Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ita Purnama Sari

NIP : 15278
Jabatan : Asisten Manajer
Satker : KPwBI Solo
No. Hp : 082137573073
Motivasi : Kegiatan ini bagi saya merupakan kesempatan untuk belajar menulis dan
memotivasi diri untuk selalu dekat dengan Allah SWT dan sharing pengalaman kepada rekan
pegawai lainnya.

“Berbenah Diri”

Agama Islam mengajarkan pemeluknya untuk berikhtiar dalam memenuhi setiap


kebutuhan hidupnya dengan cara bekerja. Apapun pekerjaannya baik di sektor jual beli,
pertanian, jasa, atau lainnya. Yang terpenting adalah pekerjaan yang tidak bertentangan
dengan syariat Islam. Allah SWT menghendaki agar manusia mencari rezeki dengan bekerja.
Ketika seorang hamba telah menunaikan kewajiban sholatnya, Allah SWT memperkenankan
setiap orang untuk kembali ke pekerjaannya masing-masing dan meraih karunia Allah SWT
lewat pekerjaannya. Dan dalam bekerja seorang hamba harus terus mengingat Allah SWT,
sebab hanya Allah SWT lah yang memberikan rezeki.
Saya sebagai perempuan, istri, sekaligus ibu rumah tangga diberikan rezeki oleh Allah
SWT untuk dapat berkarir di Bank Indonesia atas izin suami. Hal ini sangat beruntung buat saya
mempunyai suami yang sangat mengerti dan mendukung karir saya dengan syarat tidak
meninggalkan kodratnya sebagai seorang muslim, sebagai seorang istri, dan sebagai ibu dari
anak-anak kami. Mendengar kajian mengenai Perempuan Teladan dalam HIjrah dari Ustadzah
Nani Handayani kepercayaan dari suami sangat saya pegang, dan beruntungnya lembaga ini
Bank Indonesia dalam program perubahan sangat focus pada perilaku untuk menjadikan better
person dengan the power of belief, serta budaya kerja Cinta Tuhan dan Cinta Lembaga “ Jiwa
yang tenang, hati yang ridho, mencapai kesuksesan, kebahagiaan dan keberkahan dari Allah
SWT. Pegawainya diminta menjalankan nilai-nilai religi dan menunjukkan perilakunya sesuai
syariat agamanya.
Dengan program-program BI RELIGI yang dibuat dan diikuti baik dari Kantor Pusat
maupun Satker sangat memberikan dampak yang luar biasa. Dari kajian-kajian yang diikuti
kemudian diimplementasikan pada tindakan dan perilaku keseharian pegawai, tools yang
dipakai membuat saya paham bahwa semua yang kita lakukan didunia ini yang dari pagi
sampai pagi lagi semua karena Allah SWT. Semisal apa yang telah diimplementasikan di
KPwBI Solo cheklist anggaran, hal ini sangat bermanfaat untuk memudahkan pekerjaan orang
lain, sekecil itu kita mendapat pahala. Kemudian forum kajian selain menambah pahala,
mendapat ilmu, selain itu melatih keberanian pegawai untuk menyampaikan ide, gagasan atau
pandangan apabila ada isu – isu yang dihadapi, kemudian belajar mencari hal-hal yang baru
dengan mengutamakan kepentingan lembaga dan negara dalam menjalankan pekerjaannnya
dengan mengoptimalkan potensi SDM untuk memutuskan hal-hal yang menjadi
kewenangannya yang berpedoman pada syariat Islam.

Sebagai salah satu contoh kajian yang telah diikuti mengenai Idul Qurban dari Dr. Irfan
Syaugi Beik bahwasanya qurban merupakan salah satu sunah yang dilakukan umat Islam di
bulan Dzulhijjah. Hukum dan dalil qurban tertulis dalam Quran surat Al Hajj ayat 34. Latin: wa
likulli ummatin ja'alnā mansakal liyażkurusmallāhi 'alā mā razaqahum mim bahīmatil-an'ām, fa
ilāhukum ilāhuw wāḥidun fa lahū aslimụ, wa basysyiril-mukhbitīn. Artinya: Dan bagi setiap umat
telah Kami syariatkan penyembelihan (qurban), agar mereka menyebut nama Allah SWT atas
rezeki yang dikaruniakanNYA kepada mereka berupa hewan ternak. Maka Tuhanmu ialah
Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserahdirilah kamu kepada-Nya. Dan sampaikanlah
(Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). Hikmah
berqurban dianjurkan kepada setiap umat islam yang mampu karena mengandung hikmah dan
keutamaan. Hal itu sesuai dengan hadits riwayat Tirmidzi bahwa qurban bisa meningkatkan
pengorbanan untuk kepentingan agama Allah SWT dan menenangkan jiwa. "Tidak ada amalan
yang diperbuat manusia pada Hari Raya Qurban yang lebih dicintai oleh Allah selain
menyembelih hewan. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak pada hari kiamat akan datang
beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulu, dan kuku-kukunya. Sesungguhnya sebelum darah qurban
itu mengalir ke tanah, pahalanya telah diterima di sisi Allah SWT. Maka tenangkan lah jiwa
dengan berqurban."

Pada awalnya karena keterbatasan pengetahuan saya, saya berfikir bahwa qurban itu
bergilir seperti kebiasaan qurban bergilir yang marak di masyarakat yang belum
mengetahuinya. Semisal satu keluarga terdiri dari suami, istri, dan dua anak. Maka tahun ini
yang berqurban suami, tahun depan istri, tahun setelahnya anak pertama, tahun setelahnya lagi
anak kedua dan seterusnya. Dan ternyata dari kajian yang disampaikan oleh Ustadz Bendri
Jaisyurrahman disampaikan bahwa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam selalu berqurban setiap
tahun. Namun tidak dinukil riwayat bahwasanya beliau mempergilirkan qurban, kepada istri-istri
dan anak-anaknya. Bahkan beliau menganggap qurban beliau sudah mencukupi seluruh
keluarganya.
Hal ini disampaikan bahwa sesuai Sunnah kepala rumah tanggalah yang berqurban.
Bukan setiap anggota keluarga. Dalilnya, Rosulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berqurban
dengan satu kambing untuk dirinya dan keluarganya. Dan Abu Ayyub Al Anshari berkata:
Dahulu di masa Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, seorang lelaki berqurban dengan satu
kambing yang disembelih untuk dirinya dan keluarganya. Andaikan disyariatkan setiap anggota
keluarga untuk berkurban atas dirinya masing-masing tentu sudah ada dalilnya dan sunah Nabi.
Dan kita ketahui bersama, bahwa para istri Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak ada
yang berqurban, karena sudah mecukupkan diri dengan qurban Nabi Shallallahu’alaihi
Wasallam“.
Dan perlu diperhatikan bahwa ibadah qurban ini wajib ikhlas hanya untuk meraih keberkahan
Allah Ta’ala.
Hendaknya jauhkan perasaan ingin dilihat, ingin dikenal pernah berqurban, ingin
nampak namanya atau semisalnya yang merupakan riya dan bisa menghapuskan pahala
amalan. Karena terkadang alasan orang berqurban atas nama istrinya atau anaknya karena
anak dan istrinya belum pernah nampak namanya dalam list shahibul qurban. Allahul musta’an.
Kesimpulan dari penyampaian, yang lebih mendekati sunnah Nabi dan para sahabat,
yang berqurban cukuplah suami saja sebagai kepala keluarga. Tidak perlu dipergilirkan kepada
anggota keluarga yang lain. Dan tidak ada keutamaan khusus dengan mempergilirkan
demikian. Namun jika anggota keluarga yang lain berqurban atas nama dirinya, itu pun boleh
saja dan sah. Hanya saja kurang sesuai dengan sunnah Nabi dan para sahabat sebagaimana
telah dijelaskan. Hal ini sangat-sangat memberikan koreksi atas pemahaman saya yang salah
kaprah. Semoga kita semua selalu menjadi hamba Allah SWT yang selalu bersyukur atas
nikmat yang diberikan. Amiinnnn.

Referensi:

1. BI Religi (Islam)_Kajian Ba’da Dzuhur_Ibadah Qurban, Ibadah Multidimensi_Dr. Irfan


Syaugi Beik_11 Juli 2022
2. BI Religi (Islam)_Kajian BI Samara_Masuk Surga Sekeluarga_Ustadz Bendri
Jaisyurrahman_18 Juli 2022
3. BI Religi (Islam)_Kajian AlJannah_Perempuan Teladan dalam HIjrah_Ustadzah Nani
Handayani_27 Juli 2022

Anda mungkin juga menyukai