Anda di halaman 1dari 9

Obat Herbal Lidah Buaya ( Aloe vera) Sebagai

Obat Konstipasi

D
I
S
U
S
U
N

OLEH : Riza Syafira, S.Farm


NIM (22.24.089)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT KESEHATAN DELI HUSADA DELITUA
TAHUN 2022

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat keselamatan dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Manajemen
Kefarmasian Life Style Medication”. Kemudian salawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk
keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas dan berjudul “OBAT HERBAL LIDAH BUAYA
(ALOE VERA) SEBAGAI OBAT KONSTIPASI” selanjutnya saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada apt. Masria Phetheresia Sianipar, S.Farm., M.Si selaku dosen pengampu
mata kuliah ini dan kepada segenap pihak yang memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan
makalah ini.

Kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari
itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Deli Tua, 12 Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kata konstipasi berasal dari bahasa latin constipare yang artinya bergerombol
bersama.Konstipasi adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar kurang dari tiga kali
seminggu atau tiga hari tidak buang air besar, dan diperlukan mengejan yang berlebihan saat
buang air besar.Konstipasi dapat terjadi pada semua umur, tetapi lebih sering terjadi pada
anak-anak maupun usia lanjut. Prevalensi konstipasi bervariasi karena perbedaan antara
kelompok. Jenis kelamin, umur dan pendidikan sangat berkaitan dengan prevalensi
konstipasi. Konstipasi ditemukan pada 3% anak usia prasekolah dan 1-2% pada anak usia
sekolah sedangkan konstipasi pada usia lanjut di Amerika Utara ditemukan pada 12-19%
lansia. Pada anak-anak 97% konstipasi disebabkan oleh fungsional. Faktor dominan
penyebab konstipasi pada anak yaitu rendahnya konsumsi serat sedangkan pada usia lanjut
dikarenakan penurunan motilitas kolon dan peristaltik kolon sehingga transit tinja dalam
kolon menjadi lama yang menyebabkan peningkatan absorbsi air dan elektrolit pada tinja
sehingga akan mengalami kesulitan buang air besar.
Terapi farmakologi pada konstipasi yaitu dapat menggunakan obat-obatan seperti bulk-
forming laxatives, laksatif osmotik, laksatif stimulan, dan` enema.Akan tetapi, obat-obatan
tersebut memiliki banyak efek samping. Salah satu terapi alternatif yang dapat digunakan
yaitu tanaman lidah buaya (Aloe vera) yang memiliki efek samping minimal. Lidah buaya
(Aloe vera) merupakan tanaman yang dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan salah
satunya gangguanpada sistem pencernaan. Lidah buaya (Aloe vera) mengandung aloin
(pencahar) dan asam amino esensial. Lidah buaya memiliki efek pencahar (laksatif) yang
disebabkan kandungannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Konstipasi ?

2. Senyawa apa yang terkandung dalam tanaman lidah buaya (Aloe vera) yang berfungsi
sebagai obat pencahar ?

3. Apakah lidah buaya (Aloe vera) dapat berinteraksi dengan obat modern ?
1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu konstipasi ?

2. Untuk mengetahui senyawa yang terkandung didalam tanaman lidah buaya (Aloe vera)

3. Untuk mengetahui interaksi tanaman lidah buaya (Aloe vera) dengan obat modern

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstipasi

Konstipasi adalah keadaan dimana terjadi suatu penurunan frekuensi pergerakan usus
yang disertai dengan perpanjangan waktu dan kesulitan defekasi. Pada keadaan normal dalam
24 jam kolon harus dikosongkan secara teratur dan normalnya defekasi dilakukan 1-3 kali
sehari. Faktor dominan penyebab konstipasi pada anak yaitu rendahnya konsumsi serat
sedangkan pada usia lanjut dikarenakan penurunan motilitas kolon dan peristaltik kolon
sehingga transit tinja dalam kolon menjadi lama yang menyebabkan peningkatan absorbsi air
dan elektrolit pada tinja sehingga akan mengalami kesulitan buang air besar. Konstipasi
terjadi akibat penyumbatan usus besar atau rektum (ujung usus besar) atau gangguan pada
saraf di sekitar usus besar dan rektum. Selain itu, konstipasi juga bisa dipengaruhi oleh faktor
pertambahan usia, pola makan rendah serat atau kurang aktif bergerak. Terapi farmakologi
pada konstipasi yaitu dapat menggunakan obat-obatan seperti bulk-forming laxatives, laksatif
osmotik, laksatif stimulan, dan` enema.

