Anda di halaman 1dari 11

Pengkajian Postpartum

Oleh Natasya Rosa Fariska Alexandra, 1806140193, Praktikum Maternitas B

Tindakan keperawatan pada pengkajian pasca kelahiran adalah salah satu


hal yang paling penting. Usai kelahiran bayi, ketika asuhan keperawatan diberikan
pada ibu, perawat berisiko terkena cairan seperti darah maupun cairan tubuh.
Perawat memiliki peran penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang
tepat sasaran dengan baik dan benar.
Pengkajian postpartum dimulai pada 1 hingga 2 jam setelah kelahiran bayi
(kala IV persalinan). Beberapa penilaian fisik yang dapat dilakukan ketika
pengkajian ialah dengan memeriksa (Lowdermilk et al, 2016; Murray &
McKinney, 2014):
a. Tanda-tanda vital
b. Warna kulit
c. Lokasi dan kekerasan fundus
d. Edema, epiostomi, laserasi, hematoma dari perineum
e. Adanya nyeri, derajat, dan lokasi nyeri
f. Tipe IV, kecepatan, patensi, dan adanya kemerahan, nyeri maupun edema
di kulit sekitarnya
g. Output urin, termasuk waktu dan jumlah
h. Status insisi abdomen dan balutan
i. Perasaan pasien dan kemampuan untuk bergerak (apabila anestesi regional
diberikan)
Begitu memastikan kondisi fisik ibu stabil, perawat harus mencatat
beberapa informasi, yang mencakup (Murray & McKinney, 2014):
a. Gravida, para
b. Waktu dan jenis kelahiran
c. Adanya epiostomi atau laserasi beserta derajatnya
d. Anestesi atau medikasi yang diberikan
e. Riwayat medis dan pembedahan yang signifikan
f. Medikasi yang diberikan selama persalinan atau yang diminum secara
rutin
g. Alergi makanan dan obat
h. Metode pemberian makanan bayi yang dipilih
i. Kondisi bayi
Tabel berikut menjelaskan pengkajian postpartum yang harus dilakukan
pada ibu dan tanda apabila terdapat komplikasi berbahaya (Lowdermilk et al,
2016):
Pengkajian Temuan Normal Gejala Komplikasi
Konsisten dengan
baseline TD selama Hipertensi, ansietas,
Tekanan darah kehamilan, dapat preklamsia, hipotensi
mengalami hipotensi akibat perdarahan
ortostatik selama 48 jam.
>38 derajat setelah 24
Temperatur 36,2 derajat - 38 derajat
jam, menandakan infeksi
Takikardia: Nyeri,
Nadi 50-90 kali/menit demam, dehidrasi,
perdarahan
Bradipnea: Efek
Respirasi 16-24 kali/menit
medikasi oploid
Tidak ada masalah, Crackles: Overload
Suara napas
normal cairan
Lembut pada hari 1 dan
2
Terisi pada hari ke 2-3 Rasa terbakar,
Payudara
Penuh pada hari ke 3-5, pembengkakan, nyeri
akan melembut ketika
menyusui dilakukan
Tidak ada luka atau Kemerahan, kebiruan,
Puting
perih retakan, abrasi
Berawa, lembut, lebih
Uterus Padat tinggi dari tingkat yang
diharapkan
Hari 1-3 merah tua
(rubra)
Hari 3-10 kecokelatan,
merah, atau pink
(serosa) Lochia dengan jumlah
Lochia Setelah hari ke 10 putih yang banyak, gumpalan
kekuningan (alba) yang besar
Jumlah sedang hingga
sedikit
Sedikit gumpalan,
berbau amis
Edema minimal
Nyeri minimal hingga Edema, kebiruan,
sedang: Dikontrol oleh hematoma, kemerahan,
Perineum
analgesik, teknik non hangat, dan ada cairan
farmakologi atau menandakan infeksi.
keduanya
Tidak ada hemorroid,
Distensi kandung kemih,
Area rektum jika ada warnanya merah
nyeri hebat
muda dan lembut
Dapat berkemih secara Distensi kandung kemih
spontan, tidak ada dapat menyebabkan
Kandung kemih
distensi, mampu bersih uterine atony dan lochia
seutuhnya. yang terlalu banyak
Abdomen lembut, bising
Tidak ada pergerakan
usus aktif di 4 kuadran,
usus pada hari 3 dan 4
pergerakan usus pada
menandakan konstipasi,
hari 2 atau 3 setelah
Abdomen diare
kelahiran
Kemerahan pada insisi
Jika kelahiran dengan
operasi, edema, hangat,
operasi, insisi kering dan
menandakan infeksi
bersih
Deep tendon reflex 1+
Edema perifer mungkin Kemerahan, nyeri tekan,
Kaki
ada nyeri, thromboplebitis
Homan sign negatif
Lethargi, kelelahan
Mampu merawat diri
Tingkat energi ekstrim, kesulitan tidur,
dan bayi, mampu tidur
depresi postpartum
Senang, bersemangat, Sedih, menangis, tidak
Status emosional tertarik dan terlibat tertarik pada perawatan
dalam perawatan bayi bayi
Pengkajian fundus dilakukan untuk menentukan lokasi dan kepadatan
uterus. Prosedur pemeriksaan fundus dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Jelaskan prosedur dan rasional sebelum memulai prosedur
b. Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih jika ibu belum berkemih
c. Tempatkan ibu dalam posisi supinasi dengan kaki tertekuk
d. Pakai sarung tangan bersih dan turunkan perineal pads untuk melihat
lochia sambil mempalpasi fundus.
e. Letakkan tangan non dominan di atas simfisis pubis
f. Gunakan bagian datar jar tangan untuk palpasi
g. Mulai palpasi di umbilikus, palpasi lembut hingga fundus teraba.
Normalnya, ia padat, tepat berada di tengah, dan setinggi umbilikus.
h. Jika fundus berawa, maka letakkan tangan yang tidak dominan di sismfisis
pubis dan mulai pijat pelan hingga fundus teraba
i. Setelah itu, tekan lembut untuk mengeluarkan gumpalan. Jangan coba
untuk mengeluarkan gumpalan sebalum fundus memadat
j. Jika fundus lebih tinggi atau lebih rendah dari umbilikus, gunakan jari
tangan untuk mengukur jarak antara umbilikus dan fundus
k. Dokumentasikan konsistensi dan lokasi fundus
Kemudian, untuk mengkaji perineum perawat dapat melakukan langkah-
langkah sebagai berikut (Murray & McKinney, 2014; Ward & Hisley, 2009):
a. Pastika kenyamanan dan privasi ibu, jelaskan tujuan prosedur dilakukan
b. Gunakan sarung tanganbersih
c. Minta ibu untuk berbaring menyamping dan tekuk kaki yang berada di
bagian atas
d. Gunakan senter untuk inspeksi area perineum, gunakan akronim REEDA
untuk mengkaji Redness, Edema, Ekimosis, Drainase, dan Aproximation
of the epiostomy.

Akronim REEDA (Ward & Hisley, 201)


e. Catat lokasi edema atau kebiruan
f. Kaji epiostomi dan laserasi untuk kemerahan, ekimosis, edema, discharge
g. Catat nomor dan ukuran hemoroid
Rencana perawatan pada periode postpartum mencakup perencanaan
tindakan keperawatan yang tepat bagi seperti pengkajian berkala untuk
mendeteksi penyimpangan atau perubahan fisik yang normal pada postpartum,
mencegah cedera dan infeksi, maupun konseling atau edukasi untuk manajemen
ibu dan perawatan bayi yang baru lahir. Secara rinci, rencana perawatan pasien
pada periode ini adalah (Lowdermilk et al, 2016):
Diagnosis
Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
Risiko defisit Fundus - Monitor lochia, - Evaluasi
volume cairan keras, lochia seperti warna, jumlah
b.d. perdarahan sedang, dan jumlah, konsistensi, perdarahan
uterus tidak ada dan perhatikan
tanda-tanda jumlah pembalut
perdarahan jika lochia berat
- Monitor dan palpasi - Menilai
fundus, lihat lokasi perdarahan
dan kekencangan pada periode
fundus untuk postpartum
menentukan status
uterus dan
intervensi lanjutan
- Monitor intake dan - Mencegah
output, rasa penuh distensi
pada kandung kandung
kemih kemih
- Monitor TTV, suhu - Mendeteksi
dan warna kulit perdarahan
- Monitor perdarahan - Mengkaji efek
postpartum perdarahan
- Jika fundus berawa, - Memfasilitasi
pijat halus dan kaji kontraksi
kekencangan fundus rahim
- Jelaskan pada ibu - Melibatkan
dan ajarkan ibu dalam
bagaimana cara perawatan
menilai dan mandiri
memberikan pijatan
pada fundus
- Beri uterotonic - Memfasilitasi
agents sesuai resep kontraksi
dan evaluasi rahim
- Beri cairan, - Menggantikan
makanan, produk cairan dan
darah, maupun darah yang
plasma jika hilang
diresepkan
Nyeri akut b.d. Ibu dapat - Kaji lokasi, - Intervensi
perubahan menunjukka frekuensi, dan secara
fisiologis n kualitas nyeri langsung
postpartum kenyamanan - Jelaskan sumber - Meringankan
(perdarahan, , ditandai dan alasan mengapa ansietas dan
epiostomi, dengan nyeri bisa terjadi. meningkatkan
pembengkakan berkurangny Selain itu, jelaskan kontrol nyeri
payudara, dan a rasa nyeri berapa lama durasi
kerusakan nyeri dapat terjadi
puting) dan perawatan yang
bisa dilakukan
untuk mengurangi
nyeri
- Beri medikasi - Mengurangi
pereda nyeri sesuai gejala nyeri
resep dan monitor
efektifitasnya
- Jika rasa nyeri - Mengurangi
perinal akibat edema, iritasi,
laserasi, epiostomi, dan
dan perdarahan, ketidaknyama
gunakan es pada 24 nan
jam pertama
- Anjurkan ibu mandi - Mengurangi
dengan air dingin edema
selama 24 jam
pertama
- Gunakan air hangat - Meningkatkan
untuk mandi setelah sirkulasi dan
24 jam ketidaknyama
nan
- Aplikasikan - Mengatasi
kompres edema
- Ajarkan ibu - Menekan
bagaimana respon saraf
menggunakan krim perineal
perineal sesuai
dengan resep
- Ajarkan ibu cara - Untuk
mengencangkan mengurangi
bokong sebelum tekanan di
duduk, dan ajarkan perineum
jika ibu harus duduk
pada permukaan
yang rata dan keras
- Jika puting - Mengurangi
mengalami kerusakan
kerusakan, kaji puting yang
posisi dan lebih parah
perlekatan bayi
ketika menyusu.
Dampingi ibu untuk
memperbaiki posisi
dan perlekatan bayi
- Jika puting terasa - Meningkatkan
perih, anjurkan pada kesembuhan
ibu untuk mengusap
air susu ke puting
dan biarkan puting
terkena udara
- Aplikasikan - Memberi
hydrogel pads pada kenyamanan
ibu
- Jika payudara - Mengurangi
bengkak, anjurkan pembengkaka
pada ibu untuk n dan
menyusui secara meningkatkan
sering, dan aliran asi
aplikasikan es pada
payudara
- Sarankan ibu untuk - Stimulasi
mandi air hangat aliran asi
sebelum menyusui
Gangguan pola Ibu dapat - Memberikan - Menentukan
tidur b.d. rasa tidur tanpa rutinitas pola tidur masalah dan
senang, gangguan dan memberi
ketidaknyaman selama membandingkan intervensi
an, dan beberapa hal-hal yang
gangguan waktu mengganggu tidur
lingkungan tertentu dan ibu
merasa segar - Mengindividualisas - Mempromosik
ketika ikan rutinitas an kondisi
terbangun menyusui agar optimal untuk
sesuai dengan ritme tidur
tubuh alami (siklus
tidur-bangun),
menyediakan
lingkungan yang
mendukung tidur,
menyediakan
rutinitas tidur,
menganjurkan
teknik relaksasi
- Menghindari - Meningkatkan
rutinitas yang dapat kualitas tidur
mengganggu tidur,
seperti kafein.
- Memberi medikasi - Meningkatkan
nyeri atau sedatif kualitas tidur
sesuai resep
- Anjurkan kepada - Menghindari
pasangan atau kelelahan
keluarga untuk
membatasi
kunjungan
- Edukasi ibu cara - Memberi
menggunakan waktu istirahat
waktu istirahat bayi dan
untuk beristirahat mengembalika
n energi
Risiko Ibu dapat - Kaji posisi dan - Melihat
kerusakan pola berkemih karakteristik fundus apakah ibu
eliminasi urin dalam 3 uteri dan kandung butuh
b.d. trauma hingga 4 jam kemih intervensi
perineal dan setelah lanjut
efek anestesia melahirkan
dan - Ukur intake dan - Mengkaji
mengosongk output cairan kebutuhan
an kandung intake cairan
kemih dan output
- Dukung ibu dalam - Mendukung
berkemih dengan ibu dalam
menemani ibu ke berkemih
kamar mandi,
membilas perineum
dengan air, dan
memberi privasi
pada ibu
- Dukung intake
cairan secara oral - Menggantikan
cairan yang
hilang selama
proses
melahirkan
dan mencegah
dehidrasi
- Jika dibutuhkan,
kateterisasi dapat - Memastikan
dilakukan kandung
kemih kosong
dan mencegah
uterine atony

Link Video:
https://youtu.be/g5kACb1it2o
https://youtu.be/VbClw4UN4GM
https://youtu.be/AfL9unQo2uE
https://youtu.be/XwxkuFqHav8

Daftar Pustaka
Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K., & Alden, K. R. (2016). Maternity
& womens health care (11th Ed.). Missouri: Elsevier.
Murray, S. M., & McKinney, E. S. (2014). Foundations of maternal-newborn
and women’s health nursing (6th Ed.). Missouri: Elsevier.
Ward, S. L., & Hisley, S. M. (2009). Maternal-child nursing care: Optimizing
outcomes for Mother, Children, & Families. Philadelphia: F.A Davis
Company.

Anda mungkin juga menyukai