PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Metode Penelitian
Komunikasi Kualitatif
Dosen Pengampu:
Alex Sobur, Drs., M.Si.
Disusun Oleh:
Vickia Zairacantika
(10080019162)
Kelas B
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
penulis dapat menyusun proposal penelitian yang berjudul “Penafsiran Rasa Cemas
Akan Tahap Kedewasaan (Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Lagu “Takut”
Idgitaf) dengan lancar.
Adapun maksud penyusunan proposal penelitian ini untuk memenuhi tugas Ujian
Akhir Semester mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Rasa terima kasih
penulis tidak terkirakan kepada yang terhormat Bapak Alex Sobur, Drs., M.Si. selaku
dosen mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif yang sudah memberikan
tugas ini, sehingga penulis dapat menambah wawasan dan pengetahuannya.
Penulis menyadari, proposal penelitian ini masih kurang banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
proposal penelitian ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 2.1
Review Penelittian Sejenis
Peneliti David Ardhy Axcell Nathaniel & Chepi Vickia
Aritonang & Amelia Wisda Nurdiansyah Zairacantika
Yohannes Don Sannie (2018) (2018) (2022)
Bosco Doho (2019)
Judul Analisis Semiotika Analisis semiotika Analisis Semiotik Penafsiran Rasa
Penelitian Roland Barthes makna kesendirian Makna Motivasi Cemas Akan
Terhadap Lirik Lagu pada lirik lagu Berkarya Lirik Tahap
Band Noah “Puisi “Ruang Sendiri” Lagu Zona Kedewasaan
Adinda”. karya Tulus”. Nyaman Karya (Analisis
Fourtwenty Semiotika Roland
Barthes dalam
Lagu “Takut”
Idgitaf
Metodologi Menggunakan Menggunakan Penelitian ini Menggunakan
Penelitian metode penelitian metode penelitian menggunakan metode penelitian
kualitatif semiotika kualitatif dengan metode penelitian kualitatif analisis
pendekatan kualitatif semiotika
interpretatif semiotika
deskriptif.
Hasil Dalam hasil Hasil penelitian Hasil penelitian
Penelitian penelitian ini, menunjukkan menunjukkan
diperoleh gambaran bahwa makna bahwa makna
yang lebih jelas denotasi dari lirik dalam lirik lagu
mengenai curahan lagu “Ruang Zona Nyaman
hati sang tokoh Sendiri” adalah milik Fourtwenty
utama terhadap keinginan penulis memiliki makna
pasangannya dan lagu merasakan pesan motivasi
kelangsungan rasanya sendiri, berkarya. Dalam
perjalanan kisah bebas, dan tanpa bait pertama
cintanya selain itu kekasih mengandung
juga hubungan bersamanya. makna bahwa
interpersonal secara Konotasinya manusia pasti
terperinci di penulis merasa mencari banyak
dalamnya yaitu adanya rasa bosan sekali yang
hubungan cinta. terhadap terjebak dalam
Pemilihan kata “Puisi pasangannya, situasi yang
Adinda” sebagai tidak tahu lagi membosankan
judul lagu mewakili bagaimana hanya untuk
sosok perempuan perasaannya mendapatkan
yang ia cintai. kepada uang. Dalam bait
Harapan pencipta pasangannya. kedua
lagu agar lagu ini Makna mitosnya, mengandung
dapat diingat dan pencipta lagu ingin makna kesakitan
dijadikan menyampaikan yang selalu
pembelajaran bahwa didapat hanya di
sebagai salah satu kesendirian, waktu diam kan tanpa
perisitiwa kehidupan untuk melakukan tindakan karena
yang pasti pernah hal sendiri, tidak sudah
atau sedang dan selalu dengan terbelenggu
akan diahadapi oleh pasangannya. rutinitas
lapisan masyarakat. pekerjaan. Dalam
bait ketiga
terkandung
makna bahwa
sifat dasar
manusia yang
mempunyai
banyak keinginan
harus diimbangi
dengan kodrat
manusia yaitu
makhluk sosial.
Kemudian, dalam
bait keempat
terkandung
makna bahwa
jika hanya diam
saja manusia
tidak akan bisa
merubah
keadaan
hidupnya.
Persamaan Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
metode penelitian metode penelitian metode penelitian metode penelitian
semiotika semiotika semiotika semiotika
Perbedaan Perbedaan terdapat Perbedaan Objek penelitian Objek penelitian
dalam objek terdapat metode dan berbeda dari dan berbeda dari
penelitian dan peneletian yang segi perspektif segi perspektif
berbeda dari segi digunakan serta yang digunakan. yang digunakan.
perspektif yang dari segi perspektif
digunakan yang berbeda.
2.2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Menurut Edward
Depari (Onong, 2000:62) komunikasi adalah proses penyampaian gagasan
harapan dan pesan melalui lambang tertentu, mengandung arti dilakukan oleh
penyampai pesan ditujukan kepada penerima pesan. Schemerhorn dalam
bukunya yang berjudul Managing Organizational Behavior menyatakan bahwa
komunikasi dapat diartikan sebagai proses antara pribadi dalam mengirim dan
menerima simbol-simbol yang berarti dalam kepentingan mereka. (Widjaja,
2008:8).