2.2 Tanda dan Gejala Konstipasi :

1. Tinja menjadi lebih keras, panas, berwarna lebih gelap, jumlahnya lebih sedikitdaripada
biasanya
2. (kurang dari 30 gram), dan bahkan dapat berbentuk bulat- bulat kecil bila sudah parah.
3. Pada saat buang air besar tinja sulit dikeluarkan, kadang-kadang harus mengejanataupun
menekan-nekan perut terlebih
4.   Terdengar  bunyi-bunyian dalam perut.
5.  Bagian anus terasa penuh, dan seperti terganjal disertai rasa sakit
6.  Frekuensi buang angin meningkat disertai bau yang lebih busuk
7. Menurunnya frekuensi buang air besar ( menjadi 3 hari sekali atau lebih)

2.3 Penyebab umum konstipasi:

1. Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikankeinginanuntuk defekasi dapat


menyebabkan konstipasi.
2. Klien yang mengonsumsi diet rendah serat dalam bentuk hewanidan karbohidrat murni
(makanan penutup yang berat) seringmengalami masalah konstipasi, karena bergerak lebih
lambatdidalam saluran cerna. Asupan cairan yang rendah juga memperlambat peristaltik.
3. kurangnya olahraga yang teratur menyebabkan konstipasi
4. Obat penenang
5. Lansia

2.4. Kandungan Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) Sebagai Obat Pencahar

Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman yang dapat mengatasi berbagai masalah
kesehatan salah satunya gangguan pada sistem pencernaan. Lidah buaya (Aloe vera)
mengandung aloin (pencahar) dan asam amino esensial. Daging daun lidah buaya (Aloe vera)
mengandung 96% air dan 4% terdiri dari bahan aktif seperti minyak esensial,asam amino,
mineral, vitamin, enzim, glikoprotein, asam aspartat, serin, glutamin, treonin, urosin,
fenilanin,histidin, dan leusin, serta mineral seperti magnesium kalium, natrium, seng, besi,
dan kromium.Eksudat daun lidah buaya (Aloe vera) yang merupakan getah yang keluar saat
pemotongan daun berbentuk cair, berwarna kuning, dan rasanya pahit. Zat yang terkandung
pada eksudat daun lidah buaya adalah glikosida Hydroxy- anthraquinone yang merupakan
laksan yang poten, mempengaruhi motilitas usus besar (penghambatan pompa Na+/K+dan
kanal Cl pada membran kolon), mengakibatkan percepatan waktu transit pada kolon, dan
mempengaruhi proses sekresi mukus dan klorida yang mengakibatkan peningkatan volume
cairan. Turunan glikosida Hydroxy-anthraquinone yaitu Aloe-emodin- anthrone yang dapat
digunakan sebagai obat pencahar. Molekul tersebut menyebabkan pelepasan air dan elektrolit
ke lumen kolon sehingga absorpsi air dan elektrolit terhambat sehingga feses lebih cair dan
volume di dalam rektum bertambah dan memacu tejadinya peristaltik.

2.5 Swamedikasi Obat :

Tn. Agus berusia 65 tahun mengalami keluhan tidak bisa buang air besar selama seminggu.
Agus merasakan nyeri dan penuh perjuangan saat mengejan. Bentuk fesesnya keras dalam
minggu ini sampai sekarang.

