Anda di halaman 1dari 7

PROSEDUR PELAKSANAAN K2 DAN K3

PADA INSTALASI TT / TET


SAAT PEMELIHARAAN DALAM KONDISI OFF
LINE
Pangestuningtyas D.L1, Ir. Tejo Sukmadi, M.T.2
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Sudharto, tembalang, Semarang, Indonesia
Email : pangestuningtyas@gmail.com

Abstrak - Energi listrik merupakan enrgi yang pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia. Untuk
paling banyak dimanfaatkan oleh manusia meningkatkan tingkat keandalan sistem tenaga
karena mudah dikonversikan ke dalam bentuk listrik maka diperlukan juga pemliharaan pada
energi lain. Seiring berkembangnya IPTEK dan setiap instalasi yang dibangun.
semakin banyaknya jumlah penduduk maka
Selain mempunyai dampak positif bagi
kebutuhan energi listrik juga semakin
bertambah. Tetapi, energi listrik juga ternyata pemenuhan kebutuhan manusia, energi listrik
memiliki bahaya listrik yang dapat menimbulkan juga mengandung dampak negatif bagi
berbagai macam kerugian bagi manusia maupun masyarakat maupun lingkungan.
lingkungan. Melihat adanya bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh energi listrik ini, maka PT PLN
PT PLN (Persero) merupakan satu - (Persero) juga mementingkan segi keamanan
satunya perusahaan yang mengatur penyaluran pada setiap unitnya. Hal ini dikarenakan untuk
energi listrik di Indonesia. Sehingga dalam menghasilkan zero accident dan safety condition
pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia
dibutuhkan keandalan dari setiap instalasinya.
bagi karyawan PLN, masyarakat sekitar
Salah satu cara untuk meningkatkan keandalan maupun lingkungan. Salah satu cara untuk
penyediaan energi listrik ini adalah dengan cara menghasilkan kondisi tersebut maka PT PLN
melaksanakan pemeliharaan pada setiap unit di (Persero) selalu berusaha melaksanakan prosedur
instalasi PT PLN. K2 (Keselamatan Ketenagaanlistrikan) dan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) pada setiap
PT PLN dalam melaksanakan tugasnya pekerjaannya.
juga mementingkan faktor keamanan agar
tercipta suasana yang Aman, Andal dan Akrab
1.2 Tujuan
bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menerapkan Tujuan dalam penulisan laporan Kerja
prosedur K2 dan K3 di setiap pekerjaan di setiap Praktek ini adalah :
unitnya. Dan dengan diberlakukannya K2 dan 1. Memperkenalkan tentang pentingnya K2
K3 ini diharapkan dapat menghasilkan zero dan K3 sebagai faktor non – teknis yang
accident dan safety condition pada seluruh unit di sering kurang diperhatikan.
PT PLN (Persero).
2. Mengetahui penerapan prosedur
Kata kunci : bahaya listrik, K2, K3, safety pelaksanaan K2 dan K3 dalam instalasi TT
condition, zero accident /TET pada saat pemeliharaan dalam
kondisi offline yang dapat menunjang
BAB I PENDAHULUAN keandalan sistem tenaga listrik di Indonesia.