Menurut Deddy Mulyana (2005:5) komunikasi terjadi jika setidaknya suatu
sumber membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian suatu
pesan dalam bentuk tanda atau simbol, baik bentuk verbal (kata-kata) atau
bentuk nonverbal (nonkata-kata), tanpa harus memastikan terlebih dulu bahwa
kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu sistem symbol yang sama.
Dari uraian diatas dapat didefinisikan secara umum sebagai usaha
penyampaian pesan antar manusia. Penyampaian pesan ini melibatkan
pertukaran simbol atau tanda baik verbal maupun nonverbal.
Terdapat dua jalan untuk mengetahui tanda verbal pada sebuah teks
(Dyer, 1979), yakni :
1) Analisis non tekstual: Dilakukan dengan cara bertanya langsung pada
yang membuat lirik lagu tersebut. Hal ini kemungkinan tidak selalu
bisa dilakukan karena bisa saja sang pencipta lagu sudah mati atau
tinggal di tempat yang jauh.
2) Analisis tekstual: Dilakukan dengan cara dibantu oleh seorang
penerjemah ahli bahasa tersebut.
2.2.4 Makna
Menurut teori yang dikembangkan Ferdinand de Saussure, makna adalah
pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada sebuahtanda
linguistik. Jika tanda linguistik tersebut disamakan identitasnya dengan kata
atau leksem, berartimakna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki oleh
setiap kata atau leksem. Jika disamakan denganmorfem, maka makna adalah
pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap morfem, baik morfemdasar
maupun morfem afiks. Secara sederhana, pengertian makna dijabarkan
menjadi, 1. Maksud pembicara; 2. Pengaruh penerapan bahasa dalam
pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok; 3. Hubungan dalam
arti kesepadanan atau ketidaksepadanan antara bahasa atau antara ujaran
dan semua hal yang ditunjukkannya; dan 4. Cara menggunakan lambang-
lambang bahasa. (Harimurti, 2001).
2.2.5 Semiotika
Komunikasi bukan hanya sebagai proses, melainkan komunikasi sebagai
pembangkitan makna. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, setidaknya
orang lain tersebut memahami maksud pesan kita, kurang lebih secara tepat.
Supaya komunikasi dapat terlaksana, maka kita harus membuat pesan dalam
bentuk tanda (bahasa, kata). Semiotika merupakan ilmu yang membahas
tentang tanda atau metode analisis untuk mengkaji tanda. Tanda-tanda
merupakan perangkat yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di
dunia ini, di tengah-tengah manusia (Sobur, 2004). Semiotika berasal dari
bahasa Yunani, semeion yang artinya adalah “tanda” dan seme yang artinya
adalah penafsir tanda.
Sementara menurut Leche (2001:191) semiotika adalah teori tentang
tanda dan penanda, dan (Segers, 2000:4) menjelaskan lebih detail, semiotika
adalah suatu disiplin yang menyelidiki semua bentuk komunikasi yang terjadi
dengan sarana signs “tanda – tanda” dan berdasarkan pada sign system
(code). Berbicara tentang kegunaan semiotika tidak dapat dilepaskan dari
pragamatik, yaitu untuk mengetahui apa yang dilakukan dengan tanda, apa
reaksi manusia ketika berhadapan dengan tanda. Dengan kata lain,
permasalahannya terdapat pada produksi daan konsumsi arti. Semiotika dapat
diterapkan di berbagai bidang antara lain: semiotika musik, semiotika bahasa
tulis, semiotika komunikasi visual, semiotika kode budaya, dsb. Pengkajian film
masuk dalam ranah semiotika visual.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model semiotika Roland
Barthes yang merupakan penerus dari pemikiran Ferdinand de Sausuuree.
Teori semiotika modern dikembangkan oleh Ferdinand de Sausure yang
merupakan seorang ahli lingustik dari Eropa, Sausure membagi semiologi
menjadi dua bagian yaitu penanda (signifier) yang berwujud huruf kata, gambar
dan bunyi, sedangkan bagian lain disebut petanda (signified) yang terletak
pada tingkatan isi dan gagasan mengenai apa yang terkandung di dalamnya.
Roland Barthes lebih memfokuskan pemaknaan kepada makna
tambahanan (connotative) dan arti penunjukan (denotative). Pada semiotika
Roland Barthes proses representasi tanda akan berpusat pada makna
denotasi, konotasi dan mitos. Pengertian denotasi secara umum dimengerti
sebagai makna yang sesungguhnya dan merupakan sistem signifikasi tingkat
pertama, sedangkan konotasi secara umum dimengerti sebagai signifikasi
tingkat kedua. Konotasi juga sering disebut operasi ideologi. Mitos merupakan
sistem komunikasi, karena mitos hadir dari pola pikir seseorang dalam
menafsirkan pesan (Sobur, 2009:62)
Analisis Semiotika
Roland Barthes
Konotasi
Denotasi
Mitos