NIP : 15278
Jabatan : Asisten Manajer
Satker : KPwBI Solo
No. Hp : 082137573073
Motivasi : Kegiatan ini bagi saya merupakan kesempatan untuk belajar menulis dan
memotivasi diri untuk selalu dekat dengan Allah SWT dan sharing pengalaman kepada rekan
pegawai lainnya.
“Berbenah Diri”
Sebagai salah satu contoh kajian yang telah diikuti mengenai Idul Qurban dari Dr. Irfan
Syaugi Beik bahwasanya qurban merupakan salah satu sunah yang dilakukan umat Islam di
bulan Dzulhijjah. Hukum dan dalil qurban tertulis dalam Quran surat Al Hajj ayat 34. Latin: wa
likulli ummatin ja'alnā mansakal liyażkurusmallāhi 'alā mā razaqahum mim bahīmatil-an'ām, fa
ilāhukum ilāhuw wāḥidun fa lahū aslimụ, wa basysyiril-mukhbitīn. Artinya: Dan bagi setiap umat
telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah SWT atas
rezeki yang dikaruniakanNYA kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah
Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah
(Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). Hikmah
berqurban dianjurkan kepada setiap umat islam yang mampu karena mengandung hikmah dan
keutamaan. Hal itu sesuai dengan hadits riwayat Tirmidzi bahwa qurban bisa meningkatkan
pengorbanan untuk kepentingan agama Allah SWT dan menenangkan jiwa. "Tidak ada amalan
yang diperbuat manusia pada Hari Raya Qurban yang lebih dicintai oleh Allah selain
menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari kiamat akan datang
beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah qurban
itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah SWT. Maka tenangkan lah jiwa
dengan berqurban."
Pada awalnya karena keterbatasan pengetahuan saya, saya berfikir bahwa qurban itu
bergilir seperti kebiasaan qurban bergilir yang marak di masyarakat yang belum
mengetahuinya. Semisal satu keluarga terdiri dari suami, istri, dan dua anak. Maka tahun ini
yang berqurban suami, tahun depan istri, tahun setelahnya anak pertama, tahun setelahnya lagi
anak kedua dan seterusnya. Dan ternyata dari kajian yang disampaikan oleh Ustadz Bendri
Jaisyurrahman disampaikan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam selalu berqurban setiap
tahun. Namun tidak dinukil riwayat bahwasanya beliau mempergilirkan qurban, kepada istri-istri
dan anak-anaknya. Bahkan beliau menganggap qurban beliau sudah mencukupi seluruh
keluarganya.
Hal ini disampaikan bahwa sesuai Sunnah kepala rumah tanggalah yang berqurban.
Bukan setiap anggota keluarga. Dalilnya, Rosulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berqurban
dengan satu kambing untuk dirinya dan keluarganya. Dan Abu Ayyub Al Anshari berkata:
Dahulu di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, seorang lelaki berqurban dengan satu
kambing yang disembelih untuk dirinya dan keluarganya. Andaikan disyariatkan setiap anggota
keluarga untuk berkurban atas dirinya masing-masing tentu sudah ada dalilnya dan sunah Nabi.
Dan kita ketahui bersama, bahwa para istri Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak ada
yang berqurban, karena sudah mecukupkan diri dengan qurban Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam“.
Dan perlu diperhatikan bahwa ibadah qurban ini wajib ikhlas hanya untuk meraih keberkahan
Allah Ta’ala.
Hendaknya jauhkan perasaan ingin dilihat, ingin dikenal pernah berqurban, ingin
nampak namanya atau semisalnya yang merupakan riya dan bisa menghapuskan pahala
amalan. Karena terkadang alasan orang berqurban atas nama istrinya atau anaknya karena
anak dan istrinya belum pernah nampak namanya dalam list shahibul qurban. Allahul musta’an.
Kesimpulan dari penyampaian, yang lebih mendekati sunnah Nabi dan para sahabat,
yang berqurban cukuplah suami saja sebagai kepala keluarga. Tidak perlu dipergilirkan kepada
anggota keluarga yang lain. Dan tidak ada keutamaan khusus dengan mempergilirkan
demikian. Namun jika anggota keluarga yang lain berqurban atas nama dirinya, itu pun boleh
saja dan sah. Hanya saja kurang sesuai dengan sunnah Nabi dan para sahabat sebagaimana
telah dijelaskan. Hal ini sangat-sangat memberikan koreksi atas pemahaman saya yang salah
kaprah. Semoga kita semua selalu menjadi hamba Allah SWT yang selalu bersyukur atas
nikmat yang diberikan. Amiinnnn.
Referensi: