebingungan
terkait gagasan utama yang dimaksudkan penulis. Paragraf tersebut berisi 3 kalimat yang
kurang berkaitan dan dapat berdiri sendiri. Sebaiknya penulis memberikan kalimat
penghubung, atau rangkuman inti paragraf agar pembaca langsung mengetahui gagasan
utama yang dimaksudkan.

d. Naratif
Paragraf naratif memiliki informasi mengenai kejadian, pelaku, dan waktu

Kalimat Benar (Jurnal 2)


- Dua sampel irisan mangga (masing-masing 1 kg dari dua tahap pematangan)
dimasukkan ke dalam ruang vakum. Setelah 60 detik, tekanan vakum yang diinginkan
tercapai, dan keranjang dicelupkan ke dalam minyak untuk memulai waktu
penggorengan. Selama penggorengan, keranjang diputar maju mundur dengan
kecepatan 17 rpm selama 60 detik untuk memastikan panas dan minyak merata.
Untuk menstabilkan suhu, digunakan heat exchanger untuk memanaskan dan
mendinginkan oli. Setelah penggorengan selesai, keranjang diangkat dari minyak dan
dikocok selama 20 detik di dalam ruang vakum untuk menghilangkan kelebihan
minyak. Ruang vakum kemudian diberi tekanan, dan mangga goreng vakum
disentrifugasi untuk menghilangkan minyak permukaan selama 60 detik pada 100 g
(MSD-500HD, Eillert B.V., Belanda). Kemudian, keripik mangga dikemas dalam
kantong plastik tertutup dan disimpan pada suhu 20◦C sampai digunakan lebih lanjut.
Semua eksperimen penggorengan dilakukan dalam duplikat

Paragraf tersebut benar merupakan paragraf naratif karena berisi penjelasan terkait
kejadian bagaimana prosedur vacuum frying dijalankan.

Kalimat Salah (Jurnal 2)


- Selama penggorengan vakum, ada peningkatan kandungan lemak untuk bagian
mangga dari kedua tahap pematangan; namun, kandungan lemak mangga mentah
menunjukkan tren sigmoid, sedangkan mangga matang menunjukkan peningkatan
kandungan lemak yang hampir linier selama penggorengan (Gambar 1). Peningkatan
serupa dalam kandungan lemak juga diamati pada penggorengan vakum apel (5).

Paragraf tersebut kurang tepat karena hanya menunjukkan perbandingan vakum


penggorengan antara mangga dari kedua tahap pematangan, dan mangga matang.
3. Jenis Paragraf Berdasarkan Tujuan
a. Argumentasi
Paragraf argumentasi mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat penulis disertai bukti dan
fakta.

Kalimat Benar (Jurnal 3)


- Dengan membandingkan nilai k1 dan k2 untuk mangga mentah dan matang untuk
kecerahan dan kemerahan, perubahan kecerahan dari ringan ke sedang-ringan pada
mangga mentah lebih cepat daripada mangga matang. Selain itu, reaksi dari warna
hijau ke warna merah sedang lebih cepat daripada warna merah sedang ke warna
merah. Namun, dibandingkan dengan Salehi (2018) yang menggunakan perbedaan
warna wortel mentah dan wortel goreng, perubahan kecerahan dan kemerahan
mangga goreng vakum pada kedua tahap pematangan pada suhu 120 °C jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai k (model eksponensial) dari perubahan kecerahan
dan kemerahan pada wortel goreng atmosfer pada 130 °C.

Paragraf tersebut benar merupakan paragraf argumentasi karena kalimatnya berhasil


mengungkapkan ide penulis disertai dengan fakta yang mendukung sesuai dengan paragraf
paragraf sebelumnya yang menunjukkan bukti hasil penelitian. Penulis juga
membandingkannya dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk melihat
perubahan yang terjadi antara dua.

Kalimat Salah (Jurnal 3)


- Dengan membandingkan nilai Ea1 dan Ea2 untuk mangga mentah dan mangga
matang untuk kemerahan, perubahan kemerahan dari hijau menjadi merah sedang
pada mangga matang membutuhkan lebih banyak energi daripada mangga mentah. Di
sisi lain, perubahan kemerahan dari merah sedang menjadi merah pada mangga yang
belum matang membutuhkan lebih banyak energi daripada mangga yang matang

Paragraf tersebut kurang tepat karena tidak memberikan sumber acuan untuk
membuktikan bahwa pernyataan penulis tepat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
oleh orang lain pula.
b. Eksposisi
Paragraf eksposisi memaparkan, menjelaskan, dan menerangkan suatu topik pada pembaca
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan pembaca

Kalimat Benar (Jurnal 5)


- Yang dimaksud dengan “makanan darurat” adalah jenis makanan khusus yang layak
dikonsumsi pada saat atau setelah keadaan darurat untuk memenuhi kebutuhan energi
manusia sebesar 2.100 kkal/hari, dan harus terdiri dari 35–45% lemak, 10-15%
protein, dan 40-50% karbohidrat (3). Contoh produk pangan darurat yang baik adalah
sagon, makanan tradisional Indonesia yang rasanya manis, teksturnya kering, kadar
airnya rendah, sehingga umur simpannya lama (4). Selain itu, sagon juga cocok
dikonsumsi untuk segala usia sehingga sangat cocok untuk dijadikan camilan atau
makanan darurat.

Paragraf tersebut benar merupakan paragraf eksposisi karena penulis menjelaskan


makanan darurat pada bagian awal dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan pembaca.

Kalimat Salah (Jurnal 5)


- Pengaruh tepung kedelai terhadap kandungan nutrisi sagon ditentukan melalui analisis
statistik menggunakan ANOVA satu arah diikuti dengan uji Tukey dan Kruskal-
Wallis dan kemudian dengan uji Mann-Whitney. Selain itu, formulasi terbaik
ditentukan dengan menggunakan Indeks Efektivitas (De Garmo) berdasarkan
kandungan nutrisi dan kualitas organoleptik (13).

Paragraf tersebut kurang tepat disebut sebagai paragraf eksposisi karena paragraf
tersebut lebih menjelaskan perihal metode pengujian apa yang dilakukan, dan ditentukan
berdasarkan apa.

c. Deskripsi
Paragraf deskripsi menggambarkan suatu objek dengan kalimat-kalimat dalam paragraf

Kalimat Benar (Jurnal 4)


- Proses penggorengan vakum terutama dicirikan oleh suhu waktu dan tekanan vakum
sebagai parameter utama, yang harus disesuaikan dengan karakteristik buah untuk
menghasilkan buah goreng vakum berkualitas tinggi. Suhu penggorengan vakum
untuk buah-buahan berkisar antara 72 hingga 136 °C, serta waktu penggorengan (dari
0,5 hingga 90 menit), dan tekanan vakum (dari 1,3 hingga 98,7 kPa)

Paragraf tersebut benar merupakan paragraf deskriptif karena menggambarkan bahwa


vacuum-frying process dicirikan oleh suhu waktu dan tekanan sebagai parameter utama yang
harus disesuaikan dengan karakteristik buah. Selain itu, kalimat pendukung selanjutnya juga
turut menjelaskan perihal suhu, waktu, dan tekanan vacuum-frying process dalam hitungan
kuantitatif yang dapat diukur.

Kalimat Salah (Jurnal 4)


- Pembekuan juga digunakan untuk mengawetkan bahan baku sebelum proses
penggorengan. Selama proses pembekuan lambat, kristal es besar terbentuk yang
merusak membran sel dan menyebabkan air tercuci saat pencairan [18]. Namun,
buah-buahan memiliki kerentanan yang berbeda terhadap cedera pembekuan.
Perbedaan ini disebabkan oleh kemampuan membran sel untuk beradaptasi atau
menahan perubahan fase selama pembekuan yang berbeda untuk setiap buah [60].
Aprikot, pisang, dan persik sangat rentan, sedangkan apel, anggur, dan pir cukup
rentan dan kurma paling tidak rentan terhadap kerusakan akibat pembekuan [77].

Paragraf tersebut kurang tepat dianggap sebagai paragraf deskriptif karena tidak
menggambarkan freezing sebagai suatu objek. Kalimat pendukung lebih menekankan pada
proses dan buah-buahan yang cukup rentan terhadap freezing dibandingkan membahas
freezing sebagai suatu objek yang dideskripsikan.

d. Narasi
Paragraf narasi memiliki informasi mengenai kejadian, pelaku, dan waktu

Kalimat Benar (Jurnal 2)


- Tekstur keripik mangga diukur dengan penganalisis tekstur (TA.XT.Plus, Stable
Micro Systems, UK) menggunakan uji tekuk tiga titik menurut Da Silva dan Moreira
(17) dengan beberapa modifikasi. Satu keping mangga ditempatkan pada dua sisi
paralel (lebar 16 mm), dan probe yang dipilih adalah bilah baja setebal 1 mm. Setting
yang digunakan adalah sebagai berikut: kecepatan uji 0,50 mm/s, kecepatan post-test
10,00 mm/s, jarak 15 mm, dan load cell 5 kg. Hasil dari sepuluh ulangan per
percobaan penggorengan dinyatakan sebagai kekerasan dalam N.

Paragraf tersebut benar merupakan paragraf naratif karena berisi penjelasan terkait
kejadian bagaimana tekstur dari mango chips dapat dibuat dengan baik.

Kalimat Salah (Jurnal 2)


- Distribusi warna keripik mangga dijelaskan dengan pendekatan baru yang
dikembangkan khusus untuk penelitian ini (21). Oleh karena itu, penjelasan rinci akan
diberikan. Empat potong keripik mangga dari setiap percobaan penggorengan difoto
dan dianalisis melalui kuantisasi warna untuk setiap piksel berdasarkan metode yang
dijelaskan oleh Wu (22).

Paragraf tersebut kurang tepat disebut paragraf dengan tujuan narasi karena tidak
memiliki informasi lebih rinci terkait kejadian, dan dilanjutkan oleh paragraf lain untuk
menjelaskan lebih rinci terkait distribusi warna keripik yang dilakukan.

e. Persuasi
Paragraf persuasi bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca.

Kalimat Benar (Jurnal 1)


- Canon-CVS adalah pilihan ekonomis untuk sistem analisis distribusi warna, yang juga
merupakan sistem yang sangat fleksibel dibandingkan dengan alternatif komersial.
Kisaran harga yang luas untuk bodi kamera, lensa, dudukan kamera, dan pencahayaan
membuat sistem ini terjangkau namun fleksibel untuk digunakan dalam banyak kasus,
mulai dari lab kecil hingga skala industri. Selanjutnya, fleksibilitas perangkat lunak,
yang dijelaskan secara jelas dan tepat dalam metodologi, dapat digunakan dan
diadaptasi atau diperluas dengan menggunakan program opensource seperti R (R Core
Team, 2020).

Paragraf tersebut benar merupakan paragraf persuasi karena penulis lebih


menekankan pada keuntungan Canon-CVS sehingga pembaca cukup tertarik dan terbujuk
untuk melakukannya
Kalimat Salah (Jurnal 1)
- Warna dan distribusi warna makanan, dalam produk mentah dan olahan, merupakan
salah satu karakteristik kualitas sensorik utama bagi konsumen dan menentukan
penerimaan suatu produk makanan. Oleh karena itu, penilaian warna sangat relevan
dalam penilaian kualitas total produk makanan (Krokida, Oreopoulou, Maroulis, &
Marinos-Kouris, 2001). Upaya pengukuran warna pangan telah dilakukan dengan
berbagai metode dengan tujuan akhir yaitu analisis dan standarisasi mutu produk.
Analisis warna dengan uji sensorik telah dilakukan untuk pengendalian kualitas
produksi pangan. Evaluasi visual warna melalui eksperimen sensorik sangat berharga
karena dapat diperluas ke tuntutan dan kepuasan konsumen. Namun, secara umum
pengujian sensorik memiliki beberapa keterbatasan, antara lain subjektivitas, variasi
respon dan keterbatasan jumlah sampel (Borras` et al., 2015).

Paragraf tersebut kurang tepat disebut peruasi karena penulis menjelaskan food color
dan color distribution dalam produk mentah dan olahan secara rinci dengan tujuan untuk
memperluas pengetahuan pembaca, sehingga lebih pantas untuk disebut sebagai paragraf
eksposisi
Referensi

1. Ayustaningwarno, F., Fogliano, V., Verkerk, R., & Dekker, M. (2021). Surface color
distribution analysis by computer vision compared to sensory testing: Vacuum fried
fruits as a case study. Food Research International, 143, 110230.
doi:https://doi.org/10.1016/j.foodres.2021.110230
2. Ayustaningwarno, F., Vitorino, J. D., Ginkel, E. v., Dekker, M., Fogliano, V., & Verkerk,
R. (2020). Nutritional and Physicochemical Quality of Vacuum Fried Mango Chips is
Affected by Ripening Stage, Frying Temperature and Time. Frontiers in Nutrition,
7(95). doi:https://doi.org/10.3389/fnut.2020.00095
3. Ayustaningwarno, F., Verkerk, R., Fogliano, V., & Dekker, M. (2020). The pivotal role of
moisture content in the kinetic modelling of the quality attributes of vacuum fried
chips. Innovative Food Science & Emerging Technologies, 59, 102251.
doi:https://doi.org/10.1016/j.ifset.2019.102251
4. Ayustaningwarno, F., Dekker, M., Fogliano, V., & Verkerk, R. (2018). Effect of Vacuum
Frying on Quality Attributes of Fruits. Food Engineering Reviews, 10(3), 154–164.
doi:http://dx.doi.org/10.1007/s12393-018-9178-x
5. Afifah, D. N., Ningrum, Y. P. A., Syahidah, T., Nuryanto, N., Ayustaningwarno, F., &
Sugianto, D. N. (2022). Nutrient Content, Organoleptic Quality, and Shelf Life of
Sagon Substitute From Lindur (Bruguiera gymnorrhiza L.) and Soybean Flour (Glycine
max L.), as an Alternative Emergency Food. Frontiers in Nutrition, 9(878539). doi:
https://doi.org/10.3389/fnut.2022.878539

Anda mungkin juga menyukai