● Anemia ● Thalassemia
● Kekurangan gizi ● Hemofilia
● Infertilitas ● Infeksi Menular Seksual
● Hepatitis B ● HIV/AIDS
● Diabetes Melitus ● Infeksi Saluran Reproduksi
● Malaria ● Kanker Payudara dan
● Infeksi TORCH Kanker Leher Rahim
Menjaga kesehatan jiwa & Harmonisasi
Pasangan Suami Isteri
● Saling mengenali dan memahami karakter pasangan penting
untuk mewujudkan keluarga yang sehat, bahagia dan sejahtera
Kesetaraan peran suami isteri dalam
rumah tangga
● Saling menghormati dan menghargai
● Tindak kekerasan yang mengganggu pernikahan
– Kekerasan secara fisik
– Kekerasan secara psikis
– Kekerasan seksual
– Penelantaran
– Eksploitasi
● Apabila terjadi tindak kekerasan, maka sebaiknya suami
maupun istri berupaya mencari solusi lebih dahulu dengan cara
berdialog atau mencari bantuan/mediasi.
PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE”
& “LIFE CYCLE”
BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN
SIKLUS HIDUP MANUSIA
PENDEKATAN KELUARGA
21
Issue
Kemiskinan
Kehilangan kemampuan
STUNTING
Kerawanan pangan
di Indonesia
Penghasilan rendah,
tidak memiliki Ibu hamil kurang gizi
pekerjaan
Peningkatan
morbiditas &
Penghasilan dari mortalititas
modal kecil Janin kurang gizi
Peningkatan risiko
non-communicable
disease
Physically &
Orang dewasa kerdil
(stunted adults) mentally stunted
children
Mother’s ability to ‘Supply line’ to the fetus
Mother’s diet &
mobilise & transport Uterine blood flow
nutrient store
nutrients Placental structure & fanction
Hyperlipidaemia Insulin
Central obesity
Hypertension resistance
Fig. 1 The fetal programming hypothesis. Caroline HD, Fall. Evidence for the intra-uterine programming of
adiposity in later life, Annals of Human Biology, 2011; 38:4, 410-428
593 ribu ibu hamil dengan anemia usia 10-19 tahun: 8.1%
(Riskesdas, 2018)
Asupan suplemen besi selama kehamilan menurunkan 20% insidens BBLR (Pediatri Perinatal
Epidemiologi, 2012)
192 ribu bayi berat lahir rendah & panjang lahir < 48 cm: 4%
(Riskesdas, 2018)
BBLR di Indonesia berisiko 1.74 kali mengalami stunting dibanding bayi normal (BMC
Nutrition, 2017)
675 ribu bayi prematur: 13.5% (SP, 2010)
Adequate size for gestational age preterm 1.94 times & Small for Gestational Age (SAGA)-
preterm 4.98 times associated with stunting (National Library of Medicine, 2014)
505 ribu perempuan menikah usia 10-19 tahun: 2.29% dari WUS
(SUPAS, 2015)
663 ribu kehamilan dengan jarak < 24 bulan: 9% (SDKI, 2017)
Jarak kehamilan < 24 bulan memiliki risiko 1.5 kali bayi terlahir stunting (Population Reference
Bureau, 2009)
● Data Riskesdas 2018 Bayi lahir sebelum waktunya (prematur),
kurang dari 37 mg, masih cukup tinggi (29.5%)
● Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah / BBLR (11.7%) dan
bayi lahir prematur (29.5%) ini MENJADI SUMBER UTAMA
STUNTING
● Sumber BBLR dan Prematur adalah:
– Ibu dengan anemia, kurang nutrisi, infeksi
– Ibu menikah dan hamil pada usia < 20 tahun
● Sumber stunting setelah lahir: Bayi lahir sehat lalu menjadi
stunting bisa karena sakit. Salah satu penyebabnya Cakupan
Imunisasi Dasar < 60% atau karena asupan gizi kurang (infeksi ?).
PADA SAAT HAMIL
Standar Kunjungan Pelayanan Antenatal 2020
Trimester Jumlah kunjungan minimal Waktu kunjungan yang dianjurkan
I 2 kali Sebelum minggu ke 12
II 1 kali Antara minggu ke 24-28
III 3 kali Antara minggu ke 30-38
Minimal 2 kali ke dokter untuk deteksi kelainan medis secara umum pada trimester I dan III
Evaluasi Kesehatan
Ibu Hamil
● Indeks Masa Tubuh (IMT)
● Riwayat kesehatan ibu
● Status imunisasi
● Riwayat perilaku berisiko
● Riwayat kehamilan &
persalinan
● Riwayat Penyakit Keluarga
● Pemeriksaan khusus
TERIMA KASIH