Bab 4 Dan 5 PKP
Bab 4 Dan 5 PKP
A. Pembahasan Siklus 1
Perencanaan Tindakan
Peneliti mengawali penelitian dengan melaksanakan perencanaan tindakan yang
mencakup kegiatan :
a. Menyusun Satuan Kerja Harian (SKH).
b. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan mewarnai bendera merah putih, seperti lembar kerja ,pensil
warna.
c. Menyiapkan instrument pengamatan (observasi) terhadap aspek-aspek
yang perlu diamati saat kegiatan mewarnai berlangsung baik dari guru,
peneliti maupun siswa.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus I dimulai pada hari Senin, 9 Mei 2022 pembelajaran
berlangsung selama 60 menit, dimuali dari pukul 07.00 –09.00. Pada pertemuan
pertama peneliti membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, berdoa
sebelum memulai kegiatan kemudian mengucap salam, kemudian peneliti
mengabsen anak.. Kemudian guru menyampaikan tema hari ini,peneliti
memberikan materi berdasarkan tema Negara ku dengan sub tema lambang
negara Indonesia. Kemudian guru memberi arahan dan setelah murid paham
guru membagi lembar kerja dan pensil warna pada anak-anak.
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 10 Mei 2022 tema pembelajaran
masih sama yaitu tema Negaraku sub tema Macam-macam baju adat di
Indonesia, Pada kegiatan inti pertemuan kedua peneliti melaksanakan kegiatan
menyocokan gambar baju adat dengan nama daerahnya. Anak memperhatikan
demonstrasi guru, kemudian anak mencocokan gambar seperti apa yang
dicontohkan guru. Peneliti memberi reviw pada akhir kegiatan yang
dilakukan anak.
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Rabu, 11 Mei 2022 tema pembelajaran
masih sama yaitu tema Negaraku sub tema pulau pulau besar di Indonesia. Pada
kegiatan inti pertemuan ketiga peneliti melaksanakan kegiatan membuat kolase
pulau indonesia.seperti yang sudah diberikan conto oleh guru.
Pertemuan keempat dilaksanakan hari Kamis, 12 Mei 2022 tema pembelajaran
masih sama yaitu tema Negaraku sub tema mendengarkan lagu daerah Jawa
Barat. Pada kegiatan inti pertemuan keempat peneliti melaksanakan kegiatan
mendengarkan lagu daerah Jawa Barat.Kemudian anak di minta mencoba
mengikuti syair dari lagu tersebut.
Pertemuan kelima dilaksanakan hari Jumat, 12 Mei 2022 tema pembelajaran
masih sama yaitu tema Negaraku sub tema lambang negara Indonesia. Pada
kegiatan inti pertemuan kelima peneliti melaksanakan kegiatan bermain boneka
tangan dengan judul cerita “Aku Anak Indonesia”.
Pada siklus 1 yang terdiri dari 25 anak 15 anak perempuan 10 anak laki laki
,hanya 12 anak yang mampu mengikuti kegiatan pengembangan kecerdasan
spiritual,penyebab nya kurangnya media yang membuat anak tertarik pada
kegiatan,kurangnya pemahaman guru pada pengembangan kecerdasan spiritual
anak seingga guru perlu mencari cara untuk membuat kegiatan lebih menarik
bagi anak dan mudah di pahami oleh anak-anak.
A. Pembahasan Siklus II
Perencanaan Tindakan
Peneliti mengawali penelitian dengan melaksanakan perencanaan tindakan yang
mencakup kegiatan :
a. Menyusun Satuan Kerja Harian (SKH).
b. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
mewarnai bendera merah putih, seperti lembar kerja ,pensil warna.
c. Menyiapkan instrument pengamatan (observasi) terhadap aspek-aspek yang
perlu diamati saat kegiatan mewarnai berlangsung baik dari guru, peneliti
maupun siswa.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan siklus II dimulai pada hari Senin, 16 Mei 2022 pembelajaran berlangsung
selama 60 menit, dimuali dari pukul 07.00 –09.00. Pada pertemuan pertama peneliti
membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, berdoa sebelum memulai
kegiatan kemudian mengucap salam, kemudian peneliti mengabsen anak.. Kemudian
guru menyampaikan tema hari ini,peneliti memberikan materi berdasarkan tema Negara
ku dengan sub tema suku suku di Indonesia. Kemudian guru memutarkan lagu daerah
dan meminta anak mendengarkan lagu-lagu daerah.
Pertemuan kedua dilaksanakan hari Selasa, 17 Mei 2022 tema pembelajaran masih sama
yaitu tema Negaraku sub tema suku-suku di Indonesia, Pada kegiatan inti pertemuan
kedua guru meminta anak mendengarkan dan mengamati vidio tari daera dan meminta
anak mengikuti menari. Anak memperhatikan demonstrasi guru, kemudian anak
mengikuti gerakan seperti apa yang dicontohkan guru. Peneliti memberi reviw pada
akhir kegiatan yang dilakukan anak.
Pertemuan ketiga dilaksanakan hari Rabu, 18 Mei 2022 tema pembelajaran masih sama
yaitu tema Negaraku sub tema pulau pulau besar di Indonesia. Pada kegiatan inti
pertemuan ketiga peneliti melaksanakan kegiatan bercakap-cakap mengenai nama daera
bahasa daera dari setiap anak,kemudian meminta anak bercerita mengenai daeranya.
Pertemuan keempat dilaksanakan hari Kamis, 19 Mei 2022 tema pembelajaran masih
sama yaitu tema Negaraku sub tema makanan daerah Jawa Barat. Pada kegiatan inti
pertemuan keempat peneliti melaksanakan kegiatan menebalkan gambar makanan khas
Jawa Barat.
Pertemuan kelima dilaksanakan hari Jumat, 20 Mei 2022 tema pembelajaran masih sama
yaitu tema Negaraku sub tema Indonesia. Pada kegiatan inti pertemuan kelima peneliti
melaksanakan kegiatan bermain boneka tangan dengan judul cerita “Aku Tidak Pantang
Menyerah”.
Pada siklus II dari 25 murid PAUD Imanuela 2 Penawang, 20 anak telah memahami dan
mulai menerapkan sikap bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugasnya pada
perkembangangan kecerdasan spiritual walaupun sampai siklus II belum sepenunya
memahami dan mampu menerapkan dalam kegiatan sehari-hari tapi setidaknya anak
telah memahami pentingnya bersikap tanggung jawab dan sabar dalam mengerjakan
tugas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa melalui metode bermain peran dapat meningkatkan
kecerdasan spiritual anak usia 4-5 tahun semester 2 di PAUD Imanuela 2
Penawang Tahun Pelajaran 2021/2022. Hal tersebut ditandai dari ketercapaian
indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas dan adanya peningkatan
kecerdasan spiritual pada kondisi awal hanya 8 anak dari 25 anak yang
memahami sikap bertanggung jawab kini pada Siklus ke I total anak yang
mampu memahami sikap Bertanggung jawab menjadi 12 anak dari 25 anak dan
pada Siklus ke II menjadi 20 anak dari 25 anak.
Terbuktinya hipotesis tindakan menunjukkan bahwa apabila guru TK
menggunakan metode bermain peran dalam proses pembelajaran maka
kecerdasan spiritual pada anak usia 4-5 tahun akan meningkat. Hal tersebut
selaras dengan pendapat Gardner, Amstrong, Jamaris yang mengemukakan
bahwa kecerdasan spiritual merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
kesadaran apek-aspek spiritual seperti kecerdasan beragama dan melaksanakan
ajaran agama. Anak yang menonjol kecerdasan spiritualnya dapat dilihat dari
cici-ciri: mengagumi ciptaan tuhan, tekun melaksanakan ibadah keagamaan,
memilki kontrol interpersonal dan intrapersonal yang baik dan berperilaku baik.
Persiapan ruangan dalam bentuk pengaturan sedemikian rupa perlu
dilakukan guru, agar menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan
menyenangkan bagi anak untuk dapat meningkatkan kecerdasan spiritual. Media
juga perlu disiapkan dengan baik agar menumbuhkan minat anak untuk
melaksanakan kegiatan. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru harus
memberikan kesempatan bagi anak untuk berekspresi mengemukakan gagasan
dan perasaanya baik secara lisan maupun tertulis dalam karya- karya anak. Guru
juga harus menjadi model pada proses pembelajaran karena anak belajar dari
model yang ditampilkan oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di kelompok A1 TK Nasima Semarang, peneliti memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Dengan menggunakan metode bermain peran dapat meningkatkan
kecerdasan spiritual, caranya siswa diberi berbagai macam metode bermain
peran serta siswa diberikan semangat dan dorongan.
2. Bagi guru
Diharapkan metode bermain peran diterapkan pada proses pembelajaran di
TK dengan cara guru lebih bisa berkreasi mengembangkan metode pembelajaran
khususnya pembelajaran kecerdasan spiritual agar anak dapat belajar dengan
menyenangkan.
3. Bagi sekolah
Perlunya menyediakan media belajar sebagai penyampaian pesan-pesan
pendidikan untuk anak usia dini, caranya dengan menyediakan media belajar
untuk anak dan sarana prasarana yang sesuai untuk anak usia dini, sehingga
anak-anak mudah untuk menerima kegiatan pembelajaran.