Setelah dilepas dinilai pada sarung tangan didapat lendir, darah, atau feces.
ii. Mikroskopis: dinding appendiks menjadi tebal karena terjadi fibrosis. Banyak sebukan sel
MN. Tampak pula proliferasi jaringan limfoid.
5. Apa itu shift neutrofil to the left, dan right? (kasus appendicitis)
a. Shift neutrofil to the left: Peningkatan bentuk sel immature neutrofil dalam darah. Menandakan
dari fase akut proses imunologi.
Neutrofil yang masih muda akan bekerja, jika ada infeksi akut untuk menambah pertahanan. Oleh
karena itu sel immature akan meningkat di dalam darah.
b. Shift neutrofil to the right: Peningkatan bentuk sel mature neutrofil di dalam darah. Hal ini bisa
terjadi karena anemia pernisiosa atau keracunan radiasi. BUKAN spesifik menunjukan infeksi
kronis.
6. Perbedaan diagnosis dan diagnosa?
a. Diagnosis: Sudah pasti.
b. Diagnosa: Dugaan sementara.
7. Drajad Hidronefrosis? (menurut gambaran radiologis)
a. Hidronefrosis derajad 1: Dilatasi pelvis renalis tanpa dilatasi kaliks. callices berbentuk blunting
(tumpul)
b. Hidronefrosis derajad 2: Dilatasi pelvis renalis dengan dilatasi kaliks mayor tanpa dilatasi kaliks
minor. callices berbentuk flattening (datar)
c. Hidronefrosis derajad 3: Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan minor, tanpa adanya penipisan
korteks. callices berbentuk clubbing (menonjol)
d. Hidronefrosis derajad 4: Dilatasi pelvis renalis, kaliks mayor dan minor, dengan adanya penipisan
korteks. callices berbentuk balloning (menggembung)
8. Goodsall Rule
a. Pasien berada dalam posisi litotomi, muara eksterna terletak di anterior kanalis ani. Biasanya
berjalan langsung menuju anal kanal.
b. Pasien berada dalam posisi litotomi, muara eksterna terletak di posterior kanalis ani. Fistul biasanya
membentuk lengkungan terhadap garis tengah dari kanalis ani.
: kedisiplinan, mentalitas,
b.
Secondary
5. Golden hour trauma ? 6 jam, jika lebih akan ada kemungkinan infeksi
6. Perdarahan yang bahaya berapa cc ?
7. Delphian Node ????
8. Hemorhoid
a. Haemorhoid eksterna: Pelebaran pleksus hemoroidalis inferior yang berada dibawah atau diluar
linea dentata.
b. Haemorhoid interna: Pelebaran pleksus hemorhoidalis superior yang berada diatas atau didalam
linea dentata.
c. Kalau bisa haemorroid jangan dioprerasi karena berguna untuk bantalan BAB
d. Derajad Hemorhoid Interna
i. Terjadi pembesaran hemorhoid tetapi tidak prolaps ke luar kanal anus. Hanya dapat dilihat
dengan anorektoskop
ii. Terjadi pembesaran hemorhoid yang prolaps dan menghilang atau masuk dengan
sendirinya ke dalam anus secara spontan
iii. Terjadi pembesaran hemoroid yang prolaps dan dapat masuk ke dalam anus dengan
bantuan jari
iv. Prolaps hemorhoid yang permanen. Rentan untuk mengalami trombosis dan infark.
e. Terapi
i. Pencahar: Dulcolax
ii. Simptomatik: Faktu, anusol, boraginol
iii. Menghentikan perdarahan: Bioflavonoid, Ardium (kombinasi hesperidin dan disomin)
9. Abses perianal
a. Hukum Good sall
b. Adanya abses dan muncul saluran baru (Fistula)
Fistula Saluran abnormal yang menghubungkan 2 tempat yang berepitel.
Lubang fistula bisa satu (simple) atau lebih (Complex)
c. Resiko operasi disitu:
i. Tidak bisa membedakan cair, padat, dan gas
ii. Tidak bisa nahan BAB
d. Secondary healing: Melalui jahitan
Primary healing: fistula disayat sehingga muncul luka terbuka dan proses penyembuhan dibiarkan
terbuka melalui jaringan granulasi.
10. Foregut, Midgut, Hindgut
Foregut
Midgut
Hindgut
Esofagus
Distal duodenum
Gaster
Illeum
Descending colon
Hepar
Jejenum
Sigmoid colon
Gall bladder
Caecum
Rectum
Pancreas
Appendix
Proksimal duodenum
Ascending Colon
Tambahan
1. Obat-obatan di OK
a. Ventamin
b. Recopol
c. Tramadol
d. Lidocain
e. Asam Trameksamat
f.
Tramus
g. Prostigmin
8
h. Nabazetin bubuk
2. Lapisan dinding abdomen (luar-dalam)
a. Kulit (kutis dan subkutis)
b. Lemak subkutan
c. Fascia superfisialis ( fascia scarpa)
d. M. Obliqus Eksternus Abdominalis
e. M. Obliqus Internus Abdominalis
f.
M. Abdominis Transversus
g. Lemak preperitoneal
h. Fascia transversalis
i.
Peritoneum parietal