M.Fahmi Budiman
Penjelasan SOAP :
2. OBJEKTIF
a) Pemeriksaan Umum→ Kesadaran
Keadaan umum → Tinggi badan, Berat Badan, Status Gizi
Vital sign→ Suhu, Nadi, Tekanan Darah, Respiratory Rate,
Skala Nyeri
b) Pemeriksaan Fisik → Kepala, Leher, Dada, Abdomen, Extremitas,
Columna Vertebra
c) Risiko Jatuh → Ya / Tidak, pasang kancing warna kuning
d) Pemeriksaan Penunjang → Lab, Rontgen, CT-Scan, MRI dll
3. ASSESMENT
a) Diagnosa Kerja
b) Differential Diagnosa
4. Planning
a) Penatalaksanaan
b) Rencana Selanjutnya
Ada pasien Post Operasi di daerah genitalia, dokter menyuruh merawat luka
jahitan
a) Bengkok
b) Betadine
c) Gunting
d) Hypafix
e) Kasa steril
a) Buka pampers
b) Bersihkan dengan kasa+betadine secara sentrifugal
c) Gunting benang sisa jahitan dengan bantuan Pinset
d) Desinfeksi lagi kalau sudah selesai gunting
e) Tutup luka bekas operasi dengan Kasa dan Hypafix
Etika vertikal ke bawah → ke Office Boy, karyawan, tukang sapu, tukang parkir
Etika artinya obati pasien anda sesuai dengan kompetensi yang anda miliki
1) Abses
2) Hemorhoid
3) Hernia Inguinalis→ Kalau berlari, menangis muncul benjolan di
lipatan paha, kalau tidur tidak muncul
Perkusi :
Ada seorang ibu post operasi Kanker Payudara, menunggu pemulihan dan cek
hasil Lab Patologi Anatomi
Pemeriksaan :
1) Inspeksi :
a) Dada simetris / tidak
b) Ada kemerahan / tidak
c) Lihat ukurannya
d) Tumor Payudara paling sering kuadran kanan atas
2) Palpasi :
a) Bisa digoyangkan apa tidak
b) Konsistensinya bagaimana
c) Terletak di kuadran berapa benjolannya
d) Permukaannya berdungkul apa tidak, kalau berdungkul hampir
pasti Tumor
e) Menyebar ke KGB apa tidak → Ketiak, atas bawah Klavikula,
Mammaria Interna
Pasca Operasi pasien dilatih menggerakkan payudara
Darah segar dan Feses keluar dulu baru darah menetes KHAS pada
HEMORHOID
Hemorhoid :
Pasien selulitis :
1. Ginjal :
a. Inspeksi :
Jelas
Bulging → desakan dari dalam kulit, dinding abdomen tipis,
ginjal membesar
4. Prostat
Harus bisa colok dubur/ rectal touche
Volume : grade I-III
Konsistesi : padat, kenyal, berdungkul
Nyeri
Refleks sacral : Bulbo Cavernosa Reflex
Pembesaran prostat → Benign, Maligna, Peradangan
Usia muda, lunak, nyeri → PROSTATITIS
Parasimpatis→ S1-S4
Simpatis → T11,T12,L2
5. Scrotum /Testis
a. Palpasi → massa testis bengkak
Hidrokel→tanpa nyeri
Tumor → nyeri ringan
Torsio → puntiran, strangulasi,ada timbunan darah→ nyeri
mendadak
Keradangan → nyeri gradual ( orchitis, epididimitis ), nyeri
bertahap dari ringan sampai berat
Suhu dingin→ mengkeret
Suhu panas→ longgar
Nyeri
Pelebaran plexus pampini formis
b. Valsava manuver
c. Prehn test→ testis yang mengalami kelainan diangkat, pasien berdiri
saat dilakukan Prehn Test
Pada torsio testis→ nyeri tidak berkurang
Pada keradangan → nyeri berkurang
d. Bulbo Cavernosa Reflex→ jari di ampula recti, lalu di kasih
rangsangan di penis
1. Pasien datang dengan keluhan nyeri tangan, bahu, dan bagian belakang.
Setelah dilihat gambaran radiologi oleh dokter, ada penyempitan pada
daerah cervival. Dokter menyarankan untuk operasi dari pangkalnya
lewat bagian depan (daerah leher anterior), kalau operasi perifer bisa 3x
operasi. Harus dioperasi karena bantalan cervical sudah goyang, nanti
diberi bantalan khusus yang bisa bertahan seumur hidup.