1.1 Latar Belakang 1.3 Pembatasan Masalah


Dewasa ini, kebutuhan energi listrik semakin Dalam pembuatan laporan ini penulis
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah membatasi masalah tentang Prosedur
penduduk dan berkembangnya IPTEK. Hal ini pelaksanaan K2 dan K3 pada instalasi TT /
dikarenakan mudahnya energi listrik untuk TET pada saat pemeliharaan peralatan pada
dikonversi ke bentuk energi lain yang digunakan kondisi offline di PT PLN (Persero).
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Semakin bertambahnya kebutuhan listrik di BAB II : DASAR TEORI
masyarakat membuat PT PLN (Persero)
membangun instalasi – instalasi yang menunjang 2.1 Hubungan antara K2 dan K3
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) Tabel 2 Pengaruh Besarnya Arus terhadap
merupakan segala upaya atau langkah - langkah Tubuh Manusia
pengamanan instalasi tenaga listrik dan
Besarnya Pengaruh terhadap tubuh
pengamanan pemanfaatan tenaga listrik untuk
Arus (mA) manusia
mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan
0 – 0,9 Belum dirasakan pengaruhnya
kondisi aman dari bahaya bagi manusia, serta
kondisi akrab lingkungan (ramah lingkungan) 0,9 – 1,2 Baru terasa adanya arus listrik
dalam arti tidak merusak lingkungan hidup 1,2 – 1,6 Mulai terasa seakan –akan ada
disekitar instalasi tenaga listrik. yang merayap di dalam tangan
1,6 – 6,0 Tangan sampai siku merasa
Keselamatan Kerja adalah suatu usaha kesemutan
pencegahan terhadap kecelakaan kerja yang 6,0 – 8,0 Tangan mulai kaku, rasa
dapat menimbulkan berbagai kerugian, baik kesemutan makin bertambah
kerugian harta benda (rusaknya peralatan), 13,0 – 15,0 Rasa sakit tak tertahankan,
maupun kerugian jiwa manusia (luka ringan, penghantar masih bisa
luka berat, cacat bahkan tewas). dilepaskan dengan gaya yang
besar sekali
Kesehatan Kerja adalah suatu upaya atau 15,0 – 20, Otot tidak sanggup lagi
pemikiran dan penerapannya yang ditujukan 0 melepaskan penghantar
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan 20,0 – 50,0 Dapat mengakibatkan kerusakan
baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada tubuh manusia
pada khususnya dan manusia pada umumnya, 50,0 – Batas arus yang dapat
hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan 100,0 menyebabkan kematian
kesejahteraan tenaga kerja.
Tegangan yang mengalir dalam tubuh
Hubungan antara K2 dan K3 dalam manusia dibagi menjadi 3 macam yaitu :
pelaksanaan pekerjaan adalah bila K2 dan K3  Tegangan sentuh, yaitu tegangan yang
tidak dilaksanakan maka akan mudah terjadinya terdapat diantara peralatan yang disentuh
kecelakaan kerja, yang dapat merugikan bukan dengan peralatan yang sedang terjadi arus
hanya personil yang melaksanakan pekerjaan, gangguan.
tetapi masyarakat dan lingkungan di sekitar
 Tegangan langkah, yaitu tegangan yang
pelaksanaan pekerjaan.
timbul diantara dua kaki orang yang sedang
2.2 Bahaya Listrik berdiri di atas tanah yang sedang dialiri
Bahaya listrik merupakan segala sesuatu oleh arus hubung singkat ke tanah.
yang dapat meningkatkan atau menimbulkan  Tegangan pindah, yaitu tegangan sentuh,
kecelakaan, bencana, kerugian, dan sejenisnya dimana tegangan ini terjadi pada saat terjadi
yang diakibatkan oleh adanya arus listrik. hubung singkat seseorang yang berdiri di
Bahaya listrik yang dapat terjadi contohnya dalam instalasi tenaga listrik, dan
adalah bahaya Kuat Medan Magnet (KMM) dan memegang suatu peralatan yang ditanahkan
Kuat Medan Listrik (KML), selain itu besarnya pada titik yang jauh sedangkan alat tersebut
arus dan tegangan induksi yang mengalir dalam dialiri arus hubung singkat ke tanah.
tubuh. Selain berbahaya bagi manusia di sekitarnya,
Besarnya KML dan KMM yang biasanya listrik juga dapat membahayakan lingkungan
ditakutkan oleh masyarakat biasanya seperti dapat menyebabkan kebakaran pada saat
dikarenakan akibat adanya pembangunan terjadinya hubung singkat pada peralatan.
SUTET/ SUTT di daerah penduduk. Oleh karena
pembangunan trnsmisi pada PT PLN (Persero) 2.3 Kecelakaan Kerja
ditetapkan berdasarkan IRPA / INIRC / WHO
Kecelakaan adalah suatu kejadian yang
tahun 1990 yaitu 5 kV/m untuk KML dan 0,1
tidak diinginkan / tidak diharapkan yang dapat
mT untuk KMM pada waktu yang tidak terbatas.
menimbulkan berbagai kerugian ,baik kerugian
Sedangkan 10 kV/m untuk KML dan 0,5 mT
harta benda (rusaknya peralatan) maupun
untuk KMM selama jam kerja.
kehilangan jiwa manusia.
Arus listrik yang mengalir pada tubuh
manusia dapat menyebabkan kesemutan, Suatu kecelakaan dapat terjadi disebabkan
pingsan, terbakar bahkan kematian. Berikut tabel oleh 2 (dua) hal, yaitu :
pengaruh arus induksi yang mengalir terhadap
tubuh manusia :
1. Unsafe Action, yaitu sikap atau tingkah laku 8. Supply AC – DC, untuk sistem kontrol,
manusia yang tidak aman (berbahaya). proteksi, maupun untuk sistem mekanik
penggerak peralatan di Gardu Induk
2. Unsafe condition, yaitu kondisi/keadaan tempat
kerja atau peralatan kerja yang tidak aman 3.2 Pemeliharaan pada Instalasi GI / GITET
(berbahaya).
Pemeliharaan peralatan listrik tegangan
Dengan prosentase penyebab kecelakan kerja tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses
adalah dengan 80% akibat unsafe act, 18% unsafe kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan
condition dan 2% akibat yang lainnya. meyakinkan bahwa peralatan dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga dapat dicegah
Kecelakaan kerja dapat dikurangi dan terjadinya gangguan yang menyebabkan
dicegah dengan penerapan safety engineering dan kerusakan.
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Tujuan utamanya untuk menjamin
kontinuitas penyaluran tenaga listrik dan
BAB III: PEMELIHARAAN INSTALASI menjamin keandalan sistem sistem tenaga
GARDU INDUK / GARDU INDUK listrik.Pada GI / GITET pemeliharaan terdiri
TEGANGAN EKSTRA TINGGI (GI/GITET) dari:

