Anda di halaman 1dari 7

Pengkajian dan Pemeriksaan Fisik Antenatal

Oleh Natasya Rosa Fariska Alexandra, 1806140193, Praktikum Maternitas B

Masa kehamilan adalah masa yang menyenangkan sekaligus mendebarkan


bagi ibu. Seluruh anggota keluarga seakan menanti-nanti kehadiran anggota
keluarga baru. Kesehatan ibu dan bayi dalam masa kehamilan merupakan suatu
hal yang penting. Untuk menjamin kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan,
perawat memiliki peran penting dalam memberikan perawatan berkelanjutan
dalam masa kehamilan. Perawatan antenatal adalah suatu strategi untuk
membantu mengurangi komplikasi kehamilan (Crombleholme, 2009 dalam
Pillitteri, 2010). Salah satu proses dalam perawatan antenatal ialah pengkajian dan
pemeriksaan fisik antenatal.
Pengkajian antenatal dimulai ketika ibu hamil pertama kali berkunjung
dan berlanjut selama masa kehamilan (Ricci & Kyle, 2009). Pengkajian antenatal
dilakukan dengan mengkaji riwayat kesehatan ibu, pemeriksaan fisik lengkap
(head to toe assessment), dan pemeriksaan laboratorium (spesimen darah dan
urin) (Pillitteri, 2010).
Sebelum melakukan pengkajian, perawat harus memperkenalkan diri
terlebih dahulu. Kemudian, perawat juga harus menentukan kontrak waktu dengan
pasien dan memastikan bagaimana klien ingin dipanggil ketika pengkajian
dilakukan. Kontrak waktu yang dilakukan berkaitan dengan jadwal kunjungan
klien, dimana menurut model tradisional, kunjungan awal biasanya dilakukan
pada trimester pertama, dengan kunjungan bulanan hingga minggu ke-28
kehamilan, kunjungan setiap 2 minggu hingga minggu ke 36 kehamilan, dan
kunjungan mingguan hingga lahir (Lowdermilk, Perry, Cashion, & Rhodes,
2016). Selain itu, tahap orientasi yang dilakukan perawat berguna untuk membina
hubungan saling percaya sehingga klien dapat memberikan informasi dengan
luwes kepada perawat (Pillitteri, 2010).
Langkah awal untuk melakukan pengkajian antenatal adalah dengan
melakukan anamnesis terkait riwayat kesehatan. Selain untuk mengumpulkan
membina hubungan saling percaya, anamnesis juga bertujuan untuk
mengumpulkan informasi terkait kesehatan fisik dan psikososial serta
memperoleh pedoman dalam kehamilan. Menurut Pillittari (2010), anamnesis
terkait riwayat kesehatan klien terdiri dari beberapa komponen, diantaranya
adalah:
 Data demografi, mencakup nama, usia, alamat, nomor telepon, e-mail,
agama, dan informasi insuransi kesehatan klien.
 Keluhan utama. merupakan alasan utama klien mencari perawatan,
misalnya apabila klien curiga ia hamil, atau mencari informasi
maupun kepastian mengenai kekhawatirannya (Lowermilk et. al.,
2016). Untuk membantu mengkonfirmasi kehamilan, perawat dapat
menanyakan:
 Kapan terakhir kali klien menstruasi
 Tanda-tanda kehamilan (mual muntah, perubahan bentuk payudara,
atau kelelahan)
 Ketidakknyamanan akibat kehamilan (konstipasi, sakit punggung)
 Tanda bahaya kehamilan (perdarahan, sakit kepala, gangguan
pengelihatan, pembengkakan tangan dan wajah)
Selain itu, perawat juga dapat mendokumentasikan seluruh keluhan
utama klien. Keluhan utama tersebut harus didokumentasikan dengan
menggunakan kalimat yang digunakan klien untuk memastikan
perawatan yang dibutuhkan klien (Lowdermilk et al., 2016).
 Riwayat sosial (riwayat keluarga), mencakup identifikasi terkait
support system pasien. Riwayat keluarga menyediakan informasi
terkait keluarga klien. Hal ini bertujuan untuk mengkaji potensi
kejadian berbahaya yang dapat mempengaruhi klien dan janin
(Pillitteri, 2010; Lowdermilk et al., 2016).
 Riwayat kesehatan masa lalu, mencakup pertanyaan terkait penyakit
infeksius, imunisasi, alergi, dan riwayat operasi di masa lalu (Pillitteri,
2010).
 Riwayat kesehatan keluarga, mencakup pertanyaan terkait penyakit
yang sering terjadi di keluarga, terutama terkait penyakit
kardiovaskular, renal, kerusakan kognitif, kelainan darah, maupun
penyakit genetik dan kelainan kongenital (Dorigo, Martinez, Maza, &
Berek, 2007 dalam Pillitteri, 2010).
 Riwayat keseharian, mencakup pemenuhan nutrisi, eliminasi, tidur,
rekreasi, dan interaksi interpersonal klien.
 Riwayat ginekologi, mencakup pertanyaan terkait siklus menstruasi
klien (interval, durasi, frekuensi, dan ketidaknyamanan), operasi
saluran reproduksi, rencana reproduksi, serta kemungkinan
inkontinensia stress (Pillitteri, 2010).
 Riwayat obstetrik, mencakup informasi terkait kehamilan sebelumnya,
termasuk apakah klien pernah mengalami keguguran atau aborsi.
Perawat dapat meninjau terkait (Pillitteri, 2010):
 Rencana kehamilan
 Komplikasi kehamilan
 Medikasi
 Perawatan antenatal
 Durasi kehamilan
 Durasi kelahiran dan jenis (vaginal/cesarean)
 Komplikasi setelah kelahiran
 Kondisi bayi
 Apgar score bayi
 Perawatan spesial untuk bayi (inkubator, oksigen), dsb
 Sistem tubuh klien, mencakup pertanyaan-pertanyaan seputar sistem
tubuh dari kepala hingga ujung kaki.
 Kesimpulan, merupakan tahap dimana perawat memberikan
kesempatan kepada klien untuk mendiskusikan hal-hal yang belum
sempat didiskusikan sebelumnya (Pillitteri, 2010).
Langkah selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa
persiapan yang harus disiapkan sebelum memulai pemeriksaan fisik diantaranya
adalah (Ricci & Kyle, 2009; Lowdermilk et al., 2016):
 Anjurkan klien menanggalkan pakaian dan mengenakan gaun
 Minta klien mengosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan
(jika belum pernah melakukan tes urin, maka klien akan diminta untuk
mengumpulkan spesimen urin)