Pembahasan :

Dari kasus diatas dapat dilakuakan terapi secara farmakologi dan non farmakologi.Dalam
terapi non farmakologi pasien harus banyak mengonsumsi air putih, makan makanan berserat
seperti wortel dan kacang-kacangan serta olahraga secara teratur. Kemudian dalam terapi
farmakolgi pasien dapat menggunakan obat laksatif sebagai pembentuk massa (Citrucel).
Akan tetapi bila obat-obatan tersebut digunakan secara berlebihan dapat mengganggu
absorpsi zat gizi pada usus halus dan mencegah sintesis vitamin di usus besar. Oleh karena
itu,diperlukan penanganan alternatif yang aman dan efektif dengan efek samping yang lebih
rendah serta lebih ekonomis dibandingkan laksansia atau obat pencahar sintesis. Salah satu
terapi alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi konstipasi yaitu dengan menggunakan
lidah buaya (Aloe vera)

2.6 Cara mengonsumsi lidah buaya sebagai obat pencahar yang dikutip dari buku
Tumbuhan obat dan khasiatnya :

Bahan :

1. Daun lidah buaya ½ lembar


2. Air 100 ml
3. Madu 1 sendok makan

Cara Mengkonsumsi :

Dicuci lidah buaya sampai bersih dan hilangkan durinya. Cincang dagingnya lalu tambahkan
air panas dan madu, kemudia aduk lalu disaring. Minumlah ramuan lidah buaya tersebut dua
kali sehari saat masih hangat.

2.7. Interaksi Tanaman Lidah Buaya (Aloe vera) dengan Obat Modern

Ternyata, penggunaan jangka panjang lidah buaya sebagai laksatif bisa


mengakibatkan tubuh kehilangan kalium, yang merupakan suatu mineral penting dalam
tubuh. Lidah buaya memiliki potensi beriteraksi dengan obat-obatan diuretik tiazida (contoh :
hiroklorotiazida) dan diuretik loop (contoh : furosemide) .Penggunaan obat ini secara
bersamaan dengan lidah buaya dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya defisensi kalium
dan ketidak seimbangan elektrolit yang menyebabkan rhabdomyolysis yaitu gangguan ini
terjadi ketika tubuh mengalami kerusakan atau kematian jaringan pada otot rangka, kerusakan
tersebut dapat menyebabkan keluarnya isi serat otot ke dalam aliran darah, hal ini dapat
berkembang menjadi gagal ginjal akut. Hal berbahaya lainnya yang dapat terjadi ketika
seseorang mengalami kekurangan kandungan kalium adalah terjadinya gangguan pada
jantung. Hal ini dapat berupa jantung yang terasa berdebar-debar karena berdetak lebih cepat
atau keras. Kalium pada tubuh berguna untuk membantu tubuh mengatur detak jantung, jika
kekurangan maka gangguan tersebut dapat terjadi. Selain itu, kamu juga mungkin saja
mengidap aritmia atau detak jantung tidak teratur karena hipokalemia.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Konstipasi adalah keadaan dimana terjadi suatu penurunan frekuensi pergerakan


usus yang disertai dengan perpanjangan waktu dan kesulitan defekasi. Pada
keadaan normal dalam 24 jam kolon harus dikosongkan secara teratur dan
normalnya defekasi dilakukan 1-3 kali sehari.

2. Lidah buaya (Aloe vera) mengandung aloin (pencahar) dan asam amino esensial.
Turunan glikosida Hydroxy-anthraquinone yaitu Aloe-emodin- anthrone yang
dapat digunakan sebagai obat pencahar

3. Lidah buaya memiliki potensi beriteraksi dengan obat-obatan diuretik tiazida


(contoh : hiroklorotiazida) dan diuretik loop (contoh : furosemide). Penggunaan
obat ini secara bersamaan dengan lidah buaya dapat meningkatkan kemungkinan
terjadinya defisensi kalium dan ketidak seimbangan elektrolit

3.2. Saran
Hindari mengkonsumsi tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera) Bersamaan dengan
obat obatan diuretik tiazida (contoh : hiroklorotiazida) dan diuretik loop (contoh :
furosemide)
DAFTAR PUSTAKA

Aliyah, N (2018)., Swamedikasi. Universitas Gadjah Mada

Rahma, E., (2018)., Efektivitas Lidah Buaya (AloeVera) terhadap Konstipasi.

Universitas Lampung

Suarsana, N., (2014)., Tanaman Obat (Sembuhkan Penyakit Untuk Sehat). Universitas

Udayana

Anda mungkin juga menyukai