Anda di halaman 1dari 2

DITA ERWINDA

NIM 2211166182
ILMU KEPERAWATAN PROGRAM B 2022

Skizofrenia awalnya disebabkan oleh abnormalitas anatomi dan reseptor


neurotransmitter yang berperan, abnormalitas fungsi sistem imun, proses inflamasi. Penyebab
skizofrenia berdasarkan faktor biokimia yaitu adanya stress yang berlebihan yang dialami
oleh seseorang akan menghasilkan suatu zat di dalam tubuh yang bersifat halusinogenik
neurokimia seperti buffofenon dan dimetritranferase (DMP). Akibat stress berkepanjangan
mengakibatkan teraktifasi nya neurotransmitter di otak misalnya terjadi ketidak seimbangan
acetycholin dan dopamin. Dopamin dan serotonin tersebar luas dalam otak dan
mempengaruhi keadaaan tidur, suasana hati, perhatian, dan pembelajaran. Dopamin
merupakan senyawa kimia organik yang berfungsi sebagai hormon neurotransmitter dalam
tubuh manusia. Neurotransmitter bertugas membawa sinyal yang perlu disalurkan dalam
tubuh. Pelepasan dopamin secara berlebihan ditemukan pada orang dengan skizofrenia yang
sedang menunjukkan gejala positif. Selain dopamin, neurotransmitter lain yang dikaitkan
dengan skizofrenia adalah serotonin. Serotonin menyebabkan gejala positif maupun negatif
pada orang dengan skizofrenia. Selain serotonin, diprediksikan bahwa aktivitas noadregenic
juga menyebabkan orang dengan skizofrenia mengalami kekambuhan. Norepinefrin
meningkat dalam cairan serebrospinal pada orang dengan skizofrenia yang mengalami fase
akut. Faktor biokimia lain yang memberikan kontribusi pada kondisi skizofrenia adalah
penurunan aktivitas GABA. GABA atau Gamma-Aminobutyric Acis memiliki peran dalam
mengatur aktivitas dopamin. Hilangnya peran dari GABA ini menyebabkan aktivitas neuron
dopaminergik meningkat (Prijambada, 2019)
Alasan yang lebih meyakinkan untuk mempercayai bahwa skizofrenia mungkin
disebabkan oleh produksi dopamin yang berlebihan adalah banyaknya obat yang bersifat
efektif untuk mengobati skizofrenia seperti klorpromazine, haloperidol dan thioyhixene.
Semuanya dapat mengurangi sekresi dopamin pada ujung-ujung saraf dopaminergik atau
mengurangi efek dopamin pada neuron berikutnya (Elsevier, 2019)
SUMBER:
Prijambada, I. D. (2019). Inovasi pelayanan kesehatan:posyandu penanganan orang dengan
gangguan jiwa . Dipetik September 15, 2022, dari
google.co.id/books/edition/Inovasi_pelayanan_kesehatan_posyandu_pen/
nngZEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=1
Elsevier. 2019. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Ke-13. Dipetik 18 September 2022,
dari
https://www.google.co.id/books/edition/Guyton_dan_Hall_Buku_Ajar_Fisiologi_Ked
o/TPn2DwAAQBAJ?hl=en&gbpv=1

Anda mungkin juga menyukai