Adapun langkah-langkah pemeriksaan fisik yang dilakukan pada


pemeriksaan antenatal, adalah:
 Periksa keadaan umum
 Memeriksa tanda-tanda vital (BP, RR, suhu, HR)
 Ukur TB dan BB untuk mengukur BMI
 Pemeriksaan head to toe, yang mencakup:
Pemeriksaan Tindakan
Kepala dan leher
 Kepala dan kulit kepala  Periksa kesimetrisan kepala,
kontur, dan nyeri tekan kepala.
 Periksa warna, distribusi,
ketebalan, kelembapan, dan
kebersihan rambut.
 Mata  Periksa mata klien untuk tanda-
tanda edema kelopak mata
(mengindikasikan edema akibat
hipertensi yang diinduksi
kehamilan) (Pillitteri, 2010).
 Telinga  Periksa tingkat pendengaran klien
dan membran timpani.
 Hidung  Periksa keadaan hidung klien,
lihat apakah hidung tersumbat,
atau terdapat pembengkakan
selaput hidung (disebabkan
karena peningkatan kadar
esterogen).
 Sinus  Periksa keberadaan nyeri tekan
 Periksa mukosa bibir, lihat
 Mulut, gigi, dan tenggorokan kelembapan
 Leher  Periksa rongga mulut, lihat
apakah terdapat pembengkakan
gusi, kaji kebersihan gigi dan
mulut.
Dada
 Payudara  Inspeksi dan palpasi payudara
 Periksa areola, ukuran,
konsistensi, dan puting payudara.
 Jantung  Auskultasi bunyi jantung.
 Paru-paru  Auskultasi suara napas.
Abdomen  Inspeksi bentuk, kontur, warna.
 Palpasi abdomen untuk
memeriksa adanya nyeri tekan.
 Ukur tinggi fundus
Ekstremitas  Inspeksi ekstremitas, lihat warna
kulit.
 Palpasi tungkai untuk melihat
adanya edema, CRT, dan varises.
Sistem genitalia
 Genitelia eksternal  Inspeksi genitelia eksternal,
periksa apakah terdapat lesi,
sekret, hematoma, varises, dan
inflamasi.
 Genitalia internal  Periksa menggunakan spekulum
(Goodell's sign (serviks
melunak), Hegar's sign (isthmus
uteri melunak), Chadwick's sign
(kebiruan pada serviks dan
mukosa vagina)).
Rektum  Periksa untuk menilai apakah
terdapat lesi, massa, prolaps, atau
wasir.
Ketika melakukan pemeriksaan fisik head to toe, perawat juga mengukur
tinggi fundus dan bunyi jantung dari janin dan melakukan pemeriksaan pada
pelvis untuk mengetahui ukuran pelvis. Pengukuran tinggi fundus dilakukan
ketika usia kehamilan mencapai minggu ke 12 atau ke 14, dimana uterus mulai
teraba di simfisis pubis. Pengukuran tinggi fundus dapat dilakukan dengan
meletakkan pita pengukur di puncak tulang kemaluan hingga ke puncak rahim
(fundus). Kemudian, pada usia kehamilan 20 minggu, fundus akan mencapai
setinggi umbilikus (). Menurut Klien diminta untuk berbaring terlentang dengan
lutut sedikit ditekuk (metode McDonald) (Ricci & Kyle, 2009).

(Ricci & Kyle, 2009) (Lowdermilk et al., 2016)

Link Video Pengkajian Antenatal:


 https://youtu.be/_ndJk_JxEWA
 https://youtu.be/2qJrkgh6jhg
 https://youtu.be/iYu0-mPpwP0

Daftar Pustaka
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K., & Rhodes, K. (2016). Maternity &
Women's Health Care. St. Louis: Elsevier.
Pillitteri, A. (2010). Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing
& Childrearing Family. Philadelphia: Wolters Kluwer.
Ricci, S. S., & Kyle, T. (2009). Maternity and Pediatric Nursing. Philadelphia:
Wolters Kluwer Health.

Anda mungkin juga menyukai