Diagnosa : HNP Cervical
Pemeriksaan lab : Leukosit, eritrosit, Hb, Hct, MCH, MCHC,
MCV,Trombosit, LED, SGPT, SGOT, Kreatinin,
BUN, Gula darah puasa, Gula darah 2 jam pp, Masa
perdarahan, Masa Pembedahan, PT, APT
2. Seorang pria datang dengan keluhan menoleh ke kanan, pipi kiri sakit,
kalau parah nyerinya sampai ke punggung, sampai pusing, sudah 6 bulan,
terakhir kali habis terjun pingsan.
Dokter meminta pemeriksaan MRI Cervical
Pasien telah periksa radiologi dari RS Mojosari, didapat : segmen 4,5
tidak lurus, tidak pas
3. Seorang laki laki usia sekitar 25-30 tahun mengeluh kakinya nyeri, mau
tidur nyeri menjalar rata, naik sepeda motor dulu gemetar
Terapi : Mecobalamin No XV
S 1 dd 1
6. Pria usia sekitar 45-50 tahun datang denga keluhan setelah minum obat
Piracetam jantung berdebar, minum Versyl langsung pusing+muntah,
minum pil warna pink kalau 1 ngantuk, berjalan selangkah selangkah
objek diam, kalau berjalan cepat objek terasa bergoyang, kepala ada
benjolan di daerah parietal
Terapi : Dimenhydrinate no X dan Mecobalamin
S 3 dd ½ S 1 dd 1
7. Pria usia 40-50 tahun datang dengan keluhan nyeri leher, apalagi kalo ada
gronjalan, pasien menggunakan Collar Brace
Terapi : Glukosamin no xx
S 1 dd 1
8. Wanita usia sekitar 55-60 tahun dengan keluhan pinggang sebelah kanan
sakit
Terapi : Paracetamol 500 mg no XXX
S 3 dd 1
Codein 20 mg no XXX
S 3 dd 1
Spine
Lower extremity→ hip joint-kaki
Upper extremity→ klavikula-jari tangan
Anak
Onkology
Sport injury
Fracture ext.bawah :
Bagian organnya :
Tulang
Saraf
Otot
Sendi
Pembuluh darah
Pemeriksaan Orthopedi
1. Identitas :
Nama
Jenis kelamin
Alamat
2. Anamnesa :
KU/ Keluhan utama
RPS/ Cerita singkat penyebab
RPD/ Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan
RPK/ Kongenital
3. Pemeriksaan :
Keadaan umum
Pemeriksaan → kepala, dada, abdomen, extremitas
4. Pemeriksaan lokal/status lokalis
LOOK →Jejas, ekskoriasi, luka, edema, merah, biru, fistel, hitam,
nekrosis, DEFORMITAS (angulasi,rotasi, diskrepensi)
FEEL→Sakit tekan, hangat, dingin, diskontinuitas tulang, teraba
ujung fragmen, KREPITASI, sensibilitas (dermatom)
MOVE→Sakit gerak, “ False Movement”, gerakan→
stiffness/contractive, sudutnya bagaimana,kelumpuhan apa tidak
DEFORMITAS+EDEMA+NYERI TEKAN+FALSE
MOVEMENT SUDAH PASTI “FRACTURE”
Kalau ada KREPITASI → Sudah Pasti Fracture
Kalau TIDAK ADA Deformitas, Krepitasi, False Movement→
masih Suspect Fracture→ex.Buckle Pressure (incomplete fracture)
Deformitas → Perubahan/ kelainan
Angulasi → Bengkok
Diskrepensi → Panjang tidak sama, terjadi pemendekan
Krepitasi → Gesekan, seperti bunyi gesekan kertas
False Movement→Gerakan yang tidak seharusnya
Semakin jauh dari persendian, False Movement semakin berarti
Edema , nyeri tekan, di foto normal, tidak ada deformitas, krepitasi, false
movement→ Contusio Musculorum
Bengkak, nyeri, tetapi digoyang goyang stabil, di daerah sendi, tidak ada
deformitas, krepitasi, false movement→ Sprain Joint
Diagnosa Fracture:
Bend
Buckle
Greenstick
Complete
Malunion → Union+deformitas
Alur pemeriksaan
1. Anamnesa
Nyeri → Lokasi, Frekuensi, Menjalar, Faktor yang
memperberat
Benjolan → Lokasi, Ukuran, Konsistensi, Mobile, Pus, Luka
2. Pemeriksaan fisik
Status generalis→ Keluhan Utama, Kesadaran, Vital Sign,
Periksa Kepala-Kaki
Pemeriksaan Leher → cek Kelenjar Getah Bening, otot bantu
pernafasan +/-, deviasi trachea, pemeriksaan thyroid, JVP,
Hepatojugular reflux
Pemeriksaan thorax
Inpeksi → bentuk dada normal/tidak
→ pigeon / barrel chest
→ jarak antar costa
Palpasi → gerak nafas
→ fremitus suara
Perkusi → sonor, hipersonor, redup, pekak, timpani,
hipertimpani
Auskultasi
Abdomen → inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi
Genitalia → urologi→bimanual palpasi, bulbus cavernosus
reflex, rectal touche, vagina touche
Extremitas →akral hangat/dingin, jejas +/-, edema +/- pitting
atau non pitting
Status lokalis → Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
Pemeriksaan khusus yang berhubungan
Lab, Radiologi
Pasien : abdominal pain, kanan bawah, ada batu 0,8 cm di ginjal kanan, perut
terasa kemmeng, batu di pool atas ginjal. Dokter menyarankan USG
Foto polos abdomen BOF→ ginjal tidak lebih dari 3 corpus vertebra
Bagian URETER :
Batu staghorn→batu ginjal yang cabangnya lebih dari 1, bukan batu calyx
Alat : Litotryptor
Patologi :
Congenital
Infeksi
Neoplasma
Trauma
Metabolic
Singkatnya : CINTRAM
Ex : pasien dengan nyeri pada tungkai bawah kanan→ pikirkan bisa karena
trauma, infeksi, atau neoplasma
Etiologi Fracture :
Trauma
Patologis
Stress fracture
HERNIA
A. Defnisi : Penonjolan dinding abdomen, karena Hukum Pascal, tekanan ke
segala arah. Kalau ada dinding yang lemah, akan terdorong, dan beberapa
bagian organ masuk ke dalam kantong tersebut.
Hernia memiliki : Kantong, Cincin, Isi
B. Sifat
REPONIBLE : Isi dapat kembali ke rongga abdomen secara
spontan, bisa kecil / besar
IRREPONIBLE : Isi terjepit tidak dapat kembali, sering pada
Hernia Lateralis
Terjadi proses Reponible baru kemudian Irreponible
C. Jenis
I. Lipat paha → Hasselbach→ sebagai patokan
II. Hernia Medialis → Biasanya Reponible, Direct, langsung
menembus, tidak ada yang menghalangi. Bentuknya seperti Kubah,
cincinnya besar
III. Hernia Lateralis → Biasanya Irreponible, Indirect, karena tidak
bisa menembus lig.inguinale, melewati Funiculus Spermaticus.
Bentuknya seperti Alpukat / Lonjong. Kalau terjepit otot / tendon
tidak bisa keluar
IV. Hernia Inkarserata → Gangguan pasase ( peristaltik ), terjadi
obstruksi, tidak bisa kentut, tidak bisa BAB.
V. Hernia Strangulata→ Irreponible, terjadi gangguan vaskularisasi,
iskemik sampai nekrosis, arcaden / anyaman usus terjepit, dan
terasa nyeri
VI. Henia Umbilikalis → Sering pada bayi
VII. Hernia Ventralis → Daerah ventral
VIII. Hernia Incisional → Akibat luka incisi→ operasi→ fascianya
robek
IX. Hernia Nukleus Pulposus → Daerah vertebra, dinding saraf terjadi
penonjolan
X. Hernia Diafragmatika ( Bochdalek ) → Ada penonjolan ke rongga
diatas diafragma
XI. Hernia Trauma → Robeknya dinding Diafragmatika
XII. Hernia Femoralis → tonjolan dilipat paha, biasanya pasien usia
>40 tahun
D. Tata Laksana
Operasi → Membuat Lokus Minoris menjadi kuat
Tehnik Operasinya → HERNIORAPI
Pada anak anak bersifat Kongenital, operasinya bukan herniorapi
TETAPI HERNIOTOMY
Bassini Plasty → Menjahitkan tendon, agak nyeri
Proline Mass→ Free tension, tidak nyeri, bahan nilon bentuknya
seperti jaring
E. Faktor Pencetus
Tekanan di Abdomen meningkat
Obesitas
Mengedan :
oBAB tidak lancar
oBAK tidak lancar → BPH
oBatuk kronis
oPekerja keras
oPemain terompet