Anda di halaman 1dari 2

MENJADI SISWA AKTIF, KREATIF DAN BERPRESTASI

1.    Menggunakan kemampuan untuk berusaha, bertanya dan berpikir


Sebelumnya, pelajar harus dilandasi dengan niat yang sungguh-sungguh untuk belajar. Dengan
adanya niat yang ikhlas, akan muncul pelajar yang dengan sendirinya berkeinginan untuk
berusaha secara maksimal, tidak malu-malu untuk bertanya dan berpikir dengan kritis. Niat yang
ikhlas dalam belajar akan mengawali untuk menjadi siswa yang aktif dan kreatif serta
berprestasi.

2.    Melakukan riset maupun analisis sederhana


Setelah berusaha maka pelajar diharapkan mampu untuk melakukan riset dan analisis sederhana
dengan tujuan untuk memperlebar jangkauan ilmu pengetahuan. Riset dan analisis ini dilakukan
dengan cara berpikir kritis. Jika terdapat sebuah permasalahan, para siswa diharapkan mampu
menguraikan masalah dengan mencari benang merah solusi penyelesaiannya.

3.    Mempelajari dan mengembangkan ide-ide serta konsep-konsep yang baru dan
menantang
Ketika pelajar menemui ide-ide dan konsep yang cermelang diharapkan untuk mampu
mengembangkan ide dan konsep yang dimiliki agar ide dan konsep tersebut menjadi sebuah ide-
ide yang dapat bermanfaat untuk semua orang. Mengembangkan ide yang didapatkan ini bisa
berkolaborasi dengan rekan sejawat atau guru yang berkompeten di sekolah. Ide sederhan pun
bisa menjadi luar biasa jika dikembangkan dengan sungguh-sungguh. 

4.    Memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah


Untuk menjadi siswa aktif dan kreatif, diharapkan pelajar memiliki kemampuan dalam mengatasi
berbagai masalah yang dialaminya. Pelajar yang memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah
adalah pelajar yang sangat hebat dan kreatif. Memecahkan masalah dengan cara sederhana
adalah salah satu contoh bentuk sikap kreatifnya. Jangan pula siswa menyerah jika ditimpa
sebuah permasalahan. Teruslah berjuang. Evaluasi diri. Tingkatkan kualitas pribadi.

5.    Belajar disiplin dengan mengatur waktu yang baik


Waktu merupakan sesuatu yang mutlak tidak dapat dibeli, tidak dapat mundur dan tidak dapat
dimajukan. Oleh sebab itu, pelajar diharapkan mampu memanagemen waktu yang dimilikinya.
Mengatur sedemikian rupa agar setiap detik yang dilalui menjadi detik yang bermanfaat. Dengan
manajemen waktu yang baik, para siswa mampu memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan
kegiatan bermanfaat. Mulailah belajar memanajemen waktu dari sekarang. Manajemen waktu
untuk belajar, organisasi, membantu orangtua, atau juga berbisnis semenjak jenjang sekolah.

6.    Melakukan kegiatan pembelajaran dengan kontinu


Belajar dan belajar. Itu adalah hal yang harus selalu dilakukan oleh siswa yang beringinan
menjadi siswa aktif , kreatif dan berprestasi. Belajar tidak boleh setengah-setengah. Belajar harus
dilakukan secara rutin atau kontinu. Belajar dengan rutin, managemen waktu pun akan tertata
dengan baik.
7.    Mampu menerapkan pembelajaran melalui tindakan 
Setelah belajar dengan konsep-konsep teori. Pelajar diharapkan mampu mengaplikasikan melalui
tindakan terhadap apa yang dipelajarinya secara teoritis. Menyeimbangkan antara kemampuan
teori dan praktek itu adalah hal yang luar biasa bagi seorang pelajar.

8.    Melakukan banyak kegiatan secara berkelompok atau diskusi


Menurut saya, pembelajaran yang bisa menjadikan siswa aktif adalah dengan menggunakan
metode kelompok dan diskusi. Dengan melemparkan satu pokok permasalahan, siswa akan dapat
aktif dalam berdiskusi dan bertukar pendapat dengan teman-temannya.

9.    Mampu menumbuhkan dan melakukan interaksi sosial


Kebanyakan dari pelajar-pelajar hebat adalah pelajar-pelajar yang kurang bergaul dengan
lingkungan sekitar, Mereka hanya sibuk dengan buku-buku. Itu juga merupakan hal yang keliru,
pelajar yang hebat itu mampu bergaul dengan masyarakat dan berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya.

10.    Mampu menyeimbangkan antara belajar dengan organisasi


Point terakhir yang menurut saya yang bisa menjadikan seorang pelajar yang aktif, kreatif dan
inovatif adalah mampu menyeimbangkan antara belajar dengan organisasi. Jangan sampai
belajar tertinggal karena organisasi dan jangan sampai organisasi dilupakan karena belajar.
Dengan kata lain “Belajar itu nomor satu , tetapi organisasi tidak boleh di nomor duakan”

Anda mungkin juga menyukai