Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

LUKA PERINEUM

A. DEFINISI
Masa nifas adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
lepasa dan keluar dari rahim sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni,
2009).
Luka perineum adalah luka pada perineum karena adanya robekan
jalan lahir baik karena rupture spontan maupun karena episiotomi pada waktu
melahirkan janin (Wiknjosastra, 2007)

B. ETIOLOGI
Menurut Oxorn (2010), faktor-faktor yang menyebabkan ruptur
perineum terdiri dari:
a. Faktor maternal, mencangkup :
- Partus presipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong (sebab
paling sering)
- Pasien tidak mampu berhenti mengejan.
- Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus yang
berlebihan.
- Edema dan kerapuhan pada perineum
- Arcus pubis sempit dengan pintu bawah panggul yang sempit pula
sehingga menekan kepala bayi ke arah posterior.
- Perluasan episitomi.
- Posisi Persalinan (Wikjosastro, 2007)
- Kepala janin terlalu cepat lahir
- Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
- Jaringan parut pada perinium
b. Faktor janin mencangkup :
- Bayi yang besar
- Posisi kepala yang abnormal, seperti presentasi muka
- Kelahiran bokong
- Ekstraksi forceps yang sukar
- Dystocia bahu
- Anomali kongenital, seperti hydrocephalus
Menurut Wiknjosastro (2007), terjadinya rupture perineum
disebabkan oleh faktor ibu (paritas, jarak kelahiran dan berat badan bayi),
pimpinan persalinan tidak sebagaimana mestinya, riwayat persalinan,
ekstraksi cunam, ekstraksi vakum, trauma alat dan episiotomy
(Wiknjosastro, 2007).
C. TANDA DAN GEJALA
a. Tanda-tanda Rupture
- Darah segar yang mengalir setelah bayi lahir
- Uterus berkontraksi dengan baik
- Plasenta lahir lengkap
b. Gejala yang sering terjadi adalah:
- Pucat
- Lemah
- Pasien dalam keadaan menggigil (Chapman,2006).

D. PATHWAY
Kala II

Ruptur perineum spontan/ disengaja

Tingkat I Tingkst II Tingkat III Tingkat IV


robekan hanya Robekan yang Robekan yang Robekan
terjadi pada terjadi lebih terjadi mengenai mengenai
selaput lendir dalam yaitu seluruh perineum
vagina dengan selain mengenai perineum sampai otot
atau tanpa selaput lendir sampai sfingter ani dan
mengenai kulit vagina juga mengenai otot- mukosa rectum
perineum mengenai otot sfingter ani.
sedikit. muskulus
perinei
transversalis,
tapi tidak
mengenai
sfingter ani

Cedera jaringan lunak setelah persalinan

Reparasi dengan jahitan perineum

Nyeri Resiko infeksi


E. PENATALAKSANAAN
- Ruptur perineum derajat I tidak perlu dijahit jika tidak ada perdarahan
dan aposisi luka baik.
Derajat I
Dijahit/dibiarkan
Biarkan karena sangat nyeri
Dijahit bila:
 Perdarahan berlebih
 Kontinuitas jaringan diragukan
 Laserasi bilateral & labia dapat menyatu
Derajat II
Ruptur perineum derajat II perlu dijahit (JNPK-KR, 2008).
Derajat III dan IV
Hal-hal yang perlu disiapkan dalam melakukan penjahitan pada rupture
derajat III dan IV:
- Tempat
Tempat untuk melakukan penjahitan derajat III dan IV sebaiknya
berada di ruang operasi. Hal ini disebabkan karena, penjahitan pada
derajat III dan IV memerlukan suatu tempat yang aseptic dan
pencahayaan yang adekuat. Anasthesi yang digunakan bisa regional
maupun general anasthesi, sehingga akan membuat otot sfingter
menjadi rileks yang akan memudahkan dilakukannya penjahitan.
- Antibiotik
Infeksi dapat terjadi setelah penjahitan rupture perineum sampai ke
daerah sfingter ani, hal ini disebabkna karena adanya peningkatan
resiko terjadinya inkontinensia alvi maupun terbentuknya fistula.
Untuk itu diperlukan suatu terapi antibiotic spectrum luas baik per
parenteral maupun per oral, setelah dilakukan penjahitan.
- Laxans
Pada umumnya, seorang wanita setelah dilakuka penjahitan pada
sfingter ani akan mengalami konstipasi. Untukl itu, terkadang
diperluikan obat pencahar, untuk memudahkan penegeluaran feses.
- Teknik penjahitan
Terdapat dua metode yang digunakan dalam penjahitan sfingter ani
ekterna, yaitu: end to end (approximation) dan teknik overlap.
Sedangkan untuk penjahitan sfingter ani interna menggunakan teknik
overlap (Fowler, 2009).
F. KOMPLIKASI
- Pembentukan hematoma
- Kerusakan (devitalisasi) jaringan)
- Trauma jaringan (Varney, 2008)
- Perdarahan
- Infeksi
- Kematian pada ibu post partum (http://hendrik sciene.blogspot.com)
- Bila persalinan tidak berlangsung pervaginam
- Bila terdapat kondisi untuk terjadinya perdarahan yang banyak seperti
penyakit kelainan darah maupun terdapatnya varises yang luas pada vulva
dan vagina

G. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
NO. DATA DASAR DX/MASALAH
1. Ds : - Ibu mengatakan telah melahirkan putra ketiganya Dx : P3003 post partum hari
dengan sehat dan selamat pada 30-4-2012 pukul ke-2 dengan luka jahitan
20.30 WIB secara normal ditolong bidan perineum bagian anterior
- Ibu mengatakan saat melahirkan dan posterior
kemarin jalan lahir ibu robek spontan sehingga
harus mendapatkan banyak jahitan
- Ibu mengatakan anak pertama dan
keduanya dahulu juga lahir normal dan cukup
bulan
Do : - Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 88 x/mnt
S : 36 °C
RR : 22 x/mnt
- Pemeriksaan Fisik
Abdomen : TFU 1 jari di bawah pusat, UC
baik
Vulva dan vagina : terdapat luka jahitan rupture
perineum anterior (labia mayora kanan dan kiri)
dan rupture perineum posterior, lokhea rubra ±
50 cc
2. Masalah : Nyeri luka jahitan
Ds : Ibu mengatakan pada saat melahirkan kemarin perineum
ibu mendapat banyak jahitan di daerah
kewanitaannya dan sekarang jahitannya itu terasa
nyeri
Do : - Vulva dan vagina : terdapat luka jahitan rupture
perineum anterior (labia mayora kanan dan kiri)
dan rupture perineum posterior, lokhea rubra ±
50 cc
- Ibu terlihat berhati-hati saat berjalan
3. Masalah : Kurangnya
Ds : Ibu mengatakan takut mengkonsumsi makanan pengetahuan ibu tentang
yang berasal dari protein hewani setelah pentingnya asupan nutrisi
melahirkan, karena takut ASI menjadi amis dan ibu nifas
luka jahitan tidak segera sembuh
Do : Ibu hanya mengkonsumsi makanan dari rumah
sakit dengan sayur dan lauk tahu atau tempe saja

RR : 22 x/mnt
H. INTERVENSI
NO. DX/ MASALAH INTERVENSI RASIONAL
1. Dx: Tujuan:
P3003 post partum hari ke- Masa nifas dapat berlangsung normal dan tidak
2 dengan ruptur terdapat tanda infeksi pada luka jahitan perineum
perineum anterior dan KH: - Pemeriksaan Umum
posterior KU: baik
Kesadaran: composmentis
TTV :
TD : 110/70-120/80 mmHg
N : 60-100 x/mnt
S : 36-37 °C
RR :16-24 x/mnt
- Pemeriksaan Fisik
TFU turun + 1 jari per hari
Kontraksi uterus baik
Tidak ada tanda-tanda infeksi (tidak ada
peningkatan suhu tubuh, warna kemerahan dan
pembengkakan pada luka jahitan)
Lochea Rubra (1-3 hari)
Intervensi:
1. Jalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan 1. K
keluarga omunikasi terapeutik yang baik dengan ibu dan
keluarga akan menumbuhkan kepercayaan
terhadap tenaga kesehatan
2. Beritahukan hasil pemeriksaan pada klien dan
keluarga 2. Pe
mberian informasi pada ibu dan keluarga tentang
kondisi ibu akan mengurangi kecemasan ibu dan
3. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan luka keluarga
jahitan perineum secara rutin
3. Pe
4. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini rawatan luka jahitan perineum secara rutin dapat
secara bertahap membercepat penyembuhan

4. M
5. Anjurkan ibu untuk makan makanan yang obilisasi dini pasca partum akan memperlancar
bergizi peredaran darah ke seluruh tubuh, sehingga
mempercepat pemulihan pasca partum

6. Ajari ibu perawatan payudara dan anjurkan ibu 5. M


untuk melaklukannya secara rutin akanan yang kaya dengan zat gizi mempercepat
penyembuhan luka perineum dan dapat
7. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara mengembalikan fungsi tubuh
rutin
6. Pe
8. Kolaborasi dengan SpOG untuk memberikan rawatan payudara membentu kelancaran produksi
terapi sesuai kebutuhan ASI

2. Masalah : Nyeri luka 1. 7. Pe


jahitan perineum Berikan penjelasan pada ibu bahwa nyeri luka meberian ASI secara rutin akan mempercepat
jahitan perineum adalah fisiologis proses involusi
2. 8. Te
Motivasi ibu untuk selalu menjaga personal higiene rapi yang tepat sesuai kebutuhan mempercepat
khususnya daerah genetalia penyembuhan ibu

3. 1. Informasi yang tepat mengurangi kecemasan ibu


Ajari ibu untuk melakukan perawatan luka jahitan
perineum
2. Personal higien yang baik khususnya daerah
4. genetalia mengurangi resiko terjadinya infeksi
Berikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya
mobilisasi dini secara bertahap 3. Perawatan luka jahitan perineum adalah salah satu
cara untuk mencegah terjadinya infeksi
5.
Ajari ibu senam nifas dan anjurkan untuk 4. Pengetahuan ibu bertambah, ibu lebih kooperatif
melakukannya secara rutin

3. Masalah : Kurangnya 5. Senam nifas berfungsi untuk mengembalikan


pengetahuan ibu tentang 6. fungsi otot tubuh dan melancarkan peredaran darah
pentingnya asupan nutrisi Anjurkan ibu untuk tidak tarak makanan sehingga mempercepat penyembuhan luka
ibu nifas
6. Sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi
yang digunakan untuk regenerasi sel-sel yang rusak
1. Berikan informasi kepada ibu tentang
kebutuhannutrisi yang diperlukan ibu selma 1. Inf
masa nifas ormasi yang diberikan pada klien akan menambah
pengetahuan klien
2. Motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan
yang bernutrisi
3. Ajari ibu untuk tetap memenuhi nutrisinya 2. M
sesuai dengan kemampuan ibu otivasi yang diberikan pada ibu akan
menumbuhkan kemauan ibu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya
3. Ke
butuhan nutrisi dapat dilakukan dengan berbagai
alternative cara

II. IMPLEMENTASI

NO. DX/ MASALAH IMPLEMENTASI


1. Tanggal 1 Mei 2012 1. Menjalin komunikasi terapeutik dengan ibu dan keluarga dengan bahasa yang ramah dan sopan
Pukul 09.00 WIB 2. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada klien dan keluarga bahwa kondisi klien dalam keadaan normal,
Dx : P3003 post partum namun karena luka jahitan perineumnya yang banyak, maka ibu harus merawat luka jahitan perineum
hari ke-2 dengan ruptur tersebut supaya tidak terjadi infeksi
perineum anterior dan 3. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan luka jahitan perineum secara rutin yaitu dengan
posterior membersihkan daerah genetalia dan jahitan dengan air bersih, kemudian mengeringkan daerah genetalia
tersebut dengan handuk kering, dan memakai pembalut yang bersih dan baru setiap kali selesai BAK atau
BAB
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap untuk memperlancar aliran darah ke
seluruh tubuh, sehingga proses involusi dan penyembuhan luka menjadi lancar
5. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yaitu dengan mengkonsumsi 3-4 porsi makanan tinggi kalori dan
tinggi protein setiap hari dan minum sedikitnya 3 liter air setiap hari
6. Mengajarkan ibu tentang perawatan payudara dan menganjurkan ibu untuk melakukannya secara rutin
7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara rutin minimal 2 jam sekali atau jika bayi menangis
untuk memenhui asupan nutrisi bayi dan membantu mempercepat proses involusi uteri ibu
8. Melakukan kolaborasi dengan SpOG untuk memberikan terapi sesuai kebutuhan
a/p dr. SpOG
- Amoxicillin 500 mg 3x1
- Asam Mefenamat 500 mg 3x1
- Sulfat Ferros 2x1
9. Menganjurkan ibu untuk minum obat yang telah diberikan
sesuai dengan aturan
2. Masalah : Nyeri luka
jahitan perineum 1. Memberikan penjelasan pada ibu bahwa nyeri luka jahitan
perineum adalah fisiologis karena adanya jaringan yang terputus
2. Memberikan motivasi ibu untuk selalu menjaga personal
higiene khususnya daerah genetalia
3. Mengajari ibu untuk melakukan perawatan luka jahitan
perineum
4. Memberikan penjelasan pada ibu tentang pentingnya
3. Masalah : Kurangnya mobilisasi dini secara bertahap
pengetahuan ibu tentang 5. Mengajari ibu senam nifas dan menganjurkan untuk
pentingnya asupan nutrisi memlakukannya secara rutin
ibu nifas 6. Menganjurkan ibu untuk tidak tarak makanan

1. Memberikan informasi kepada ibu tentang kebutuhan nutrisi yang diperlukan ibu selma masa nifas yaitu
klien tidak boleh tarak terhadap makanan, khususnya makanan yang mengandung protein hewani, karena
untuk membantu proses penyembuhan luka perineum
2. Memberikan motivasi ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bernutrisi seperti yang disediakan pihak
rumah sakit, selama ibu berada di rumah
3. Mengajari ibu untuk tetap memenuhi nutrisinya sesuai dengan kemampuan ibu yaitu dengan makan
makanan yang memenuhi nilai gizi yang diperlukan ibu selama masa nifas tetapi tidak terlalu mahal dan
sesuai dengan selera ibu, seperti protein bisa diperoleh dari kacang-kacangan, tahu tempe, telor dan ikan.
III. EVALUASI
Tanggal 1 Mei 2012 Pukul 13.00 WIB
Dx : P3003 post partum hari ke-2 dengan luka jahitan perineum bagian anterior dan
posterior
S : - Ibu dan keluarga mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah
diberikan
- Ibu mengatakan telah melakukan mobilisasi dini secara bertahap
dengan berjalan-jalan disekitar tempat tidur dan dan sudah dapat ke kamar
mandi untuk membersihkan alat kelaminnya sendiri sesuai anjuran tanpa
bantuan
- Ibu mengatakan telah menghabiskan porsi makanan yang disediakan
rumah sakit tanpa terkecuali dan minum air putih 2 gelas
- Ibu mengatakan selalu menyusui bayinya sesuai jadwal yang
ditentukan
- Ibu mengatakan sudah minum obat yang telah diberikan setelah makan
yaitu Amoxicillin 1 tablet dan Asam Mefenamat 1 tablet
O : - Ibu dapat mengulang semua penjelasan yang telah disampaikan petugas
- TTV : TD : 120/70 mmHg, N : 80 x/mnt, S : 365 °C, RR : 22 x/mnt
- Abdomen : TFU 1 jari dibawah pusat, uc baik
- Vulva dan vagina : terdapat luka bekas jahitan rupture perineum
anterior (labia mayora kanan dan kiri) dan rupture perineum posterior,
lokhea rubra ± 20 cc
A : P1001 post partum hari ke-2 dengan luka jahitan perineum bagian anterior
dan posterior
P : - Observasi TTV
- Kaji keluhan, keadaan umum, kontraksi uterus dan perdarahan
- Motivasi ibu untuk selalu melaksanakan semua anjuran petugas

Masalah : Nyeri luka jahitan perineum


S : - Ibu mengatakan telah mengerti tentang semua penjelasan yang telah
diberikan petugas
- Ibu mengatakan nyeri luka jahitan di kewanitaannya sudah berkurang
O : Ibu dapat mengulang penjelasan yang telah diberikan
A : Masalah nyeri luka jahitan perineum teratasi sebagian
P : Motivasi ibu untuk selalu melaksanakan semua penjelasan yang telah
diberikan petugas selama di rumah sakit dan ketika sudah di rumah
Masalah : Kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya asupan nutrisi ibu
nifas
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang semua penjelasan petugas
O : Ibu dapat mengulang penjelasan yang telah diberikan
A : Masalah kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya asupan nutrisi ibu
nifas teratasi
P : Ingatkan ibu untuk selalu melaksanakan semua penjelasan yang tetah
diberikan petugas
DAFTAR PUSTAKA

 Fowler, G.E. 2009. Obstetric Anal Sphincter Injury. Liverpool. Urodynamic


Departement, Livrpool Women’s Hospital
 JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini.
Jakarta: JNPK-K
 Mohammed, Lotfy. 2011. Comaparative Study Between Two Perineal
Management Technique Used To Reduce Perineal Trauma During Second
Stage Labor. Egypt: Departement of Obstetrics and Gynecology Medicine.
Diakses dari http://www.americanscience.org pada tanggal 28 April 2012
 Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka
 Sumarrah, 2008. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya
 Varney, Hellen. 2006. Asuhan Kebidanan Vol. 1. Jakarta : EGC
 Vicky, Chapman. 2006. Asuhan Kebidanan dan Kelahiran.Jakarta:EGC
 http://hendrik science-blogspot.com
 http://perpusnwu.dikti.net

Anda mungkin juga menyukai