Anda di halaman 1dari 6

Aspek Ibadah

Dalam islam ibadahlah yang memberikan latihan rohani yang diperlukan


manusia.Semua ibadah yang ada dalam islam Shalat, Puasa, Haji dan Zakat
bertujuan membuat roh manusia supaya senantiasa dekat kepada Tuhan
sebagai Zat Yang Maha Suci dapat mempertajam rasa kesucian seseorang.
Rasa kesucian yang kuat akan dapat menjadi rem bagi hawa nafsu untuk
tidak melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku dalam
memenuhi keinginannya.[3]
Seperti firman Allah SWT Surat Al-Zazirat yang Artinya : dan tidak Kuciptakan
jin dan manusia Melainkan beribadah kepada Allah SWT.

Ibadah ialah perhambaan diri dalam arti dan hakikatnya. Segala sesuatu
yang diperbuat oleh manusia dalam mentaati Tuhanya adalah Ibadah.[4]
Aspek ibadah terangkum dalam rukun islam diantarnya : Shalat, shalat pada
hakikatnya tidak lain melainkan bahwa kitadisuruh oleh Allah untuk
senantiasa mengingat dan mengimani diucapkan dengan lidah dan dilakukan
dalam perbuatan.
Diantara ibadah islam, shalatlah yang membawa manusia terdekat kepada
Tuhan. Karena didalamnya terdapat dialog antara manusia dengan Tuhan dan
dialog ini berlaku antara dua fihak yang saling berhadapan.[5]
Shalat ini dilaksanakan lima kali dalam sehari. Misalnya ketika kita
mengerjakan shalat subuh, kita berdiri dihadapan Allah SWT dalam keadaan
yang suci, sebelum kita melakukan segala aktifitas lainya. Kemudian kita
mengikrarkan perhambaan kita dihadapanNYA dengan berdiri, duduk, ruku
dan sujud, untuk meminta pertolongan, memohonkan petunjuk dan
memperbaharui janji taat kita kepada Allah SWT.
Kemudian rukun yang kedua Puasa, puasa yaitu menahan diri dari rasa lapar
dan haus dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, serta menahan diri
dari hawa nafsu. Dengan berpuasa tentu saja kita dibimbing oleh Allah secara
tidak langsung untuk berbuat kebaikan. Seumpamanya ketika kita berpuasa
tetapi masih membicarakan teman kita atau masih mengunjing orang lain
tentu saja ibadah puasa kita sia-sia dan tidak mendapatkan pahala seperti
apa yang telah dijanjikan Allah kepada setiap hamba yang melakukan ibadah
puasa.
Ibadah puasa merupakan ibadah universal, karena ibadah ini terdapat hampir
diseluruh agama, baik dalam agama samawi ataupun agama ardhi (agama
budaya). Oleh karena itu ibadah puasa ini telah dikenal oleh umat-umat
agama terdahulu dan juga telah dikenal dikalangan orang-orang agama
budaya dahulu kala.[6] Sepeti yang di Firmankan oleh Allah dalam Surat Al
Baqarah 183: yang artinya hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu bepuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu,

agar kamu bertaqwa.


Aspek ibadah yang ketiga yaitu Zakat, zakat yaitu pemberian sesuatu yang
wajib diberikan dari sekumpulan harta tertentu, menurut sifat-sifat dan
ukuran tertentu kepada golongan tertentu yang berhak menerimanya.[7]
Seperti yang difirmankan Allah dalam Surat Al Baqarah 110:



Artinya: Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja
yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala Nya
pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu
kerjakan.
Allah telah mewajibkan atas tiap-tiap individu dari masyarakat
Islam apabila hartanya telah berlebih dari nishab dan cukup berada
ditanganya setahun penuh, untuk mengeluarkan zakatnya kepada salah
seorang dari golongan fakir, miskin atau musafir yang memerlukan
pertolongan atau orang yang baru masuk islam (muallaf).
Aspek ibadah yang selanjutnya yaitu ibadah Haji, haji yaitu
ibadah yang dilakukan di kota Mekkah, dan melaksanakan berbagai
rangkaian ibadah seperti thawaf, saiy, dan wuquf di arafah serta
melaksanakan semua ketentuan-ketentuan haji lainya, karena hendak
memenuhi perintah Allah dan mengharapkan keridhaaNya.
Rukun haji kalau dinegara kita tidak begitu diwajibkan bagi orang yang tidak
mampu, karena pergi naik haji ke Mekkah membutuhkan dana yang begitu
banyak. Tetapi bagi mereka yang mampu dan mempunyai harta lebih iba dah
ini menjadi wajib.

. Aspek Ibadah
Manusia dalam faham ajaran islam, sebagaimana ajaran monoteisme lainnya,
tersusun dari dua unsure, yaitu jasmani dan rohani. Badan, karena
mempunyai hawa nafsu, membawa pada kejahatan, sedangkan roh, berasal
dari unsure mengajak pada kesucian.Oleh karena itu pendidikan jasmani
harus disempurnakan dengan pendidikan rohani.
Ibadah dalam islam bukan bertujuan supaya tuhan disembah dalam arti
penyembahan dalam agama-agama primitif. Pengertian ini adalah pengertian
yang tidak tepat.

Dalam surat Al-Zariat 56 mengatakan :

Tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk tunduk dan patuh
kepadaku.

Arti ini lebih sesuai dengan arti yang terkandung dalam kata muslim dan
muttaqi, yaitu menyerah, tunduk dan menjaga diri dari hukuman Tuhan di
hari kiamat dengan memematuhi perintah-perintah dan larangan-larangan
Allah SWT. Dengan kata lain, tuhan menciptakan manusia sebenarnya ialah
untuk berbuat baik dan tidak berbuat jahat.
Tujuan ibadah dalam islam adalah bukan menyembah, tetapi mendekatkan
diri kepada tuhan, agar dengan demikian roh manusia senantiasa diingatkan
kepada hal-hal yang bersih lagi suci, sehingga akhirnya rasa kesucian
seseorang menjadi kuat dan tajam. Roh yang suci membawa budi pekerti
baik dan luhur. Oleh karena itu, ibadah, disamping merupakan latihan
spirituil, juga merupakan latihan moral.

Shalat memang erat hubungannya dengan latihan moral. Dalam surat AlAnkabut 45 menyatakan :
Shalat mencegah orang dari perbuatan jahat dan tidak baik.

Dalam hadis qusdi disebut :


Tuhan akan menerima shalat orang yang merendah diri, tidak sombong,
tidak menentang, malahan selalu ingat kepada Tuhan dan suka menolong
orang-orang yang dalam kesusahan seperti fakir miskin, orang dalam
perjalanan, janda dan orang yang kena bencana. Jadinya salah satu tujuan
shalat ialah menjauhkan diri manusia dari perbuatan-perbuatan jahat dan
mendorongnya untuk berbuat hal-hal yang baik.

Demikian juga puasa dekat hubungannya dengan latihan moral. Surat AlBaqarah 183 yang berbunyi :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagai
halnya dengan umat sebelum kamu. Semoga kamu menjadi orang yang
bertakwa.

Demikianlah, berarti puasa bukanlah menahan diri dari makan dan minum,
tetapi menahan diri dari perbuatan-perubatan yang tidak baik.

Mengenai haji, Surat Al-Baqarah 197 mengatakan :


Menerangkan bahwa sewaktu mengerjakan ibadah haji orang tidak boleh
mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh, tidak boleh berbuat hal-hal
yang tidak baik dan tidak boleh bertengkar.

Tentang zakat ayat 103 dari surat Al-Taubah :


Yang menjelaskan bahwa zakat diambil dari harta untuk membersihkan dan
mesucikan pemiliknya.

Ada hal yang lebih tinggi derajatnya dari shalat, puasa dan sedekah. Ketika
para sahabat mengatakan ingin mengetahui hal itu, Nabi menjawab : yaitu
memperbaiki tali persahabatan.

Demikianlah Al-quran menjelaskan bahwa ibadah sebenarnya merupakan


latihan spiritual dan moral dalam usaha islam membina manusia yang tidak
kehilangan keseimbangan hidup, dari perbuatan-perubatan yang tidak baik..
Disamping latihan spiritual dan moral, Al-quran dan hadis juga membawa
ajaran-ajaran atau norma-norma moral yang harus dilaksanakan dan
dipegang setiap orang islam.

Surat Al-Nisa ayat 58 :


Mengajarkan supaya manusia mengetahui hak orang lain dan bersikap
ikhlas terhadap sikap itu. Ayat ini memerintahkan supaya amanat diteruskan
kepada yang berhak. Juga mengajarkan supaya manusia bersikap adil.

Surat Al-Nahl ayat 90 :


Di samping mengandung perintah supaya manusia bersikap adil, berbuat
baik kepada orang dan menolong keluarga juga mengandung larangan
berbuat tidak baik.

Surat Al-Baqarah 188 mengatakan :


Janganlah kamu memakan harta orang lain dengan alasan palsu dan jangan
bawa hal itu ke depan hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan

harta orang lain dengan jalan yang tidak benar.

Surat Ibrahim 25, 26 menjelaskan :


Demikian tuhan memberikan perumpamaan kepada manusia, semoga
mereka ingat. Dan kata keji serupa dengan pohon busuk yang tercabut di
atas bumi dan tidak mempunyai dasar. Tuhan memperkuat orang yang
percaya dengan kata-kata kokoh di dunia maupun di akhirat. Tuhan membuat
orang zalim menjadi sesat dan tuhan berkehendak sesuai kehendak hatinya.

Surat Hujarat 11, 12 menjelaskan :


Hai orang-orang yang beriman, janganlah mentertawai orang lain, mungkin
mereka lebih baik dari mereka sendiri, dan janganlah wanita mentertawai
wanita lain, mungkin mereka lebih baik dari mereka sendiri. Janganlah kamu
saling mencela dan jangan pula saling memberi nama tidak baik. Seburukburuk nama ialah ai-furuq setelah adanya iman. Siapa yang tidak tobat,
itulah orang yang zalim. Wahai orang yang beriman, jahuilah sebanyak
mugkin prasangka, sebagian prasangka merupakan dosa.

Surat Al-Nur 27, 28 :


Umpamanya mengajarkan seseorang jangan memasuki rumah orang lain
sebelum meminta izin serta memberikan salam dan apabila tidak diberi izin
masuk supaya kembali saja, karena itu adalah lebih baik.
Dengan demikianlah pentingnya budi pekerti luhur dan tingkah laku seharihari dalam islam, sehingga hal-hal itu disebut tuhan dalam Al-Quran. Dan
nabi sendiri mengatakan bahwa beliau diutus ke dunia ini untuk
menyempurnakan ajaran-ajaran tentang budi pekerti luhur.
Berkata benar dan tidak berdusta adalah norma moral yang penting. Nabi
mengatakan : Berkata benar menimbulkan ketentraman tetapi dusta
menimbulkan kecemasan.

Dalam islam masalah baik dan buruk ini mengambil tempat yang penting
sekali. Golongan Asyariah mengatakan bahwa soal baik dan buruk dapat
diketahui oleh akal. Sekiranya wahyu tidak diturunkan tuhan, manusia tidak
dapat membedakan baik dan buruk. Wahyulah yang menentukan baik
buruknya perbuatan.
Golongan Mutalizah berpendapat bahwa akal manusia cukup kuat untuk

mengetahui baik-buruknya perbuatan. Tanpa wahyu, manusia dapat


mengetahui bahwa mencuri adalah perbuatan yang buruk dan menolong
adalah perbuatan yang baik. Wahyu datang hanya untuk memperkuat
pendapat akal manusia dan untuk membuat nilai-nilai yang dihasilkan fikiran
manusia itu bersifat absolut dan universal, agar dengan demikian
mempunyai kekuatan mengikat bagi seluruh umat.
Jelas bahwa dalam islam, soal baik dan buruknya menjadi dasar agama yang
penting. Karena yang ingin dibina islam ialah manusia yang baik yang
menjahui perbuatan-perbuatan buruk atau jahat di dunia ini. Manusia yang
dimaksud ialah mumin. muslim dan muttaqi.
Mumin ialah orang yang percaya kepada Tuhan YME, sebagai nilai-nilai yang
bersifat absolute. Muslim ialah orang yang menyerahkan diri dan tunduk
kepada Tuhan. Dan Muttaqi atau orang yang bertakwa adalah orang yang
memelihara diri dari hukuman Tuhan di akhirat, yaitu orang yang patuh pada
Tuhan, dalam arti menjalankan perintah-perintahnya dan patuh yang
menjahui larangan-larangnya. Dengan tegasnya yang dimaksud dengan
orang yang bertakwa ialah orang yang mengerjakan kebaikan-kebaikan dan
menjahui kejahatan.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan orang mumin, muslim dan
muttaqin sebenarnya adalah orang bermoral tinggi dan berbudi pekerti
luhur.tujuan dasar dari semua ajaran-ajaran islam memanglah untuk
mencegah manusia dari perbuatan buruk atau jahat dan mendorong manusia
untuk berbuat kebaikan. Tidak mengherankan kalau soal akhlak dan budi
pekerti luhur memang merupakan pelajaran yang penting sekali dalam islam.

Anda mungkin juga menyukai