3.1 Peralatan – Peralatan pada Gardu Induk a. In service inspection yaitu kegiatan
pemeliharaan berupa pengamatan visual
Gardu induk merupakan salah satu instalasi pada bagian-bagian peralatan terhadap
yang digunakan dalam menyalurkan tenaga adanya perubahan pada peralatan yang
listrik. Peralatan instalasi yang terdapat di GI / berpotensi untuk menurunkan unjuk kerja
GITET adalah : peralatan atau merusak sebagian /
keseluruhan peralatan.
1. Trafo Arus, untuk mengkonversi besar arus
untuk keperluan pengukuran maupun b. In service measurement yaitu kegiatan
proteksi. pengukuran / pengujian yang dilakukan
pada saat peralatan sedang dalam keadaan
2. Trafo tegangan untuk mengkonversi besar bertegangan / beroperasi.
tegangan untuk keperluan peralatan indikator,
alat ukur / meter dan relai. c. Shutdown testing / measurement yaitu
pekerjaan pengujian yang dilakukan pada
3. Lightning Arrester (LA) untuk melindungi saat peralatan dalam keadaan padam.
peralatan lain dari tegangan surja (baik surja Pekerjaan ini dilakukan pada saat
hubung maupun surja petir) dan pengaruh pemeliharaan rutin maupun pada saat
arus balik akibat hubung singkat. investigasi ketidaknormalan.
4. Pemutus Tenaga (PMT) untuk saklar / d. Shutdown treatment yaitu pekerjaan untuk
switching mekanis yang mampu menutup, memperbaiki perubahan pada peralatan
mengalirkan, dan memutus arus beban saat yang ditemukan pada saat in service
sistem normal maupun saat terjadi gangguan inspection/measurement atau
dalam kondisi berbeban.. menindaklanjuti shutdown testing /
measurement.
5. Pemisah (PMS) untuk memisahkan tegangan
pada peralatan instalasi tegangan tinggi pada Hal – hal yang perlu diperhatikan pada saat
saat kondisi tidak berbeban. bekerja dalam kondisi yang bebas tegangan
adalah sebagai berikut:
6. Kompresor untuk memampatkan udara atau
gas fungsinya sebagai media pemadaman a. Memperhatikan perlengkapan bebas
pada PMT tipe Air Circuit Breaker (ACB), tegangan.
maupun Air Blast Circuit Breaker (ABCB)
dan untuk penggantian atau pengisian gas SF b. Tempat kerja telah dinyatakan aman oleh
6 pada PMT maupun pada GIS (Gas pengawas
Insulated Switchgear).
c. Perlengkapan yang dikerjakan harus
7. Capacitor banks untuk memperbaiki kualitas dibumikan
pasokan energi listrik.
d. Bila ada sirkuit ganda : 6. Pelaksana pekerjaan, bertugas untuk
melaksanakan kegiatan pemeliharaan pada
 Pekerjaan dilakukan pada salah satu sirkuit instalasi TT/TET pada kondisi offline.

