Anda di halaman 1dari 19

MENUMBUHKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI KEGIATAN

MEMBUAT MODEL TENTANG BAHAYA


MEROKOK BAGI KESEHATAN
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VIII

A. Latar Belakang
Inkuiri apresiatif model BAGJA merupakan salah satu pendekatan kolaboratif untuk
mengetahui kondisi suatu organisasi atau komunitas dalam mengembangkan perilaku suatu
organisasi melalui pengajuan pertanyaan yang tersusun dalam tahapan BAGJA dan dijalankan
dalam suasana yang positif dan apresiatif. Dimana sekolah harus mengaplikasikan pendekatan
tersebut dengan tahapan BAGJA agar kami sebagai guru penggerak bisa mewujudkan visi dan
misi guru penggerak untuk mewujudkan merdeka belajar terutama dalam hal kemandirian
siswa. Prinsip IA dan ajaran filosofi Ki Hadjar Dewantara tentang merdeka belajar dan percaya
bahwa setiap murid memiliki potensi dan mampu untuk melakukannya. Tentu dalam hal ini,
guru mengerti serta memahami bahwa murid memiliki potensi yang sama tingginya. Maka dari
itu tugas guru adalah memfasilitasi dan menjadi jembatan bagi murid untuk menunjukkan
potensi dan bakat terbaiknya. Pada dasarnya murid mempunyai kebebasan untuk berpikir dan
beraktivitas. Potensi kreativitas murid sangat penting untuk dikembangkan, mengingat setiap
individu memiliki peluang yang sangat besar dalam mengembangkan potensi tersebut. Dengan
memiliki kreativitas, anak dapat menemukan wawasan baru. Selain itu, kreativitas pada anak
juga membuat sang anak tidak monoton dalam setiap aktivitasnya. Berkaitan dengan
pengembangan kreativitas siswa di sekolah, kurikulum sekolah yang kini berbasis teks dapat
menjadi fasilitator bagi siswa untuk mengembangkan kreativitas serta bakatnya. Setiap siswa
didik memiliki potensi yang berbeda, baik itu pola pikir; imajinasi; fantasi; maupun hasil
karyanya.
Untuk itu, maka berikut ini disajikan salah satu cara untuk mengembangkan kreativitas pada
siswa SMP Negeri 1 Jumo yaitu pengembangan kreativitas siswa melalui sebuah karya siswa
yang dilakukan secara berkelompok diharapkan dapat mengeksplorasi kemandirian, kolaboratif,
inovatif, kreatif serta menghasilkan sebuah pembelajaran yang bermakna bagi siswa.
Kreativitas dalam diri seseorang membuat kehidupan lebih baik dan cenderung
menghasilkan sesuatu yang unik serta mengubah perspektif banyak orang. Kreativitas juga
membuat seseorang melihat kehidupan dalam sudut pandang yang berbeda dan membantu
memecahkan masalah dengan cara kreatif.
Guru berperan penting untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
di sekolah. Salah satu upaya yang bisa dilakukan yaitu dengan cara memberi kebebasan
penugasan pada siswa untuk mengasah kreativitas mereka. Artinya, siswa dapat menentukan
pembelajaran sesuai dengan minatnya masing-masing, dan guru dapat memberikan dasar
serta konsep materi dalam kurikulum
Pembelajaran IPA tanpa disertai dengan kegiatan praktik berdampak pada anak tidak
paham pada materi dan tidak kreatif. Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan agar anak benar –
benar memahami materi dan sekaligus dapat menumbuhkan kreativitas pada anak. Hal ini sesuai
dengan tuntutan perkembangan zaman sekarang, selain meningkatkan kemampuan kognitif anak,
guru harus dapat mengembangkan sikap berpikir kritis, menyelesaikan masalah, kreativitas,
komunikatif, dan kolaboratif pada anak. Kreativitas anak perlu dituntun dan dikembangkan,
apalagi di masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Mengembangkan kreativitas pada anak
sejalan dengan pengembangan kepribadian anak. Apabila kreativitas anak dapat berkembang
dengan baik, maka pada diri anak akan tumbuh kepribadian yang mandiri, percaya diri dan
produktif. Melalui kegiatan membuat model bahaya merokok pada siswa, anak diharapkan dapat
: (1) melaksanakan kegiatan secara berkelompok; (2) mengembangkan kreativitasnya dalam
membuat model bahaya merokok; dan (3) menyusun laporan hasil kegiatan secara tertulis.