 Masing-masing kawat harus dibumikan Tahapan pelaksanaan pekerjaan dan


pada kedua ujungnya tempat yang penerapan prosedur K2 / K3 pada pekerjaan
berdekatan dengan yang dikerjakan instalasi TT / TET terdiri dari 3 tahapan, yaitu :

e. Harus ada penanggungjawab / pengawas penuh 1. Tahap I : Persiapan


pada sirkuit tersebut Berisi tentang briefing atau penjelasan
tentang rencana kerja yang akan dilaksanakan
f. Pekerjaan boleh dimulai bila semua persyaratan kepada seluruh personil yang terlibat dalam
tersebut atas telah dipenuhi pekerjaan yang dilakukan oleh pengawas
manuver, pengawas pekerjaan dan pengawas K3.
BAB IV : PROSEDUR PELAKSANAAN K2 2. Tahap II : Pembebasan Tegangan dan
DAN K3 PADA INSTALASI TT/ TET SAAT Pelaksanaan Pekerjaan.
PEMELIHARAAN DALAM KONDISI OFF a. Melakukan doa bersama.
LINE b. Melaksanakan manuver pembebasan
4.1 Prosedur Pelaksanaan Kerja tegangan, dengan memperhatikan SOP
Prosedur keselamatan kerja merupakan suatu Manuver Pembebasan Tegangan.SOP
tata cara yang disusun secara sistematis dan jelas Pembebasan Tegangan adalah sebagai
sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam berikut :
pelaksanaan pekerjaan.Prosedur keselamatan kerja  Mengeluarkan PMT (pemutus
sangat erat kaitannya dengan hal–hal keamanan tenaga) terlebih dahulu dari sistem,
personil, kelayakan peralatan kerja dan kemudian memeriksa apakah PMT
keamanan peralatan instalasi listrik yang menjadi yang dikeluarkan tadi sudah terbuka
obyek pekerjaan sehingga dapat terciptanya zero sempurna atau belum , hal ini dapat
accident dan safety condition pada setiap unit di dilihat dari penunjukan indikator
PLN dengan “O” (keluar) atau “I”
(masuk) atau indikator lain yang
Manuver adalah suatu prosedur untuk menunjukan posisi membuka /
mengubah posisi jaringan / instalasi dari kondisi menutupnya PMT.
tidak operasi (keluar dari sistem) ke kondisi  Mengeluarkan PMS - PMS (pemisah)
operasi (masuk ke dalam sistem) atau rel dan line, kemudian memeriksanya
sebaliknya.Sedangkan manuver dan keamanan secara visual apakah kontak- kontak
peralatan instalasi listrik TT / TET berhubungan PMS tersebut telah keluar sempurna
erat dengan keandalan sistem operasi dan atau belum.
kontinuitas penyaluran tenaga listrik.  Mengeluarkan Load break switch
Personil yang melakukan pemeliharaan (LBS) rel dan line dari sistem,
instalasi TT/ TET pada kondisi offline terdiri dari : kemudian memeriksa secara visual
apakah kontak - kontak LBS
1. Penanggungjawab pekerjaan, bertugas untuk tersebut telah keluar sempurna atau
bertanggung jawab terhadap seluruh rangkaian belum.
kegiatan pemeliharaan yang dilakukan, dengan  Memasukkan PMS (pemisah) tanah
catatan tidak sedang menjadi pengawas lainnya dalam sistem (//), kemudian
(tidak merangkap). memeriksanya secara visual apakah
2. Pengawas manuver, bertugas untuk mengawasi kontak - kontak PMS tanah tersebut
dan bertanggung jawab terhadap seluruh telah masuk atau belum.
pelaksanaan manuver yang dilakukan.  Menjaga posisi peralatan agar tidak
3. Pelaksana manuver, bertugas sebagai eksekutor berubah setelah melakukan manuver
proses manuver pada saat pemeliharaan pembebasan tegangan, misalnya
instalasi TT/TET. melepas sekring atau pengaman lebur
4. Pengawas pekerjaan, bertugas untuk sistem kendali dikunci / digembok
mengawasi pelaksanaan pemeliharan instalasi pada tuas-tuas penggerak, serta
TT/TET oleh pelaksanaan pekerjaan. memasang plat isolasi pengaman
5. Pengawas K3, bertugas untuk mengawasi diantara kontak.
pelaksanaan K2 dan K3 selama pelaksanaan  Pelaksanaan manuver pembebasan
pekerjaan pemeliharaan. tegangan dilakukan oleh operator atas
perintah / izin piket UPB untuk sisi  Pentanahan dilepas terlebih dahulu
tegangan tinggi, piket UPD untuk sisi dibagian instalasi kemudian pada bagian
tegangan menengah, serta piket P3B sistem pentanahan / arde.
untuk sisi tegangan ekstra tinggi.  Merapikan kembali peralatan tersebut
Catatan : Manuver dilaksanakan setelah ada sebelum disimpan pada tempatnya.
perintah dari piket terkait.Memeriksa c. Pelepasan Tanda / Rambu-rambu Pengamanan
c. Mengetes Tegangan pada peralatan/instalasi  Setelah sistem pentanahan setempat
yang akan dikerjakan (menggunakan tester dilepas, maka peralatan pengaman
tegangan). lainnya seperti kunci-kunci, rambu-
d. Memasang Pentanahan setempat (pertanahan rambu dapat dilepas. Fuse pengaman
portable),dengan memperhatikan persyaratan MCB dimasukkan.
umum pentahan dan contoh-contoh  Setelah itu pengawas pekerjaan
pemasangan pentanahan setempat pada memberitahu kepada semua pelaksana
pekerjaan Instalasi Tegangan Tinggi. bahwa instalasi tersebut sudah tidak
e. Memasang Pengaman tambahan (pengamanan aman untuk dikerjakan.
berlapis) yaitu : d. Membuat Pernyataan “Selesai Pekerjaan”.
- Memasang kunci / gembok mekanis PMS. Setelah pekerjaan selesai sesuai dengan
- Memutus supply tegangan untuk motor prosedur, pengawas pekerjaan mengeluarkan
penggerak PMS (lepas sekering / MCB). pernyataan selesai pekerjaan.
- Memasang sekat-sekat isolasi / partisi atau e. Persiapan Pemberian Tegangan
selubung Isolasi pada peralatan / lokasi Pengawas pekerjaan, pengawas manuver dan
yang memungkinkan terjadi penggerak pengawas K3 melaksanakan pemeriksaan
(pisau – pisau PMS yang terbuka dan lain- ulang terhadap kondisi instalasi untuk
lain). persiapan pemberian tegangan.
f. Memasang rambu - rambu pengaman (tanda - f. Manuver Pemberian Tegangan dengan cara :
tanda peringatan) daerah berbahaya dan daerah  Setelah diperiksa bahwa pekerjaan
aman. (rantai warna merah, bendera merah dan selesai dengan baik dan instalasi siap
hijau serta tanda-tanda peringatan lainnya). untuk dinormalkan / diberi tegangan dan
g. Membuat / mengeluarkan “ Pernyataan Bebas dibebani, maka selanjutnya dilaporkan
Tegangan” dan dengan dikeluarkannya ke PIOP Sektor dan Piket UPB.
pernyataan ini, berarti peralatan / instalasi Berdasarkan perintah Piket UPB / UPD
sudah aman dan siap untuk dikerjakan. operator melaksanakan Manuver
h. Melaksanakan perkerjaan sesuai rencana pemberian tegangan.
(perkerjaan hanya dilakukan oleh personil yang  Saat pelaksanaan manuver KSO
telah ditunjuk dan diperiksa pada tahap (Pengawas Manuver) mencatat,
persiapan). mengawasi / memantau pelaksanaan
i. Mengawasi pelaksanaan perkerjaan manuver sesuai perintah UPB, UPD.
(pengawasan pekerjaan dan pengawasan K3).  SOP Pemberian Tegangan adalah
sebagai berikut :
3. Tahap III : Pekerjaan selesai dan Pemberian  Mengeluarkan PMS (pemisah)
Tegangan tanah terlebih dahulu
 Memasang semua pengaman lebur
Hal - hal yang harus dilaksanakan pada (fuse) yang dikeluarkan dari
tahap ketiga ini adalah sebagai berikut : sistem.
1. Pemeriksaan Hasil Pekerjaan
 Memasukkan PMS - PMS
Pengawas pekerjaan meneliti kembali
(pemisah) rel dan line ke sistem
lokasi pekerjaan sekelilingnya secara cermat,
(//).
misalnya hasil pekerjaan, benda-benda asing ,
 Memasukkan PMT (pemutus
peralatan dan perlengkapan kerja lainnya yang
tenaga) ke sistem (//).
mungkin masih tertinggal.
 Pelaksanaan manuver pemberian
2. Pelepasan Pentanahan setempat (Pentanahan
Portable) tegangan dilakukan oleh operator
atas perintah / izin piket UPB
 Melepaskan seluruh klem yang terpasang
untuk sisi tegangan tinggi, piket
pada sistem pentanahan setempat yang
UPD untuk sisi tegangan
terpasang pada Instalasi dengan
menengah, serta piket P3B untuk
menggunakan stick arde (tongkat
sisi tegangan menengah serta piket
pentanahan).
P3B untuk sisi tegangan ekstra 15. Peralatan pernafasan (Breathing
tinggi. Apparatus), berfungsi untuk memberikan
g. Melakukan doa bersama. pertolongan pada orang yang terjebak
dalam ruangan yang terancam kebakaran
4.2 Alat Pelindung Diri (APD) (penuh asap).
Peralatan APD pada instalasi TT/TET 16. Penutup Dada untuk Las Listrik,
berfungsi untuk mengurangi tingkat bahaya dan berfungsi untuk melindungi dada dari
kecelakaan yang terjadi pada saat seseorang radiasi panas pada waktu mengelas listrik.
melakukan pekerjaan pada instalasi tersebut. 17. Jas Hujan, berfungsi untuk melindungi
Peralatan APD hanya bersifat untuk mengurangi petugas yang sedang melaksanakan
terjadinya kecelakaan tetapi tidak dapat pekerjaan di lapangan pada waktu hujan.
membebaskan personil dari bahaya kecelakaan.
BAB V : PENUTUP
Peralatan APD pada saat pemeliharaan 5.1 Kesimpulan
instalasi TT/ TET pada kondisi offline, terdiri dari :
1. Shackel Stick (tongkat penghubung) , 1. Kecelakaan kerja dapat terjadi akibat
berfungsi untuk mengeluarkan / memasukkan adanya unsafe act dan unsafe condition
PMS. pada saat melakukan pekerjaan.
2. PMS Tanah, berfungsi sebagai pengaman
pada penghantar terhadap tegangan sisa. 2. Penerapan prosedur K2 dan K3 dalam
3. Alat pentanahan Portable, berfungsi untuk pelaksanaan pekerjaan merupakan hal yang
mengetanahkan peralatan / instalasi. sangat penting untuk mewujudkan zero
4. Voltage Tester (Tester Tegangan), berfungsi accident dan safety condition bagi manusia
untuk meyakinkan peralatan listrik masih yang melakukan pekerjaan, masyarakat
bertegangan atau sudah bebas tegangan. sekitar dan lingkungan.
5. Bangku Isolator, berfungsi sebagai alat isolasi
bagi petugas pada waktu melaksanakan 3. Penggunaan peralatan APD (Alat Pelindung
pekerjaan. Diri) dapat digunakan untuk mengurangi
tingkat bahaya dan kecelakaan yang terjadi
6. Rambu-rambu pengaman / Tanda pada saat seseorang melakukan pekerjaan.
Peringatan, berfungsi untuk tanda peringatan
pada saat melakukan pekerjaan. 5.2 Saran

7. Topi Pengaman (helm) , berfungsi melindungi 1. Pengadaan seminar – seminar tentang


kepala dari benturan/ kejatuhan benda keras pentingnya K2 dan K3 dalam pekerjaan
dan tajam. perlu dilakukan untuk menanamkan safety
8. Pakaian Kerja, berfungsi untuk melindungi act pada setiap karyawan dalam
diri. melaksanakan pekerjaan.
9. Sarung Tangan, berfungsi untuk melindungi 2. Penerapan K2 dan K3 pada setiap unit PLN
tangan pada saat melaksanakan pekerjaan. perlu ditingkatkan agar dapat terjadi zero
10. Kaca mata, berfungsi untuk melindungi mata accident dan safety condition.
pada waktu pelaksanaan pekerjaan juga 3. Adanya APD pada setiap unit PLN sangat
melindungi mata dari cahaya-cahaya yang diperlukan untuk mengurangi resiko bahaya
dapat merusak mata. yang ditimbulkan pada pekerjaan yang
11. Sabuk Pengaman, berfungsi untuk dilakukan sehingga dapat meminimalisasi
pengamanan para petugas yang bekerja terjadinya kecelakaan kerja.
memanjat ke tempat-tempat yang tinggi seperti
pada Tower, tiang menara dan lain sebagainya. DAFTAR PUSTAKA
12. Sepatu Kerja, berfungsi untuk melindungi
kaki pada saat melaksanakan pekerjaan. [1] Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN
13. Masker Hidung (Respirator), berfungsi untuk (Persero).10 Dasar – Dasar K2LH. PT PLN
mengamankan petugas dari gangguan (Persero) Pusdiklat. Jakarta.2009.
pernafasan terhadap kotoran / debu-debu atau [2] Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN
bahan kimia. (Persero). Materi K2 K3 Pada Instalasi TT TET
14. Alat penutup telinga (Ear Protector), Untuk Pelaksana Pekerjaan Pemeliharaan SUTT
berfungsi untuk melindungi telinga dari SUTET Kondisi Bebas Tegangan.PT PLN
kebisingan. (Persero).Jakarta.2009
[3] Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN Kartini 03 Semarang, SMP N 3 Semarang, SMA
(Persero).Materi Pengawas K2 K3 Pada Instalasi N 1 Semarang, dan saat ini sedang menempuh
TT TET. Pusdiklat PT PLN (Persero).Jakarta.2009. pendidikan S1 nya di Teknik Elektro Universitas
[4] Kumpulan Materi Pusdiklat PT PLN Diponegoro.
(Persero).Materi Pemeliharaan Peralatan
GI.Pusdikla PT PLN (Persero).Jakarta.2009. Mengetahui,
Dosen Pembimbing

BIODATA PENULIS

Penulis bernama
Pangestuningtyas Diah
L. (L2F 009 076) lahir
di Semarang, 25 Maret Ir. Tejo Sukmadi, M.T.
1992. Penulis telah NIP 196111171988031001
menempuh pendidikan
di TK Mekarsari
Semarang, SD N

Anda mungkin juga menyukai