B. Tujuan
1. Untuk meningkatkan aktualisasi diri siswa dalam pembelajaran
2. Melalui kebebasan dalam mendesain tugas guru memberikan motivasi bagi siswa untuk
berkreativitas agar membuat mereka lebih terampil, kreatif dan bernalar kritis
3. Menciptakan hubungan yang baik atau kolaboasi antara siswa dengan siswa dan siswa
dengan guru
C. Tolok Ukur
1. Keaktifan siswa pada saat pembelajaran, pada saat kerja sama membuat tugas
2. Siswa memiliki kemampuan belajar secara mandiri untuk mendukung pembelajaran
kolaboratif
3. Produk dari tugas proyek membuat model bahaya merokok
4. Laporan hasil kerja siswa yang telah diselesaikan oleh siswa ssesuai dengan waktu yang
ditentukan
D. Linimasa tindakan yang akan dilakukan
1. Merancang RPP yang akan digunakan untuk pembelajaran
2. Melakukan koordinasi dengan siswa yang akan diberikan penugasan
3. Memberikan tugas kepada siswa dalam kurun waktu 1 minggu, proses penilaian satu
minggu dan refleksi hasil selama satu minggu
E. Hasil dari aksi nyata yang dilakukan

Tugas Membuat Model Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Dalam penugasan membuat model bahaya merokok siswa diberi kebebasan untuk mencari
sendiri sumber belajar. Siswa aktif mencari sendiri alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
membuat model bahaya merokok dan mencari informasi sendiri langkah kerja pembuatan
model bahaya merokok. Siswa bekerja dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang. Siswa
diberi kebebasan untuk mendesain sendiri model bahaya merokok yang akan mereka buat
sesuai dengan kreativitas mereka.
Tugas membuat model bahaya merokok ini akan melatih dan menumbuhkan
kreativitas siswa dalam menentukan desain model bahaya merokok, alat dan bahan yang
dibutuhkan serta langkah kerja yang harus dilakukan. Selain itu juga akan melatih siswa
agar berpikir kritis, mereka akan berpikir bagaimana agar alat bisa berfungsi dengan baik.
Mereka juga harus memecahkan masalah ketika model bahaya merokok mereka tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Pada saat awal pengujian banyak kelompok yang alatnya
kurang berfungsi dengan baik. Tetapi siswa tidak menyerah mereka berusaha mencari cara
agar model bahaya merokok bisa berfungsi dengan maksimal. Mereka mencari penyebab
mengapa model bahaya merokok kurang berfungsi dengan baik. Trial dan error mereka
lakukan sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan sumber masalah dan mengatasi
atau memperbaiki kesalahan sehingga pada akhirnya model bahaya merokok bisa berfungsi
dengan baik. Pada saat awal pengujian model bahaya merokok ini belum berfungsi
maksimal karen asap rokok seharusnya masuk ke dalam botol yang berisi air. Tetapi siswa
tidak menyerah mereka berusaha mencari cara agar asap rokok bisa masuk ke dalam botol.
Guru hanya memberikan sedikit bimbingan selebihnya siswa bereksplorasi dan bekerja sama
dalam kelompoknya untuk mencari pemecahan dari permasalahan yang mereka hadapi. Hal
ini membuktikan bahwa siswa mampu untuk memecahkan masalah mereka. Hal ini tentu
saja melatih tumbuhnya kreativitas dan kemampuan bernalar kritis siswa.
F. Pelajaran tentang Pelaksanaan (Kegagalan Maupun Keberhasilan)
1. Keberhasilan
Hasil yang diperoleh dari aksi nyata ini adalah proses penumbuhan kreativitas anak sehingga
pada diri anak akan tumbuh kepribadian yang mandiri, percaya diri dan produktif. Sedangkan
tolok ukur keberhasilan dari aksi nyata untuk “Menumbuhkan Kreativitas Anak melalui
KegiatanMembuat Model Bahaya Merokok” dapat dilihat dari: Keberhasilan siswa di dalam
membuat rancangan atau desain model bahaya merokok.
1. Keberhasilan siswa di dalam membuat model bahaya merokok menurut ide atau kreativitas
si anak.
2. Keberhasilan siswa di dalam membuat laporan kegiatan praktik. Dari aksi nyata yang
dilkaukan ini dapat diambil pembelajaran bahwa anak – anak jika diberikan
kesempatan/kebebasan untuk tumbuh sesuai dengan kemampuannya, ternyata bisa
menumbuhkan kreativitas anak dalam menghasilkan sebuah karya. Kepercayaan dari guru
kepada anak untuk melakukan sesuai dengan apa yang si anak inginkan, ternyata bisa
membangkitkan motivasi dari dalam diri si anak untuk melakukan kegiatan dengan
sungguh – sungguh.
2. Kegagalan
a. Masih ada beberapa anak yang kurang aktif dalam kerja kelompok
b. Beberapa anak lupa membawa alat dan bahan yang dibutuhkan
G. Rencana Perbaikan di Masa yang Akan datang
Rencana perbaikan dan pengembangan di masa yang akan datang yaitu dengan
melaksanakan kegiatan perbaikan dan solusi untuk meminimalisir kekurangan tersebut,
diantaranya yaitu terus memotivasi siswa agar semua aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
kerja kelompok. Selain itu perlu adanya peningkatan komunikasi yang baik antara guru
dengan siswa.
Dokumentasi Kegiatan Aksi Nyata
A. Persiapan alat dan bahan
Proses pembutan model bahaya merokok
Model Bahaya Merokok yang Sudah Jadi
Praktek Model Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan
Hasil dari Praktik Model Tentang Bahaya Merokok Bagi Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai